Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAJEMEN MUTU

“Kualitas Sebagai Alternatif Peningkatan Daya Saing”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Manajemen Mutu

Dosen Pengampu :
Iqbal Ramadhani Fuadiputra S.E M.SM

Disusun oleh :
Kelompok 3

Sisio Feren Hermawan 202010160311225


Sapta Dian Prameswari 202010160311571
Muchammad Akbar R. 202010160311583
Angelita Putri Parera 202010160311604

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Kualitas Sebagai Alternatif Peningkatan Daya Saing”. Shalawat serta salam semoga tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat danpengikut- pengikutnya hingga akhir
zaman.

Penyusunan makalah ini guna untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Mutu. Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
khususnya untuk mengetahui lebih mendalam lagi mengenai Kualitas Sebagai Alternatif
Peningkatan Daya Saing.

Pada kesempatan ini, kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak
Iqbal Ramadhani Fuadiputa S.E M.SM selaku dosen mata kuliah Manajemen Mutu. Kami
menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Namun, kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Selasa, 11 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4

1.3 Tujuan .................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5

2.1 Daya saing ...........................................................................................................5

2.1 Kualitas menjadi satu alternatif peningkatan daya saing ....................................7

2.4 Studi Kasus ..........................................................................................................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................10

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................10

3.2 Saran ....................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Mutu produk menjadi syarat mutlak untuk bersaing di era global. Oleh karena
itu mutu mempengaruhi seluruh organisasi, dan pemasok sampai ke konsumen dan
dari rancangan produk sampai aspek pemeliharaan peralatan. Bab ini merupakan
kunci untuk memahami kualitas. Dikatakan demikian karena di dalamnya
memberikan pemahaman kepada para pembaca tentang kualitas suatu barang dan jasa.
Seperti yang telah ditemukan oleh Rumah Sakit Arnold Palmer dan banyak organisasi
lain.
Kualitas adalah tonik yang luar biasa untuk meningkatkan operasi. Mengelola
kualitas membantu membangun strategi diferensiasi yang sukses, biaya rendah, dan
respons. Misalnya,mendefinisikan ekspektasi kualitas pelanggan telah membantu
Bose Corp. berhasil membedakan speaker stereonya sebagai salah satu yang
terbaik didunia. Nucor telah belajar untuk memproduksi baja berkualitas dengan biaya
rendah dengan mengembangkan proses efisien yang menghasilkan kualitas yang
konsisten. Dan Dell Computers dengan cepat menanggapi pesan pelanggan karena
system kualitas, dengan sedikit pengerjaan ulang, setelah memungkinkannya
mencapai hasil yang cepat di pabriknya. Kualitas menjadi factor penentu keberhasilan
bagi perusahaan perusahaan ini seperti halnya di Rumah Sakit Arnold Palmer

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu daya saing ?
2. Bagaimana kualitas menjadi satu alternatif peningkatan daya saing ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu daya saing
2. Untuk mengetahui bagaimana kualitas menjadi satu alternatif peningkatan
daya saing

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Daya Saing


Daya saing adalah konsep perbandingan kemampuan dan kinerja perusahaan, sub-
sektor atau negara untuk menjual dan memasok barang dan atau jasa yang diberikan
dalam pasar. Daya saing sebuah negara dapat dicapai dari akumulasi daya
saing strategis setiap perusahaan. Sedangkan pada level perusahaan, daya saing dibentuk
dengan cara melakukan proses penciptaan nilai tambah (value added creation) secara
berkesinambungan.
Kemampuan yang dimaksud adalah
1. Kemampuan memperkokoh pangsa pasarnya,
2. Kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya,
3. Kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti,
4. Kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan.

Menurut Porter (2007) mendefinisikan daya saing adalah kemampuan atau


keunggulan yang dipergunakan untuk bersaing pada pasar tertentu. Daya saing ini
diciptakan melalui pengembangan terus menerus di semua lini dalam organisasi,
utamanya di sektor produksi. Bila sebuah organisasi melakukan pengembangan terus
menerus akan mampu meningkatkan kinerja.

Menurut Cravens (1996), “Daya saing adalah kemampuan perusahaan untuk dapat
bersaing dengan perusahaan pesaingnya. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus
memiliki strategi bersaing dan keunggulan bersaing yang harus difokuskan pada proses
yang dinamis.

