Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN...............................................................................1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................2
BAB 3. METODE PENELITIAN....................................................................4
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN................................................8
4.1. Anggaran Biaya.....................................................................................8
4.2. Jadwal kegiatan ....................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................9
LAMPIRAN.....................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping............11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan.................................................18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas.....19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana..........................................20

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN
Masyarakat di negara Indonesia, terutama wanita menginginkan wajah,
kulit, dan tubuh yang sehat. Salah satunya yaitu penggunaan kosmetik yang
diaplikasikan pada tubuh manusia untuk membersihkan, mempercantik,
meningkatkan daya tarik atau penampilan seseorang (Setyowati, 2015). Pada
bidang kosmetik, kolagen digunakan untuk mengurangi keriput pada wajah dalam
bentuk sabun kolagen. Namun kolagen yang digunakan pada sabun kolagen
komersial mengandung bahan kimia seperti Propylene glycol, Stearic acid,
Ethanol denat, Triethanolamine, dan Sodium Hydroxide, dari bahan tersebut
memiliki efek samping seperti kemerahan, gatal, alergi hingga peradangan, dari
hal tersebut maka dapat dilakukan pembuatan sabun berkolagen yang didapatkan
dari hasil ekstrak limbah sisik ikan nila. Salah satu upaya untuk mengatasi
masalah kulit wajah tanpa resiko luka pada kulit yaitu dengan memberikan bahan
yang efektif seperti tanaman herbal dan kolagen, sehingga ditemukan solusi untuk
membuat sabun kolagen dari sisik ikan nila dengan tambahan bahan berupa
minyak kelapa yang memiliki fungsi mempercepat penyembuhan dan perbaikan
jaringan tubuh Balqis (2014).
Kolagen adalah protein dengan struktur berserat yang merupakan
komponen utama matriks ekstraseluler suatu organisme hidup yang berjumlah 25-
30% dari total protein dan berperan penting dalam menjaga integritas struktur
biologis beberapa jaringan (Schmidt, 2016). Pemanfaatan ekstrak kolagen
diantaranya untuk industri kosmetik, farmasi (penyembuh luka), dan makanan.
Kolagen juga dapat menginduksi koagulasi trombosit, mempengaruhi diferensiasi
sel, dan berkontribusi dalam penyembuhan luka. Perbedaan utama kolagen dari
ikan dengan kolagen dari hewan lainnya adalah nilai biologisnya yang tinggi,
kandungan asam amino esensial yang tinggi, dan kandungan hidroksiprolin yang
rendah (Muralidharan, 2013).
Ikan nila merupakan ikan air tawar dengan volume produksi terbanyak di
Indonesia. Sebagian besar, ikan nila diekspor dalam bentuk fillet. Sisa pengolahan
fillet ikan, termasuk tulang, kulit, dan sisik dapat mencapai 50-70% dari total
bobot ikan (Romadhon, 2019). Sisik ikan nila yang terdapat di pasar tradisional
dan rumah makan biasanya dibuang begitu saja dan selama ini belum
dimanfaatkan secara optimal. Sisik ikan mengandung kolagen dan bahan
antimikroba yang menunjukkan bahwa sisik ikan memenuhi syarat sebagai bahan
pembuatan sabun. Namun pemanfaatan sisik ikan nila sebagai bahan baku
pembuatan sabun kolagen belum pernah dilakukan (Naiu, 2018).
Tujuan khusus penelitian ini yaitu menciptakan alternatif sabun
kecantikan kolagen ikan alami dalam mengatasi permasalahan kulit
wajah.Disamping itu tujuan umum PKM ini yakni untuk mendukung Program
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada Indikator Kinerja Utama
(IKU 2) yang mencakup mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus.
Proposal ini juga akan dikonversi pada beberapa mata kuliah.
2

