JUDUL PROGRAM
EKSTRAKSI KOLAGEN DARI SISIK IKAN KAKAP (Lutjanus
argentimaculatus)
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
Anik Andayani (10411500000042) Angkatan 2015
Laela Inayatus S. (10411500000058) Angkatan 2015
Wulan Magfiroh (10411600000041) Angkatan 2016
1
2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.....................................................................................................i
Halaman Pengesahan............................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii
Daftar Gambar.....................................................................................................iv
Daftar Tabel..........................................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................2
1.4 Luaran yang Diharapkan.......................................................................2
1.5 Manfaat Program...................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3
BAB 3. METODE.................................................................................................6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN....................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9
Lampiran...............................................................................................................iv
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR TABEL
5
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kolagen adalah komponen utama lapisan kulit dermis (bagian bawah
epidermis) yang dibuat oleh sel fibroblast. Pada dasarnya kolagen adalah senyawa
protein rantai panjang yang tersusun lagi atas asam amino alanin, arginin, lisin,
glisin, prolin, serta hiroksiproline dan merupakan protein penting yang
menghubungkan sel dengan sel yang lain. Fungsi kolagen sangat luas di bidang
industri kulit, kosmetik, biomedis, dan pangan. Kolagen memiliki karakteristik
diantaranya memiliki daya tarik kuat, sifat antigenitas rendah, bioresorbability,
kompatibilitas yang baik, mampu menginduksi proses koagulasi darah, memiliki
efek terhadap penyembuhan luka, dan mudah dimurnikan (Aberoumand 2011).
Produksi kolagen dalam negeri sendiri sampai saat ini masih belum optimal. Pada
tahun 2003 Indonesia masih mengimpor lebih dari 6200 ton kolagen dengan harga
per gramnya mencapai kurang lebih 1 $ US (Hartati, 2004). Sumber kolagen yang
banyak digunakan pada berbagai bidang sejauh ini masih sangat terbatas dan lebih
banyak berasal dari hewani, diantaranya adalah kulit dan tulang sapi atau babi.
Namun, seiring dengan merebaknya penyakit sapi gila dan penggunaan babi yang
tidak diperbolehkan di beberapa daerah, alternatif sumber kolagen dari organisme
perairan mulai diminati. Sumber kolagen dari organisme perairan diketahui memiliki
kandungan kolagen yang cukup tinggi (Guillen et al. 2002). Sisik dan tulang ikan
merupakan salah satu sumber alternatif dalam pembuatan kolagen karena kolagen
tinggi terdapat pada sisik ikan berdasarkan bobot kering yaitu pada ikan sarden
sebesar 50,9 %, red sea bream 37,5 %, dan Japanese sea bass 41,0 % (Nagai T,
2004).
Pada penelitian (Wardani, 2010), dengan judul Aktivitas Gel Ekstrak
Kolagen Sisik Ikan Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus) Terhadap Fase
Epitelisasi Pada Proses Penyembuhan Luka Bakar Kulit Kelinci memberikan hasil
Pengaruh ekstrak kolagen terhadap karakteristik fisik gel yaitu dapat menurunkan
pH, viskositas, daya lekat, dan meningkatkan daya sebar. Hasil uji statistik
aktivitas gel ekstrak kolagen menunjukkan tidak berbeda signifikan secara
makroskopis, namun hasil skoring fase epitelisasi luka bakar kulit kelinci
menunjukkan perbedaan signifikan dengan kontrol negatif. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pemberian gel ekstrak kolagen sisik ikan kakap merah dapat
mempercepat fase epitelisasi pada proses penyembuhan luka bakar. Sedangkan
pada penelitian (Hartati, 2010) dengan judul Kajian Produksi Kolagen Dari Limbah
Sisik Ikan Secara Ekstraksi Enzimatis menyetaka bahwa pembuatan kolagen dari sisik
ikan dapat dilakukan melalui ekstraksi baik secara konvensional maupun secara
enzimatis. Cara ekstraksi enzimatis ini memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan ekstraksi konvensional, diantaranya adalah tidak
menggunakan solvent organik, sehingga dampaknya terhadap lingkungan
minimal, kolagen yang dihasilkan aman untuk konsumsi manusia karena tidak
mengandung bahan kimia, kualitas produk yang dihasilkan lebih tinggi serta yield
6
yang lebih tinggi. Untuk proses ekstraksi enzimatis ini enzim yang digunakan
adalah enzym protease yang berfungsi memecah protein.
