Anda di halaman 1dari 18

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS

PENGUKURAN, PELAPORAN, DAN PENGENDALIAN

Disusun oleh:

Kelompok 7

DIANA WULANDARI 150410007

M. ADE PERDANA 150410019

SARI MAULIANA 150410124

SUMANTRI 150410135

ANNISA CHAIRANI 150410228

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
LHOKSEUMAWE
2017
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 2

BAB II: PEMBAHASAN

2.1.... Definisi Kualitas............................................................................ 3

2.2.... Definisi biaya kualitas.................................................................... 6

2.3.... Mengukur biaya kualitas................................................................ 8

2.4.... Pelaporan Informasi biaya kualitas.............................................. 10

2.5.... Penggunaan informasi biaya kualitas........................................... 16

2.6 Produktivitas : pengukuran dan pengendalian............................ 16

2.7 Kualitas dan produktivitas.......................................................... 18


BAB III: PENUTUP

3.1.... Kesimpulan ................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan Dia penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘BIAYA KUALITAS DAN
PRODUKTIVITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN, DAN PENGENDALIAN’ yang kami sajikan
berdasarkan beberapa sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan yang pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penyusun
menyadari makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Krtik dan saran yang bersifat membangun
tentu sangat berarti bagi kami.

Lhokseumawe, 19 Maret 2017

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dari seminar produktivitas yangdihadirinya, Russel Walsh mengetahui bahwa memberi perhatian
yang lebih besar kepada kualitas dapat meningkatkan profitabilitas. Peningkatan kualitas dapat
meningkatkan profitabilitas melalui dua cara:

1. Dengan meningkatkan permintaan pelanggan, dan

2. Dengan mengurangi biaya

Dalam pasar persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya dapat
menjadi penentu apakah suatu usaha dapat berkembang atau sekedar bertahan hidup. Pemerintah
Amerika Serikat menyadari pentingnya aspek kualitas dalam perekonomian saat ini salah satu
indikasinya adalah dengan diciptakannya Malcomn Baldrige National Quality Award pada tahun 1987.
Penghargaan Baldrige diciptakan sebagai pengakuan terhadap perusahaan-perusahaan Amerika yang
unggul dalam manajemen dan pencapaian kualitas. Kategori-kategori penghargaan ini meliputi bidang
manufaktur, usaha kecil, jasa, pendidikan, dan kesehatan. Karena hanya disediakan dua penghargaan
untuk setiap kategori, maka untuk mendapatkannya sangatlah sulit

1.2 Rumusan Masalah

a. mengidentifikasi dan menjelaskan empat biaya kualitas

b. jelaskan kenapainformasi biaya kualitas dibutuhkan dan menunjukkan bagaimana informasi


tersebut digunakan.

c. jelaskan apa yang dimaksud dengan produktivitas

1.3 Tujuan Penulisan


a. menyelesaikan tugas makalah akuntansi manajemen
b. memberikan pemahaman mengenai biaya kualitas dan produktivitas
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kualitas

Definisi kamus yang umum digunakan untuk kualitas adalah “derajat atau tingkat
kesempuranaan”dalam hal ini, kualitas adalah ukuran relative dari kebaikan (goodness).
Mendefenisikan kualitas sebagai kebaikan merupakan makna sangat umum yang tidak dimiliki makna
operasional. Dengan kata lain, kualitas adalah kepuasan pelanggan. Akan tetapi, apa yang dimaksud
dengan “harapan pelanggan?” harapan pelanggan dapat digambarkan melalui atribut-atribut kualitas
atau yang sering disebut “dimensi kualitas”Jadi, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang
memenuhi atau melebihi harapan palanggan dalam delapan dimensi berikut:

