Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MENJELASKAN DAN MENGAPLIKASIKAN MANAJEMEN


KUALITAS

KELOMPOK
Valensta Ridho Ramadhani 22001081349
Yahya Muchyidin 22001081

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil 'alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah
menganugerahkan keimanan, keislaman, kesehatan, dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul "Menjelaskan dan
Mengaplikasikan Manajemen Kualitas" ini disusun untuk menyelesaikan tugas makalah
Manajemen Operasional.

Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Dosen. Mata pelajaran kuliah Manajemen
Operasional, yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari
beliau, mungkin kami tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan format yang
telah di tentukan.

Meski demikian, penulis meyakini masih banyak yang perlu diperbaiki dalam
penyusunan makalah ini, baik dari sumber hukum, tata bahasa, dan bahkan tanda baca
sehingga sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian sebagai bahan evaluasi
penulis.

Demikian, besar harapan penulis agar makalah ini dapat menjadi bacaan menarik bagi
pembaca.

Malang, 12 Juni 2022

Penulis

DAFTAR ISI

2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
2.1 Kualitas dan Manajemen Kualitas.....................................................................................................5
2.2 Menganalisis Sistem Manajemen Kualitas........................................................................................5
2.3 Mengaplikasikan Perkakas Pengendalian Kualitas............................................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12

BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam dunia bisnis, kualitas dapat dikatakan sebagai alat yang sangat ampuh dalam
usaha mempertahankan bisnis suatu perusahaan. Pada dasarnya, kualitas dapat berguna untuk
memenangkan persaingan. Namun dengan adanya kesamaan kualitas bukan lagi menjadi
satu-satunya andalan dalam persaingan. Untuk dapat memenangkan persaingan tersebut,
perusahaan perlu memperhatikan aspek kepuasaan pelanggan dengan baik. Jika dilihat lebih
lanjut, persoalan kualitas jasa dan kepuasan pelanggan menjadi hal yang sangat penting bagi
perusahaan jasa.
Oleh karena itu perusahaan jasa perlu memperhatikan beberapa hal seperti bagaimana
membangun kualitas jasa serta pengaruhnya bagi kepuasaan konsumen, dan perilaku
konsumen setelah menggunakan jasa. Sejalan dengan kemajuan teknologi dapat diketahui
bahwa konsumen menghadapi lebih banyak alternative produk, dengan harga dan pemasok
yang berbeda. Hal ini menjadi sebuah persoalan yang harus diperhatikan perusahaan terutama
dalam hal penentuan pilihan produk yang akandikembangkan nantinya. Jadi, Sebuah
organisasi tentu diperlukannya suatu perencanaan strategis dalam mengembangkan dan
menumbuhkan bisnisnya. Bagaimanapun juga strategi yang paling handal adalah
mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Kualitas dari segala macam produk dan layanan
yang anda miliki sebagai nilai jual kepada pelanggan, stakeholder atau rekan.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa itu Kualitas dan Manajemen Kualitas?
2. Bagaimana Menganalisis Sistem Manajemen Kualitas?
3. Bagaimana Mengaplikasikan Perkakas Pengendalian Kualitas?
1.3 Tujuan
1.Untuk memahami Kualitas dan Manajemen Kualitas
2.Untuk mengetahui cara Menganalisis Sistem Manajemen Kualitas
3.Untuk mengetahui Mengaplikasikan Perkakas Pengendalian Kualitas.

BAB II

4
PEMBAHASAN

2.1 Kualitas dan Manajemen Kualitas


Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, bervariasi dari konvensional
sampai yang lebih strategic. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan
karakteristik langsung dari suatu produk seperti kinerja (performance), keandalan
(reliability), kemudahan dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthetics), dan sebagainya.
Bagaimanapun cara manajer dari perusahaan yang sedang berkompetisi dalam pasar global
harus memberikan perhatian serius pada definisi kualitas yang bersifat strategik yaitu kualitas
adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan (meeting the needs of
customers). Dalam Quality vocabulary, kualitas didefinisikan sebagi totalitas dari
karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan
yang dispesifikasikan atau ditetapkan. Kualitas seringkali diartikan sebagai kepuasan
pelanggan (customer satisfaction) atau kesesuaian terhadap kebutuhan atau persyaratan
(conformance to the requirements).
Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yaitu Kualitas meliputi
usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap
berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain). Kualitas
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Manajemen kualitas adalah aspek-
aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu
suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan
ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus
memasukkan dan mengadakan pelatihan management kualitas.