Pada penelitian sebelumnya belum diketahui jenis pelarut efektif yang
dapat digunakan dan belum terdapat penelitian terkait hal tersebut. Oleh karena itu
diperlukan suatu penelitian terhadap palrut efektif yang digunkan untuk
pembuatan kolagen sehingga dapat meningkatkan rendemen dari kolagen yang
dihasilkan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara memanfaatkan limbah sisik ikan kakap menjadi kolagen?
2. Bagaimana cara mengetahui jenis pelarut yang efektif dan belum diketahui
konsentrasi pelarut sisik ikan kakap pada produksi kolagen dari ikan
kakap?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan imbah sisik ikan kakap menjadi kolagen
2. Mengetahui jenis pelarut dan pengaruh konsentrasi pelarut sisik ikan
kakap pada produksi kolagen dari ikan kakap
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program kreatifitas mahasiswa
bidang penelitian ini adalah adanya publikasi melalui seminar-seminar nasional
1.5 Manfaat Program
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam upaya
pengembangkan produk kolagen yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan
masyarakat.
7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Kakap
Ikan kakap memiliki habitat luas, ikan ini dapat hidup di perairan tropis
dan subtropis, pada kedalaman sekitar 100 meter dengan habitat terumbu karang
dan juga dasar perairan berpasir. Juvenilnya dapat ditemui pada perairan teluk
yang dangkal, laguna atau terumbu karang dan kadang-kadang dapat pula ditemui
pada perairan payau (Melianawati, dkk, 2012). Kulit merupakan hasil samping
dari pemotongan hewan yang berupa organ tubuh pada saat proses pengulitan.
Kulit hewan, berupa tenunan dari tubuh hewan yang terbentuk dari sel-sel hidup.
Struktur dasar kulit hewan terdiri dari tenunan serat protein yang disebut serat
kolagen, komponen yang berfungsi sebagai kerangka penguat. Kulit ikan
umumnya terdiri dari dua lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Lapisan
dermis merupakan jaringan pengikat yang cukup tebal dan mengandung sejumlah
serat-serat kolagen. Lapisan dermis adalah bagian pokok tenunan kulit yang
diperlukan dalam pembuatan gelatin, karena lapisan ini sebagian besar (berkisar
80%) terdiri atas jaringan serat kolagen yang dibangun oleh tenunan pengikat.
Protein pada kulit dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu (1) protein yang
tergolong fibrous protein meliputi kolagen (yang terpenting), keratin, dan elastin;
(2) protein yang tergolong globular protein meliputi albumin dan globulin. Kulit,
tulang, dan gelembung renang ikan merupakan limbah yang secara komersial
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri gelatin karena bahan-bahan
tersebut dihasilkan dalam jumlah banyak sehingga dapat memberikan keuntungan
dan menambah penghasilan secara ekonomi bagi pengelola limbah industri
perikanan (Setiawati, 2009).