1. Kinerja (Performance)

2. Estetika (aesthetics)

3. Kemudahan perawatan dan perbaikan (Serviceability)

4. Fitur (Features)

5. Keandalan (Reliability)

6. Tahan lama (durability)

7. Kualitas kesesuaian (quality of conformance)

8. Kecocokan penggunaan (fitness for use)

Empat dimensi pertama merupakan atribut kualitas yang penting, tetapi sulit untuk diukur.Kinerja
mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi sebuah produk. Dalam jasa, Prinsip tidak
terpisahkan mengandung arti bahwa jasa dilakukan secara langsung di hadapan pelanggan. Jadi
dimensi kinerja untuk jasa dapat didefinisikan lebih jauh sebagai atribut daya tanggap, kepastian, dan
empati. Daya tanggap (Responsiveness) adalah keinginan untuk membantu pelanggan dan
menyediakan pelayanan yang konsisten dan bersifat segera. Kepastian (Assurance), mengacu pada
pengetahuan dan keramahan karyawan serta kemampuan mereka membangun kepercayaan dan
keyakinan pelanggan. Empati berarti peduli dan memberikan perhatian individual terhadap
pelanggan. Estetika sehubungan dengan penampilanwujud produk (misalnya, gaya dan keindahan)
serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa.
Kemudahan perawatan dan perbaikan berkaitan dengan tingkat kemudahanmerawat dan
memperbaiki produk. Fitur (kualitas desain) adalah karakteristik produk yang berbeda dari produk
produk sejenis yang fungsinya sama. Misalnya,fungsi mobil adalah sebagai alat transportasi. Namun,
sebuah mobil dilengkapi dengansebuah mesin empat silinder, transmisi manual, tempat duduk dari
vinyl,tempat duduk untuk empat penumpang, dan rem pada roda depan, sementara mobil lainnya
mungkin dilengkapi dngan mesin enam silinder, transmisi otomatis, tempat duduk kulit, tempat
duduk untuk enam penumpang, dan rem cakram antikejut. Demikian juga, penerbangan kelasutama
dan kelas ekonomi mencerminkan perbedaan kualitas desain. Penerbangan kelas utama, misalnya,
menawarkan tempat kaki yang lebih lapang, makanan yang lebih baik dan tempat duduk yang lebih
mewah.Tentu saja dalam kedua contoh diatas menggambarkan perbedaan dalam fitur-fitur
penduduk. Kualitas desain yang lebih baik biasanya tercermin pada biaya produksi yang lebih tinggi.
Kualitas desain membantu erusahaan menetukan asarnya. Terdapat pasar baik untuk mobil empat
silinder serta penerbagan serta penerbanngan kelas utama dan kelas ekonomi.

Keandalan adalah probabilitas produk atau jasa menjalankan fungsi seperti yang dimaksudkan
dalam jangka waktu tertentu tahanlama didefinisikan sebagai jangka waktu produk dapat berfungsi.
Kualitas kesesuaian adalah ukuran mengenai apakah sebuah produk telah memenuhi spesifikasinya
atau tidak sebagai contok spesifikasi dari sebuah mein adalah memiliki lubang berdiameter 3 inci
dengan tingkat kesalahan lebih kurang 1/8 inci. Bagian yang berada dalam batasan-batasan ini disebut
bagian yang memenuhi tigkat kesesuaiannya. Kecocokan penggunaan adalah kecocokan dari sebuah
produk menjalani fingsi-fungsi sebagai mana yang di iklankan. Jika sebuah produk mengandung cacat
desain yang parah, maka produk tersebut dianggap gagal, meskipun tingkat kesesuaiannya sesuai
dengan spesifikasinya. Produk yang ditarik kembali seringkali disebabkan oleh adanya masalah dalam
dimensi kecocokan penggunaan.

