Disusun oleh :
Kelompok 2
Fitri Alfaini Siregar (180410251)
Erike Wesi Kuige (180410252)
Siska Maulia (190410012)
Ekayanti (190410015)
Rizki Amanda (190410029)
Mata Kuliah :
Manajemen produksi
penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Manajemen Kualitas.............................................................................3
B. ISO..........................................................................................................................5
C. TQM........................................................................................................................9
D. Pengawasan Inspeksi.............................................................................................11
E. TQM di Sektor Jasa...............................................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................16
Kesimpulan...................................................................................................................16
Saran.............................................................................................................................16
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Mutu dan Manajemen Mutu?
2. Apa saja syarat penggunaan Manajemen Mutu?
3. Bagaimana Sistem dalam manajemen mutu?
4. Bagaimana cara mengendalikan manajemen mutu?
5. Apa saja Dimensi mutu Produk dan Jasa?
6. Bagaimana mendefinisikan mutu yang kita inginkan dalam barang dan jasa?
1
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional
2. Agar pembaca dapat mengetahui lebih jelas tentang Manajemen Mutu dalam
penerapannya di bidang perekonomian dan bisnis.
3. Sebagai sarana penambah wawasan bagi mahasiswa dan seluruh pembaca
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN KUALITAS
1. Pengertian Manajemen Kualitas
Manajemen kualitas memiliki arti sebagai tindakan mengawasai semua kegiatan dan
tugas-tugas yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat keunggulan yang diinginkan. Ini
termasuk penentuan kebijakan mutu, menciptakan dan menerapkan perencanaan mutu dan
jaminan dan kontrol kualitas dan peningkatan kualitas.
Kualitas yang diawasi tidak hanya terbatas pada kualitas produk tetapi juga kualitas
perusahaan secara keseluruhan. Mulai dari kualitas karyawan yang dipekerjakan, bahkan
hingga kualitas perusahaan dimata para konsumen.
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan sebelum melakukan manajemen kualitas
ini. Davis menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek akhir yaitu
produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas
lingkungan.Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui
manusia dan produk yang berkualitas. Davis mengidentifikasikan lima pendekatan perspektif
kualitas yang dapat digunakan oleh para praktisi bisnis yaitu:
a. Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini ialah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit
didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur.
b. Product-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini ialah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur.
Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan atribut yang dimiliki produk
secara objektif, tetapi pendekataan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam
selera dan preferensi individual.
c. User-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung
pada orang yang memandangnya dan produk yang paling memuaskan preferensi
seseorang atau cocok dengan selera “fitnes foe used” merupakan produk yang
berkualitas paling tinggi.
3
d. Manufacturing-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut pandang
produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan
pesyaratan “conformance quality” dan prosedur.Pendekatan ini berfokus pada
kesesuaian spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu,
yang menentukan kualitas ialah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, dan
bukan konsumen yang menggunakannya.
e. Value-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini ialah memandang kualitas dari segi nilai dan harga,
kualitas didefinisikan sebagai “affordable ascellence”. Oleh karena itu kualitas dalam
pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi
belum tentu produk yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai ialah produk
yang paling tepat beli.
Manajemen kualitas dikatakan berhasil jika aa yang dikelolanya telah memenuhi beberapa
kriteria. Pendapat ini dikemukakan oleh Garvin. Menurutnya kriteria tersebut ialah:
4
Berikut ini terdapat beberapa prinsip manajemen kualitas, terdiri atas:
Seri ISO 9000 adalah suatu sistem terpadu untuk mengoptimalkan efektivitas mutu
suatu perusahaan, dengan menciptakan sebuah kerangka kerja untuk peningkatan yang
berkesinambungan. Sistem manajemen kualitas formal yang berlaku secara internasional
adalah sistem manajemen kualitas ISO 9000. ISO 9000 adalah nama generik untuk sistem
manajemen kualitas internasional yang dikeluarkan pertama kali pada tahun 1987 oleh
Organisasi Internasional untuk Standarisasi (The international Organization for
Standarization = ISO) yang bermarkas di Genewa, Switzerland. Eropa.ISO merupakan
organisasi internasional khusus dalam hal standarisasi. Sampai tahun 1996, ISO telah
memiliki anggota yang terdiri atas organisasi-organisasi standarisasi internasional yang
berasal dari sekitar seratus negara.
