1
Pengalenganikan
• Pengalengan ikan adalah cara pengawetan ikan dalam kaleng yang
tertutup rapat (hermetis) dan disterilisasi dengan panas.
• Bahan mentah yang dipakai terutama adalah ikan segar atau ikan
basah. Dapat juga pada ikan-
ikan-ikan beku dan ikan asap. Bahan mentah
harus dipilih yang benar-
benar-benar baik, ikan yang kurang baik/segar akan
menimbulkan banyak kesulitan dalam pengolahan dan mengurangi
daya awet.
• Ikan yang dikalengkan dengan baik dapat disimpan dan dapat bertahan
selama ± 2 tahun.
• Prinsip dasar pengawetan ikan dengan pengalengan ini adalah
mematikan jasad renik pembusuk dan menghentikan enzematis suatu
produk yang dikemas dalam kemasan hermetik dengan perlakuan
panas.
• Cara pengalengan ini ditemukan pertama kali oleh seorang Perancis
bernama Nicolas Appert th. 1809 dalam upayanya memenangkan
sayembara pemerintah untuk penyediaan makanan yang diawetkan
bagi tentara Perancis. Selanjutnya dikembangkan dan dipatenkan oleh
orang Inggris bernama Peter Dunand tahun 1819.
2
Jenis ikan yang dikalengkan
• Sardin
• Tuna
• Lain-lain ( udang, rajungan, kerang dsb)
3
Banyaknya unit pengalengan di Indonesia.
• Total : 51 unit
• - Sardines : 24 unit
• - Tuna : 14 unit
• - lain-lain : 20 unit
4
TujuanPemasaran
5
KonsumsiPasar Domestik
Sardines : 95%
• Lain-lain : 5%
* estimasi
APIKI ( Asosiai Pengalengan Ikan Indonesia)
6
PasarExport
• Amerika
• Eropa
• Jepang
• Timur Tengah
• Dll
* APIKI ( Asosiai Pengalengan Ikan Indonesia)
7
Konsumsi Pasar Internasional
Tuna Kaleng*
9
ProsesPengalengan.
1. Persiapan bahan mentah
mentah..
Bahan mentah berupa ikan disiapkan dengan cara dibuang isi
perutnya, kepala dan sirip/ekornya kemudian dicuci, dipotong
dipotong--potong,
ditimbang sesuai ukuran isi kaleng kemudian dimasukan kedalam
kaleng.. Darah ikan harus betul
kaleng betul-- betul bersih karena jika tidak akan
mengakibatkan perubahan warna daging setelah dipanaskan
dipanaskan.. Sementara
itu kaleng disiapkan dengan pencucian memakai air panas lalu
dikeringkan..
dikeringkan
2. Precooking
Precooking..
Untuk ikan yang kecil
kecil--kecil (lemuru, sarden, herring) precooking
dilakukan didalam kaleng yang dilewatkan pada mesin pengukus dengan
konveyor.. Uap panas bersuhu ±100oC dari boiler (pembuat uap panas)
konveyor
dimasukkan kedalam mesin pengukus
pengukus.. Waktu precooking selama ±30
menit tergantung jenis ikan
ikan.. Setelah keluar dari mesin pengukus, air
yang ada dalam kaleng dibuang dengan membalikan kaleng kaleng--kaleng
kaleng..
10
Untuk ikan yang besar seperti tuna, precooking dilakukan
sebelum dimasukkan kedalam kaleng dikukus selama 3-4 jam
dengan panas 104o C sampai semua daging masak, lalu didinginkan .
Daging tuna yang telah diprecooking terdiri atas dua bagian , yaitu
daging putih dan daging merah
merah.. Daging kemudian dipotong
dipotong--potong
sesuai ukuran kaleng, daging merah dipisahkan dan hanya yang
berwarna putih yang dikalengkan
dikalengkan.. Hasil pemotongan terdiri dari :
a. potongan pokok
pokok,,
b. potongan sisa atau serpihan ( waste atau flake )
12
4. Penghampaan
Penghampaan..
Penghampaan adalah pengeluaran udara dari dalam kaleng yang
bermanfaat untuk :
a. Mengurangi tekanan didalam kaleng sehingga kaleng tidak
pecah selama sterilisasi
sterilisasi,, dan tutup akan tetap terikat dengan kuat
b. Meniadakan oksigen untuk mengurangi kemungkinan oksidasi
isi kaleng dan korosi pada bagian dalam kaleng
kaleng..
c. Mengurangi kehidupan bakteri aerobaerob..
