DAFTAR ISI……………………………………………………………………… i
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang……………………………………………………….1
1.2. Permasalahan……………………………………………………….. 2 1.3.
Tujuan Penelitian…………………………………………………… 2 1.4. Urgensi
(Keutamaan) Penelitian………………………………….....2 1.5. Luaran yang
Diharapkan…………………………………………… 2 1.6. Manfaat dari
Kegiatan……………………………………………… 2 BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Sabun ……………………………………………………………3 2.2.
Kolagen ……………………………………………………………3 2.3. Ikan Mas
…………………………………………………………... 4 2.4. Ekstraksi
Enzimatis………………………………………………… 4 BAB 3 METODE
PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat…………………………………………………..5
3.2. Pembuatan Nanokolagen dari Sisik Ikan…………………………… 5 3.3.
Pembuatan Garam Asam Lemak…………………………………… 6 3.4.
Pembuatan Sabun Cair………………………………………………6 3.5. Uji
Hedonik………………………………………………………… 6 3.6. Uji pH
……………………………………………………………7 3.7. Uji Alkali
Bebas……………………………………………………..7 3.8. Uji Kestabilan
Busa………………………………………………… 7 3.9. Uji
Viskositas………………………………………………………..7 4.0. Uji Iritasi
Kulit………………………………………………………7 BAB 4 BIAYA DAN
JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya…………………………………………………….. 9
4.2. Jadwal Kegiatan Penelitian………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 10
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping…11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran………………………………………..16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ...18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksanaan……………………….19
i
1
BAB 1
PENDAHULUAN
melindungi dan merawat kulit agar tetap sehat dan bersih. Bahan baku sabun salah
satunya adalah minyak. Menurut Pane (2018), minyak sawit merah memiliki
kandungan nutrisi yang baik bagi kulit seperti kaya vitamin E dan karoten yang
tinggi sedangkan minyak inti sawit kaya akan asam laurat yang berperan melawan
bakteri gram positif seperti Propionibacterium acne dan Staphylococcus
epidermidis, dimana kombinasi kedua sumber ini mampu menghasilkan nilai
nutrisi dan aktivitas yang baik untuk dijadikan sediaan sabun cair. Berdasarkan hal
tersebut, maka dilakukan penelitian dengan membuat kombinasi garam asam lemak
yang berasal dari minyak merah sawit dan minyak inti sawit dengan penambahan
nanokolagen, sebagai inovasi produk baru bidang kosmetik berupa sabun
pembersih wajah yang anti jerawat dengan tambahan nanokolagen yang mampu
mengurangi keriput pada wajah.
1.2.Permasalahan
Salah satu upaya untuk pemanfaatan sumber daya hayati terhadap limbah
ikan adalah dengan memanfaatkan sisik ikan. dimana sisik ikan kaya akan protein
yang mampu menjadi sumber kolagen. Kolagen yang dihasilkan akan diubah
menjadi nanokolagen sehingga diharapkan menjadi inovasi limbah sisik ikan mas
yang berbasis produk kosmetik seperti sabun. Oleh karena itu, Bagaimana cara
pemanfaatan limbah perikanan berupa sisik ikan di Indonesia serta Bagaimana
karakteristik sabun cair pembersih wajah yang dihasilkan dengan penambahan
nanokolagen dari sisik ikan.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan kolagen menjadi nanokolagen
dengan memanfaatkan limbah sisik ikan sebagai sumber kolagen. Serta melihat
karakteristik dari sabun cair pembersih wajah yang dihasilkan.
1.4. Urgensi (Keutamaan) Penelitian
Urgensi (Keutamaan) dari penelitian ini adalah dapat membuat limbah sisik
ikan mempunyai nilai guna dan ekonomis. Sehingga dapat memberikan teknologi
alternatif dalam menghasilkan sabun cair pembersih wajah dengan kolagen yang
diubah menjadi nanokolagen.
1.5. Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini laporan kemajuan,laporan akhir,
artikel ilmiah, produk sabun cair pembersih wajah dengan kolagen yang diubah
menjadi nanokolagen yang berpotensi menjadi inovasi kosmetik berbasis limbah
ikan.