8
mempunyai kemampuan antara lain homeostasis, interaksi dengan trombosit,
interaksi dengan fibronektin, meningkatkan eksudasi cairan, meningkatkan
komponen seluler, meningkatkan faktor pertumbuhan dan mendorong proses
fibroplasia dan terkadang pada proliferasi epidermis. Manfaat kolagen dalam
bidang medis adalah mempercepat tumbuhnya jaringan baru. Kolagen merupakan
bagian protein yang melimpah dalam tubuh mamalia termasuk manusia, terdapat
sekitar 25% dari total protein. Kolagen banyak ditemukan pada kulit dan tulang,
sedikit terdapat di otot. Kolagen merupakan bagian dari protein serat atau protein
fibrosa yang memiliki beberapa rantai polipeptida yang dihubungkan oleh
berbagai ikatan silang membentuk triple helix. Kolagen merupakan bagian dari
protein berjenis stroma. Protein ini tidak dapat diekstrak dengan air, larutan asam,
alkali atau larutan garam pada konsentrasi 0,01 – 0,1. Kolagen dapat mengembang
karena daya ikat pada struktur molekulnya melemah saat diberikan perlakuan pH
di bawah 4 atau dinaikkan sampai pH 10. Kolagen banyak dimanfaatkan dalam
bidang medis dan kosmetik. Meskipun gel yang dihasilkan kolagen ikan bukan
merupakan gel yang kuat, tetapi dapatdigunakan dengan baik untuk aplikasi
industri, contohnya seperti micro-encapsulasi dan edible film.1 [ CITATION Abu09 \l
1057 ]
2.3 Fungsi Kolagen
Kolagen memainkan peranan yang sangat penting di dalam pembentukan
jaringan dan organ, terlibat di dalam berbagai fungsi biologis sel seperti
pembelahan, pertahanan, dan diferensiasi sel. Karena fungsi biologis tersebut
penggunaan kolagen dalam industri, khususnya dalam bidang medis, berkembang
sangat pesat. Kolagen tidak hanya memainkan peranan penting di dalam
perkembangan suatu jaringan tetapi juga telah banyak digunakan sebagai bahan
baku untuk makanan, kosmetik, dan reagen eksperimental. Aplikasi kolagen
sangat luas di bidang industri kulit, kosmetik, biomedis, dan pangan. Pada bidang
farmasi, kolagen banyak digunakan untuk pemulihan luka, suplemen, pengobatan
anti-kanker dan sebagai bahan pembuatan kapsul. Sedangkan pada pangan,
kolagen digunakan untuk memproduksi kemasan edible dalam industri daging,
misalnya sosis dan salami. Kolagen memiliki struktur yang unik sehingga
pemanfaatannya sangat luas di bidang industri. Karakteristik dari kolagen
diantaranya adalah memiliki daya tarik kuat, sifat antigenitas rendah,
bioresorbability, kompatibilitas yang baik, mampu menginduksi proses koagulasi
darah, memiliki efek terhadap penyembuhan luka, dan mudah dimurnikan
[CITATION RAn14 \l 1057 ].
2.4 Pembuatan Kolagen
Ekstraksi adalah suatu metoda operasi yang digunakan dalam proses
pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah
massa bahan (Solven) sebagai materi pemisah. Apabila komponen yang akan
dipisahkan (Solute) berada dalam fasa padat, maka proses tersebut dinamakan
pelindihan atau Leaching. Sedangkan istilah Ekstraksi umum dipakai jika solute
berada dalam fasa cair [ CITATION IHa10 \l 1057 ].
Menurut Hartati (2010) ada beberapa cara ekstraksi, yaitu:
9
1. Ekstraksi Konvensional Secara sederhana proses pemisahan dengan cara
ekstraksi terdiri dari tiga langkah dasar:1.Proses penyampuran pelarut dan
umpan.2.Proses perpindahan massa dari umpan ke pelarut.3.Proses
pemisahan fasa, antara ekstrak dan rafinat.Sebagai zat pemisah, solven
harus dipilih sedemikian hingga kelarutannya terhadap komponen selain
solut (diluen) adalah terbatas atau bahkan sama sekali tidak saling
melarutkan. Karenanya, dalam proses ekstraksi akan terbentuk dua fasa
cairan yang saling bersinggungan dan selalu mengadakan kontak. Fasa
yang banyak mengandung diluen disebut fasa rafinat (R) sedang fasa yang
banyak mengandung solven disebut fasa ekstrak (E). Proses ekstraksi
padat-cair dipengaruhi oleh pelarut, temperatur, ukuran bahan dan waktu
pengontakan, sedangkan tekanan tidak berpengaruh. Pada ekstraksi
konvensional, biasanya digunakan senyawa organik sebagai solvent. Cara
ini memiliki kelemahan yaitu penggunaan zat kimia yang dapat merugikan
Lingkungan serta adanya kemungkinan sisa bahan kimia dalam produk.