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan diskusi untuk mengkaji konsep yang berkaitan dengan
pemanfaatan limbah pengolahan ikan khususnya sisik Ikan Nila sebagai kolagen.
Hasil kolagen kemudian dapat diolah dan dijadikan sebagai bahan dasar
pembuatan Sabun Kolagen Ikan. Sedangkan, manfaat praktis dari penelitian ini
adalah sebagai pedoman terkait kolagen yang berasal dari limbah sisik Ikan Nila,
dan bagi penelitian selanjutnya, dapat dijadikan bahan kajian untuk mendalami
variabel atau lingkup penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan kolagen dari
limbah sisik ikan nila sebagai Sabun Kolagen Ikan.
Keutamaan penelitian ini adalah mengatasi permasalahan kulit wajah
dengan sabun kecantikan kolagen ikan alami dan memanfaatkan limbah perikanan
dari ikan nila yang belum dimanfaatkan secara optimal dengan mengolah limbah
sisik ikan nila sebagai sabun kolagen ikan yang dibuat dengan bahan alami.
Temuan yang ditargetkan dari penelitian ini yaitu ekstrak kolagen dari
sisik ikan nila yang dapat dijadikan bahan baku alami pembuatan sabun
berkolagen.
Kontribusi penelitian ini terhadap ilmu pengetahuan adalah
menanggulangi limbah perikanan di Indonesia secara tepat, dengan
memaanfaatkan limbah perikanan menjadi sebuah produk yang secara tidak
langsung mendukung upaya preventif atau pencegahan sisa pengolahan yang tidak
termanfaatkan pada kelestarian dan keseimbangan lingkungan.
Target luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah Laporan
Kemajuan, Laporan Akhir, dan artikel ilmiah berupa artikel riset yang akan
dipublikasikan pada Jurnal Penelitian Sains (Jurnal Nasional Terakreditasi SINTA
2).
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Kimia Pada Sabun Komersial dan Efek Negatifnya
Bahan-bahan sabun yang digunakan dalam industri sabun yaitu asam
lemak bebas, alkali NaOH dan KOH, kadar air, zat aditif dan gliserin. Asam
lemak bebas merupakan senyawa asam lemak yang tidak berikatan dengan
senyawa alkali selama proses pembuatan sabun. Asam lemak menghasilkan sifat
sabun yang berbeda sesuai asam lemaknya yaitu asam laurat dan asam miristat
menghasilkan sifat sabun mengeras, membersihkan, busa, lembut, asam palmitat
menghasilkan mengeraskan, membersihkan, dan lembut. Sedangkan asam stearat
menghasilkan mengeraskan, busa yang stabil, dan melembabkan, asam linoleate
dan asam oleat menghasilkan sifat melembabkan, dan asam ricinoleat
menghasilkan sifat melembabkan, busa stabil, dan lembut (Lestari, 2020).
Alkali yang sangat sering dipakai yaitu NaOH dan KOH, tetapi untuk
membuat sabun yang menghasilkan keras menggunakan NaOH. Dimana NaOH
memiliki sifat tidak larut dalam air, sangat basa, keras, rapuh, dan bila dibiarkan
diudara akan menyerap karbondioksida dan melembabkan (Harahap, 2018).
Menggunakan alkali terlalu banyak akan menyebabkan iritasi pada kulit
dikarenakan alkali bebas tidak dapat berikatan dengan trigliserida atau asam
3

lemak, sedangkan terlalu sedikit akan mengganggu proses emulsi sabun dan
kotoran disebabkan mengandung asam lemak bebas tinggi (Kurniawati, 2015).
Air ialah pelarut yang dapat melarutkan zat kimia, kadar air dapat
mempengaruhi tingkat kekerasan dari sabun padat transparan. Semakin tinggi
kadar air sabun maka tingkat kekerasan sabun akan semakin lunak, sebaliknya
semakin rendah kadar air sabun maka tingkat kekerasan sabun akan semakin keras
(Hardian, 2014). Zat aditif yaitu zat tambahan untuk sabun seperti pewangi
sebagai menutupi bau yang tidak enak, pewarna membuat produk lebih menarik,
dan air garam yaitu NaCl sebagai pemisahan sabun dengan gliserin, dimana
gliserin tidak mengendap dalam brine dan NaCl haruslah bebas dari besi,
mangnesium, dan kalsium agar mendapatkan sabun yang berkualitas (Yernisa,
2013).
2.2 Keutamaan Kolagen Untuk Kulit
Kolagen dapat dihasilkan dari sisik ikan. Sisik ikan mengandung kolagen
tipe I dan memiliki potensi untuk menjadi bahan alternatif untuk bone graft.
Ekstrak kolagen yang terkandung dalam sisik ikan nila (Oreochromis niloticus)
dapat membantu dalam proses penyembuhan periodontitis karena ekstrak kolagen
dapat mempercepat proliferasi sel osteoblas (Handini, 2021). Kolagen merupakan
protein serat yang memberikan kekuatan dan kelenturan pada jaringan tulang dan
memainkan peran penting dalam jaringan lain, termasuk kulit dan tendon. Protein
kolagen dapat ditemukan di bagian tubuh ikan yang tidak digunakan seperti sisik.
Pemanfaatan ekstrak kolagen diantaranya untuk industri kosmetik, farmasi
(penyembuh luka), dan makanan karena kolagen memiliki sifat daya tarik (tensile
strength) yang tinggi, antigenisitas rendah, dan biokompatibilitas yang baik.
Kolagen juga dapat menginduksi koagulasi trombosit, mempengaruhi diferensiasi
sel, dan berkontribusi dalam penyembuhan luka (Romadhon, 2019).
Kolagen mempunyai peran penting dalam tubuh yaitu sebagai pembangun
tulang, gigi, sendi, otot, dan kulit sehingga diperlukan oleh tubuh. Namun,
kolagen dapat berkurang karena beberapa faktor seperti penuaan, banyak terpapar
sinar ultraviolet, merokok, dan diabetes. Kekurangan kolagen ini dapat
menyebabkan tubuh menjadi sulit untuk melaksanakan perannya sehingga
terjadilah gangguan dalam tubuh seperti penuaan kulit, inflamasi, penyembuhan
luka lebih lambat, massa otot menurun, dan tulang rawan melemah [nyeri sendi
atau osteoartritis). Oleh karena itu, dibutuhkan kolagen dari luar tubuh untuk
dapat mencegah hal tersebut terjadi (Park, 2021).
Telah banyak peneliti yang melakukan review tentang kolagen baik
sebagai kosmetik, biomedis, ataupun suplemen (Hashim, 2015). Biasanya peneliti
hanya membahas kolagen tipe I dan II. Oleh karena itu, dilakukan review potensi
semua jenis kolagen sebagai bahan aktif sediaan farmasi sebagai kosmetik,
biomedis, ataupun suplemen dengan keterbaruan penelitian yang telah dilakukan.
2.3 Ketersesdiaan Limbah Sisik Ikan Nila
Produksi pada sektor perikanan khususnya ikan nila tercatat mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 produksi ikan nila sebesar
4