2.2 Menganalisis Sistem Manajemen Kualitas


Menurut Gaspersz (2001), Sistem manajemen kualitas (QMS) merupakan sekumpulan
prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang
bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang dan atau jasa) terhadap
kebutuhan atau persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau
dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi. Sistem manajemen kualitas mendefinisikan
bagaimana organisasi menerapkan praktek-praktek manajemen kualitas secara konsisten

5
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Terdapat beberapa karakteristik umum dari
sistem manajemen kualitas, antara lain sebagai berikut (Gaspersz, 2001, pp.10-11):
Sistem manajemen kualitas mencakup suatu lingkup yang luas dari aktivitas-aktivitas
dalam organisasi modern. Kualitas dapat didefinisikan melalui lima pendekatan utama, antara
lain sebagai berikut: transcendent quality yaitu suatu kondisi ideal menuju keunggulan;
product based quality yaitu suatu atribut produk yang memenuhi kualitas; user based quality
yaitu kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan produk; manufacturing based quality yaitu
kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan standar; value based quality yaitu derajat
keunggulan pada tingkat harga yang kompetitif.
Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini sering
mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja. Sistem manajemen
kualitas berlandaskan pada pencegahan kesalahan sehingga bersifat proaktif, bukan pada
deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Patut diakui pula bahwa banyak sistem manajemen
kualitas tidak akan efektif sepenuhnya pada pencegahan semata, sehingga sistem manajemen
kualitas juga harus berlandaskan pada tindakan korektif terhadap masalah-masalah yang
ditemukan. Dalam kaitan dengan hal ini, sistem manajemen kualitas merupakan suatu closed
loop system yang mencakup deteksi, umpan balik, dan korelasi. Proporsi terbesar harus
diarahkan pada pencegahan kesalahan sejak tahap awal.
Sistem manajemen kualitas mencakup elemen-elemen: tujuan (objectives), pelanggan
(customer), hasil-hasil (outputs), proses-proses (processes), masukan-masukan (inputs),
pemasok (suppliers), dan pengukuran untuk umpan balik dan umpan maju (measurement for
feedback and feedforward). Tahapan Penerapan Sistem manajemen Kualitas terdapat
beberapa tahapan dalam menerapkan suatu sistem manajemen kualitas, antara lain sebagai
berikut (Gaspersz, 2001, pp. 11-17):
1. Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem manajemen mutu yang akan
diterapkan.
2. Menetapkan suatu komitmen pada tingkat pemimpin senior dari organisasi
3. Menetapkan suatu kelompok kerja atau komite pengaruh yang terdiri dari manajer-manajer
senior.
4. Menugaskan wakil manajemen (management representative).
5. Menetapkan tujuan-tujuan kualitas dan implementasi sistem
6. Meninjau ulang sistem manajemen kualitas yang sekarang.
7. Mendefinisikan struktur organisasi dan tanggung jawab.
8. Menciptakan kesadaran kualitas (quality awareness) pada semua tingkat dalam organisasi.

6
9. Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen kualitas dalam manual kualitas
(buku panduan).
10. Menyepakati bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur-prosedur.
11. Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur operasional atau prosedur
terperinci.
12. Memperkenalkan dokumentasi.
13. Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam sistem.
14. Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen kualitas.