13
• Dengan pompa vakum
vakum..
Menggunakan mesin penutup kaleng yang dilengkapi dengan pompa
vakum (vacum seamer
seamer)). Pada proses ini pemvakuman dilakukan dalam
keadaan dingin
dingin.. Kaleng yang telah diisi kemudian diletakan pada mesin
penutup kaleng, setelah tutup diletakan diatasnya pompa vacum
dijalankan.. Sampai derajat kevacuman yang diinginkan tercapai,
dijalankan
kemudian kaleng segara ditutup
ditutup..
5. Sterilisasi
Sterilisasi..
Sterilisasi adalah pemusnahan mikro organisme dengan cara
pemanasan yang dilakukan pada suhu dan waktu tertentu tertentu.. Suhu yang
dipakai 115 – 120o C dan waktunya antara 1 – 1,5 jam tergantung dari
jenis ikan dan ukuran kaleng
kaleng..
Sasaran sterilisasi adalah bakteri yang tahan panas ( termofil ),
terutama Clostridium botulinum
botulinum.. Bakteri ini membentuk spora yang tidak
mati dengan panas dan akan terus hidup berkembang biak jika kaleng
bocor/terbuka dan spora memperoleh oksigen oksigen.. Itulah sebabnya ikan
kaleng dapat membusuk bila kalengnya bocor bocor..
Alat yang dipakai untuk sterilisasi adalah Retort, autoclave atau
pressure cooker
cooker.. Retort ada yang horisontal dan vertikal
vertikal..
14
Gambar bagan Retort horisontal alat untuk proses
sterilisasi ikan kaleng.
Termometer
Saluran masuk air Vent
Pengunci tutup
retort.
Keranjang berisi
kaleng ikan.
Bleeder Saluran pemasukan uap
panas
Saluran pembuang air/ kondensat.
15
Prosedur sterilisasi dengan menggunakan retort adalah
sebagai berikut :
a. Kaleng diatur didalam keranjang besi yang diletakkan diatas kereta atau
katrol lalu dimasukkan kedalam retort
retort..
b. pintu retort kemudian ditutup rapat
rapat..
c. Uap panas dimasukkan kedalam retort
retort..
d. Venting – Katup Vent dibuka untuk mengeluarkan udara dalam retort dan
ditutup setelah udara dalam retort habis (come up time ).
e. Temperatur dan tekanan didalam retort dibiarkan naik sampai batas yang
diinginkan..
diinginkan
f. Penurunan tekanan atau temperatur dapat diatur dengan mengurangi
aliran uap masuk retort atau mengeluarkan sebagian uap dalam retort
retort..
g. Penghitungan waktu pemrosesan (processing time) dimulai sejak
temperatur dan tekanan mencapai tinggi yang diinginkan hingga
pemasukan uap kedalam retort dihentikan
dihentikan..
h. Processing jangan melebihi atau kurang dari waktu yang ditentukan
ditentukan..
i. Setelah sterilisasi selesai, pemasukan uap dihentikan, bleeder dan vent
dibuka perlahan
perlahan--lahan hingga tekanan didalam retort sama dengan
tekanan udara luar
luar.. Kemudian dilakukan pendinginan
pendinginan..
j. Pendinginan…
Pendinginan …..
16
Come Up Time ( CUT )
• CUT biasanya dimulai dari 0 hingga 0.5 – 0.6 menit tergantung pada
penjadwalan proses pemanasan yang dirancang oleh seorang ahli
pengolahan. Semakin cepat CUT maka suhu proses akan semakin
tinggi dan waktu proses yang dibutuhkan untuk mencapai suhu
tersebut akan semakin cepat sehingga dapat menghemat energi
yang digunakan pada proses pemanasan tersebut.
17
Venting
18
j. Pendinginan kaleng segera dilakukan hal ini untuk mencegah “over cooking”
yaitu ikan kaleng yang mengalami pemasakan terlalu lanjut yang berakibat
pada perubahan rasa, warna,dan tekstur daging daging.. Pendinginan dapat dilakukan
degan cara :
1. Diluar retort dengan air
air..
Kaleng dikeluarkan dari dalam retort lalu dimasukkan kedalam bak berisi air
dengan bantuan katrol/konveyor
katrol/konveyor.. Proses pendinginan ini dapat berlangsung
cepat shg dapat mencegah over cooking cooking..
2. Diluar retort dengan udara
udara..
