SERTIFIKASI HATHI
JUDUL :
PENYUSUN :
IMAM BAGINDO YAKUB, ST. MT.
KTA : 053155
TAHUN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi seperti sekarang ini, persaingan di segala bidang sangat tajam.
Persaingan tidak terjadi di pasar domestik saja melainkan di pasar internasional pun
juga terjadi, bahkan lebih tajam. Agar perusahaan dapat berkembang dan paling tidak
bisa bertahan hidup, perusahaan tersebut harus mampu menghasilkan produk barang
dan jasa dengan mutu yang lebih baik, harganya lebih murah, promosi lebih efektif,
penyerahan barang ke konsumen lebih cepat, dan dengan pelayanan yang lebih baik
apabila dibandingkan dengan para pesaingnya.
Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan yang akan memenangkan persaingan
dalam segmen pasar yang telah dipilih harus mampu mencapai tingkat mutu, bukan
hanya mutu produknya, akan tetapi mutu ditinjau dari segala aspek, seperti mutu bahan
mentah dan pemasok harus bagus (bahan baku yang jelek akan menghasilkan produk
yang jelek pula), mutu sumber daya manusia (tenaga kerja) yang mampu bekerja secara
efisien sehingga harga produk bias lebih murah dari pada harga pesaingnya, promosi
yang efektif (bermutu), sehingga mampu memikat para pembeli sehingga pada
gilirannya akan meningkatkan jumlah pembeli. Mutu distribusi yang mampu
menyerahkan produk sesuai dengan waktu yang dikehendaki oleh pembeli, serta mutu
karyawan yang mampu melayani pembeli dengan memuaskan. Inilah yang dimaksud
mutu terpadu secara menyeluruh (total quality). Philip Kolter (1994) mengatakan :
Quality is our best assurance of custemer allegiance, our strongest defence against
foreign competition and the only path to sustair growth and earnings.
Terdapat hubungan yang erat antara mutu produk (barang dan jasa), kepuasan
pelanggan, dan laba perusahaan. Makin tinggi mutu suatu produk, makin tinggi pula
kepuasan pelanggan dan pada waktu yang bersamaan akan mendukung harga yang
tinggi dan seringkali biaya rendah. Oleh karena itu program perbaikan mutu bertujuan
menaikkan laba. Dari penelitian membuktikan ada korelasi yang kuat antara mutu
dengan laba yang dapat diraih oleh perusahaan.
Konsep ini lahir beberapa dasa warsa yang lalu terutama untuk mengatasi
beberapa Masalah di bidang bisnis dan industri. Konsep itu telah diimplementasikan
dengan sangat berhasil oleh dunia bisnis dan industri di Jepang, yang kemudian juga di
banyak negara lain.
Hal itu pulalah yang menjadi tujuan makalah ini yaitu untuk memperkenalkan
konsep manajemen mutu terpadu dan menelaah kemungkinan penerapannya di
lingkungan konsultan. Selanjutnya diharapkan konsep manajemen mutu terpadu dapat
digunakan untuk meningkatkan peran konsultan sehingga menjadi lebih besar sebagai
bagian dari upaya peningkatan mutu hasil produk konsultan.
Tulisan yang terdiri dari dua bagian utama yaitu pengertian dan prinsip-prinsip
manajemen mutu terpadu dan kemungkinan penerapannya di lingkungan konsultan.
BAB II
MANAJEMAN MUTU
2.1.
produk ditentukan oleh pembeli, dan produsen mengetahuinya bahwa produk itu
bermutu bagus yang memang dapat dijual, karena produk tersebut dibutuhkan oleh
pembeli dan bukan menjual produk yang dapat diproduksi.
Perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu system, perkembangan
di Amerika Serikat. Buah pikiran mereka pada mulanya kurang diperhatikan oleh
masyarakat, khususnya masyarakat bisnis. Namun beberapa dari mereka merupakan
pemegang kunci dalam pengenalan dan pengembangan konsep mutu. Sejak 1980
keterlibatan mereka dalam manajemen terpadu telah dihargai di seluruh dunia.