Dengan demikian, perbaikan kualitas berarti perbaikan pada satu atau lebih dari delapan
dimensi tersebut di atas. Sambil tetap mempertahankan kinerja dimensi lainnya. Menyediakan produk
yang lebih baik kualitasnya daripada pesaing berarti mengungguli produk pesaing dalam setidaknya
satu dimensi sementara kinerja dimensi lainnya tetap setara. Meskipun kedelapan dimensi tersebut
penting dan mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan, namun atribut kualitas yang dapat diukur
cenderung lebih mendapat perhatian teingkat kesesuaian, terutama adalah dimensi yangmendapat
perhatian paling besar, Bahkan banyak pakar kualitas percaya bahwa “kualitas adalah kesesuaian”
(Quality is compermance) merupakan definisi operasional yang terbaik, Sikap ini didasarkan pada
beberapa logika.Spesifikasi produk harus secara eksplisit mempertimbangakan beberapa hal seperti
kandalan, durabilitas, kecocokan penggunaan, dan kinerja. Secara inflisit, produk yang dapat
memenuhi tingkat kesesuaiannya adalahproduk yang andal, tahan lama, bernanfaat, dan berkinerja
baik. Produk tersebut harus dibuat menurut spesifikasi desainnya.Kesesuaian adalah dasar untuk
mendefinisikan apa yang disebut produk yang tidak sesuai (noncompormance) atau produk cacat
(detective).
Produk cacat adalah produk yang tidak sesuai dengan spesifikasinya. Cacat 0 (Zero defect) berarti
semua produk yang diproduksi sesuai dengan spesifikasinya. Tetapi, apa yang dimaksud dengan
produk yang “produk yang sesuai dengan spesifikasinya’? pandangan tradisioanal mengenai
kesesuaian mengasumsikan bahwa terdapat rentang nilai yang dapat diterima bagi setiap
karakteristik spesifikasi atau kualitas. Nilai target ditetapkan dan batas atas serta batas bawah
ditentukan agar diperoleh penyimpangan produk yang bisa diterima untuk suatu karakteristik kualitas
yang ditentukan. Setiap produk yang berada didalam batas-batas yang telah ditentukan dianggap
sebagai produk tanpa cacat (nondevective), sebagai contoh, kemampuan menghasilkan putaran
waktu yang tepat dalam satu bulan tanpa terlambat atau lebih cepat satu menitpun mungkin adalah
nilai target untuk sebuah jam, dan setiap jam yang menghasilkan putaran dalam tentang selalu
lambatatau terlalu cepat dua menit dalam satu bulan dianggap dapat diterima. Di lain pihak,
penganut pandangan kualitas kokoh mengenai kesesuaian lebih menekankan pada kecocokan
penggunaan. Kekokohan berarti selalu memenuhi nilai target. Dalam pandangan ini tidak dikenal
rentang variasi yang bisa diterima. Jam tanpa cacat menurut pandangan ini adalah jam yang tidak
mengalami keterlambatan atau kecepatan waktu bahkan satu menitpundalam satu bulan. Oleh
karena telah terbukti bahwa variasi produk dapat menjadi beban bagi perusahaan, maka definisi
kualitas kokoh mengungguli definisi tradisional.

2.2 Definisi Biaya Kualitas

Kegiatan yang berhubungan dengan kualitas adalah kegiatan yang dilakukan karena mungkin
atau telah terdapat kualitas yang buruk. Biaya-biaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut
disebut biaya kualitas. Jadi,biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau talah
terdapat produk yangburuk kualitasnya. Definisi ini mengimplikasikan bahwa biaya kualitas
berhubungan dengan dua subkategori dari kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kualitas : Kegiantan
pengendalian dan kegiatan karena kegagalan.

Kegiatan pengandalian dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi
kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk mungkin terjadi). Jadi, kegiatan penendalian terdiri
dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian.

Biaya pengendalian adalah biaya-biaya yng dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan


pengendalian. Kegiatan karena kegagalan dilakukan oleh perusahaan atau oleh pelanggannya untuk
merespon kualitas yang buruk (kualitas buruk memang telah terjadi). Jika respons terhadap kualitas
yang buruk dilakukan sebelum produk cacat ( tidak memiliki kesesuaian, tidak bisa di andalkan, tidak
tahan lama,dan seterusnya sampai ke pelanggan, maka kegiatannya diklasifikasikan sebagai kegiatan
kegagalan internal.Sebaliknya, jika respons muncul setelah produk sampai ke pelanggan, maka
kegiatannya diklasifikasikan sebagai kegagalan eksternal. Biaya kegagalan (failure cost) adalah biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan karena telah terjadi kegiatan karena kegagalan.

Empat kategori biaya kualitas adalah sebagai berikut:


a. Biaya pencegahan

terjadi untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan. sejalan
dengan peningkatan biaya pencegahan, kita mengharapkan biaya kegagalannya turun. Contoh dari
biaya pencegahan adalah biaya rekayasa kualitas, program pelatihan kualitas, perencanaan kualitas,
pelaporan kualitas, pemilihan dan evaluasi pemasok, audit kualitas, siklus kualitas, uji lapangan, dan
peninjauan desain.

b. Biaya penilaian

terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan persyaratan atau
kebutuhan pelanggan. Contoh biaya ini termasuk biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku,
pemeriksaan kemasan, pengawasan kegiatan penilaian, penerimaaan produk, penerimaan proses,
peralatan pengukuran (pemeriksaan dan pengujian) dan pengesahan dari pihak luar. Dua dari istilah
istilah tersebut membbutuhkan penjelasan lebih lanjut.