1.114.156 ton, tahun 2017 dan 2018 produksi ikan nila kembali meningkat dengan
jumlah masingmasing sebesar 1.265.201 ton dan 1.169.144 ton. Tingginya
volume ekspor tersebut merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan para
stakeholder terkait dengan pengembangan alternatifalternatif komoditas sejenis
agar lebih bervariasi dan dapat semakin mendongkrak perkembangan budidaya
ikan di Indonesia (Zubair, 2021).
Produksi ikan nila pada tahun 2010 hingga tahun 2013 mengalami
peningkatan yang cukup tinggi dengan rata-rata kenaikan 34.85%. Total produksi
ikan nila sebesar 6.83% dari total produksi ikan budidaya pada tahun 2013.
Perbandingan total produksi ikan nila nasional terhadap total produksi ikan nila
dunia menunjukkan bahwa pada tahun 2011 Indonesia menempati urutan ke-3
terbesar sebagai penghasil produk ikan nila dengan presentase sekitar 20.3%
terhadap total produksi ikan nila yang ada di dunia (Marie, 2018).
Limbah yang dihasilkan pada saat pengolahan ikan dapat berupa jeroan,
kepala, ekor, kulit, tulang, dan darah dengan jumlah berkisar 20-60% dari bahan
baku. Kolagen dari sisik ikan merupakan kolagen derivat dari ikan, dan diekstrak
dari sisik ikan maka tidak perlu ada kekhawatiran terhadap penyakit-penyakit
mamalia (Nurhidayah, 2019). Limbah perikanan yang berasal dari sisik ikan nila
masih belum diolah dan dimanfaatkan secara maksimal. Pemanfaatan sisikan ikan
nila dapat di manfaatkan sebagai sumber bahan baku untuk ekstraksi kolagen
(Firlianty, 2020).
2.4 Studi Terdahulu Tentang Kolagen
Komponen besar yang terdapat dalam sisik ikan antara lain adalah 70 %
air, 27% protein, 1 % lemak, dan 2 % abu. Senyawa organik pada sisik ikan terdiri
atas 40%-90% dan selebihnya merupakan kolagen, tanpa memperhatikan spesies
ikan tersebut (Budirahardjo, 2015). Fungsi kolagen sebagaimana yang kita ketahui
adalah sebagai bahan aktif yang menyusun produk-produk kecantikan dan
perawatan kulit. Hal ini dapat dijadikan peluang untuk memanfaatkan limbah
perikanan, salah satunya mengubah limbah sisik ikan nila menjadi kolagen.
Kolagen hasil ekstrak dari sisik ikan nila akan digunakan menjadi bahan
pembuatan sabun ikan berkolagen (Setyowati, 2015).
Dalam mempercepat proses penyembuhan luka dibutuhkan suasana
lembab karena dapat meningkatkan re-epitelisasi dan menstimulasi proliferasi,
meningkatkan aktivitas growth factor yang memelihara oksigen permukaan yang
cukup dan menjaga transport nutrisiagar proses penyembuhan luka bisa berjalan
optimal dan cepat. Salah satu bahan yang telah banyak digunakan untuk menjaga
suasana lembap pada luka adalah kolagen. Kolagen berperan secara vital pada
proses penyembuhan luka pada jaringan konektif. Makrofag pada luka
melepaskan FGF dan TGF-β sehingga merangsang proliferasi fibroblast dan
menghasilkan kolagen (Mufarikoh, 2017).
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
5

Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di dua tempat yaitu


Laboratorium Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas
Muhammadiyah Malang. Penelitian ini dimulai bulan Mei 2022 sampai dengan
Juli 2022.
Bahanpada penelitian ini, bahan yang digunakan Limbah Ikan dari sisik ikan
nila, 50 g minyak kelapa, 50 g minyak kelapa sawit, 67g minyak zaitun, 48 g Air,
24 g NaOH, 10 g Ekstrak Sisik Ikan Nila (yang sudah jadi kolagen),.10%.bahan
pendukung (essential oil, parfume, gluthione, ekstrak aloe vera).
Peralatan pada penelitian alat yang dipakai adalah 2 buah panci,
thermometer, spatula, gelas ukur, timbangan digital, sarung tangan, masker, hand
shaker, cobek, gunting, dan komporgas.
Rancangan Penelitian. ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari 1 kontrol dan 3 perlakuan dengn pemberian konsetrasi yang
berbeda. Perlakuan pertama diberi konsentrasi 10 %; perlakuan kerdua diberi
konsentrasi 15 % dan perlakuan ketiga diberi konsentrasi 20 %. Kegiatan
eksperimen dilakukan secara luring. Kegiatan luring dilakukan dengan ekstraksi
dan formulasi kolagen pada limbah sisik ikan nila serta menguji sampel secara
eksperimen di Laboratorium Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang
dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas : Limbah sisik ikan, ekstrak kolagen
2. Variabel Terikat : Warna kulit mencit
3.2 Tahapan Penelitian
Persiapan Bahan
Meliputi: limbah sisik ikan nila dan hewan mencit

Ekstaksi Kolagen Larut Asam


Meliputi: metode dengan modifikasi berupa waktu sentrifugasi dan dialisis

Pembuatan Sabun Kolagen ikan


Meliputi:NaOH, ekstra aloevera, essential oil, gluthione, dan ekstrak sisik Ikan Nila berupa
kolagen pada adonan yang sudah trace.

Pengujian Sabun Kolagen Ikan Pada Mencit


Meliputi: pemberian secara tropikal pada area luka

Pengamatan Makroskopis Pada Mencit


Meliputi: perubahan warna kulit, sifat, perubahan tekstur kulit dan gejala
toksinitasnya
(Gambar 1)
6

3.2.1 Persiapan Bahan


Limbah sisik ikan nila yang digunakan berasal dari pasar ikan
Landungsari, sedangkan hewan mencit yang diuji berasal dari pasar Splendid,
Malang, Pengurusan kode etik di kantor bioetik kampus 2 Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
3.2.2 Ekstraksi Kolagen Larut asam
Metode ekstraksi kolagen mengacu pada metode Chuaychan et al. (2015)
dengan modifikasi berupa waktu sentrifugasi dan dialisis. Sisik ikan direndam
dalam larutan NaOH 0,1 M pada suhu kamar dengan rasio 1:10 (b/v) selama 6
jam untuk menghilangkan protein non kolagen. Demineralisasi sisik ikan
dilakukan menggunakan EDTA-2 Na 0,5 M dengan rasio 1:10 (b/v) pada pH 7,4
selama 24 jam. Sisik ikan yang sudah didemineralisasi kemudian direndam dalam
asam asetat 0,5 M dengan rasio 1:10 (b/v) dan di-stirer selama 48 jam pada suhu
kamar. Kolagen dalam filtrat diendapkan dengan menambahkan NaCl sampai
diperoleh konsentrasi 2,6 M. Presipitat diperoleh dengan sentrifugasi pada 15.000
g, suhu 4o C selama 30 menit, kemudian dilakukan dialisis (MWCO 12 kDa)
selama 48 jam. Kolagen yang diperoleh selanjutnya dikeringkan dengan freeze
dryer dan disebut sebagai kolagen larut asam dari sisik haruan (KLA-SH).
3.2.3 Pembuatan Sabun Kolagen ikan
Cara kerja dalam membuat sabun berkolagen ini berpedoman pada Heng Wu
dan Chai (2007) dan Banaransoap Dana (2016), yaitu sebagai berikut.Melarutkan
NaOH dengan air di panci pertama, yang perlu diperhatikan adalah yang
dimasukkan NaOH ke dalam air, bukan sebaliknya. Kesalahan dalam prosedur ini
dapat menimbulkan reaksi ledakan.Menunggu suhu larutan NaOH menjadi 35-
40°C, sembari menunggu suhu larutan NaOH menjadi normal, maka dilakukan
pencampuran semua bahan utama sabun yaitu semua jenis minyak ke dalam
panci.
Apabila larutan NaOH telah mencapai suhu 30-40°C, kemudian dicampurkan
larutan tersebut ke dalam panci 2dengan hati-hati. Diaduk semua bahan hingga
menjadi kental (trace). Bila belum trace, maka pengadukan tetap dilakukan. Trace
merupakan fase awal dari saponifikasi. Saat awal pencampuran antara minyak
dengan larutan alkali dilakukan pengadukansecara terus menerus, agar dapat
menjadikan campuran yang awalnya cair dan terpisah, menjadi mengental dan
tercampur sempurna.
Menambahkan bahan pendukung seperti ekstra aloevera, essential oil,
gluthione, dan ekstrak sisik Ikan Nila berupa kolagen pada Adonan yang sudah
trace. Diaduk kembali hingga semua bahan sudah tercampur secara sempurna.
Selain itu, disiapkan alat cetakan yang sebelumnya sudah dilapisi kertas atau
plastik. Masa ini disebut curing, yang merupakan fase waktu tunggu setelah sabun
menjadi padat. Waktu tunggu tersebut memerlukan waktu ± 2 – 4 minggu.
Adonan sabun dipantau kembali setelah 2 hari, kemudian dilepaskan adonan
sabun yang sudah mengeras dari cetakannya. Dibiarkan pada udara yang terbuka
namun tidak lembab, dan apabila sudah seminggu, dilakukan pemeriksaan pH
7

