Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN SILASE IKAN

Oleh :

Firamitha Suban
(15051102012)

BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat serta
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan praktikum pembuatan silase.
Laporan praktikum ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan praktikum ini. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam


laporan ini. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang
penulis miliki. Untuk itu demi kesempurnaan laporan praktikum ini, saran dan kritik sangat
penulis harapkan. Akhir kata semoga laporan praktikum ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca.

Manado, 29 November 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2. Tujuan.......................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 5
2.1. Silase Ikan ................................................................................................................... 5
2.2. Proses Pembentukan Silase ......................................................................................... 5
2.3. Cara Pembuatan Silase ................................................................................................ 6
2.3.1. Bahan baku ikan mentah ...................................................................................... 6
2.3.2. Bahan baku ikan yang sudah dimasak ................................................................. 7
2.4. Cara Penggunaan Silase .............................................................................................. 7
BAB III ...................................................................................................................................... 8
METODOLOGI ......................................................................................................................... 8
3.1. Tempat dan Waktu ...................................................................................................... 8
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................................ 8
3.3. Prosedur Kerja ............................................................................................................. 8
BAB IV ...................................................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................................................. 9
4.1. Kesimpulan.................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pakan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam perkembangan
budidaya ikan secara intensif, baik ikan air tawar, ikan air payau, maupun ikan air laut.
Sedangkan pakan itu dibutuhkan untuk oleh ikan sejak larva ikan mulai kehabisan cadangan
makanannya yang berupa kuning telur (yolk sack) sampai berukuran dewasa, sampai induk
dan selama ikan tersebut masih hidup. Alokasi yang utama dari pakan yang dimakan oleh
ikan adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan apabila terdapat kelebihan
(surplus), kelebihan tersebut akan digunakan oleh ikan untuk pertumbuhannya.
Ketersediaan pakan kualitas dan kuantitas yang memenuhi syarat merupakan faktor
yang sangat penting dalam usaha budidaya ikan. Penyediaan pakan yang tidak sesuai dengan
jumlah ikan yang dipelihara menyebabkan laju pertumbuhan ikan menjadi terhambat.
Akibatnya produksi ikan yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pada
dasarnya, sumber pakan bagi ikan peliharaan berasal dari pakan alami dan pakan buatan. Dari
segi kandungan gizinya, pakan alami lebih unggul daripada pakan buatan karena memiliki
kandungan gizi yang sangat lengkap terlebih lagi dengan keberadaaan enzim di dalam pakan
alami yang dapat membantu proses pencernaan ikan. Akan tetapi dari segi kuantitasnya dan
kontinuitasnya, pakan buatan justru lebih unggul karena dapat diproduksi dalam skala besar
dan terus menerus. Pakan buatan diramu dengan cara mencampur beberapa jenis bahan-bahan
tertentu. Hal yang perlu diperhatikan dalam meramu pakan buatan adalah kandungan gizi dari
bahan-bahan baku penyusunnya. Kandungan gizi bahan-bahan baku pakan buatan sangat
menentukan kandungan gizi pada pakan buatan tersebut. Silase ikan merupakan salah satu
jenis bahan baku yang digunakan untuk membuat pakan ikan. Silase ini dapat berasal dari
ikan utuh yang kemudian dicincang dan difermentasikan dengan penambahan asam atau
berasal dari limbah pengolahan ikan yang difermentasikan. Silase ini dapat berfungsi sebagai
bahan pengganti tepung ikan dalam proses pembuatan pakan ikan.

1.2. Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktikum pembuatan silase ikan adalah untuk Meningkatkan
kompetensi mahasiswa dalam hal penyediaan bahan baku pembuatan pakan ikan khususnya
silase.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Silase Ikan


Pada dasarnya, prinsip pembuatan silase ikan adalah menurunkan pH ikan agar
pertumbuhan maupun perkembangan bakteri pembusuk terhenti. Dengan terhentinya aktivitas
bakteri, aktivitas enzim (baik yang berasal dari tubuh ikan itu sendiri maupun dari asam yang
sengaja ditambahkan) meningkat. Silase ikan ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
unsure yang dicampurkan ke dalam makanan ikan atau makanan ternak lainnya. Penggunaan
silase ikan dalam makanan umumnya dimaksudkan untuk menggantikan seluruh atau
sebagian tepung ikan di dalam makanan. Penggunaan silase ikan sebagai pengganti tepung
ikan dianggap sangat menguntungkan, sebab selain harganya relative murah kualitasnya pun
tidak jauh berbeda. Komposisi kimia silase ikan relative sama dibandingkan dengan
komposisi bahan bakunya, hanya sedikit lebih encer karena penambahan asam. Seilase yang
terbuat dari ikan utuh akan mengandung :
- Air : 70,0 – 75,0%
- Protein : 18,0-20,0%
- Abu : 4,0-6,0%
- Lemak : 1,0-2,0%
- Kalsium : 1,0-3,0%
- fosfor : 0,3-0,9%