2.3 Mengaplikasikan Perkakas Pengendalian Kualitas

Alat atau Tools adalah salah satu kekuatan dalam manajemen kualitas. Alat membantu
kita bekerja lebih efisien dan efektif, tergantung dari apa yang bisa dibantu dengan alat
tersebut. Kita membutuhkan informasi yang lebih terstruktur dan mudah dipahami dari
sebuah koleksi data. Untuk keperluan tersebut diperlukan alat yang dapat membantu kita
mengolah data. Dalam konteks Manajemen Kualitas, tujuh alat manajemen kualitas muncul
terinspirasi oleh tujuh senjata terkenal dari Benkei. Benkei adalah adalah seorang prajurit
Jepang dan biarawan (sōhei). Dia digambarkan sebagai seorang prajurit yang memiliki
kemampuan tinggi dalam mengunakan tujuh jenis senjata dan loyal.

Alat yang dapat digunakan untuk membantu mewujudkan kualitas dikelompokkan


menjadi dua: Kelompok pertama adalah tujuh alat dasar manajemen kualitas yang dikenal
dengan nama “Seven Basic Tools of Quality”. Tujuh alat dasar manajemen kualitas adalah
alat bantu yang bermanfaat untuk memetakan lingkup persoalan, menyusun data dalam
diagram-diagram agar lebih mudah untuk dipahami, menelusuri berbagai kemungkinan
penyebab persoalan dan memperjelas kenyataan atau fenomena yang otentik dalam suatu
persoalan. Ketujuh alat yang termasuk dalam kelompok alat dasar manajemen kualitas
mempermudah proses analisa dengan tetap mengacu kepada prinsip manajemen kualitas yaitu
berbicara dengan fakta. Tujuh alat dasar manajemen kualitas merupakan koleksi alat-alat
statistik yang berbasis matematika, tetapi masih mudah untuk diajarkan, sehingga tujuh alat
dasar manajemen kualitas tersebut bisa diimplementasikan ke bidang non-engineering dan
diajarkan tanpa harus membutuhkan tingkat pendidikan tinggi.

Alat yang termasuk dalam kelompok tujuh alat dasar manajemen kualitas merupakan
jenis alat yang lebih bersifat eksploratif kuantitatif antara lain 1) Check Sheet*/ Check List/

7
Tally Chart, 2) Strattification Diagram dengan alternatif 2a) flowchart dan 2b) runchart, 3)
Histogram, 4) Diagram Pareto, 5) Digram Scatter, 6) Diagram Fishbone, 7) Control Chart.

Kelompok kedua adalah tujuh alat baru manajemen kualitas yang dalam bahasa sono
disebut “Seven New Tools of Quality”. Sedangkan tujuh alat baru manajemen kualitas atau
dikenal juga dengan tujuh alat manajemen mulai diperkenalkan sekitar tahun 1970-an. Tujuh
alat baru manajemen kualitas didesain sebaai tanggapan terhadap adanya kebutuhan untuk
memecahkan permasalahan kualitatif pada tingkatan manajemen. Permasalahan kualitatif
tersebut misalnya Ketidaksamaan cara pandang yang berujung kepada perdebatan yang
berlebihan dipecahkan dengan alat bantu diagram affinity. Kebutuhan pengelompokkan
permasalahan atau solusi digunakan alat bantu yang namanya diagram affinity. Masalah
tentang bagaimana caranya mengetahui resiko pelaksanaan diselesaikan dengan
menggunakan PDPC. Juga masalah kualitatif seperti bagaimana mengetahui adanya
pekerjaan yang paralel dan ada pekerjaan yang genting sehingga tidak boleh mundur, untuk
itu digunakan diagram panah.

Untuk mengetahui apakah permasalahan berdiri sendiri atau berhubungan dengan


masalah yang lain pada suatu permasalahan yang telah dicoba diselesaikan namun masalah
yang sama selalu muncul berulang, digunakan alat yang disebut diagram interrelationship
dan diagram matriks. Tujuan awal dari tujuh alat baru manajemen kualitas pada prinsipnya
adalah untuk mengembangkan teknik-teknik pengendalian kualitas dengan menggunakan
pendekatan desain. Tujuh alat baru manajemen kualitas dikembangkan untuk dapat
mengorganisasikan data-data verbal secara terstruktur. Berbeda dengan tujuh alat dasar
manajemen kualitas yang digunakan untuk mengorganisasikan data numerik.