sabun tersebut. Pengukuran pH sabun menurut Banaransoap Dana (2016), dapat


dilakukan menggunakan pH paperataupengujian kandungan alkali menggunakan
cairan phenolphthalein.
3.2.4 Pengujian Sabun Kolagen Ikan Pada Mencit
Hasil ekstraksi kolagen dalam bentuk sabun digunakan untuk
penyembuhan luka kulit mencit (Mus musculus) mengingat kolagen merupakan
protein yang dapat membantu dalam proses penyembuhan luka dengan pemberian
secara tropikal pada area luka. Penelitian tentang pengaruh sabun kolagen sisik
ikan nila (Oreochromis niloticis) terhadap penyembuhan luka pada mencit (Mus
Musculus) melalui pengambilan data hari ke-1 sampai hari ke-7 setelah
terbentuknya luka, dilakukan dengan cara mengukur panjang luka menggunakan
jangka sorong untuk mengetahui panjang asli luka (Setyowati, 2015).
3.2.5 Pengamatan Makroskopis Pada Mencit
Pada Penelitian ini pengamatan makroskopis pada mencit meliputi
perubahan warna kulit, sifat, perubahan tekstur kulit dan gejala
toksinitasnya.Kriteria inklusi peneltian ini adalah mencit putih (Mus musculus)
berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata setiap ekor mencit 25-50 gram yang
telah dinyatakan sehat. Ditandai dengan bulu mencit tidak rusak, kusam maupun
botak, tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi pada mencit, bertingkah laku
normal, dan bergerak dengan aktif (Maria, 2017).
3.3 Prosedur, Luaran dan Indikator Capaian Setiap Tahapan
Dibuat tabel seperti contoh berikut
Prosedur Luaran Indikator Capaian
Persiapan bahan Limbah sisik ikan nila Limbah dari sisik ikan nila
meliputi pengumpulan yang siap untuk bersih dan bebas dari
dan pembersihan dilakukan ekstrak kotoran
limbah sisik ikan nila kolagen.
Pelaksanaan ekstraksi Ekstrak kolagen Menghasilkansupernatan
kolagen dari sisik ikan mejadi ekstrak
nila sebanyak 3 kali
tahapan menggunakan
sentrifuse.
Pembuatan sabun Sabun kolagen ikan Menghasilkan sabun padat
berkolagen dari ekstrak berkolagen alami
kolagen sisik ikan nila
Pesiapan hewan uji Anastesi mencit Mencit dalam keadaan
coba dengan pingsan
menimbang berat
mencit
Pengujian sabun Luka pada mencit yang Efek dari pemberian sabun
colagen ikan pada diolesi sabun berkolagen ikan pada
mencit yang memiliki mencit
luka
8

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Riset yang kami gunakan adalah merupakan jenis riset empirik dan
kuisioner sehingga teknik pengumpulan data dalam penelitian ini bersifat primer
dan sekunder. Data primer berupa hasil data penelitian berupa eksperimen
langsung pada hewan uji coba, pengujian lengkap terhadap ekstrak kolagen serta
observasi tinjauan pustaka. Data sekunder berupa hasil koresponden dalam
kuisioner yang berupa data pendukung terkait organoleptik (bau, khas, warna)
sabun dan survei penggunaan sabun dalam sehari-hari.
3.5 Analisis Data
Analisis data pada riset empirik dengan menggunakan analisis variansi
(ANOVA) satu arah untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan terhadap
perubahan yang diamati. Apabila perlakuan memberi pengaruh pada parameter
pengamatan, maka akan dilanjutkan menggunakan uji DMRT untuk mengetahui
perbedaan antara perlakuan. Analisi data menggunakan SPSS 17.0.
3.6 Penafsiran Data
Apabila nilai siginifikan (p-value) 0.000 yang berarti > 0.05, maka
perbedaan pemberian sabun berkolagen ikan berpengaruh pada mencit yang
memiliki luka .
3.7 Penyimpulan Hasil Penelitian
Cara menyimpulkan hasil penelitian adalah dengan mengetahui hasil
interpretasi akhir data, yang dapat disimpulkan bahwa apakah ada pengaruh dari
pemberian sabun berkolagen ikan terhadap tingkah laku mencit yang memiliki
luka.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1. Anggaran Biaya
Tabel 4.1. Format Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Biaya (Rp)


