Oleh:
Neza Afriona/57213213694
JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gelatin merupakan salah satu produk turunan protein yang diperoleh dari hasil
hidrolisis kolagen hewan yang terkandung dalam tulang dan kulit (Gomez-
Guillen et al. 2001). Gelatin dapat menyerap air 5-10 kali beratnya. Gelatin dapat
larut dalam air panas dan jika didinginkan akan membentuk gel (Munda, 2013).
Sumber utama pembuatan gelatin berasal dari kulit dan tulang sapi dan babi
yang disebabkan karena pada hewan mamalia untuk memeproduksi gelatin dapat
menghasilkan kualitas yang lebih tinggi daripada tulang ikan. Bahan baku gelatin
terdiri dari kulit sapi 28,7%, kulit babi 41,4%, kontribusi tulang sapi sebesar
29,8%, dan sisanya dari ikan (Wiyono, 2001).
1.2 Tujuan Pratikum
Adupun tujuan pratikum pembuatan ekstraksi gelati dari kulit ikan patin
(Pangsius sp) sebagai berikut:
TINJAUN PUSTAKA
Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dapat tumbuh
besar. Ikan patin yang hidup di perairan alami dapat tumbuh mencapai ukuran
panjang sekitar 1,2 meter. Beberapa kerabat ikan patin yang berkembang di
berbagai Negara adalah ikan Juaro (Pangasius polyuranodo), P. macronema, P.
micronemus, P. nasutus, P. nieuwenhuisii. Ikan patin diperdagangkan dengan
nama ikan pangas (Djarijah, 2001)
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Kelas : Pisces Sub
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Siluroidea
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Species : Pangasius pangasius
lemak abdomen, jeroan dan hasil perapian (trimming) sebesar 55 %
(Sathivel dkk, 2002). Hasil samping tersebut biasanya diolah menjadi tepung ikan
untuk pakan dan menyisakan produk samping berupa minyak ikan yang sangat
potensial untuk dikembangkan menjadi produk yang memberikan nilai tambah.
Kandungan gizi dalam 100 gram ikan patin yaitu terdiri dari 68,6% protein, 5,87%
lemak, 3,5% abu dan 51,3% air (KEPMENKP,2014).
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu ekstraksi padat
cair dan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair, senyawa yang dipisahkan
terdapat dalam campuran yang berupa cairan, sedangkan ekstraksi padat-cair
adalah suatu metode pemisahan senyawa dari campuran yang berupa padatan
(Anonim, 2012).
2.3 Gelatin
Gelatin berasal dari bahasa latin (gelatos) yang berarti pembekuaan berupa
protein yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen dari kulit, jaringan ikat dan
tulang hewan. Gelatin larut dalam air panas dan jika didinginkan akan membentuk
gel. Sifat yang dimiliki gelatin bergantung pada jenis asam amino penyusunnya.
Gelatin merupakan polipeptida dengan bobot molekul antara 20.000 g/mol-
250.000 g/mol (Suryani dkk., 2009). Gelatin merupakan salah satu hidrokoloid
yang dapat digunakan sebagai gelifying agent, bahan pengental (thickening
agent), atau bahan penstabil (stabilizer). Gelatin berbeda dari hidrokoloid lainnya
karena pada umumnya hidrokoloid merupakan polisakarida sedangkan gelatin
sendiri adalah senyawa protein. (Muyongga dkk.2004).
Rantai polimer pada senyawa gelatin merupakan perulangan dari asam amino
glisinprolin-prolin atau glisin-prolin-hidroksiprolin. Dalam gelatin tidak terdapat
asam amino triptofan, sehingga gelatin tidak dapat digolongkan sebagai protein
yang lengkap (Junianto et al., 2006). Gelatin tersusun atas 18 asam amino yang
saling terikat dan dihubungkan dengan ikatan peptida membentuk rantai polimer
yang panjang (Amiruldin, 2007).
BAB III
METEDOLOGI
3.1 Alat
Bak penampung
Keranjang
Timbangan digital
Tabung pengukur
Pisau
Talenan
Baskom
3.2 Bahan
NaOH 0,1 M
Butanol 10%
Akuades
larutan asam asetat (CH3COOH) 0,05 M
3.3 Metode
Siapkan alat dan bahan
Rendam kulit ikan patin selama 2 menit lalu bersihkan dari sisa daging
dan lemak
Potong menjadi bagian kecil-kecil
Gelatin diawali dengan proses perendaman kulit ikan basah (yang
berukuran 2 cm) dengan larutan NaOH 0,1 M untuk menghilangkan
protein non-kolagen.
Perendaman dilakukan selama 2 jam pada suhu ruangan dengan
pengadukan, dimana larutan NaOH diganti setiap 40 menit sekali.
Kulit ikan tersebut dinetralkan dengan akuades, selanjutnya direndam
dengan butanol 10% untuk menghilangkan lemak dengan
perbandingan 1:10 selama 30 menit pada suhu ruang sambil diaduk,
kemudian netralisasi dengan akuades.
Proses selanjutnya yaitu hidrolisis kulit menggunakan larutan asam
asetat (CH3COOH) 0,05 M selama 30 menit sambil diaduk dengan
perbandingan sampel dan pelarut 1:10 (b/v)
Sampel dinetralisasi dengan akuades, kemudian diekstraksi
menggunakan akuades selama 6 jam pada suhu 55°C, 65°C dan 75°C
dengan perbandingan sampel dan pelarut 1:2 (b/v).
Hasil ekstraksi yang diperoleh merupakan gelatin cair. Proses
selanjutnya yaitu pengeringan dengan mesin evaporator pada suhu
50°C.
BAB IV
: 542 x 100%
1.200
: 45,1%
4.2 Pembahasan
Pada cara asam, kulit ikan direndam dengan asam sulfat sampai kulit
mengembang (swelling), hal ini terjadi karena putusnya ikatan silang antar rantai
polipeptida kolagen dan putusnya beberapa ikatan pada rantai polipeptida. Asam
ini menyebabkan daya tolak diantara molekul kolagen. Dengan hilangnya daya
ikatan, air hangat mampu berpenetrasi secara efektif ke dalam matriks (Yang et
al., 2008; Ahmad & Benjakul, 2011). Selama pemanasan 60oC, stabilitas ikatan
tiga heliks pada induk kolagen rusak, membentuk transisi heliks yang melingkar
(coil) (Benjakul et al., 2009). Kulit yang mengembang semakin mengecil lebih
kecil dari ukuran semula, yang menandakan bahwa gelatin telah terekstraksi dari
kulit ke dalam aquades. Tahapan awal pada perlakuan basa kulit dicuci dengan
larutan NaCl, lalu ditambahkan NaOH.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gelatin ikan dapat diekstraksi dari kulit ikan patin (Pangasius sp.) baik dengan
proses asam maupun basa. Gelatin ikan cara basa yang menggunakan NaOH
menghasilkan karakteristik yang lebih baik dalam hal rendemen yaitu 51,7%.
Gelatin ikan patin hasil ekstraksi melalui proses basa menunjukkan sifat yang
lebih baik karena memiliki nilai kekuatan gel yang lebih tinggi daripada proses
asam.