Namun demikian, penggunaan tujuh alat baru manajemen kualitas ini tidak bertentangan
dengan tujuh alat dasar manajemen kualitas, melainkan saling mendukung. Tujuh alat baru
manajemen kualitas merupakan seperangkat alat kualitas yang baru dan lebih bersifat
eksploratif kualitatif. Ketujuh alat manajemen kualitas yang masuk kelompok ini antara lain:
1) Diagram Interrelationships, 2) Diagram Affinity, 3) Diagram Pohon, 4) Diagram Matriks,
5) Analisis Data Matriks, 6) Diagram Panah, 7) PDPC (Process Decision Program Chart).

Masing-masing kelompok baik kelompok tujuh alat dasar manajemen kualitas maupun
tujuh alat baru manajemen kualitas dalam aplikasinya dilengkapi dengan metodologi tujuh
langkah atau disebut “Seven Steps Methodology”. Metodologi tujuh langkah meliputi:

8
Menentukan Pokok Masalah. Jadi sebelum menggunakan alat kualitas maka langkah awal
yang perlu dilakukan adalah menentukan apa sebenarnya yang menjadi inti atau pokok
masalah. Langkah ini merupakan langkah yang paling sulit. Kesulitannya terletak pada
bagaimana membedakan antara gejala atau indikasi dari suatu persoalan dengan inti dari
persoalan itu sendiri.

Dalam banyak hal, perdebatan berkepanjangan terjadi terkait perbedaan pandangan dari
orang-orang yang menganggap gejala atau indikasi sebagai masalah. Ini dapat dipahami
mengingat gejala dapat dengan mudah dilihat, sementara inti masalah tersembunyi di balik
gejala. Contoh penjualan yang menurun setiap tahun merupakan gejala atau inti masalah?
Bila salah menentukan inti masalah, maka ibarat dokter salah dalam mendiagnosis penyakit.
Obat yang diberikan hanya akan mengatasi gejala dan penyakit yang sebenarnya tidak akan
pernah tersembuhkan.

Memahami Situasi dan Menentukan Target/ Sasaran/ Tujuan. Langkah kedua setelah inti
persoalan dapat didefinisikan adalah memahami situasi yang melingkupi persoalan. Apakah
persoalan tersebut berdiri sendiri atau ada kaitannya dengan hal lain yang sedang berkembang
di dalam organisasi atau terkait dengan perubahan yang sedang terjadi di lingkungan ekternal
organisasi misalnya sosial, budaya, ekonomi, politik dan lainnya. Pada tahap ini juga penting
untuk menentukan apa yang menjadi target atau tujuan dari pemecahan masalah. Ini penting
agar pembicaraan tidak meluas dan tidak fokus terhadap apa yang seharusnya diselesaikan.

Menyusun Rencana Aktvitas. Langkah ketiga adalah menyusun rencana kegiatan apa
saja yang akan dilakukan terkait penyelesaian masalah dan pencapaian target/ tujuan
pemecahan masalah. Langkah keempat adalah menganalisa Ffaktor-faktor dengan tahapan
investigasi penyebab dan efek, investigasi kondisi saat ini dan masa lalu, melakukan
percobaan stratifikasi, melihat perubahan dengan berjalannya waktu, dan melihat keterkaitan.
Setelah melakukan analisis, selanjutnya menyusun dan mengimplementasikan aktivitas/
kegiatan perbaikan yang harus dilakukan sebagai solusi terhadap masalah yang ada terkait
target/tujuan dari penyelesaian masalah yang diinginkan.