Menurut Henry Faizal Noor (2004), “Daya saing adalah kemampuan atau
ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen”.

Martin (1998), “Daya saing adalah kemampuan yang berkelanjutan untuk


memperoleh keuntungan dan mempertahankan pasar.”

5
Menurut Porter (1985), pada: dasarnya setiap perusahaan menghadapi lima kekuatan atau
faktor persaingan seperti pada bagan berikut

Dari bagan tersebut terlihat bahwa faktor persaingan yang dihadapi perusahaan yakni
meliputi pesaing dalam industri yang sama, bargaining power pemasok, bargaining
power pembeli, ancaman pendatang baru dan ancaman dari produk substitusi. Faktor
faktor penentu persaingan pada masing masing kekuatan persaingan tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Faktor penentu persaingan


1. Pertumbuhan industry
2. Biaya tetap
3. Kelebihan kapasitas intermiten
4. Diferensiasi produk
5. Identitas merek
6. Biaya beralih pemasok
7. Konsentrasi dan keseimbangan
8. Kompleksitas informasi
9. Ragam pesaing
10. Corporate stakes
11. Hambatan keluar

2. Perintang Masuk
1. Skala ekonomis
2. Diferensiasi produk
3. Identitas merek
4. Biaya beralih pemasok
5. Kebutuhan modal
6. Akses kedalam jaringan distribusi
7. Keunggulan biaya absolut
8. Kebijakan pemerintah
9. Expected return

6
3. Faktor penentu kekuatan pemasok
1. Difeensiasi input
2. Biaya beralih pemasok
3. Adanya input substitusi
4. Konsentrasi pemasok
5. Dampak input terhadap pembelian total
6. Ancaman integrasi ke depan
7. Biaya relative terhadap pembelian total

4. Faktor penentu ancaman produk substitusi


1. Harga dan kinerja produk
2. Biaya beralih pemasok
3. Kecenderungan pembeli terhadap produk substitusi

Kompleksitas persaingan suatu industry menyebabkan setiap perusahaan harus selalu


berusaha meningkatkan kualitasnya agar kepuasan pelanggan dapat terwujud. Kualitas yang
ingin dipenuhi harus dilihat dari sudut pandang pelanggan. Sudut pandang pasar atau
pelanggan juga merupakan hal yang penting dalam merancang suatu system dan manajemen
baru. Demikian pula halnya dengan penerapan TQM dalam suatu perusahaan. Peran dan
tanggung jawab divisi dan manajer harus dilihat dari sudut pandang untuk mencapai
kepuasan pelanggan.

2.2 Kualitas menjadi satu alternatif peningkatan daya saing


Menurut Bounds budaya mengandung berbagai aspek pokok seperti:
a. Budaya merupakan konstruksi sosial unsur-unsur budaya seperti nilai-nilai,
keyakinan dan pemahaman, yang dianut oleh semua anggota kelompok.
b. Budaya berisi kebiasaan atau tradisi
c. Budaya mengarahkan perilaku: kebiasaan atau tradisi merupakan perekat yang
mempersatukan suatu organisasi dan menjamin bahwa para anggotanya berperilaku
sesuai dengan norma
d. Budaya masing-masing organisasi bersifat unik.

Menurut Goetsch dan Davis, budaya kualitas sendiri adalah sistem nilai organisasi yang
menghasilkan suatu lingkungan yang kondusif bagi pembentukan dan perbaikan kualitas
secara terus menerus.

Adapun karakteristik umum organisasi yang memiliki budaya kualitas adalah sebagai
berikut:

a. Perilaku sesuai dengan slogan


b. Masukan dari pelanggan secara aktif diminta dan digunakan untuk meningkatkan
kualitas secara terus-menerus
c. Para karyawan dilibatkan dan diberdayakan
d. Pekerjaan dilakukan dalam suatu tim
7
e. Pendidikan dan pelatihan diadakan agar para karyawan pada semua level memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas secara
terus-menerus
f. Sistem penghargaan dan promosi didasarkan pada kontribusi terhadap perbaikan
kualitas secara terus-menerus

