Anda di halaman 1dari 22

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU DALAM

PELAKSANAAN PROYEK
Mata Kuliah: Manajemen Proyek
Dosen Pengampu: Dr. Suryadi
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Proyek

Disusun oleh:
Kelompok 9
Manajemen Pendidikan 2019 A
1. Khairul Imam (1103619005)
2. Alya Arlia Pristine (1103619040)
3. Dhia Amalia Putri Prinanto (1103619041)
4. Fathimah Az Zahra (1103619053)
5. Mohamad Basithurrafi (1103619071)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil allamin puji serta syukur kami panjatkan


kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Implementasi Manajemen
Mutu dalam Pelaksanaan Proyek”. Kami menyadari proses selesainya
makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kami rahmat-Nya, sehingga


makalah ini tersusun dengan baik dan semestinya
2. Dr. Suryadi selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Perubahan
3. Teman-teman dan para sahabat kami di kelas MP 2019 A yang
membantu dan mendukung kami dalam membuat makalah ini
4. Serta Orang tua kami yang selalu mendukung dan memberi motivasi
kepada kami agar terselesaikannya makalah ini sebagai proses
pembelajaran dan penugasan kami di mata kuliah manajemen proyek
Makalah ini disusun dan dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Proyek dan memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya
untuk kami sendiri. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun. Atas perhatiannya, kami ucapkan banyak terimakasih.

Jakarta, 04 Desember 2021

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Mutu ................................ 3
B. Sistem Manajemen Mutu Proyek ............................................................. 7
C. Sistem Penjaminan Mutu ........................................................................ 10
D. Pentingnya Pengendalian Mutu Untuk Keberhasilan Proyek ............. 12
E. Penerapan Total Quality Management dalam Pelaksanaan Proyek .. 16
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 18
A. Kesimpulan ............................................................................................... 18
B. Saran.......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam pelaksanaan pembangunan proyek di Indonesia, ditemui
banyak kegagalan proyek yang disebabkan salah satunya akibat
pelaksanaan proyek yang tidak sesuai dengan standar kualitas yang
ditetapkan. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kepedulian terhadap
pelaksanaan proyek yang memenuhi kualitas yang diharapkan. Kegagalan
proyek banyak disebabkan oleh tidak diterapkannya standar kualitas
pelaksanaan proyek dan tidak sesuainya mutu hasil pekerjaan yang
sebagaimana mestinya. Dalam pelaksanaan proyek, sasaran pengelolaan
proyek adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu
peralatan, material dan cara kerja dianggap memenuhi persyaratan mutu.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan
berfungsi secara memuaskan selama kurun waktu tertentu atau dengan kata
lain siap untuk dipakai. Manajemen Mutu merupakan alternatif pola/sistem
teknik pengelolaan dalam proses pembangunan industri konstruksi yang
memadukan tahap-tahap proses pembangunan menjadi satu
kesatuan/keterpaduan. Efektifitas penerapan sistem manajemen mutu
proyek dalam proses pembangunan dapat mengoptimalisasikan pengelolaan
dan pengendalian proyek ditinjau dari kualitas dalam mencapai
tujuan/target yang telah ditentukan. Dengan adanya usaha peningkatan mutu
yang dilakukan perusahaan konstruksi, maka akan membutuhkan kualitas
pada pelaksanaan proyek. Salah satu upaya dalam pelaksanaan untuk
mencapai standar mutu, pihak kontraktor mengusahakan pemakaian suatu
sistem manajemen mutu yang sesuai dengan persyaratan yang diberikan
oleh pemilik proyek.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan ruang lingkup manajemen mutu?