1.6. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah dapat menambah nilai ekonomis limbah sisik
ikan yang selama ini dibuang oleh masyarakat. Serta memberikan inovasi terbaru
sabun cair pembersih wajah dengan kandungan nanokolagen yang dituju kepada
masyarakat umum.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sabun
Sabun adalah senyawa natrium dan kalium dengan asam lemak dari minyak
nabati dan atau lemak hewani berbentuk padat, lunak atau cair, berbusa digunakan
sebagai pembersih, dengan menambahkan zat pewangi dan bahan lainnya yang
tidak membahayakan kesehatan (Badan Standardisasi Nasional, 1996).sabun
merupakan garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak,
terutama mengandung garam C16 (asam palmitat) dan C18 (asam stearat) namun
dapat juga menagandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah.
Syarat mutu sabun yang ditetapkan SNI 06-3532-2016 dapat dilihat pada
tabel 2.1 di bawah ini
Tabel 2.1 Syarat Mutu Sabun
No Uraian Tipe I Tipe II
(Sabun Padat) (Sabun Cair)
2.2. Kolagen
Kolagen merupakan salah satu protein yang banyak terdapat pada kulit,
tulang, dan gigi makhluk hidup. Kolagen merupakan protein struktural utama dari
jaringan ikat pada tubuh hewan vertebrata dengan kandungan mencapai 30% dari
total protein tubuh (Friess,1998).
Senyawa organik terdiri dari 40-90% pada sisik ikan dan selebihnya
merupakan kolagen. Komposisi pada tulang ikan yaitu kadar air sebesar 7,03 %,
kadar abu sebesar 0,93 %, kadar lemak sebesar 1,63 %, dan kadar protein sebesar
84,85 % (Hartati, 2010).
Produksi kolagen dalam tubuh akan menurun seiring dengan bertambahnya
usia sehingga menyebabkan kulit kering dan berkurangnya elastisitas kulit.
Dengan penggunaan sabun berkolagen, elastisitas kulit dapat terpelihara karena
kemampuan kolagen dalam mengikat air. Kolagen dapat masuk ke pori-pori kulit
dan bekerja efektif di lapisan epidermis kulit, membantu tumbuhnya lapisan kulit
4
baru yang memiliki daya renggang/elastisitas yang lebih baik dari kulit
sebelumnya (Nurhayati, 2013).
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.2.1.Degeasing
Pada tahap persiapan dilakukan pencucian pada sisik ikan. Proses
penghilangan lemak dari jaringan tulang yang biasa disebut degeasing, dilakukan
pada suhu antara titik cair lemak dan suhu koagulasi albumin tulang yaitu antara
32–80°C sehingga dihasilkan kelarutan lemak yang optimum (Ward,1977). Sisik
tersebut dibersihkan dari sisa-sisa daging dan lemak yang masih menempel
(degeasing) dengan direndam dalam air mendidih selama 10 menit. Selanjutnya
sisik ditiriskan dan dipotong kecil-kecil untuk memperluas permukaan.
3.2.2. Demineralisasi
Pada sisik, sebelum dilakukan pengembungan terlebih dahulu dilakukan
proses demineralisasi yang bertujuan untuk menghilangkan garam kalsium dan
garam lainnya dalam sisik, sehingga diperoleh sisik yang sudah lumer disebut
ossein (Utama, 1997). Pada penelitian ini, bahan baku yang telah bersih kemudian
direndam dengan larutan HCl 5% dalam gelas beaker dengan perbandingan 1:5
b/v selama 36 jam sehingga terbentuk ossein. Ossein dicuci dengan menggunakan
akuades sampai pH nya (4–5). Lalu tahap selanjutnya, ossein yang terbentuk
dicuci menggunakan air mengalir untuk menghilangkan material asam klorida dan
kemudian ditambahkan enzim protease. Sampel diekstraksi dalam waterbath pada
suhu 70°C selama 4 jam, kemudian disaring menggunakan kain blacu. Hasil
ekstraksi dikeringkan menggunakan oven pada suhu 70°C selama 24 jam.
Kemudian dilanjutkan dengan analisa Fourier Transform Infra Red (FTIR)
mengetahui gugus fungsi serta keberadaan kolagen yang dihasilkan.
F1 F2 F3
Parfum Pewangi qs qs qs
Nanokolagen - 1% 3% 5%
Pearl concentrate - qs qs qs
EDTA dilarutkan ke dalam akuades, lalu ditambahkan garam asam
lemak dengan konsentrasi 30% dan dileburkan di atas penangas air sambil di aduk
hingga garam asam lemak melarut sempurna membentuk larutan sabun yang
homogen. Kemudian ditambahkan karbomer cair dan TEA ke dalam larutan sabun,
diaduk merata lalu ditambahkan nipagin. Larutan sabun dibiarkan hingga dingin
kemudian ditambahkan parfum dan kolagen. Selanjutnya tambahkan pearl
concentrate, aduk rata dan simpan dalam wadah tertutup.