5
Menurut Nur Nasution (2005: 300) tujuan utama dari ISO 9000 adalah sebagai berikut :
1) Organisasi dapat mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli.
3) Organisasi dapat memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa kualitas yang
dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dijual.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian ISO merupakan sistem manajemen mutu yang
menerapkan prinsip - prinsip dasar dalam pengelolaan organisasi yang baik. Cakupan sistem
manajemen yang luas menekankan pada mutu atau kualitas produk dengan perbaikan yang
berkesinambungan.
2. Konsep ISO
Seri ISO 9000 dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe dasar standar, yaitu
(1) seri-seri ISO 9000 yang memuat persyaratan standar sistem kualitas
(2) seri-seri ISO 9000 yang berkaitan dengan petunjuk untuk pedoman manajemen kualitas
(Quality Management Guidelines).
Seri-seri ISO 9000 yang tergolong dalam standar –standar sistem kualitas adalah ISO 9001,
ISO 9002, dan ISO 9003. Seri-seri tersebut disusun untuk tujuan kontrak dan penilaian sistem
kualitas formal berdasarkan kriteria ISO 9000. Sedangkan seri-seri ISO 9000 tergolong ke
dalam petunjuk aplikasi manajemen kualitas adalah ISO 9004 beserta bagian-bagiannya.
Sampai tahun 1996, telah ada beberapa seri ISO 9000.
ISO 9000-1, Manajemen Kualitas dan Standar Jaminan Kualitas – Petunjuk untuk Pemilihan
dan Penggunaan. ISO 9000-1, Petunjuk untuk Aplikasi ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 9003.
ISO 9000-3, Petunjuk untuk Aplikasi ISO 9001 pada Pengembangan, Penawaran, dan
Pemeliharaan Perangkat Lunak (Software).
ISO 9000-4, Petunjuk pada Keberlangsungan Manajemen Program. ISO 9001, Sistem
Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam Desain/Pengembangan, Produksi, Instalasi,
dan Pelayanan.
6) ISO 9002, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam Produksi dan Instalasi.
6
7) ISO 9003, Sistem Kualitas Model untuk Jaminan Kualitas dalam Inspeksi dan Pengujian
Akhir.
8) ISO 9004-1, Manajemen Kualitas dan Elemen-elemen Sistem Kualitas – Suatu Petunjuk.
9) ISO 9004-2, Manajemen Kualitas dan Elemen-elemen Sistem Kualitas –Petunjuk untuk
Jasa.
14) ISO 9004-7, Petunjuk untuk Manajemen Konfigurasi. Standar Internasional Sistem
Manajemen Mutu SMM ISO 9001 menetapkan persyaratan dan rekomendasi untuk desain
dari sistem manajemen mutu. Organisasi menjamin produk yang memenuhi persyaratan, dan
bertanggung jawab untuk memberikan jaminan mutu atas produk tertentu yang ditetapkan.
Persyaratan yang ditetapkan tersebut, merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan.
Beberapa hal yang dapat dipelajari dalam sistem manajemen mutu yaitu prinsip manajemen
mutu, manfaat manajemen mutu dan persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001 serta
perkembangannya. Pada tanggal 23 Desember 2008, Badan Standarisasi Nasional
menerbitkan persyaratan SMM ISO 9001 berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Sehingga
jika semula masyarakat mengenal Sistem Manajemen Mutu SMM ISO 9001; 2000, kini
berubah menjadi SMM ISO 9001; 2008.
7
9002, diharapkan dapat membantu institusi dalam mengaplikasikan dan mengembangkan
proses secara berkelanjutan (continue processes improvement).
Menurut Sobana (2012: 203) persyaratan SMM ISO 9001 terdiri atas delapan klausul penting
yakni :
serta pengelolaan suatu kegiatan sesuai manajemen secara sitematis yang terstandar.
Penerapan SMM ISO 9001:2008 dalam Pendidikan
Untuk menuju perbaikan manajemen pendidikan diperlukan satu sistem manajemen mutu
yang diakui dan berstandar baik secara nasional bahkan internasional. Satu sistem manajemen
mutu yang telah berstandar internasional adalah ISO untuk meningkatkan kualitas organisasi
dengan konsistensi sistem manajemen mutu ISO.