1
2

2. Apa dan bagaimana sistem manajemen mutu proyek?


3. Apa dan bagaimana sistem penjaminan mutu?
4. Bagaimana peran pengendalian mutu untuk keberhasilan proyek?
5. Bagaimana penerapan manajemen mutu dalam pelaksanaan proyek?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan ruang lingkup manajemen mutu.
2. Mengetahui dan memahami sistem manajemen mutu dalam proyek.
3. Mengetahui bagaimana sistem penjaminan mutu.
4. Mengtahui pentingnya pengendalian mutu untuk keberhasilan proyek
5. Mengetahui bagaimana penerapan manajemen mutu dalam pelaksanaan
proyek.
D. Manfaat Penulisan
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang manajemen proyek
dan mengetahui pelaksanaan manajemen mutu dalam proyek secara
mendalam khususnya mengenai implementasi manajemen mutu dalam
pelaksanaan proyek. Manfaat lainnya yaitu sebagai referensi untuk
membuat tugas dengan pembahasan yang sama.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen Mutu


1. Pengertian Manajemen Mutu
Terry menjelaskan “manajemen adalah suatu proses atau kerangka
kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang
nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan, pelaksanaannya adalah
“managing” pengelolaan, sedangkan pelaksananya disebut dengan
manager atau pengelola. Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat
dan profesi. Dikatakan ilmu karena manajemen dipandang sebagai suatu
bidang pengetahuan yang secara sistemik berusaha memahami mengapa
dan bagaimana orang bekerjasama. Dikatakan kiat karena manajemen
mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain
menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena
manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu
profesi, manajer dan para profesional dituntut oleh suatu kode etik.
Mutu secara umum adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh
dari bidang atau jasa yang menunjukkan dalam kemampuan memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Poewardarminta dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia “Mutu” berarti karat. Baik buruknya sesuatu,
kualitas, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan). Pengertian mutu
secara umum adalah gambaran atau karateristik menyeluruh dari barang
atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan. Istilah manajemen mutu sering disebut
sebagai Total Quality Manajement (TQM). Total Quality Management
(manajemen kualitas total) adalah strategi manajemen yang ditujukan
untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam
organisasi. Total Quality Management (TQM) adalah suatu pendekatan
manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas,

3
4

berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk


kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi
keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.
TQM adalah sebagai suatu filosofi dan suatu metodologi untuk
membantu mengelola perubahan. Inti dari TQM adalah perubahan
budaya dari pelakunya. Sedangkan Slamet menegaskan bahwa TQM
adalah suatu prosedur di mana setiap orang berusaha keras secara terus
menerus memperbaiki jalan menuju sukses. TQM bukanlah seperangkat
peraturan dan ketentuan yang kaku, tetapi merupakan proses-proses dan
prosedurprosedur untuk memperbaiki kinerja. TQM juga menselaraskan
usaha-usaha orang banyak sedemikian rupa sehingga orang-orang
tersebut menghadapi tugasnya dengan penuh semangat dan
berpartisipasi dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan manajemen mutu adalah suatu proses atau
kerangka kerja dalam proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya dalam
mencapai gambaran atau karateristik menyeluruh dari barang atau jasa
yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang
diharapkan.
2. Ruang Lingkup Manajemen Mutu
Ruang lingkup TQM dapat dilihat sebagai tak terbatas ada beberapa
prinsip yang mendasari dasar filosofi manajemen ini. Sebuah studi yang
dilakukan oleh Sila dan Ebrahimpour (2000) disusun berdasarkan
penelitian survei pada TQM diterbitkan antara tahun 1989 dan 2000.
Temuan mereka diidentifikasi dua puluh lima faktor TQM yang berbeda
yang semuanya dapat dianggap relevan dan penting. Namun,
berdasarkan tinjauan literatur beberapa prinsip yang menimbulkan
dampak terbesar bisa dibatasi hanya beberapa kecil dan mereka rinci di
bawah ini.
5