Kaleng dikeluarkan dari dalam retort lalu dibiarkan didinginkan dalam
suatu ruangan dengan udara terbuka terbuka.. Cara ini pendinginan berjalan lambat
sehingga kemungkinan overcooking dapat terjadi terjadi..
3. Didalam retort dengan air air..
Setelah selesai sterilisasi segera kedalam retort dimasukkan air air.. Cara ini
harus dilakukan dengan hati hati--hati karena kemungkinan kaleng dapat pecah
akibat tekanan didalam kaleng lebih besar dari pada diluar kaleng kaleng..
19
Pendinginan dalam retort
20
Setelah selesai pendinginan kaleng-
kaleng-kaleng segera dicuci
dan dibersihkan lalu dikeringkan agar tidak berkarat.
6. Penyimpanan
Setelah semua kaleng bersih dan kering kemudian disimpan
dalam ruangan
ruangan.. Sambil menunggu pengepakan diadakan pengamatan
apakah terjadi kerusakan
kerusakan--kerusakan pada kaleng ( bocor, berubah
bentuk/kembung dll ). Setelah dinilai kondisinya baik baru dilakukan
pelabelan kaleng dan pengepakan dalam master carton selanjutnya
disimpan pada gudang penyimpanan dengan temperatur 0-5oC,
menunggu pendistribusian
pendistribusian.. ( Inkubasi )
7. Pelabelan
Pelabelan..
Pemberian label pada kaleng ada dua cara yaitu :
a.Dicetak pada lembaran bahan kaleng sebelum kaleng dibentuk di
pabrik pembuat kaleng
kaleng..
a.Kertas cetakan dibuat dan ditempelkan pada kaleng setelah
selesai sterilisasi dan pencucian
pencucian..
21
Alur Proses pengalengan ikan
kembung/layang/sardin
Ikan segar
Pelabelan dan
Penyiangan : buang pengepakkan
kepala, isi perut, sirip, ekor
22
Alur Proses Pengalengan Ikan Tuna Cakalang.
Ikan tuna segar
Pelabelan /
Penyiangan dan
pengepakan
Pencucian
Penyimpanan sementara ± 3-6 hr
25
Alur Proses Pengalengan Bekicot ( A chatina flucia Fer )
27
Proses pembersihan daging merah pada ikan tuna yang akan
dikalengkan
28
Proses memasukan daging ikan kedalam kaleng
29
Burung irian burung cenderawasih
30
Kerusakan pada makanan kaleng
2. Kerusakan nonbakteriologi
nonbakteriologi..
Kerusakan yang diakibatkan oleh adanya reaksi kimia
antara produk yang dikemas dengan permukaan
kaleng bagian dalam sehingga akan timbul gas H2
atau akibat dari dekomposisi bahan yang dikemas
sehingga mengeluarkan gas CO2
31
Kerusakan bakteriologi .
32
Kerusakan Nonbakteriologi
• Hidrogen swell
Terjadi karena adanya reaksi kimia antara produk dengan permukaan
kaleng bagian dalam yang tidak sempurna misal tergores, sehingga
membentuk gas hidrogen.
• Reaksi Maillard.
Maillard.
Terjadi pada produk yang mengandung gula,asam-
gula,asam-asam amino, dan
asam. Reaksi menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dalam jumlah
yang besar kaleng akan kembung jika disimpan pada suhu yang tinggi.
• Flat.
Kedua ujung kaleng permukaannya datar dan kokoh.
• Flipper.
Kaleng ujung-
ujung-ujungnya terlihat datar, jika ditekan dengan ibu jari pada
permukaan salah satu ujungnya, permuakaan ujung yang lainnya akan
melonjak cembung, dan jika yang cembung ditekan kaleng akan
kembali datar.
• Springer.
Salah satu …………...
33
Lanjutan :
• Springer.
Salah satu satu ujung kaleng telah cembung permanen, jika ditekan
keras akan kembali cekung tapi ujung lainnya akan cembung keluar.
• Soft Well.
Well.
Kedua ujung kaleng cembung tetapi tidak terlalu keras sehingga
dengan ibu jari dapat ditekan sedikit kedalam.
• Hard Well.
Well.
Kedua ujung kaleng cembung sangat keras dan tidak dapat ditekan
dengan ibu jari.
• Stack burn.
Produk dalam kaleng menjadi lunak, berwarna gelap sehingga tidak
dapat dikonsumsi lagi. Terjadi akibat pendinginan yang tidak sempurna
kaleng belum benar-
benar-benar dingin sudah disimpan.
34
SekianTerima kasih
35