Menurut Sobana (2012: 69) mengemukakan beberapa tahap-tahap pengemasan SMM ISO
9001 sebagai berikut:
1) Tahap Sertifikasi
2) Tahap Resertifikasi
8
ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan
penilaian dari suatu sistem manajemen mutu. ISO 9001:2008 bukan merupakan standar
produk, karena tidak menyatakan persyaratan - persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah
produk. ISO 9001:2008 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas, namun
bagaimanapun diharapkan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen
kualitas internasional akan berkualitas baik
Dalam TQM (Total Quality Management), semua anggota organisasi atau karyawan
perusahaan harus berpartisipasi aktif dalam melakukan peningkatan proses, produk, layanan
serta budaya dimana mereka bekerja sehingga menghasilkan kualitas terbaik dalam Produk
dan Layanan yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan kepuasan pelanggan.
Terdapat 8 Elemen Pokok dalam Sistem Manajemen TQM (Total Quality Management).
Kedelapan elemen pokok tersebut diantaranya adalah :
Pelanggan merupakan pihak yang menentukan apakah kualitas produk maupun jasa
yang dihasilkan perusahaan tersebut memenuhi kebutuhan atau tingkatan kualitas yang
diinginkannya. Apapun yang dilakukan oleh sebuah organisasi/perusahaan seperti pelatihan
karyawan, perbaikan proses, penggunaan mesin canggih ataupun adopsi teknologi terbaru
yang pada akhirnya Pelangganlah yang menentukan apakah upaya-upaya yang dilakukan
tersebut bermanfaat atau tidak.
9
Karyawan merupakan sumber daya perusahaan yang penting dalam mencapai tujuan
yang direncanakannya. Oleh karena itu, keterlibatan karyawan secara keseluruhan dapat
mendukung perusahaan dalam melakukan peningkatan proses dan kualitas yang
berkesinambungan yang kemudian menghasilkan produk dan layanan yang terbaik untuk
pelanggannya. Dalam pemberdayaan karyawan, diperlukan pelatihan dan peningkatan
terhadap keterampilan karyawan dalam mengerjakan tugasnya.
Meskipun terdapat banyak keahlian dan ruang lingkup kerja dalam suatu perusahaan
yang membentuk departementalisasi secara vertikal maupun horizontal. Semuanya
memerlukan suatu sistem yang terintegrasi dengan baik agar visi, misi, strategi, kebijakan,
tujuan dan sasaran perusahaan dapat dikomunikasikan dengan baik dan jelas kepada semua
karyawan.
Salah satu bagian yang penting dalam Manajemen Kualitas adalah pendekatan
Strategi dan Sistematik dalam mencapai Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan. Proses tersebut
biasanya disebut dengan Perencanan Strategi ataupun Manajemen Strategi yang melakukan
perumusan dan perencanaan strategi dalam mengintegrasikan konsep kualitas ke dalam
Strategi Perusahaan secara keseluruhan.
Untuk mengetahui sejauh mana kinerja suatu perusahaan, diperlukan data untuk
mengukurnya. TQM mewajibkan perusahaan tesebut untuk mengumpulkan dan melakukan
10
analisis data secara berkesinambungan agar keputusan ataupun kebijakan yang diambil benar-
benar akurat dan tepat sasaran. Dengan adanya data, kita dapat menarik kesimpulan
berdasarkan kejadian ataupun hasil sebelumnya.
8. Komunikasi (Communications)
D. PENGAWASAN INSPEKSI
Dalam pengendalian kualitas (Quality Control), Inspeksi merupakan salah satu elemen yang
sangat penting. Inspection (Inspeksi) diperlukan untuk memastikan kualitas produk yang
dihasilkan sesuai dengan ketentuan dan standarnya sehingga kepuasan pelanggan dapat
terjaga dengan baik. Selain mengendalikan kualitas dan menjaga kepuasan pelanggan,
Inspeksi juga dapat mengurangi biaya-biaya manufakturing akibat buruknya kualitas
produksi seperti biaya pengembalian produk dari pelanggan, biaya pengerjaan ulang dalam
jumlah banyak dan biaya pembuangan bahan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Dalam prakteknya pada Industri Manufakturing, Unit kerja yang berkaitan dengan Inspeksi
(Inspection) dan Pengujian (Test) ini bertanggung jawab untuk menilai kualitas bahan-bahan
baku yang dipasok oleh pemasok (supplier) dan produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan
manufakturing itu sendiri apakah telah sesuai dengan karakteristik dan standar yang
ditentukan.