1 Bahan Habis Pakai 60 % Belmawa 3.937.500
Perguruan Tinggi 1.312.500
2 Sewa dan Jasa 15 % Belmawa 984.375
Perguruan Tinggi 328.125
3 Transportasi 10 % Belmawa 75 % 656.250
Perguruan Tinggi 25 % 218.750
4 Lain-lain 15 % Belmawa 75 % 984.375
Perguruan Tinggi 25 % 328.125
Jumlah 8.750.000
9

Belmawa 6.562.500
Rekap Dana
Perguruan Tinggi 2.187.500
Jumlah 8.750.000

4.2. Jadwal Kegiatan


No Jenis Kegiatan Bulan ke- Person Penanggung
1 2 3 Jawab
1. Persiapan alat dan Adri Hafiz Yusuf
bahan
2. Pelaksanaan penelitian Fathimatuz Zahroh, Adri
Hafiz Yusuf
3. Pembuatan ekstrak Sintiya Eka
kolagen
4. Pembuatan Sabun Sintiya Eka, Putri
Kolagen Ramadhani
5. Pembuatan laporan Putri Ramadhani, Brilian
penelitian Amanat Taqwa
6. Analisis data Brilian Amanat Taqwa

7. Kegiatan akhir dan Fathimatuz Zahroh


evaluasi kegiatan

DAFTAR PUSTAKA
10

Balqis, U., Rasmaidar, R. and Marwiyah, M., 2014. Histopathological Finding of


Burn Healing Using Ambarella Leaf (Spondias dulcis F.) and Coconut Oil on
Rats (Rattus norvegicus). Jurnal Medika Veterinaria, 8(1). 31-36.
Budirahardjo, R., 2015. Sisik ikan sebagai bahan yang berpotensi mempercepat
proses penyembuhan jaringan lunak rongga mulut, regenerasi dentin tulang
alveolar. STOMATOGNATIC-Jurnal Kedokteran Gigi, 7(2).136-140.
Firlianty, F., Elita, E., Najamuddin, A., Rario, R. and Purba, P.A., 2020. Potensi
Sisik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Bawang Dayak (Eleutherine
palmifolia L. Merr) sebagai Masker Collagen. Agrikan: Jurnal Agribisnis
Perikanan, 13(1).69-74.
Harahap, FS, dan Lubis, L., 2018. Analisis sebaran logam berat di sungai batang
hamasaki padangsidimpuan. Eksakta: Berkala Ilmiah Bidang MIPA,19(2).50-
56.
Hardian, K., Ali, A., dan Yusmarini, Y., 2014. Evaluasi Mutu Sabun Padat
Transparan dari Minyak Goreng Bekas dengan Penambahan Sls (Sodium
Lauryl Sulfate) dan Sukrosa (Doctoral dissertation). Jom Faperta,1(2). 1-11.
Hashim P, Mohd Ridzwan MS, Bakar J, and Mat Hashim D., 2015. Collagen in
food andbeverage industries. International Food Research Journal, 22(1). 1–
8.
Kurniawati, D., dan Zainul, R., 2015. Biosorpsi Pb(II) dari larutan berair
menggunakan metode kolom dengan biji dan cangkang lengkeng (Euphoria
logan lour). Jurnal Penelitian Kimia dan Farmasi, 7(12). 872-877.
Marie, R., Syukron, M.A. and Rahardjo, S.S.P., 2018. Teknik pembesaran ikan
nila (Oreochromis niloticus) dengan pemberian pakan limbah roti. Jurnal
Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 5(1). 1-6.
Mufarikoh, Z. and Ary, A., 2017. Pengaruh Pemberian Topikal Ekstrak Kolagen
Kulit Lele Sangkuriang (Clarias Gariepinus Var) terhadap TNF-α dan Jumlah
Fibroblas pada Luka Bakar Derajat Dua Tikus Wistar. Medical and Health
Science Journal, 1(1). 9-13.
Muralidharan, N., Jeya Shakila, R., Sukumar, D. and Jeyasekaran, G., 2013. Skin,
bone and muscle collagen extraction from the trash fish, leather jacket
(Odonus niger) and their characterization. Journal of food science and
technology, 50(6). 1106-1113.
Naiu, A.S., Koniyo, Y. and Sitti Nursinar, F.K., 2018. Penanganan dan
pengolahan hasil perikanan. Gorontalo. CV. Athra Samudra.
Nurhidayah, B., Soekendars, E. and Erviani, A.E., 2019. Kandungan kolagen sisik
ikan bandeng (Chanos-chanos) dan sisik ikan nila (Oreochromis
niloticus). BIOMA: Jurnal Biologi Makassar, 4(1). 39-47.
Pardomuan, H., Aditya, M., Widiawati, WA, dan Fidiawaty, A., 2017. Gambaran
Histopatologi Kulit Mencit Putih (Mus Musculus) Setelah Diberi Paparan
Asap Pembakaran (Disertasi Doktor, Universitas Riau).JOM FK, 4(2). 1-8.
Park, S., Kang, S. and Lee, W.J., 2021. Menopause, ultraviolet exposure, and low
water intake potentially interact with the genetic variants related to collagen
11