a. Kepemimpinan dan Manajer Puncak


Yang pertama dari prinsip-prinsip TQM yang relevan adalah
kepemimpinan. Alasan dasar untuk kepentingan ini diringkas oleh
Okland (2011) yaitu, untuk menjadi sukses dalam mempromosikan
efektivitas dan efisiensi TQM, harus dimulai dari atas dari kepala
eksekutif atau setara. Pandangannya mengenai kepemimpinan
dengan menyatakan kepala eksekutif suatu organisasi harus
menerima tanggung jawab dan komitmen untuk kebijakan kualitas.
Jika pemilik atau direktur organisasi tidak mengakui dan menerima
tanggung jawab mereka untuk inisiasi dan pengoperasian TQM,
maka perubahan ini tidak akan terjadi.
b. Perencanaan Strategis
Kepemimpinan juga memainkan peranan penting dalam
prinsip perencanaan strategis TQM. Juran (2012) adalah penggagas
prinsip ini karena ia adalah orang yang membawa dimensi
manajerial untuk kualitas yang diperluas dari asal statistik. Juran
Trilogy yang mendefinisikan tiga proses manajemen: kontrol
kualitas, peningkatan kualitas dan perencanaan kualitas. Untuk
menetapkan strategi terserah kepada kepemimpinan untuk
menghasilkan dokumen yang menggambarkan tujuan, jangkauan
panjang dan pendek . Tujuan jarak jauh harus berisi strategi untuk
mencapai tujuan. Strategi ini penting karena di secara langsung
manajer lingkungan bisnis harus merencanakan secara strategis
untuk mempertahankan memegang pangsa pasar, apalagi
meningkatkannya.
c. Inklusi Sumber Daya Manusia
Prinsip berikutnya TQM adalah prinsip inklusi sumber daya
manusia yang disebarkan oleh Rosby (2010) yang mengadopsi
pendekatan sumber daya manusia di mana masukan pekerja dihargai
dan didorong sebagai pusat program peningkatan kualitas.
Kemampuan organisasi dalam memberdayakan karyawan mereka
6

adalah aspek paling terkenal dalam hal prinsip ini. Dengan hal
tersebut karyawan menjadi bertanggung jawab atas tindakan sendiri
dan kontrol digeser dari luar ke dalam individu masing- masing
karyawan. Hal tersebut juga dapat mengurangi tenaga pengawasan
serta memberikan rasa kepemilikan terhadap karyawan.
d. Transformasi Budaya Organisasi
Mengikuti prinsip inklusi sumber daya manusia adalah
prinsip Budaya Organisasi, Okland (2012) mendefinisikan
kebudayaan sebagai, “bagaimana bisnis dilakukan, dan bagaimana
karyawan berperilaku dan diperlakukan” Lebih lanjut, TQM yang
bersangkutan terutama dengan mengubah sikap dan
mengembangkan keterampilan sehingga budaya organisasi menjadi
salah satu mencegah kegagalan di mana semua orang terus mencoba
untuk melakukan hal yang benar. berkaitan perubahan budaya untuk
perencanaan strategis karena perubahan budaya akan terjadi hanya
sebagai hasil dari proses penyebaran yang direncanakan dan dikelola.
e. Focus Pada Pelanggan
Prinsip fokus pelanggan didefinisikan oleh Foster (2010)
sebagai pendekatan proaktif untuk memuaskan kebutuhan
pelanggan yang didasarkan pada pengumpulan data tentang
pelanggan untuk mempelajari kebutuhan dan preferensi mereka dan
kemudian menyediakan produk dan layanan yang memuaskan
mereka. Mehra et al. (2001) mengidentifikasi bahwa memiliki
pengetahuan yang mendalam tentang harapan pelanggan merupakan
aspek penting dari TQM karena setiap kegiatan didorong oleh
pengetahuan ini. penekanan pentingnya menentukan kebutuhan
pelanggan, mendefinisikan persyaratan yang sejelas dan kemudian
menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh pelanggan.
f. Perbaikan Terus Menerus
7