2. Ekstraksi Enzimatis pada prinsipnya sama dengan ekstraksi konvensional.
Hanya saja disini digunakan enzim yang berfungsi mengambil zat yang
akan diekstrak. Dengan demikian tidak diperlukan lagi pelarut khusus
(solvent) dalam proses ekstraksi. Pelarut yang biasanya ditambahkan
dalam ekstraksi enzimatis adalah air. Cara ekstraksi enzimatis ini memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan ekstraksi konvensional,
diantaranya :Tidak menggunakan solvent organik, sehingga dampaknya
terhadap lingkungan minimal Kolagen yang dihasilkan aman untuk
konsumsi manusia karena tidak mengandung bahan kimia kualitas produk
dan yield yang dihasilkan lebih tinggi Pada ekstraksi enzimatis, digunakan
enzim yang berfungsi memecah protein. Enzim protease adalah enzim
yang berfungsi memecah protein dengan cara menghidrolisa ikatan peptida
yang menghubungkan asam-asam amino dalam rantai polipeptida. Enzim
protease berada secara alami di semua makhluk hidup. Dalam tubuh
manusia, enzim ini berfungsi pada berbagai proses tubuh mulai dari proses
sederhana seperti pencernaan protein sampai pada proses tubuh yang rumit
seperti pembekuan aliran darah Kelompok enzim protease memecah
protein dengan dua cara. Cara yang pertama adalah dengan merusak asam
amino yang berada di ujung rantai sedangkan cara kedua dengan merusak
ikatan peptida yang ada di dalam protein.
3. E k s t r a k s i k o l a g e n , y a i t u p e r e n d a m a n d a l a m l a r u t a n
C H 3C O O H 0 , 5 M . M a t e r i y a n g bereaksi di sini adalah protein
kolagen (salah satua s a m a m i n o n y a g l i s i n ) dengan CH3COOH,
seperti yang terlihat pada persamaan reaksi berikut
ini: NH2(CH2)COOH + CH3COOH CH3COOH + CH 3COONH3
Dalam hal ini perubahan materi yang terjadi adalah
p e r u b a h a n k i m i a . A d a n y a r e a k s i kimia, pilinan helik rantai
10
kolagen akan terurai dari yang semula membentuk heliks
tigarantai menjadi rantai heliks yang lebih sederhana (Gambar
1). Hal ini ditandai dengan perubahan ukuran kulit menjadi semakin
tebal dan teksturnya menjadi kenyal dan lunak serta pH menjadi asam.
11
dari sisik ikan dapat dilakukan melalui ekstraksi baik secara konvensional maupun
secara enzimatis. Cara ekstraksi enzimatis ini memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan ekstraksi konvensional, diantaranya adalah tidak
menggunakan solvent organik, sehingga dampaknya terhadap lingkungan
minimal, kolagen yang dihasilkan aman untuk konsumsi manusia karena tidak
mengandung bahan kimia, kualitas produk yang dihasilkan lebih tinggi serta yield
yang lebih tinggi. Untuk proses ekstraksi enzimatis ini enzim yang digunakan
adalah enzim protease yang berfungsi memecah protein.
Pada penelitian (Nurhayati, 2012) dengan judul Ekstraksi Dan Karakterisasi
Kolagen Larut Asam Dari Kulit Ikan Nila (Oreochromis niloticus)amino dan suhu
denaturasi yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan asam asetat 1,5 M. Namun
demikian, kolagen pada perlakuan asam asetat 1,5 M ternyata memiliki
kemampuan mengembang lebih cepat (15 menit) dibandingkan perlakuan asam
asetat 0,5 M (60 menit). Sementara itu, spektra FTIR menunjukkan kolagen yang
diperoleh dari kedua perlakuan memiliki karakteristik yang sama. Berdasarkan
karakteristik kolagen yang diperoleh dengan dua perlakuan ekstraksi, perlakuan
asam asetat 0,5 M menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding 1,5 M.