metabolism involved in skin wrinkle risk in middle-aged


women. International Journal of Environmental Research and Public
Health, 18(4). 20-44.
Romadhon, R., Darmanto, Y.S. and Kurniasih, R.A., 2019. The Difference
Characteristicsof Collagen from Tilapia (Oreochromis niloticus) Bone, Skin,
and Scales. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 22(2). 403-410.
Schmidt, M.M., Dornelles, R.C.P., Mello, R.O., Kubota, E.H., Mazutti, M.A.,
Kempka, A.P. and Demiate, I.M., 2016. Collagen extraction
process. International Food Research Journal, 23(3). 913-922.
Setyowati, H. and Setyani, W., 2015. Potensi nanokolagen limbah sisik ikan
sebagai cosmeceutical. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas (Journal of
Pharmaceutical Sciences and Community), 12(1). 30-40.
Yernisa, E. and TIP, K.S., 2013. Aplikasi Pewarna Bubuk Alami dari Ekstrak Biji
Pinang (Areca catechu L.) Pada Pewarnaan Sabun Transparan. Jurnal
Teknologi Industri Pertanian, 23(3). 190-198.
Zubair, M., Faozia, A., Anwar, K., Hayyi, M.D.I., Yunani, M. and Kharista, N.R.,
2021. Efektivitas Program Penyuluhan Perikanan Sebagai Upaya Peningkatan
Kemampuan Pembudidayaan Ikan Air Tawar di Desa Pringgabaya. Jurnal
Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 4(3).1-4.
12
13
14
15

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping
Biodata Ketua
A. Identitas Diri
16
17
18

Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Soni Andriawan, S.Pi., M.P


2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Akuakultur
4. NIP/NIDN 0712069202
5. Tempat dan Tanggal Lahir Jember, 12 Juni 1992
6. Alamat E-mail soniandriawan@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 089655906089

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Universitas Universitas Universitas
Brawijaya Brawijaya
Bidang Ilmu Budidaya Budidaya
Perairan Perairan
Tahun masuk-lulus 2014 2018
Judul Tugas Akhir
Nama pembimbing

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT

Pendidikan/Pengajaran

No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS


1 Foreign Language of Wajib 2
Specific Purpose 1
2 Mikrobiologi Perikanan Wajib 3
3 kimia Perikanan Wajib 2

4 Fisika Perikanan Wajib 2


5 Statistika Wajib 3

Penelitian

N Judul Penelitian Penyand Tah


o ang un
Dana
1. Judul Penelitian Identifikasi limbah cair tempe dan efek Internal 201
nya terhadap pertumbuhan ikan nila 9
2. Evaluasi kecernaan dan kualitas bijilabu kuning dan biji Internal 202
19

bunga mataharisebagai bahan pakan ikan dalamUpaya 0


meningkatkan produksi ikannila
3. InflammatorypropertiesofHolothuria Blockgr 202
scabraextractonPangasianodonhypophthalmustissuesagai ant 0
nstAeromonashydrophila Fakultas
4 Identifikasi dan prevalensi ekto danendoparasitikan Internal 202
baderbang (Barbodes schwanenfeldii) di aliran 1
Sungai Dempok Desa Gampingan Kecamatan Pagak
Kabupaten Malang Jawa Timur
5. Studi Alometri Dan Blockgr 202
HubunganBeratIkanTawesPanjang(Barbonymus ant 1
Gonionotus)Aliran Sungai Dempok DesaGampingan Fakultas
Kecamatan Pagak Kabupaten Malang Jawa Timur
6. Anti-bakterialEdibleCoatingKombinasi Kulit Pisang PKM 202
Kepok danEssentialOildalamUpayaMempertahankan 1
Mutu FilletIkanTuna
7. Pengakayaan Limbah Tahu denganBakteri Sel Tunggal PKM 202
dalam UpayaPeningkatan Nutrisi Pakan Alternatif Ikan 1
Nila(Oreochromisniloticus)
8. Sinbiotik lokal ekstrak tepungPorang dan Bacillus sp. PKM 202
Terhadaprespon imun non spesifik udangwindu (Penaeus 1
monodon)
9. Potensi Ekstrak Protein LimbahIkan Sebagai Suplemen PKM 202
Imun dalamUpaya Preventif Covid-19 1
1 MikroenkapsulasiBunga Mawar Sebagai PKM 202
0. PencerahAntosianinWarna Ikan Koi 1

Pengabdian Kepada Masyarakat

No Judul Pengabdian kepada Penyandang dana Tahun


Masyarakat
1. Pengolahan Limbah Cair
Tempe Sebagai Pupuk
Organik Hidroponik Bagi Internal 2020
Kelompok Pkk
(Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga)
2. Webinar Pelatihan
Pembuatan Probiotik Ikan Blockgrand FPP UMM 2020
Bagi Siswa Se-Jawa Timur
3. Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Program Pelatihan
Aquascape Untuk Kelompok
20