Perbaikan terus-menerus dapat ditemukan di asal-usul TQM


dengan timbulnya lingkaran QC (Quality Control). Budaya
perbaikan terusmenerus Zairi (2002) berarti kualitas yang lebih baik
dan lebih baik, lebih rendah dan variasi yang lebih rendah yang
dihasilkan dari praktek manajemen proses yang mendatangkan
tambahan perbaikan dan inovasi dalam produk, jasa dan proses. Ada
tiga jenis perbaikan terus menerus seperti yang didokumentasikan
oleh Sheffrey (2011): penghapusan cacat, proses eliminasi, dan
perbaikan proses.
B. Sistem Manajemen Mutu Proyek
Sistem didefinisikan sebagai sekelompok komponen yang terdiri dari
manusia dan atau bukan manusia yang di organisir dan diatur sedemikian
rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu
kesatuan dalam mencapai tujuan atau hasil akhir. Sebagaimana kita ketahui
dalam suatu perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi dan
nonkonstruksi, memiliki organisasi yang terstruktur secara utuh dan
menyeluruh akan terdiri dari bagian-bagian yang saling berinteraksi baik
secara fisik atau non fisik seperti pimpinan, pelaksana pekerjaan, ahli,
material/bahan dana, informasi pemasaran dan pasar itu sendiri. Manajemen
adalah ilmu perencanaan, perorganisasian, penyusunan, pengarahan dari
pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
terlebih dahulu. Mutu sudah merupakan istilah yang tidak asing lagi
didengar dalam keseharian kita. Mutu itu sendiri menjadi sifat dari suatu
produk baik berupa barang atau jasa serta rangkaian kerja. Selain itu
pengertian dan penafsiran terhadap mutu sangat subjektif, mutu dikatakan
baik jika memberikan hasil yang memuaskan. Sebaliknya jika memberikan
hasil yang tidak memuaskan akan dikatakan mutunya tidak baik.
Manajemen Mutu adalah suatu cara untuk mengarahkan kegiatan organisasi
di lapangan dengan tujuan untuk mencapai mutu hasil kerja seperti yang
telah ditetapkan. Dari keseluruhan uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa Sistem Manajemen Mutu adalah suatu gabungan atau rangkaian
8

kegiatan yang saling berkaitan dengan orgaisasi yang diperlukan untuk


mencapai suatu tujuan yang sesuai dengan persyaratan mutu berdasarkan
standar sistem manajemen mutu
Manajemen mutu proyek (Project Quality Management) melibatkan
proses yang mensyaratkan dan menjamin bahwa proyek tersebut akan
memenuhi kebutuhan yang disyaratkan termasuk di dalamnya semua
aktivitas yang melibatkan fungsi manajemen secara keseluruhan, antara lain
kebijakan mutu, obyektifitas dan tanggung jawab dan implementasinya
terhadap perencanaan mutu/kualitas, penjaminan mutu, control
mutu/kualitas, dan peningkatan mutu/kualitas. Jadi manajemen mutu
proyek terdiri dari, 1) Perencanaan Kualitas (Quality Planning) yaitu untuk
mengidentifikasi standar kualitas mana yang relevan untuk proyek tersebut
dan menentukan apakah sudah memenuhi syarat, 2) Penjaminan Mutu
(Quality Assurance) yaitu untuk mengevaluasi kinerja proyek secara
keseluruhan berdasarkan keyakinan bahwa produk/proyek akan memenuhi
standar yang relevan, dan 3) Kontrol Mutu/kualitas (Quality Control) yaitu
untuk memonitor hasil-hasil proyek. Ketiga proses tersebut saling interaksi
antara satu proses dengan proses yang lain.
1. Manfaat Manajemen Mutu Proyek
Kegunaan manajemen mutu bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
pembangunan proyek lebih lanjut dirinci sebagai berikut.
a. Bagi Pemerintah
1) Untuk menjaga dan meyakinkan agar metode konstruksi,
material dan peralatan yang digunakan dalam membangun
proyek memenuhi standar dan peraturan yang telah ditentukan.
hal ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan dan
keamanan bersama.
2) Memberikan kesempatan pemeriksaan dan pengujian terhadap
instalasi atau hasil proyek dari waktu ke waktu yang dapat
mengurangi potensi penyebab kerusakan dan kecelakaan.
b. Bagi Pelaksana
9