 Penerimaan produk (product acceptance) meliputi pengambilan sampel dari batch barang jadi untuk
menentukan apakah telahmemenuhi standar kualitasnya bisa memenuhi, produk diterima

 Penerimaan proses (process acceptance) meliputi penarikan sampel barang dalam proses untuk
mengetaahui apakah prosesnya berada dalam kendali dan memproduksi barang tanpa cacat; bila
tidak, proses akan dihentikan dan menunggu sampai tindakan perbaikan dilakukan.

Tujuan utama dari fungssi penilaian adalah untuk mencegah disampaikannya barang cacat kepada
pelanggan.

c. Biaya kegagalan internal

Terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan
pelanggan. Ketidak sesuaian ini dideteksi sebelum dikirim kepihak luar. Ini adalah kegagalan yang
dideteksi oleh kegiatan penilaian. Contoh dari biaya kegagalan internal adalah sisa bahan, pengerjaan
ulang, penghentian mesin ( karena adanya produ buruk yang dihasilkan oleh mesin tersebut),
pemeriksaan ulang, penngujian ulang, dan perubahan desain, biaya biaya diatas tidak akan terjadi
apabila tidak ada produk cacat.

d. Biaya kegagalan eksternal

Terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhui persyaratan atau tidak
memuaskan kebutuha pelanggan setelah produk disampaikan kepada pelanggan. Dari semua biaya-
biaya kualitas, kategori biaya ini dapat menjadi yang paling merugikan. Biaya penarikan produk dari
pasar, misalnya bisa mencapai ratusan juta dolar. Contoh lainnya termasuk biaya kehilangan
penjualan karena kinerja produk yang buruk serta retur dan potongan penjualan karena kualitas yang
buruk, biaya garansi, perbaikan, tanggung jawab hukum yang timbul, ketidakpuasan pelanggan,
hilangnya pangsa pasar, dan biaya untuk mengatasi keluhan pelanggan. Biaya kegagalan eksternal,
seperti juga biaya kegagalan internal, hilang jika tidak ada produk yang cacat.

2.3 Mengukur Biaya Kualitas

Biaya kualitas bisa juga diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamaati atau tersembunyi.

a. Biaya kualitas yang dapat diamati adalah biaya-biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari
catatan akuntansi perusahaan.

b. Biaya kualitas yang tersembunyi adalah biaya kesempatan atau oportunitas yang terjadi karena
kualitas yang buruk.( biaya oportunitas biasanya tidak disajikan dalam catatan akuntansi).

Tiga metode untuk mengestimasi biaya kualitas

a. Metode pengali

Metode pengali merumuskan bahwa total biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari baiya-biaya
kegagalan yang terukur.

Total biaya kegagalan eksternal = k biaya kegagalan ksternal yang terukur)

Dimana k adalah efek pengali. Nilai k diperoleh berdasarkan pengalaman.

b. Metode penelitian pasar

Metode penilaian pasar formal digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk terhadap
penjualan dan pangsa pasar. Survei pelanggan dan wawancara dengan anggota tim penjualan
perusahaan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap besarnya biaya tersembunyi
perusahaan. Hasil penelitian pasr dapat digunakan untuk memproyeksikan hilangnya laba dimasa
depan akibat kualitas yang buruk.

c. Fungsi kerugian kualitas Taguchi

Definisi tanpa cacat tradisional mengasumsikan bahwa biaya kualitas yang tersembunyi hanya
terjadi atas unit unit yang menyipang dai batas spisifikasi atas dan bawah. Fungsi kerugian Taguchi
mengasumsikan bahwa setiap penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat
menimbulkan baiya kualitas tersembunyi. Selanjutnya biaya kualitas tersembunyi meningkat secara
kuadrat pada saat ini aktual menyimpaang dari nilai target.