Mulai
Tahap Persiapan:
- Persiapan Bahan
- Persiapan Ektraksi
- Persiapan Pengujian
Kualitas Produk
Persiapan Pengujian
Kualitas produk
12
Perancangan Alat
A
A
Pembuatan Kolagen:
- Pre treatment sisik ikan
- Penghilagan protein
non kolagen
- Ektraksi
- Pemurnian kolagen
Uji FTIR
Selesai
13
- Melakukan penambahan 0,9 M HCl untuk melakukan presipitasi
- Mensentrifuge hasil presipitasi kolagen
4. Pemurnian kolagen
- Melarutkan dengan CH3COOH dan melakukan presipitasi
3.4.3 Prosedur Analisa
1. Analisa Rendemen
a. Menimbang kolagen basah
b. Menimbang kolagen kering
c. Menghitung perbandingan berat kering kolagen yang dihasilkan dengan
berat bahan besar
2. Analisa pH
a. Memasukkan larutan kolagen sisik ikan dalam beaker glass
b. Mengukur pH dari gelatin dengan menggunakan pH meter
3. Analisa Kadar Air
a. Menimbang cawan kosong
b. Memasukkan kolagen padat dalam cawan
c. Menimbang cawan yang berisi gelatin padat
d. Memasukkan cawan yang yang telah berisi kolagen padat dalam oven
pada suhu 50˚C selama 24 jam
e. Setelah di oven, menimbang cawan tersebut.
f. Menghitung kadar air pada kolagen
4. Analisa Viskositas
a. Memasukkan larutan kolagen kedalam viscometer oswalt
b. Mencacat waktu larutan kolagencair ketika mulai turun sampai melewati
garis yang telah ditentukan pada viscometer oswalt tersebut
c. Menghitung viskositas
6. Analisa Organoleptik
a. Menganalisa warna
b. Menganalisa bau
7. Uji FTIR (Fourier Transform Infra Red)
Untuk mengidentifikasi kolagenyang didapat dari masing-masing variabel
14
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengembangan Ide
2. Survey Alat
Praktikum
3. Perancangan Alat
4. Penyiapan Bahan
Baku
5. Melakukan Trial
(dasar Hipotesa)
6. Pengambilan Data
Penelitian
7. Pengujian Hasil
Penelitian
8. Evaluasi Penelitian
9. Penyusunan Laporan
Akhir
10. Pembimbingan
DAFTAR PUSTAKA
Cebi, N., Durak, M., Toker, O., Sagdic, O., Arici, M., (2014), An evaluation of
Fourier transforms infrared spectroscopy method for the classification and
discrimination of bovine, porcine and fish gelatins, Food Chemistry.
Dian, P., Darmawan, Erizal, Tjahyono,(2012), Isolasi dan sintesis gelatin sisik
ikan kakap putih (Lates calcarifer) berikatan silang dengan teknik induksi
iradiasi gamma, Indonesian journal of materials science.
Debi, Rengganis (2017), Pembuatan Masker Wajah Peel Off Berbasis Gelatin
Dari Sisik Ikan Kakap Merah Dengan Metode Hidrolisis
Hanandyta (2016)
Hastuti, D., Sumpe, I., (2007), Pengenalan dan proses pembuatan gelatin, Jurnal
ilmu-ilmu pertanian.
Melianawati, R., Aryati, R.,(2012), Budidaya ikan kakap merah (Lutjanus sebae),
Jurnal ilmu dan teknologi kelautan tropis.
Norziah, M., Al-Hasan, A., Khairulnizam, A., Mordi, M., Norita, M., (2008),
Characterization of fish gelatin from surimi processing wastes: Thermal
analysis and effect of transglutaminase on gel properties, Food
Hydrocolloids.
Setiawati, I.H., (2009), Karakterisasi Mutu Fisika Kimia gelatin Kulit Ikan Kakap
Merah (Lutjanus Sp.) Hasil Proses Perlakuan Asam, Skripsi Institut Pertanian
Bogor.