Unit kerja yang bertanggung jawab untuk mendeteksi dan memilah komponen-komponen
yang dipasok oleh pemasok ataupun produk setengah jadi (Semi Products) dari unit kerja
11
lainnya apakah sudah sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan biasanya disebut
dengan IQC (Incoming Quality Control). Sedangkan unit kerja yang bertanggung jawab
untuk inspeksi dan pengujian terhadap produk jadi (finished goods) yang di produksi oleh
perusahaan manufakturing ini biasanya disebut dengan OQC atau Outgoing Quality Control.
Inspeksi atau Inspection pada dasarnya hanya melakukan pengukuran terhadap tingkat
kesesuaian dengan standar dan karakteristik produk yang yang ditentukan dan memisahkan
produk-produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas dengan produk-produk yang
memenuhi standar kualitas yang ditentukan. Jadi pada dasarnya, Inspeksi tidak akan
melakukan penelitan mengapa produk tersebut tidak sesuai dengan standar atau mencari
penyebab ketidaksesuaian (non-conformance) tersebut. Untuk melakukan penelitian terhadap
penyebab ketidaksesuaian, ada pihak tertentu atau unit kerja lainnya yang melakukannya.
Inspeksi merupakan metode yang paling umum digunakan oleh perusahaan manufakturing
untuk mencapai keseragaman kualitas produk dan Standarisasi produk. Jika produk yang
dihasilkan tidak sesuai dengan ketentuan standar dan spesifikasi maka produk tersebut akan
ditolak dan pihak yang bertanggung jawab harus melakukan tindakan perbaikan (corrective
countermeasure) agar tidak terjadi lagi ketidaksesuaian standar di masa yang akan datang.
Tujuan dari Inspeksi dalam Quality Control (Pengendalian Kualitas) adalah sebagai berikut :
Untuk mendeteksi dan menghilangkan bahan baku yang cacat sebelum masuk ke
proses produksi.
Untuk mendeteksi produk cacat dan produk yang berkualitas rendah terkirim ke
pelanggan.
Untuk memberikan pemberitahuan kepada Manajemen sebelum suatu masalah
kualitas menjadi serius sehingga manajemen dapat mengambil tindakan-tindakan
yang diperlukan.
Untuk mencegah keterlambatan pengiriman yang dikarenakan masalah kualitas dan
mengurangi keluhan dari pelanggan.
Untuk meningkatkan kualitas dan realibilitas produk.
Membedakan Lot produk yang baik dan Lot produk yang cacat.
12
Membedakan unit produk yang baik dan unit produk yang cacat.
Untuk mengetahui apakah terjadi perubahan pada proses.
Untuk mengetahui apakah proses produksi berada atau mendekati batas spesifikasi.
Untuk menilai kualitas produk.
Untuk mengukur ketepatan alat ukur di produksi.
Untuk mengukur kemampuan proses.
Inspeksi atau Inspection dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah
Floor Inspection, Centralized Inspection, Combined Inspection, Functional Inspection, First
Piece Inspection, Pilot Piece Inspection dan Final Inspection. Berikut ini adalah pembahasan
singkatnya.
Floor Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan dalam proses produksi. Dalam Floor
Inspection, Inspektor melakukan pemeriksaan terhadap Material atau produk setengah jadi
(Semi Goods) pada proses produksi baik yang dilakukan oleh Manusia maupun Mesin.
Inspektor akan melakukan pemeriksaan dari satu mesin/pekerja ke mesin/pekerja lainnya.
Metode pemeriksaan ini dapat mendeteksi permasalahan lebih awal sebelum produk tersebut
dihasilkan dalam jumlah banyak.
Centralised Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan pada lokasi tertentu atau
terpusat pada tempat yang ditentukan. Semua Peralatan dan Mesin Pengujian diletakan pada
tempat yang dikhususkan untuk pengujian. Semua sampel produk yang akan dilakukan
pengujian dibawa ke lokasi tersebut untuk dilakukan pengujiannya.