Untuk Kelompok Pemuda


Dan Mahasiswa
Muhammadiyah Al Internal 2021
Muflikhun Jetak Lor Desa
Mulyoagung Kec. Dau Kab.
Malang Provinsi Jawa
Timur
4. Pelatihan Dan Pengenalan
Komoditas Perikanan Secara
Online Bagi Siswa Blockgrand FPP UMM 2021
SMA/SMK/MA Se-Jawa
Timur

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RE/PKM-RSH

Malang, 18Maret 2022


Dosen Pendamping

(Soni Andriawan, S.Pi., M.P)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


21

No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan Nilai (Rp)


(Rp)

1 Bahan Habis Pakai


Limbah Ikan 10 kg 6.000 60.000
Mencit 10 ekor 10.000 100.000
Aquades 10 liter 9.000 90.000
NaOH 10 liter 20.000 200.000
Minyak Kelapa 1 liter 100.000 100.000
Minyak Kelapa Sawit 1 liter 87.000 87.000
Minyak Zaitun 100 ml 65.000 65.000
Ekstrak sisik ikan nila - - -
Glutione 5 gr 75.000 75.000
Ph paper 1 buah 85.000 85.000
HCl 1 liter 28.000 28.000
Cairan phenolphthalein 100 gr 47.000 47.000
Parfum 100 ml 45.000 45.000
Essential Oil 10 ml 30.000 30.000
Ekstrak Aloevera 50 ml 30.000 30.000
Jeruk nipis 1 kg 25.000 25.000
Beaker Glass 100 ml 2 buah 45.000 90.000
Blender Philips 1 unit 670.000 670.000
Cawan Petri 3 buah 35.000 105.000
Cobek 1 35.000 35.000
Earbug Microship 1 unit 550.000 550.000
Ember 2 buah 80.000 160.000
Gelas ukur 100 ml 2 buah 125.000 250.000
Gunting 3 buah 30.000 90.000
Cetakan sabun 2 buah 55.000 110.000
Hand mixer 1 190.000 190.000
Jarum Sonde stainless 4 buah 100.000 400.000
steel
Kandang Mencit/Restrain 2 buah 140.000 280.000
Kompor gas 1buah 205.000 205.000
Pakan Mencit 2 kg 50.000 100.000
Object Glass 1 buah 54.500 54.500
Panci 2 buah 98.000 196.000
Penggaris 1 buah 30.000 30.000
Pipet 6 buah 15.000 90.000
Spatula 3 buah 15.000 45.000
22

Syringe 10 buah 18.000 180.000


Tabung reaksi 6 buah 22.000 132.000
Talenan / meja bedah 1 buah 65.000 65.000
Tempat minum mencit 2 buah 30.000 60.000
Termometer 1 buah 95.500 95.500
SUB TOTAL 5.250.000
2 Belanja Sewa Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
Sewa Laboratorium 2 kali 300.000 600.000
Perikanan (PT)
Sewa Freeze Drying 1 rotate 234.500 234.500
Sewa Zoom Premium 2 kali 200.000 400.000
Jasa Timbangan Analitik 3 kali 26.000 78.000
(PT)
SUB TOTAL 1.312.500
3 Perjalanan Lokal Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
Survei Limbah 2 kali 176.000 352.000
Biaya Transport dan Mobil 1 mobil 218.000 218.000
(PT)
Transportasi Pengiriman 10 kali 30.500 305.000
Limbah
SUB TOTAL 875.000
4 Lain-lain Volume Harga Satuan Nilai (Rp)
(Rp)
Sarung Tangan 2pack 200.000 400.000
Hand sanitizer 1 botol 135.500 135.500
Hvs 1 rim 52.000 52.000
Masker 1 pack 300.000 300.000
Percetakan Label SAKOLI 10 lbr 17.500 175.000
Biaya Komunikasi 5 buah 50.000 250.000
SUB TOTAL 1.312.500
GRAND 8.750.000
TOTAL

(Terbilang“Delapan Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah”).

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


23

No Nama /NIM Program Bidang Alokasi UraianTugas


Studi Ilmu Waktu
(jam/
minggu)
1 Fathimatuz Zahroh Akuakultur Peikanan 20 Koordinator
(202010650311035)
2 Brilian Amanat Akuakultur Peikanan 20 Administrasi
Taqwa dan Peneliti
(201910260311042)
3 Sintiya Eka Akuakultur Peikanan 20 Perlengkapan,
Nurhanifah Humas dan
(202010650311009) Peneliti
4 Putri Ramadhani Akuakultur Peikanan 20 Perlengkapan,
(202010650311029) Humas dan
Peneliti
5 Adri Hafiz Yusuf Akuakultur Peikanan 20 Perlengkapan,
(202010650311011) Humas dan
Peneliti
24

Anda mungkin juga menyukai