2.2. Proses Pembentukan Silase


Seperti yang telah dijelaskan di muka, untuk membuat silase perlu diusahakan agar
pH lingkungan rendah. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan menambahkan asam-asam
tertentu pada ikan yang akan difermentasi. Umumnya jenis asam yang digunakan adalah
asam mineral, asam organic atau campuran dari kedua jenis asam tersebut, tergantung pada
produk fermentasi yang hendak dihasilkan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi
penggunaan asam tersebut adalah harga dan kemudahannya diperoleh di pasaran serta kondisi
lingkungan setempat. Asam organic (umumnya asam formiat dan asam propionat) relatif
mahal bila dibandingkan dengan asam mineral, tetapi mengasilkan silase yang tidak terlalu
asam sehingga dapat langsung digunakan sebagai ransum ikan maupun ternak lain tanpa
harus dinetralkan terlebih dahulu. Sedangkan asam mineral, meskipun relatif murah, sering
kali menghasilkan silase yang sangat asam sehingga perlu dinetralkan ahulu sebelum

5
digunakan untuk pakan ikan dan ternak. Selain menghasilkan silase yang sangat asam, asam
mineral juga mempunyai sifat korosif terhadap logam, sehingga peralatan yang digunakan
dalam proses pembuatan silase harus lebih tahan terhadap pengaruh asam yang kuat,
misalnya dari bahan plastik.
Silase yang baik akan berubah bentuk menjadi cairan setelah dibiarkan 5-8 hari.
Proses pencairan daging ikan ini disebabkan oleh adanya aktifitas enzim proteolitik, misalnya
catepsin, yang terdapat di dalam tubuh ikan. Dengan penambahan asam, enzim ini akan
segera memecah menjadi gugus peptida yagn berantai pendek atau asam amino yagn mudah
larut dalam air. Pada silase yang bermutu baik, selama penyimpanan 21 hari, persentase
senyawa amonia yang terbentuk sangat rendah, yaitu hanya berkisar 2% dari jumlah total
protein yang dikandungnya. Rendahnya persentase senyawa amonia yang terbentuk dapat
dapat memberikan petunjuk bahwa tidak ada atau hanya sedikit sekali bakteri pembusuk yang
dapat bertahan hidup di dalam produk silase berkualitas baik. Berdasarkan hasil pemeriksaan
secara mikrobiologis, ternyata silase yang dibuat dengan penambahan campuran asam
formiat dan propionate tidak menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri pembusuk atau
dianggap steril.

2.3. Cara Pembuatan Silase


Adapun proses pembuatannya sangat sederhana, yaitu dengan mencairkan daging ikan
dengan bantuan kerja enzim, baik yang terdapat di dalam tubuh ikan itu sendiri maupun yang
dihasilkan oleh mikro organisme tertentu, dan asam yang sengaja ditambahkan. Penambahan
asam ini dimaksudkan untuk membantu meciptakan kondisi lingkungan yang memenuhi
syarat dan terkontrol sehingga mampu menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk maupun
mikro organisme lain serta dapat mempercepat proses pencairan daging ikan. Berdasarkan
bahan baku yang digunakan, pembuatan silase ikan dapt dilakukan dengan dua cara yaitu :

2.3.1. Bahan baku ikan mentah


- Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan silase ikan adalah mencuci
daging ikan yang digunakan sebagai bahan baku. Pencucian sebaiknya dilakukan
dengan air bersih mengalir. Setelah dicuci bersih, daging ikan dicincang sampai halus
(kurang lebih 1-2 cm atau lebih halus lagi) setelah dicincang lakukan penggiligan
dengan alat penggilingan daging hingga benar-benar lumat.
- Ikan yang telah digiling halus dimaksudkan kedalam sebuah wadah yang bersih untuk
diberikan asam. Untuk menghindar kerusakan karena korosi oleh asam, sebaiknya
digubakan wadah yang terbuat dari bahan plastik atau tanah.