Manajemen mutu adalah merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang
menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam
kegiatan organisasi. Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu
dan sifat sistem mutu serta komitmen manajemen untuk bekerja dalm berbagai cara.
Manajemen mutu sangat memerlukan figure pemimpin yang mampu memotivasi agar
seluruh anggota dalam organisasi dapat memberikan konstribusi semaksimal mungkin
kepada organisasi. Hal tersebut dapat dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan
secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab
pimpinan, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh anggota dalam organisasi.
Dugaan dan penafsiran yang sering timbul bahwa "mutu" diartikan sebagai
sesuatu yang :
Unggul dan bermutu tinggi
Mahal harganya
Kelas, tingkat atau bernilai tinggi
Dugaan dan penafsiran tersebut di atas kurang tepat untuk dijadikan dasar dalam
menganalisa dan menilai mutu suatu produk atau pelayanan. Tidak jauh berbeda dengan
kebiasan mendefinisikan "mutu" dengan cara membandingkan satu produk dengan
produklainnya. Misalnya jam tangan Seiko lebih baik dari jam tangan Alba.
Kedua
pengertian
mutu
tersebut
pada
dasarnya
mengartikan
tingkat
2.2.
perusahaan
memenuhi
visi
dan
misi
mereka.
Dengan
Prinsip
Elemen
:
:
Fokus pada perbaikan proses kerja untuk memproduksi secara konsisten produk
yang dapat diterima.
2.2.2.
ELEMEN PENDUKUNG
Elemen-elemen pendukung dimaksud adalah :
1. Kepemimpinan
Manajer senior harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan dengan memberikan,
menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan menggali
siapa-siapa yang berhasil menerapkan konsep manajemen mutu terpadu. Ketika
memutuskan untuk menggunakan MMT/TQM sebagai kunci proses manajemen,
peranan manajer senior sebagai penasihat, guru dan pimpinan tidak bisa
diremehkan.
Pimpinan Senior suatu organisasi harus sepenuhnya menghayati implikasi
manajemen di dalam suatu ekonomi internasional di mana manajer yang paling
berhasil, paling mampu dan paling hebat konsultannya di dunia, harus diperebutkan
melalui persaingan yang ketat. Kenyataan hidup yang berat ini akan menyadarkan
manajer senior mengakui bahwa mereka harus mengembangkan secara partisipatif,
baik misi dan visi mereka maupun proses manajemen, yang dapat mereka
pergunakan untuk mencapai keduanya.
Pimpinan bisnis harus mengerti bahwa MMT adalah suatu proses yang terdiri dari
tiga prinsip dan elemen-elemen pendukung yang harus mereka kelola agar mencapai
perbaikan mutu yang berkesinambungan sebagai kunci keunggulan bersaing.
2. Konsultan dan Pelatihan
Mutu didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa
yang dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua
karyawan, memberikan baik informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin
perbaikan mutu dan memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa
suatu bahasa dan suatu set alat yang sama akan diperbaiki di seluruh perusahaan.
Pelatihan tambahan pada bench marking, statistik dan teknik lainnya juga
dipergunakan dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan yang paripurna.
3. Struktur Pendukung
Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang
dianggap perlu melaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam ini
mungkin diperoleh dari luar melalui konsultan, akan tetapi lebih baik kalau
diperoleh dari dalam organisasi itu sendiri. Suatu staf pendukung yang kecil dapat
membantu tim manajemen senior untuk mengartikan konsep mengenai mutu,
membantu melalui network dengan manajer mutu di bagian lain dalam organisasi
dan membantu sebagai narasumber mengenai topik-topik yang berhubungan dengan
mutu bagi tim manajer senior.
4. Komunikasi
Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara
berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu
komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha
peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para
karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan menjawab
pertanyaan dari setiap karyawan.
bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan yang sukses, dan menungkinkan promosi
atau sukses individu secara menyeluruh. Jadi pada dasarnya karyawan yang berhasil
mencapai mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat menjadi
panutan/contoh bagi karyawan lainnya.