Fungsi kerugian kualitas taguchi, adalah


L(y) = k(y-T)2

Dimana

K = konstanta proporsionalitas yang besarnya bergantung pada struktur biaya kegagalan eksternal
perusahaan

y = nilai aktual dari karakteristik kualitas

T = nilai target dari karakteristik kualitas

L = kerugian kualitas

Untuk menggunakan fungsi kerugian Taguchi, nilai k harus diestimasi. Nilai k dihitung dengan
membagi estimasi biaya pada salah satu batas spesifikasi tertentu dengan kuadrat deviasi dari batas
niali target.

k = c/d2

dimana

c = kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah

d = jarak batas dari nilai target

ini bearti bahwa kita harus mengestimasi kerugian akibat deviasi dari nilai target. Salah satu dari
dua metode pertama, metode pengali atau metode penelitian pasr, dapat digunakn untuk membatu
estimasi ini (penilaian pada satu titik waktu diperlukan). Jika k diketahui, maka biaya kualitas
tersembunyi bila diestimmasi untuk setiap tingkat penyimpangan dari nilai target.
2.4 Pelaporan Informasi Biaya Kualitas

Sebuah sistem pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi perusahaan yang menaruh
perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas.

a. Laporan biaya kualitas

Pentingnya biaya kualitas terhadap segi keuangan perusahaan dapat lebih mudah dimulai
dengan menampilkan biaya-biaya kualitas sebagai presentasi dari penjualan aktual.

Berikut ini merupakan contoh laporan biaya kualitas.

Masukan pandangan tambahan mengenai distribusi relatif biaya kualitas dapat dibuat dengan
membuat bagan ingkaran sebagai berikut.

b. Fungsi biaya kualitas: pandangan kualitas yang dapat diterima

Pandangan kualitas yang dapat diterima mengasumsikan bahwa terdapat perbandingan berbalik
antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian meningkat, biaya
kegagalan seharusnya turun. Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar daripada kenaikan biaya
pengendalian,perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah atau
mendeteksi unit-unit yang tidak sesuai.

Gambar dibawah ini mengasumsikan dua fungsi biaya, satu untuk biaya pengenddalian dan satu
untuk biaya kegagalan. Diasumsikan juga bahwa presentasi unit cacat meningkat ketika biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan pencegahan dan penilaian turun; baiaya kegagalan, dilain piha,
menungkat ketikajumlah unit cacat meningkat. Dari fungsi total niaya kualitas,kita mengetahui bahwa
total biaya kualitas turun ketika kualitas ditingatkan sampai titik tertentu. Setelah itu tidak ada
peningkatan lebih lanjut yang mungkin dilakukan. Tingkat optimal aunit cacat telah diidentifikasi dan
perusahaan berupaya untuk mencaainya. Tingkat yang mengizinkan adanya unit cacat ini disebut
tingkat kualitas yang dapat diterima (AQL).

c. Fungsi biaya Kualitas: Pandangan Cacat Nol

Model cacat nol menekankan pada biaya kualitas dan potensi penghematan dari upaya yang lebih
besar untuk meningkatkan kualitas.

strategi pengurangan biaya kualitas yang direkomendasikan oleh amerika Society for Quality
Control:

Srategi untuk menekan biaya kualitas adalah cukup sederhana: (1) lakukan serangan langsung
terhadap biaya kegagalan untuk memaksanya menuju titik nol; (2)lakukan inventasi pada kegiatan
pencegahan yang “tepat” untuk menghasilkan perbaikan; (3) kurangi biaya penilaian sesuai dengan
hasil yang dicapai; dan (4) melakukan efaluasi secara berkelanjutan dan arahkan kembali upaya
pencegahan untuk mendapatkan perbaikan lebih lanjut. Strategi ini didasarkan pada premis bahwa:

 Dalam setiap kegagalan selalu ada akar penyebabnya.

 Penyebab dapat dicegah.

 Pencegahan selalu lebih murah

Kemampuan untuk menekan total biaya kualitas secara dramatis pada seluruh kategori ini di
peroleh melalui berbagai pengalaman nyata. Sebagai contoh, perusahaan Tennant, selama periode
delapan tahun, mengurangi biaya kualitasnya dari 17 persen dari penjualan menjadi 2,5 persen dari
penjualan, dan pada saat yang sama, mengubah secara nyata distribusi relative kategori biaya
kualitasnya. Pada awalnya, biaya kegagalan adalah 50 persen dari total biaya kualitas( 8,5 persen dari
penjualan) dan biaya pengendalian juga 50 persen dari total biaya kualitas (8,5 persen dari penjualan).
Ketika tingkat 2,5 persen tercapai, biaya kegagalan turun menjadi 15 persen dari total biaya kualitas (
0,375 persen dari penjualan) dan biaya pengendalian meningakat menjadi 85 persen dari total biaya (
2,125 persen dari penjualan). Tennant berhasil meningkatkan kualitas dan menekan biaya kualitas di
setiap kategori, serta secara keseluruhan memindahkan distribusi biaya kualitas ke kategori
pengendalian dengan lebih menekankan pada pencegahan. Hasil ini membantah model biaya kualitas
tradisional yang digambarkan dalam tampilan 11-5. Menurut model tradisional, total biaya kualitas
hanya bisa di tekan melalui pertukaran(Trade-off)antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan
(menambah yang satu ketika mengurangi yang lain). Dukungan lebih lanjut terhadap model
pengendalian kualitas total disediakan oleh Westinghouse Electric. Sama seperti tennant
,Westinghouse Electric menentukan bahwa laba perusahaan terus mengalami peningkatan hingga
biaya pengendalian mencapai 70 hingga 80 persen dari total biaya kualitas. “ Berdasarkan pengalaman
kedua perusahaan tersebut, diketahui bahwa mengurangi total biaya kualitas--dalam semua
kategori—secara signifikan adalah memungkinkan, bahwa prosesnya akan mengubah secara radikal
distribusi relatifkategori biaya kualitas.