6
- Tambahkan asam formiat berkadar 85 % kedalam wadah tersebut sebanyak 2-3 % dari
berat total ikan yang akan diproses (jadi sekitar 3 liter untuk setiap 100 kg ikan).
Tujuan utama pemberian asam formiat adalah untuk menurunkan pH lingkungan di
dalam wadah hingga mencapai 4,5 atau lebih rendah lagi.
- Selanjutnya ke dalam wadah tersebut ditambahkan pula asam propionat sebanyak 1 %
(1 liter untuk 100 kg pakan). Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya awet dari
silase yang akan dihasilkan.
- Bahan baku daging ikan yang telah dibubuhi asam formiat dan propionat harus selalu
diaduk agar keduanya benar-benar tercampur secara merata. Proses pengadukan
tersebut sebaiknya dilakukan 3 – 4 kali sehari, selama 4 hari pertama. Sedangkan hari-
hari selanjutnya cukup dilakukan pengadukan secara berkala.
- Bila semua langkah pengerjaannya dilakukan dengan benar, pada hari kelima telah
tampak cairan yang berasal dari tubuh ikan. Dengan demikian silase sudah dapat
diberikan sebagai makanan ikan atau ternak.

2.3.2. Bahan baku ikan yang sudah dimasak


- Pertama-tama ikan yang akan diolah dicuci dahulu dengan air bersih, kemudian
dipotong kecil-kecil dan dicincang sampai halus. Hasil cincangan selanjutnya digiling
hingga lumat.
- Gilingan daging ikan dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang bersih, kemudian
direbus. Tambahkan sedikit air kedalam wadah tersebut agar ikan tidak menjadi
hangus, terutama ikan di dasar wadah. Jumlah air yang ditambahkan tidak perlu
terlalu banyak, cukup setinggi 0,5 – 1 cm dari dasar wadah.
- Setelah direbus, tambahkan asam formiat dan asam propionat, berturut-turut sebanyak
2 – 3 % dan 1 % dari berat total ikan yang akan diolah. Langkah pengerjaan
selanjutnya sama seperti pada pembuatan silase dengan bahan baku ikan mentah.

2.4. Cara Penggunaan Silase


produk silase yang telah diolah dengan penambahan asam organik dapat diberikan
langsung sebagai makanan ikan atau ternak lain. Sedangkan silase yang diolah dengan
penambahan asam mineral harus dinetralkan terlebih dahulu, karena pH nya sangat rendah.
Sebaiknya proses penetralan silase hanya dilakukan beberapa saat sebelum digunakan.
Jangan sekali-kali mentralkan silase yang akan disimpan, sebab dapat memberikkan peluang
kepada bakteri pembusuk atau mikro organisme lain untuk tumbuh. Silase dapat diberikan
sebagai makanan dalam bentuk basah maupun kering.

7
BAB III
METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2018 bertempat di program studi
Budidaya Perairan.

3.2. Alat dan Bahan


- Pisau - nampan
- talenan - air
- Timbangan - daging ikan rucah
- Pengaduk - tepung tapioka
- Ember kecil - jeroan ikan
- kol - garam
- Penggiling daging

3.3. Prosedur Kerja


a. Pembuatan bakteri asam laktat
- kol dicuci terlebih daulu
- Buat larutan garam 25 % dengan cara mencampur 100 gram kedalam setiap 4 liter air
bersih (25 gram/liter air)
- Campurkan kubis dan larutan garam di dalam wadah dengan perbandingan antara
jumlah kubis dan larutan garam dan tutup rapat wadah tersebut.
- biarkan sampai 5 hari, kemudidan saring.
b. Ikan dicincang halus dan dimasukkan ke dalam ember
c. tambahkan tepung tapioka
d. Masukkan larutan sumber asam laktat, kemudian aduk rata agar bahan dan larutan tersebut
benar-benar tercampur merata.
e. fermentasikan dengan lama seitar 5 hari (lakukan pengadukan setelah 3 hari, setiap 4 jam
sekali).

8
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa silase dapat digunakan sebagai
pengganti tepung ikan, karena harganya yang murah (bisa berasal dari limbah ikan), dan
nutrisinya yang hampir sama dengan tepung ikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bebas berteriak. 2008. Pembuatan Silase Ikan ( Praktikum). http://berteriakbebas.blogspot


.com/2008/04/pembuatan-selase-ikan-praktikum.html.Diakses : 29 November 2018.
Permana, E. 2015. Pembuatan Silase Ikan. https://elfianpermana010.wordpress.com/
2015/11/22/laporan-pembuatan-selase-ikan/. Diakses : 29 November 2018.
Sudarma. K. 2015. Pembuatan Silase Ikan. http://aditamabahari.blogspot.com/2015/04
/pembuatan-silase-ikan.html. Diakses : 29 November 2018.
Handajani. H. 2016. Peningkatan Kualitas Silase Limbah Ikan Secara Biologis Dengan
Memanfaatkan Bakteri Asam Laktat. Jurnal 9 : 2. Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah. Malang.

10

Anda mungkin juga menyukai