6. Pengukuran
Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam menetapkan
proses manajemen mutu. Jelaskan, pendapat harus diganti dengan data dan setiap
orang harus diberitahu bahwa yang penting bukan yang dipikirkan akan tetapi yang
diketahuinya berdasarkan data. Di dalam menentukan penggunaan data, kepuasan
pelanggan eksternal harus diukur untuk menentukan seberapa jauh pengetahuan
pelanggan bahwa kebutuhan mereka benar-benar dipenuhi.
Pengumpulan data pelanggan memberikan suatu tujuan dan penilaian kinerja yang
realistis serta sangat berguna di dalam memotivasi setiap orang/karyawan untuk
mengetahui persoalan yang sebenarnya.
Di samping keenam elemen pendukung di atas, maka ada unsure yang tidak bisa
diabaikan yaitu gaya kepemimpinan dalam organisasi/perusahaan bersangkutan.
Suatu cara/gaya bagaimana seorang manajer sebagai seorang pimpinan melakukan
sesuatu sangat berpengaruh pada pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh
bawahan/karyawan. Terdapat 13 hal yang perlu dimiliki oleh seorang pimpinan
dalam manajemen mutu terpadu yaitu :
Pimpinan harus secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah yang dihadapi
oleh bawahan.
Pimpinan harus bisa membangun komitmen, yang menjamin bahwa setiap orang
memahami misi, visi, nilai dan target perusahaan yang jelas.
Pimpinan harus paham betul untuk mengucapkan terima kasih kepada bawahan
yang berhasil/berjasa
Berdasarkan data yang ada telah dibuktikan penerapan manajemen mutu terpadu
telah berhasil dengan baik di Jepang kalau dilaksanakan secara konsekuen, sehingga
membuktikan produk Jepang telah menbanjiri pasar, terutama di Amerika Serikat
untuk produk mobil dan elektronik, walaupun cikal bakal manajemen mutu berasal
dari negara Paman Sam tersebut. Sukses ekonomi luar biasa ini rupakan
menyadarkan Amerika Serikat untuk menerapkan manajemen mutu terpadu. Hal ini
kemudian diikuti oleh negara-negara di Eropa dan Timur Tengah dalam tingkat
perintisan.
Mungkinkah TQM dapat diterapkan di Indonesia? Jawabnya mungkin saja kalau
dipenuhi syarat-syarat berikut :
Memiliki wawasan jauh kedepan dalam mencari laba dan memberikan kepuasan.
11
Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas, sehingga pengawasan lebih
mudah.
Program konsultan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya
peningkatan mutu.
2.4.
(b)
(c)
(d)
12
(b)
13
pendekatan
manajemen
mutu
terpadu
konsultan
akan
dapat
menghasilkan laporan-laporan dan hasil penelitian yang bermutu, menjaga mutu serta
selalu meningkatkan mutu secara berkesinambungan. Kegiatan apa pun yang dilakukan
oleh konsultan, haruslah bermuara pada kebutuhan direksi dan PPK sebagai pelanggan
utama (langsung) konsultan.
Pengendalian mutu tidak selalu harus melalui proses yang 'mahal'. Dana yang
besar tidak selalu menghasilkan mutu yang baik, walaupun memang dana berperanan
besar dalam upaya peningkatan mutu. Paket-paket kegiatan berskala kecil harus
dilakukan untuk menghasilkan suatu paket berskala besar.
Manajemen mutu terpadu berprinsip melakukan sesuatu secara benar dari awal,
bukan mengatasinya kalau ada masalah yang timbul. Setiap orang terlibat dalam
memainkan peranan untuk mencapai tujuan. Organisasi bergerak bukan karena 'perintah'
atasan, tetapi karena setiap orang apapun posisi, status dan peran, menjalankan tugasnya
dengan penuh rasa tanggung jawab.