d. Manajemen Berbasis Kegiatan Dan Biaya Kualitas Optimal

Manajeman berbasis kegiatan (actifity-besed management-- ABM) mengklasifikasikan berbagai


kegiatan sebagai bernilai tambah dan tidak bernilai tambah serta hanya mempertahankan kegiatan-
kegiatan yang memberikan nilai tambah. Prisip ini dapat diaplikasikan pada kegiatan-kegiatan yang
berkaitan dengan kualitas. Kegiatan-kegiatan kegagalan dan penilaian serta biaya-biaya yang
terkait tidak menghasilkan nilai tambahdn harus di hilangkan. Kegiatan pencegahan yang dilakukan
secara efesien dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan bernilai tambah dan perlu di pertahankan.
Meskipun demikian, pada awalnya kegiatan pencegahan mungkin tidak dilakukan secara efesien, dan
pengurangan kegiatan pencegahan mungkin tidak dilakukan secara efesien, dan pengurangan
kegiatan serta pemilihan kegiatan ( atau mungkin bahkan pembagian kegiatan) dapat digunakan untuk
mencapai sasaran nilai tambah yang diinginkan. Grede Found ries Inc. Di Milwaukee, perusahaan
peleburan besi terbesar di dunia, telah menelusuri ke 4 kategori biaya kualitas selama lebih dari 15
tahun. Akan tetapi, perusahaan kersebut tidak melaporkan biaya pencegahan sebagai bagian dari
angka biaya kualitas akhirnya karena perusahan tidak ingin para manejer mengurangi biaya kualitas
dengan memotong kegiatan pencegahan. Perusahaan yakin bahwa perusahaan uang untuk kegiatan
pencegahan akan diberi hasil yang baik. Sebagai contoh perusahaan menemukan bahwa pengurangan
1% dari sisa bahan baku dapat mengurangi kegagalan eksternal hingga sekitar 5% .

Setelah berbagai kegiatan untuk masing-masing kategori didentifikasi, pendorong timbulnya


penggunaan sumber daya ( Resource drivers) dapat digunakan untuk memperbaiki pembagian biaya
kepada masing –masing kegiatan.pendorong (biaya) akar juga dapat diidentifikasi, kususnya untuk
kegiatan-kegiatan yang gagal, dan berguna untuk membantu para menejer memahami hal-hal yang
menyebabkan biaya kegiatan.informasi ini selanjutnya dapat digunakan untuk memilih cara
mengurangi biaya kualitas sampai ke tingkat tertentu . Hasilnya, manajemen berbasis kegiatan (ABN)
mendukung pandangan cacat nol robust mengenai biaya kualitas. Tidak ada perbandingan terbalik
optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan; biaya kegagalan adalah biaya yang tidak
menghasilkan nilai tambah dan karena itu harus dikurangi sampai nol. Beberapa kegiatan
pengendalian tiadak menawarkan nilai tambah dan karena itu harus dihilangkan. Kegiatan
pengendalian lainnya mengasilkan nilai tambah tetapi mungkin dijalankan dengan tidak efesien, dan
biaya yang disebabkan oleh kegiatan yang tidak efesien adalah tidak bernilai tambah. Jadi, biaya untuk
kategori –kategori tersebut juga dapat dikurangi ketingkat yang lebih rendah.