13
First Piece Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan terhadap unit pertama. Unit
pertama yang dimaksud ini bisa jadi adalah unit pertama pada pergantian shift kerja,
unit pertama pada pergantian LOT produk, unit pertama pada pergantian alat kerja
ataupun unit pertama pada pergantian parameter mesin.
Pilot Piece Inspection adalah inspeksi yang dilakukan terhadap produk baru ataupun
model-model baru.
Final Inspection adalah Inspeksi yang dilakukan pada Produk Jadi (Finished Goods).
Final Inspection ini memeriksa karakteristik produk secara menyeluruh baik
Fungsional maupun Kosmetiknya. Final Inspection ini dilakukan sebelum produk jadi
tersebut dikirimkan ke pelanggan.
Terdapat dua metode dalam melakukan Inspeksi (Inspection) yaitu metode Inspeksi 100%
(100% Inspection) dan metode Inspeksi secara sampling (Sampling Inspection).
Metode Inspeksi 100% (100% Inspection) adalah Inspeksi yang dilakukan terhadap
semua jumlah produk yang dihasilkan oleh produksi dan teknik pengujian yang
digunakan tidak boleh bersifat destruktif (tidak merusak produk). Metode Inspeksi
100% memerlukan tenaga kerja yang banyak dan biaya yang tinggi. Metode Inspeksi
100% ini biasanya diaplikasikan pada produk-produk yang berharga tinggi.
Metode Inspeksi secara Sampling (Sampling Inspection) adalah Inspeksi yang
dilakukan terhadap jumlah sampel tertentu dari total jumlah produk yang diproduksi
pada rentang waktu tertentu. Sampel yang diambil pada umumnya adalah sampel acak
(random sample) yang mewakili keseluruhan populasi produk (umumnya berdasarkan
model, tenaga kerja, mesin ataupun rentang waktu tertentu). Jika dalam Inspeksinya
terbukti mendeteksi adanya produk cacat maka keseluruhan produk yang terkait akan
ditolak (rejected) dan harus dilakukan pengerjaan ulang atau disortir ulang.
Pemeriksaan atau Inspeksi Sampling ini lebih murah dan lebih cepat namun memiliki
risiko terjadinya kesalahan sample (sampling error). Kesalahan Sampling ini biasanya
dapat diperkirakan.
Dalam kasus pengujian yang bersifat destruktif yaitu pengujian yang dapat merusak produk
yang bersangkutan, Inspeksi sampling ini sangat dianjurkan.Metode Inspeksi Sampling ini
biasanya dilakukan pada produk-produk yang kurang presisi dan tidak berharga mahal.
14
E. TQM di sektor jasa
Kualitas jasa susah untuk diukur dan bergantung pada persepsi pada ekspektasi dibandingkan
kenyataan serta persepsi pada proses dan output-nya .Adapun kualitas jaga digolongkan
dalam dua hal yaitu .
Manajer operasional memainkan peranan penting dalam mengatasi beberapa aspek utama
kualitas jasa yaitu:
Keempat aspek utama tersebut merupakan kunci jasa yang berkualitas.Adapun yang
menentukan kualitas jasa adalah
Kualitas adalah istilah yang memiliki arti yang berbeda bagi orang yang
berbeda.Kualitas merupakan fitur atau karakteristik total dari sebuah produk barang atau jasa
yang dikaitkan dengan kemampuannya memuaskan kebutuhan yang terlihat maupun tersirat.
menetapkan harapan kualitas sangat penting bagi operasi yang efesien dan efektif.
15
Untuk mencapai kualitas perlu penerapan konsep Total Quality Management. Karena
kualitas tidak dapat diperiksap ada sebuah produk.Topic ini membahas enam konsep Total
Quality Management agar efektif serta berbahagia hal berkaitan dengan kualitas
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Total Quality Management (TQM) mengacu pada penekanan kualitas yang
meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok hingga pelanggan. Tujuh konsep
program TQM yang efektif yaitu perbaikan berkesinambungan, Six Sigma, pemberdayaan
pekerja, benchmarking, just-in-time (JIT), konsep Taguchi, dan pengetahuan perangkat TQM
Saran
16
Daftar Pustaka
odul%20mo%20bab%2013%20-%20pengawasan%20kualitas.pdf
https://docplayer.info/67489654- manajemen-operasional-manajemen-kualitas.html