Sikap
mental
pelaksana
konsultan
merupakan
syarat
mutlak
dalam
meningkatkan mutu. Setiap pengelola konsultan harus sadar benar bahwa apa pun yang
dilakukannya akan membawa dampak terhadap mutu. Perilaku para pengelola dan gaya
kepemimpinan sangat menentukan dalam pengendalian mutu. Suasana kerja yang
mendukung, sistem kerja dan prosedur kerja yang efektif dan efisien akan sangat
membantu dalam upaya pencapaian mutu.
Setiap orang membutuhkan dorongan dan pengakuan serta penghargaan atas
keberhasilan kerjanya. Motivasi tercipta kalau suasana kerja menunjang dan yang
memimpin mempunyai gaya kepemimpinan yang luwes. Memberi kepercayaan,
mendelegasikan wewenang dan memberi tanggung jawab serta memberi kebebasan
berinisiatif kepada staf adalah sikap atasan' yang akan memberi pengaruh yang baik
dalam upaya peningkatan mutu.
14
2.5.
secara konsisten berorientasi kepada sasaran dan tujuan, sehingga secara optimal dapat
memberikan pelayanan terhadap pelanggan. Ciri-ciri organisasi bermutu adalah sebagai
berikut:
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
(h)
(i)
(j)
(k)
(l)
(o)
struktur seperti yang dituntut oleh manajemen mutu terpadu. Namun demikian, untuk
15
2.6.
dipimpinnya,
16
2.7.
sama. Tim merupakan modal dasar (building blocks) untuk meraih mutu. Di dalam
suatu tim, para anggota tim bekerja sama, saling mendorong dan mendukung secara
harmonis untuk meningkatkan mutu. Besar kecilnya suatu tim bergantung pada
kebutuhan yang didasarkan pada program yang akan dilakukan. Kerja sama tim pada
setiap organisasi adalah komponen penting dalam pelaksanaan manajemen mutu
terpadu,
untuk
membangun
kepercayaan,
memperbaiki
komunikasi
dan
mengembangkan kemandirian.
Dalam pembentukan tim secara utuh, dalam arti pembentukan organisasi dan
fungsi, pada umumnya melalui empat fase, yaitu:
(a) Pembentukan (forming)
Pada fase pembentukan ini, sejumlah orang yang terdapat dalam tim mempunyai
persepsi yang berbeda-beda tentang hal yang akan ditangani. Oleh karena itu,
menjadi tugas pimpinan untuk meluruskan keadaan, menjelaskan visi dan sasaran
pokok yang dibutuhkan.
17
2.8.
18
kelompok, dan selanjutnya ditentukan hubungan antar kelompok yang ada dengan
menggunakan garis-garis penghubung.
(c) Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram)
Diagram ini disebut juga dengan diagram sebab akibat, gunanya untuk melihat
keterkaitan antar faktor-faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap masalah atau
hasil yang diinginkan.
(d) Analisis Keadaan Lapangan (force-field analysis)
Alat ini digunakan untuk mengidentifikasi dan mempelajari terwujudnya suatu
perubahan dari sebuah kondisi. Ringkasnya, dengan analisis keadaan lapangan ini,
kita harus menentukan situasi perubahan yang diinginkan, dan mengidentifikasi
faktor-faktor yang merupakan pendorong dan penghambat. Dan selanjutnya kita
harus berupaya memperbesar kekuatan pendorong tadi, dan pada saat yang sama
kita berusaha menetralisir kekuatan penghambat.
(e) Pendiagraman (process charting)
Pendiagraman merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui siapa
pelanggan, suatu lembaga, sehingga lembaga tersebut dapat mengidentifikasi
sumber daya yang dibutuhkan untuk memuaskan pelanggan tersebut.