e. Analisi Tren

Laporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas diantara ke 4
kategori, sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas. Setelah ukuran-ukuran
peningkatan kualitas ditentukan, adalah hal yang penting bagi perusahaan untuk menentukan apakah
biaya kualitas telah berkurang sebagai mana yang direncanakan. Laporan biaya kualitas tidak akan
memperlihatkan apakah perbaikan telah menjadi atau tidak. Akan berguna bagi perusahaan untuk
mendapatkan gambaran mengenai bagaimana keberhasilan program perbaikan kualitas sejak
diterapkan. Apakah tren multi periode-perubahan keseluruhan dalam biaya kualitas—bergerak kearah
yang tepat? Apakah peningkatan kualitas yang dihasilkan dari waktu kewaktu cukup signifikan?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diketahui dengan menggunakan bagan atau
grafik tren yang menggambarkan perubahan biaya kualitas dari waktu kewaktu. Grafik demikian
disebut laporan tren kualitas multi periode (Multiple-Period Kuality Trend Resport). Dengan
menggambarkan biaya kualitas sebagai persentase dari penjualan, makan keseluruhan tren program
kualitas dapat dinilai. Tahun pertama yang digambarkan adalah tahun sebelum implementasi program
perbaikan kualitas. Anggaplah bahwa perusahaan telah mengalami hal-hal berikut :
Grafik menunjukkan bahwa terdapat tren yang tetap menurun pada biaya kualitas yang
dinyatakan sebagai presentasi dari penjualan. Garafik tersebut juga menunjukan bahwa dalam jangka
panjang perbaikan masih sangat mungkin untuk dilakukan.

2.5 penggunaaan informasi biaya kualitas

Tujuan utama dari pelaporan biaya kualitas adalah untuk memperbaikai dan mempermudah
perencanaan, pengendalian, dan pengabilan keputusan manajerial. Sebagai contoh dalam
memutuskan pengimplementasian program seleksi pemasok guna memperbaiki kualitas bahan baku,
seorang manajer memerlukan penilaian terhadap biaya kualitas saat ini menurut bagian dan kategori,
penilaian biaya tamahan yang dibutuhkan berkaitan deng program tersebut, dan penilaian terhadap
proyeksi penghematan menurut jenis dan kategori. Selain itu, perlu juga dibuat proyeksi kapan biaya
dan penghematan ttersebut akan terjadi. Setelah dampak-dampak tunai diproyeksikan, maka analisis
penggaran modal dapat dilakukan untuk menilai manfaat program yang diusulkkan. Jika hasilnya
menguntungkan dan program mulai dijalankan, maka menjadi penting untuk memantau program
dengan menggunakan pelaporan kinerja sstandar.

Pengguanaan informasi biaya kualitas untuk keputusan keputusan implementasi program


kualitas dan untuk mengevaluasi efektivitas program tersebut, setelah diimplementasikan, hanya
merupakan salah satu potensi penggunaan dari sistem biaya kualitas.

2.6 produktivitas : pengukuran dan pengendalian

Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien dan secara spesifik,
mengacu pada hubungan antara output dan input yang digunakan untuk memproduksi
output. Efisiensi produktif total adalah Suatu titik dimana dua kondisi terpenuhi: (1) pada setiap
bauraan input untuk memproduksi output tertentu, tidak satu input pun yang digunakan lebih dari
yang diperlukan untuk menghasilkan output dan (2) atas bauran bauran yang memenuhi kondisi
pertama, dipilih bauran dengan biaya terendah.

a. Pengukuran produktivitas parsial

1. pengukuran produktivitas

pengukuran produktivitas adalah penilaian kuantitatif atas peerubahan produktivitas. Tujuan


pengukuran ini adalah untuk menilai apakah efisiensi produktif telah meningkat atau menurun.
Pengukuran produktivitas dapat berupa aktual atau prospektif. Pengukuran produktivitas aktual
memungkinkan manajer untuk menilai, memanatau dan mengendalikan perubahan. Pengukuran
prospektif melihat kemasa depan dan berguna sebagai input bagi pengambilan keputusan strategis.

2. Definisi pengukuran produktivitas parsial

Pengukuran produktivitas parsial disebut juga dengan pengukuran produktivitas untuk satu
input pada suatau waktu. Produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan menghitung
rasio output terhadap input:

Rasio produktivitas = output/input

3. Keunggulan ukuran parsial

Ukuran parsial memungkinkan manajer untuk memfokuskan perhatiannya pada penggunaan


tertentu. Penggunaan pengukuranparsial memiliki keunggulan, yaitu mudah diinterpretasikan oleh
semua pihak didalam perusahaan, sehingga ukuran tersebut mudah digunakan untuk menialai kenerja
produktivitas dari karyawan operasional.