Langkah keenam adalah memastikan efektivitas dalam arti apakah kegiatan perbaikan
dilakukan dengan benar dan memastikan efisiensi dalam arti apakah telah menggunakan alat
atau metode atau pendekatan yang benar untuk menyelesaikan persoalan. Terakhir adalah
melakukan standardisasi sejauh dimungkinkan dan pola pengendalian dengan

9
membandingkan atara apa yang terjadi dan dihasilkan di lapangan dengan standard. Setiap
tahapan dalam metodologi tujuh langkah membutuhkan analisa yang bisa dibantu oleh tujuh
alat dasar dan baru manajemen kualitas. Meskipun sama-sama memiliki peran sbagai alat
bantu dalam metodologi tujuh langkah, namun antara tujuh alat dasar dan tujuh alat baru
manajemen kualitas memiliki perbedaan pokok yakni jika tujuh alat dasar manajemen
kualitas lebih ke eksplorasi kuantitatif (statistik) sedangkan tujuh alat baru manajemen
kualitas lebih ke eksplorasi kualitatif.

Aplikasi alat-alat bantu tersebut di atas, tidak hanya terbatas dalam lingkup QMS
(Quality Management System) saja. Karena, kalau saja para pakar yang menekuni disiplin
ilmu lainnya, seperti misalnya : ahli politik, ahli ekonomi, ahli pemasaran dan lain
sebagainya, berkenan untuk mempelajari secara mendalam penggunaan alat-alat bantu ini dan
memahaminya secara baik, mereka dapat memanfaatkannya untuk melengkapi keilmuan dan
kemampuan analisisnya. Sebagai contoh, bila kita adalah seorang politikus yang sedang
menghadapi perpecahan anggota organisasinya, atau sedang menghadapi krisis kepercayaan
dari para konstituen, dan bila kita menguasai dengan baik tujuh alat dasar dan baru
manajemen kualitas dan metodologi tujuh langkah dalam, maka dalam menghadapi persoalan
ini, kita akan berusaha mengumpulkan data dengan metode survei dan menggunakan alat
bantu Checksheet, kemudian "raw data" yang diperoleh dianalisa kembali melalui alat bantu
lainnya, misalnya dengan diagram Pareto, untuk mengetahui prioritas persoalan, kemudian
dengan diagram Fishbone ditelusuri faktor-faktor penyebab yang berpeluang dominan
sebagai akar persoalan, untuk kemudian dibuatkan solusinya. Demikianlah sebuah persoalan
politik sekalipun dapat ditelusuri, dianalisa dan dibuat kesimpulan serta keputusannya
melalui penggunaan alat bantu kendali mutu.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, bervariasi dari konvensional sampai
yang lebih strategic. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan
karakteristik langsung dari suatu produk seperti kinerja (performance), keandalan
(reliability), kemudahan dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthetics), dan sebagainya.
Sistem manajemen kualitas (QMS) merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan
praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari
suatu proses dan produk (barang dan atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.
Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan
organisasi. Alat atau Tools adalah salah satu kekuatan dalam manajemen kualitas. Alat
membantu kita bekerja lebih efisien dan efektif, tergantung dari apa yang bisa dibantu dengan
alat tersebut. Kita membutuhkan informasi yang lebih terstruktur dan mudah dipahami dari
sebuah koleksi data. Untuk keperluan tersebut diperlukan alat yang dapat membantu kita
mengolah data. Dalam konteks Manajemen Kualitas, tujuh alat manajemen kualitas muncul
terinspirasi oleh tujuh senjata terkenal dari Benkei. Benkei adalah adalah seorang prajurit
Jepang dan biarawan (sōhei). Dia digambarkan sebagai seorang prajurit yang memiliki
kemampuan tinggi dalam mengunakan tujuh jenis senjata dan loyal.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://tariecliple.wordpress.com/2013/05/04/kualitas-dan-manajemen-kualitas/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/sistem-manajemen-kualitas-qms-definisi.html?
m=1#:~:text=Menurut%20Gaspersz%20(2001)%2C%20Sistem,terhadap%20kebutuhan
%20atau%20persyaratan%20tertentu.
https://hidayatno.id/2008/03/27/konsep-model-metode-dan-alat-dalam-manajemen-kualitas/

12

Anda mungkin juga menyukai