(f) Diagram Arus (flowcharts)
Teknik ini adalah suatu pendekatan sistematis untuk memahami dan memperbaiki
suatu proses kerja ataupun untuk menyeragamkan pemahaman tentang bagaimana
suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
(g) Analisis Pareto (Pareto analysis)
Sebagai
aiat
untuk
perbaikan
mutu,
analisis
pareto
digunakan
untuk
19
2.9.
berdasarkan visi, misi dan prinsip kelembagaan, yang berorientasi pada kebutuhan para
pelanggan baik masa kini maupun masa yang akan datang. Perencanaan berjangka
panjang secara konseptual sudah tentu juga mencakup perencanaan jangka menengah
dan pendek.
Perencanaan strategis memungkinkan penentuan prioritas dan langkah-langkah
sistematis untuk meningkatkan mutu secara rasional. Dengan perencanaan strategis,
perhatian dan pemikiran unsur-unsur pimpinan dapat diarahkan kepada hal-hal yang
lebih besar cakupannya dan lebih jauh jangkauannya, tidak lagi hanya di sekitar
masalah-masalah rutin sehari-hari.
Dalam penyusunan rencana strategis, perlu diikuti pemikiran dan langkahlangkah sebagai berikut:
(a) pemikiran dan Langkah Dasar
(1) Menentukan dan merumuskan visi
(2) Menentukan dan merumuskan misi berdasrkan visi
(3) Menentukan dan merumuskan prinsip-prinsip berdasarkan visi dan misi
(4) Menentukan dan merumuskan tujuan berdasarkan visi, misi, dan prinsip
(b) Pemikiran dan Langkah Operasional
(1) Mengadakan studi tentang para pelanggan untuk mengetahui siapa-siapa
pelanggan dan apa kebutuhan mereka sekarang maupun masa yang akan datang.
20
21
BAB III
KESIMPULAN
Menghadapi era globalisasi sekarang ini, setiap perusahaan/organisasi harus
mampu menghasilkan produk dengan mutu yang baik, harga lebih murah dan pelayanan
yang lebih baik pula dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, diperlukan perbaikan mutu semua aspek yang berkaitan produk tersebut yaitu :
bahan mentah, karyawan yang terlatih, promosi yang efektif dan pelayanan memuaskan
bagi pembeli, sehingga pembeli akan menjadi pelanggan yang setia. Mutu yang tercipta
dengan kondisi seperti itulah yang disebut mutu terpadu secara menyeluruh (Total
Quality).
Untuk keberhasilan pengembangan mutu di atas, diperlukan juga elemen
pendukung seperti : kepemimpinan, konsultan dan pelatihan, struktur pendukung,
komunikasi, ganjaran dan pengakuan, serta pengukuran. Keberhasilan manajemen
Jepang karena negeri ini secara konsekuen melaksanakan prinsip-prinsip mutu terpadu
seperti di atas, yang kemudian di contoh oleh Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara
di Timur Tengah. Di Indonesia menerapkan Manajemen Mutu Terpadu akan berhasil
kalau secara konsekuen pula mengikuti prinsip-prinsip dasar mutu terpadu, serta
dilengkapi dengan karakteristik bumi Indonesia, seperti budaya, adat-istiadat dan lain
sebagainya.
Dalam makalah ini telah diuraikan prinsip-prinsip manajemen mutu terpadu dan
kemungkinan penerapannya di lingkungan konsultan dalam upaya untuk meningkatkan
mutu pelayanan konsultan. Diantara prinsip-prinsip tersebut sebenarnya tidak semuanya
merupakan hal yang baru, tetapi pemahaman bahwa konsultan sebagai jasa yang harus
diberikan kepada pelanggan-pelanggan dengan berbagai jenis kebutuhan adalah sesuatu
yang baru.
Manajemen mutu terpadu pada dasarnya adalah melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan. Konsultan yang telah melakukan yang seharusnya dilakukan
dalam upaya mencapai sasaran konsultan bisa disebut telah menerapkan sistem
manajemen ini. Yang menjadi masalah adalah memahami apa dan bagaimana sesuatu
yang seharusnya dilakukan. Oleh karena itu, perlu dipikirkan dan disusun suatu standar
mutu bagi pelayanan konsultan agar mutu pelayanannya dapat diukur.
22