4. Kelemahan ukuran parsial

 Adanya kemungkinan terjadinya trade off, menyebabkan perlu adanya ukuran


produktivitas total untuk menilai kelebihanberbagai keputusan produktivitas.

 Adanya kemungkinan terjadiya trade off, maka ukuran produktivitas total harus
mempertimbangkan konsekuensi keuangan agregat dan oleh karena ituharuslah dalam
bentuk sebuah ukuran keuangan.

b. Pengukuran produktivitas total

Pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran produktivitas total. Pengukuran
produktivitas total dapat didefinisikan sebgai pemokusan perhatian pada beberapa input yang secara
total, menujukkan keberhasilan perusahaan.

 Pengukuran profil produktivitas

Pengukuran profil menyediakan serangakain atau sebuah vektor ukuran operasionla parsial
yang berbeda dan terpisah. Profil dapat dibandingkan dari waktu ke waktu untuk memberikan
informasi mengenai perubahan produktivitas.

2.7 kualitas dan produktivitas

Meningkatkan kualitas akan meningkatkan produktivitas, begitu pula


sebaliknya. Karena sebagian besar peningkatan kualitas mengurangi jumlah sumber daya yang
digunakan untuk memproduksi dan menjual output perusahaan, maka produktivitas akan meningkat.
Peningkatan kualitas biasanya akan tercermin dalam ukuran produktivitas. Namun, dimungkinkan
suatu kondisi perusahaan menghasilkan produk yang hanya memiliki sedikit kerusakan atau tidak ada
cacat sama sekali tetapi
memiliki proses yang tidak efisien. Untuk meningkatkan efisiensi, proses manufaktur hendaknya
didesain ulang. Dengan proses yang efisien, akan dihasilkan lebih banyak output dengan input yang
lebih sedikit.

Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas, saat ini banyak perusahaanyang menawarkan
gain sharing, yaitu insentif berupa kas yang diberikan kepada paramanajer dan karyawan jika target
kualitas dan produktivitas terpenuhi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Untuk memahami biaya-biaya kualitas, pertama perlu dipahami apa yang dimaksud dengan
kuaitas. Ada dua jenis kualitas, yaitu kualitas desai dan kualitas kesesuaian, kualitas desain merujuk
pada perbedaan kualitas yang terdapat pada produk dengan fungsi serupa tetapi berbeda spesifikasi.
Kualitas kesesuaian dilain pihak merujuk pada kesesuaian spesifikasi yang diisyaratkan oleh produk.
Biaya kualitas timbul ketika produk gagal memenuhi spesifikasi desainnya. Baiaya kualitas dibagi
menjadi empat kategori yaitu

a. Biaya pencegahan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menncegah dihasilkannya kualitas yang
yang buruk

b. Biaya penilaian adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendeteksi adanya kualitas yang buruk.

c. Biaya kegagalan internal dalah biaya-biaya yang dikeluarkan karena produk gagal memenuhi
persyaratannya dan kegagalan ini diketahui sebelum dilakukan penjualan ke pihak luar.

d. Biaya kegagalan eksternal adalah biaya terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal
memenuhui persyaratan atau tidak memuaskan kebutuha pelanggan setelah produk disampaikan
kepada pelanggan.
Informasi biaya kualitas diperlukan untuk membantu manajer dalam mengendalikan informasi
biaya kuaitas dan berfungsi sebagai input dalam pengambilan keputusan.informasi biaya kualitas
dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja program peningkatan kualitas secara menyeluruh dan
untuk membantu memperbaiki berbagai keputusan manajerial.

Produktivitas mengacu pada seberapa efisien penggunaan input dalam menghasilkan output.
Ukuran produktivitas parsial mengevaluuasi efisiensi penggunaan suatu jenis input. Ukuran
produktivitas toatal meniali efisiensi dari seluruh input.

DAFTAR PUSTAKA
Hanser, don R. Maryanne M. Mowen.2005.Management accounting. Jakarta : Salemba Empat.
http://kepinginlagi.blogspot.co.id/2014/09/modul-akuntansi-manajemen-bab-7-biaya.html

Anda mungkin juga menyukai