3.6. Uji pH
Pengujian pH dilakukan dengan pH meter digital (SCHOTT). Elektroda yang
telah dibersihkan kemudian dicelupkan ke dalam sampel, nilai pH dibaca pada pH
meter setelah angka stabil dan dicatat.
selama 3 hari berturut-turut olesan sabun cair dibiarkan terbuka selama 30 menit
serta diamati ada atau tidaknya gejala iritasi berupa kemerahan, rasa
gatal/alergi,bengkak dan rasa perih dibagian kulit yang dioleskan sediaan sabun
cair tersebut.
9
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)
3 Perjalanan 200.000
4 Lain-lain 3.870.000
Jumlah 12.475.000
1 2 3 4 5
1 1
1
1. Pengambilan Sampel
2. Pembuatan kolagen
dan nanokolagen
dari sisik ikan,
3. Pembuatan Garam
Asam Lemak dan
Formulasi Sabun
Cair
4. Karakterisasi
5. Laporan Akhir dan
Publikasi Ilmiah
10
DAFTAR PUSTAKA
Alifah, R. 2017. Efektivitas Gel Sisik Ikan Mas (Cyprinus carpio) dalam Mem
percepat Proses Penyembuhan Luka Insisi Pada kelinci (oryctolagus cunic
ulus) . Skripsi. Makasar.
Anonimous. 2004. Potensi Perikanan dan Kelautan Indonesia, Tempo Interaktif.
Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 1996. Standar Nasional Indonesia Tentang Sabun
Mandi Cair. SNI 06-4085-1996. Jakarta.
Friess, W. 1998. Collagen-biomaterial for drug delivery. European Journal of
Pharmaceutics and Biopharmaceutics. 45: 113-136
Hartati,I. 2010. Kajian Produksi Kolagen Dari Limbah Sisik Ikan Secara Enzima
tis. Teknik Kimia Universitas Wahid Hasyim, Semarang
Hoet PHM, Salata OV. 2004. Nanoparticles known and unknown health Bruske
Hohlfeld I, risks. J Nanotechnol 2(12): 1-5.
Khairuman, H. 2013. Budidaya Ikan Mas. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta Selatan
Leal, M C . Puga , J. Serodio , J. Gomes, N C M . Calado , R. 2012., Trends in the
discovery of new Marine Natural Products From Invertebrates Over the last
two Decades ? Where And What Are We bioprospecting Plos One. 1 (1)
Nauli, A P, Darmanto, Y, dan Susanto E. 2015. Karakteristik Sabun Cair dengan
Penambahan Kolagen Ikan Air Laut yang Berbeda. Jurnal Peng. & Biotek
Nurhayati dan Murniyati. 2013. Pengaruh Penambahan Kolagen Kulit Ikan Nila
(Oreochromis spp) Terhadap Karakteristik Sabun Cair. Prosiding Seminar
Nasional Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia V. Universi tas
Diponegoro,Semarang.
Pane,M L. 2018, Uji Aktivitas Antibakteri Garam Asam Lemak Berbasis Kom
binasi Minyak (Red Plam Oil) dan Minyak Inti Sawit (Palm Kernel Oil)
Serta Formulasinya sebagai Sabun Cair Pembersih Wajah. Skripsi. Univer
sitas Sumatera Utara.
Utama, H. 1997. Gelatin yang Bikin Heboh. Jurnal Halal LPPOM-MUI, 18: 10-
12.
Ward, A.G. & Courts, A. 1977. The Science and Technology of Gelatin. New
York: Academic Press.
Wiliiam,D E dan Andersen, R J,2006, Coral Reefs to Clinical Trials : Bio Pro
specting for drugs from the sea. Proceeding International Seminar and
Workshop on Marine Biodiversity and Their Potential for Developing Bio
Pharmaceutical Industry Indonesia. Jakarta.
Yogaswari V. 2009. karakteristik kimia dan fisik sisik ikan gurami (Osphronemus
gouramy).skripsi. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
11
12
13
14
4. NIP/NIDN 198507182015041002/0018078505
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik S1/Sarjana S2/Magister
1. Biokimia I Wajib 2
2. Biokimia II Wajib 2
4. Bioteknologi Wajib 2
C.2. Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
15
16
1 kg 200.000 200.000
17
SUB TOTAL (Rp) 3.870.000
Terbilang dua belas juta empat ratus tujuh puluh lima ribu rupiah
18