Makalah TQM Materi Kualitas Sebagai Alternatif Peningkatan Daya Saing
Makalah TQM Materi Kualitas Sebagai Alternatif Peningkatan Daya Saing
Dosen Pengampu :
Iqbal Ramadhani Fuadiputra S.E M.SM
Disusun oleh :
Kelompok 3
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nyalah sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Kualitas Sebagai Alternatif Peningkatan Daya Saing”. Shalawat serta salam semoga tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat danpengikut- pengikutnya hingga akhir
zaman.
Penyusunan makalah ini guna untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Mutu. Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
khususnya untuk mengetahui lebih mendalam lagi mengenai Kualitas Sebagai Alternatif
Peningkatan Daya Saing.
Pada kesempatan ini, kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak
Iqbal Ramadhani Fuadiputa S.E M.SM selaku dosen mata kuliah Manajemen Mutu. Kami
menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Namun, kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Cravens (1996), “Daya saing adalah kemampuan perusahaan untuk dapat
bersaing dengan perusahaan pesaingnya. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus
memiliki strategi bersaing dan keunggulan bersaing yang harus difokuskan pada proses
yang dinamis.
Menurut Henry Faizal Noor (2004), “Daya saing adalah kemampuan atau
ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen”.
5
Menurut Porter (1985), pada: dasarnya setiap perusahaan menghadapi lima kekuatan atau
faktor persaingan seperti pada bagan berikut
Dari bagan tersebut terlihat bahwa faktor persaingan yang dihadapi perusahaan yakni
meliputi pesaing dalam industri yang sama, bargaining power pemasok, bargaining
power pembeli, ancaman pendatang baru dan ancaman dari produk substitusi. Faktor
faktor penentu persaingan pada masing masing kekuatan persaingan tersebut adalah
sebagai berikut :
2. Perintang Masuk
1. Skala ekonomis
2. Diferensiasi produk
3. Identitas merek
4. Biaya beralih pemasok
5. Kebutuhan modal
6. Akses kedalam jaringan distribusi
7. Keunggulan biaya absolut
8. Kebijakan pemerintah
9. Expected return
6
3. Faktor penentu kekuatan pemasok
1. Difeensiasi input
2. Biaya beralih pemasok
3. Adanya input substitusi
4. Konsentrasi pemasok
5. Dampak input terhadap pembelian total
6. Ancaman integrasi ke depan
7. Biaya relative terhadap pembelian total
Menurut Goetsch dan Davis, budaya kualitas sendiri adalah sistem nilai organisasi yang
menghasilkan suatu lingkungan yang kondusif bagi pembentukan dan perbaikan kualitas
secara terus menerus.
Adapun karakteristik umum organisasi yang memiliki budaya kualitas adalah sebagai
berikut:
Studi Kasus
8
PT. X Pharma ialah perusahaan farmasi nasional yang terletak di jalan Semarang-
Demak KM. 9 Sayung Demak ialah perusahaan yang bergerak dibidang farmasi. Perusahaan
ini sudah berdiri semenjak tahun 2007, merupakan perusahaan yang bergabung dengan TSA
Group salah satu perusahaan farmasi besar di Indonesia. Dalam proses produksi, perusahaan
sudah berupaya untuk dapat menciptakan produk yang bermutu. Selaku perusahaan farmasi
PT. X Pharma dituntut untuk menciptakan obat yang bermutu tinggi yang efektif untuk
mengobati penyakit serta menjaga kesehatan. Dalam kegiatan produksi juga pengendalian
mutu yang dilakukan harus lebih intens karena menyangkut kesehatan, kesembuhan serta
apabila terjadi kesalahan yang fatal dapat mengakibatkan kematian. Setiap perusahaan dalam
menjalankan produksi mempunyai kendala yang berbeda. Kendala yang dirasakan oleh PT. X
Pharma adalah dengan meningkatnya produk cacat (reject) ataupun TMS( Tidak Memenuhi
Syarat) pada salah satu hasil obat kemasan strip produk Cefixime 200 mg yang berpengaruh
terhadap pemborosan perusahaan karena harus melakukan pengemasan ulang( repack) serta
waktu yang digunakan menjadi tidak efisien serta efketif sehingga perlu diminimalisasi
dengan meningkatkan pengendalian mutu produk.
Penurunan mutu produk menurut Ni Kadek Yuliasih, 2013 diakibatkan oleh pegawai
yang kurang cermat( Human Error) yang mengabaikan Standar Operasional Perkerjaan( SOP)
yang ada. Pemicu utama terjadinya kegagalan produk berasal dari aspek material, manusia
dan mesin( Faizuddin, 2015). Diteliti pula oleh Ria Arifianti, 2013 dengan hasil untuk
mendapatkan mutu produk yang baik maka harus memperhatikan mutu bahan baku serta
mesin yang digunakan. Untuk meningkatkan mutu produk maka dilakukan pengendalian
mutu produk, dari perihal tersebut perusahaan membutuhkan faktor pendukung untuk selalu
menjaga mutu produk sehingga perlu adanya pengawasan dalam tiap proses produksi. Hanya
saja dalam penerapannya kurang optimal sehingga masih ada produk cacat( reject) bahkan
jumlahnya semakin meningkat. Maka dari itu untuk mengendalikan mutu produk kita dapat
menggunakan cara seperti melakukan training operator secara berkala, perawatan/ perbaikan
mesin, menjaga kondisi ruangan yang baik, bahan kemas yang baik, bekerja sesuai dengan
metode kerja yang telah ditetapkan, dan pengendalian terhadap bahan jadi.
BAB III
9
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kualitas didefinisikan sebagai segala hal yang menentukan kepuasan konsumen dan
disertai upaya terus-menerus ke arah perbaikan atau dikenal dengan istilah Q-MATCH
(Quality = Meets Agreed Terms and Changes).
Perusahaan yang selalu menjaga dan meningkatkan kualitas produk atau jasanya akan
mendapat banyak keuntungan. Hal ini dikarenakan kualitas berkaitan erat dengan
kepuasan pelanggan, profitabilitas dan pangsa pasar. Dengan memiliki kualitas yang baik,
pelanggan akan merasa puas. Apabila pelanggan merasa puas maka akan terjalin
kesetiaan dan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Dengan terus
mempertahankan kualitasnya, perusahaan dapat mengungguli pesaingnya. selain itu
kualitas juga dapat mengurangi biaya sehingga akan memberikan keunggulan kompetitif
berupa peningkatan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.
3.2 Saran
Perusahaan yang baik akan selalu membuat produk yang berguna atau dibutuhkan oleh
konsumen, persaingan untuk memuaskan konsumen harus dilakukan dengan positif tanpa
harus merugikan konsumen. Dan produk yang dihasilkan tidak boleh membahayakan
konsumen maupun karyawan yang bekerja didalamnya. Demikianlah makalah ini kami
buat jika ada kesalahan dalam tata bahasa dan penulisannya kami mohon maaf, untuk itu
kami mohon kritik dan saran yangn membangun.
10