Hartati, I. (2010). Kajian Produksi Kolagen dari limbah sisik ikan secara ekstraksi
enzimatis. Momentum, 33-35.
Kantiti, A. S. (2009). Struktur dan fungsi protein kolagen. Jurnal Pelangi, 19-28.
Rahmayanti, A. (2014). eKSTRAKSI kOLAGEN DARI KULIT IKAN GABUS
(Channa Striata) SERTA APLIKASINYA UNTUK SKRINING DAN
KARAKTERISASI KOLAGENASE BAKTERI ASAL INDONESIA. Tesis,
1-56.
15
Simanjutak, B. R. (2013). pengolahan kolagen dari kulit ikan nila merah di balai
besar penelitian dan pengembangan pengolahan prosuk dan bioteknologi
kelautan dan perikanan jakarta. Laporan Kerja Lapangan, 1-33.
16
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Biodata Ketua Kelompok
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Anik Andayani
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Departemen Teknik Kimia Industri FV-ITS
4 NRP 10411500000042
5 TTL Tuban, 28 November 1996
6 E-mail anikandayani77@gmail.com
7 Nomor Telepon HP 082337796614
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SMAN 1
SDN Remen 2 SMPN 1 Jenu
TUBAN
Jurusan - - IPA
Tahun masuk-
2003-2009 2009-2012 2012-2015
lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan
dapat dipertanggungjawabkan sacara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah pemanfaatan limbah sisik ikan
kakap sebagai kolagen “Halal”
Surabaya, 02 November 2017
Biodata Anggota 1
Pengusul,
A. Identitas Diri
(Anik Andayani)
xi
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Semanding SMPN 3 SMAN 2
2 TUBAN TUBAN
Jurusan - - IPA
Tahun masuk-
2003-2009 2009-2012 2012-2015
lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan
dapat dipertanggungjawabkan sacara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah pemanfaatan limbah sisik ikan
kakap sebagai kolagen “Halal”
Surabaya, 02 November 2017
Pengusul,
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Wulan Maghfiro
2 Jenis Kelamin Perempuan
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD SEMEMI 1-
SMPN 26 SMAN 11
222
SURABAYA SURABAYA
SURABAYA
Jurusan - - IPA
Tahun masuk-
2004-2010 20010-2013 2013-2016
lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan
dapat dipertanggungjawabkan sacara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah pemanfaatan limbah sisik ikan
kakap sebagai kolagen “Halal”
Surabaya, 02 November 2017
Pengusul,
(Wulan Maghfiro)
xiii
2. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Keterangan
Peralatan (Rp)
Labu Leher Alat hidrolisis 1 buah Rp. 600.000 Rp. 600.000
Tiga
Gelas Ukur Mengukur 3 buah Rp.100.000 Rp. 300.000
volume solvent
Beaker Glass Tempat 12 buah Rp. 75.000 Rp. 900.000
perendaman
Corong Menuangkan hasil 4 buah Rp. 45.000 Rp. 180.000
hidrolisis
Labu Ukur Membuat pelarut 3 buah Rp. 150.000 Rp. 450.000
Uji FTIR Uji Gelatin 12 sampel Rp. 50.000 Rp. 600.000
Sub Total Biaya Rp. 3.210.000
3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Keterangan
Peralatan (Rp)
Transportasi Biaya perjalanan 3 orang Rp. 500.000 Rp. 1.500.000
Seminar publikasi ilimiah
atau jurnal
Akomodasi Penginapan 3 orang Rp. 300.000 Rp. 900.000
untuk seminar
Sub Total Biaya Rp. 2.400.000
Seminar/lokakarya
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Keterangan
Peralatan (Rp)
Seminar/ Biaya publikasi 3 Rp. 500.000 Rp. 1.500.000
lokakarya ilmiah atau jurnal
Biaya pendaftaran 4 Rp. 250.000 Rp. 1.000.000
seminar dan
conferance
Sub Total Biaya Rp. 2.500.000
xi
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
xii
xii
vi