Studi Kasus

8
PT. X Pharma ialah perusahaan farmasi nasional yang terletak di jalan Semarang-
Demak KM. 9 Sayung Demak ialah perusahaan yang bergerak dibidang farmasi. Perusahaan
ini sudah berdiri semenjak tahun 2007, merupakan perusahaan yang bergabung dengan TSA
Group salah satu perusahaan farmasi besar di Indonesia. Dalam proses produksi, perusahaan
sudah berupaya untuk dapat menciptakan produk yang bermutu. Selaku perusahaan farmasi
PT. X Pharma dituntut untuk menciptakan obat yang bermutu tinggi yang efektif untuk
mengobati penyakit serta menjaga kesehatan. Dalam kegiatan produksi juga pengendalian
mutu yang dilakukan harus lebih intens karena menyangkut kesehatan, kesembuhan serta
apabila terjadi kesalahan yang fatal dapat mengakibatkan kematian. Setiap perusahaan dalam
menjalankan produksi mempunyai kendala yang berbeda. Kendala yang dirasakan oleh PT. X
Pharma adalah dengan meningkatnya produk cacat (reject) ataupun TMS( Tidak Memenuhi
Syarat) pada salah satu hasil obat kemasan strip produk Cefixime 200 mg yang berpengaruh
terhadap pemborosan perusahaan karena harus melakukan pengemasan ulang( repack) serta
waktu yang digunakan menjadi tidak efisien serta efketif sehingga perlu diminimalisasi
dengan meningkatkan pengendalian mutu produk.

Penurunan mutu produk menurut Ni Kadek Yuliasih, 2013 diakibatkan oleh pegawai
yang kurang cermat( Human Error) yang mengabaikan Standar Operasional Perkerjaan( SOP)
yang ada. Pemicu utama terjadinya kegagalan produk berasal dari aspek material, manusia
dan mesin( Faizuddin, 2015). Diteliti pula oleh Ria Arifianti, 2013 dengan hasil untuk
mendapatkan mutu produk yang baik maka harus memperhatikan mutu bahan baku serta
mesin yang digunakan. Untuk meningkatkan mutu produk maka dilakukan pengendalian
mutu produk, dari perihal tersebut perusahaan membutuhkan faktor pendukung untuk selalu
menjaga mutu produk sehingga perlu adanya pengawasan dalam tiap proses produksi. Hanya
saja dalam penerapannya kurang optimal sehingga masih ada produk cacat( reject) bahkan
jumlahnya semakin meningkat. Maka dari itu untuk mengendalikan mutu produk kita dapat
menggunakan cara seperti melakukan training operator secara berkala, perawatan/ perbaikan
mesin, menjaga kondisi ruangan yang baik, bahan kemas yang baik, bekerja sesuai dengan
metode kerja yang telah ditetapkan, dan pengendalian terhadap bahan jadi.

BAB III

9
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kualitas didefinisikan sebagai segala hal yang menentukan kepuasan konsumen dan
disertai upaya terus-menerus ke arah perbaikan atau dikenal dengan istilah Q-MATCH
(Quality = Meets Agreed Terms and Changes).
Perusahaan yang selalu menjaga dan meningkatkan kualitas produk atau jasanya akan
mendapat banyak keuntungan. Hal ini dikarenakan kualitas berkaitan erat dengan
kepuasan pelanggan, profitabilitas dan pangsa pasar. Dengan memiliki kualitas yang baik,
pelanggan akan merasa puas. Apabila pelanggan merasa puas maka akan terjalin
kesetiaan dan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Dengan terus
mempertahankan kualitasnya, perusahaan dapat mengungguli pesaingnya. selain itu
kualitas juga dapat mengurangi biaya sehingga akan memberikan keunggulan kompetitif
berupa peningkatan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.

3.2 Saran
Perusahaan yang baik akan selalu membuat produk yang berguna atau dibutuhkan oleh
konsumen, persaingan untuk memuaskan konsumen harus dilakukan dengan positif tanpa
harus merugikan konsumen. Dan produk yang dihasilkan tidak boleh membahayakan
konsumen maupun karyawan yang bekerja didalamnya. Demikianlah makalah ini kami
buat jika ada kesalahan dalam tata bahasa dan penulisannya kami mohon maaf, untuk itu
kami mohon kritik dan saran yangn membangun.

10

Anda mungkin juga menyukai