1) Bila mengikuti prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat


akan menghasilkan pekerjaan sekali jadi. hal ini berarti
mencegah pekerjaan ulang (rework)
2) Bila dilaksanakan dengan baik, akan mencegah mutu yang
melebihi spesifikasi yang tercantum dalam kontrak EPK, berarti
menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu.
Adapun secara umum, manfaat yang diperoleh dengan menerapkan
sistem manajemen mutu antara lain:
a. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui
jaminan mutu yang terorganisasi dan sistematik. Proses dokumentasi
menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur, dan instruksi yang
berkaitan dengan mutu telah direncanakan dengan baik.
b. Perusahaan yang telah bersertifikat akan diizinkan untuk
mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen mutu
dari perusahaan itu telah diakui secara internasional. Hal ini berarti
meningkatkan image perusahaan serta daya saing dalam memasuki
pasar global.
c. Meningkatkan mutu dan produktivitas melalui kerjasama dan
komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten,
serta pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi
internal menjadi lebih baik.
d. Meningkatkan kesadaran mutu dalam perusahaan.
e. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan
dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-
instruksi yang terdefinisi secara baik.
f. Terjadi perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota
organisasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk
mempertahankan sertifikat yang umumnya hanya berlaku tiga tahun.
2. Kebijakan Manajemen Mutu Proyek
Kebijakan Mutu Manajemen Proyek dalam melaksanakan suatu
pekerjaan, dan sasaran mutu pekerjaan adalah:
10

a. Tersedianya detail engineering desain yang lengkap dan bermanfaat


bagi pelaksana pekerjaan sesuai dengan kebutuhan program.
b. Terjaminnya pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan prosedur
sistem manajemen mutu
c. Manajemen Mutu untuk meraih kinerja yang memuaskan
d. Terpenuhinya Persyaratan atau Spesifikasi Produk yang telah
ditetapkan.
C. Sistem Penjaminan Mutu
Menurut “Manual of Professional Practices for Quality in the
Constructed Project”, Jaminan kualitas (quality assurance) adalah sebuah
program yang mencakup aktivitasaktivitas yang dibutuhkan untuk
menyediakan mutu dalam pekerjaan sesuai dengan persyaratan/tuntutan
proyek. Penjaminan mutu (QA) merupakan keseluruhan sebuah rencana dan
langkah-langkah sistematis yang dibutuhkan agar meyakinkan konsumen
bahwa system atau instalasi yang akan diciptakan dapat beroperasi dengan
hasil yang memuaskan (Soeharto, Iman, 2001). Menurut “Manual Praktek
Profesional, Kualitas Mutu Dalam Proyek Bangunan” penjaminan mutu
(Quality Assurance) merupakan suatu sistem aktivitas yang dibutuhkan
untuk memberikan kualitas mutu di dalam sebuah pekerjaan dan memenuhi
spesifikasi proyek (David Arditi, 1999). Kegiatan penjaminan mutu
mempunyai tujuan utama adalah membuat tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk memberikan keyakinan kepada semua pihak yang
berkaitan (konsumen) bahwa seluruh tindakan yang dibutuhkan untuk
mencapai target atau tingkatan kualitas mutu proyek yang telah
dilaksanakan dengan berhasil. Pembuatan kebijakan atau aturan yang dibuat
oleh penjamin mutu melibatkan pihak - pihak yang terkait dengan
berjalannya proyek, aturan, standar/spesifikasi, panduan pelatihan dan
sistem yang diperlukan untuk menghasilkan kualitas mutu yang baik.
Penjaminan mutu memberi perlindungan atas terjadinya masalah
mutu/kualitas melalui sebuah peringatan dini terhadap masaalah
dikemudian hari. Peringatan tersebut mempunyai peran penting didalam
11

melakukan pencegahan masalah internal maupun eksternal. “Menurut


Hamid Sahab (1996)” Quality Assurance merupakan bermacam – macam
teknik yang memberikan pengawasan atas setiap tahap pekerjaan termasuk
dengan pengawasan atas bermacam – macam material agar tidak ada
kesalahankesalahan yang dapat dilihat/dideteksi. Berikut ciri-ciri sistem
penjaminan kualitas (L.Yusrizal):
1. Bersifat sistematik yaitu pendekatan yang memastikan bahwa setiap
aktivitas sudah sesuai sebelum kegiatan selanjutnya dilakukan.
2. Dilihat berdasar fakta yang mengarah pada penyusunan aturan dan
instruksi, aturan menjelaskan ruang lingkup dan tujuan dari sebuah
aktivitas.
3. Hal yang diperlukan untuk menyusun aturan bertujuan untuk pelaporan
dan penelusuran aturan yang tidak sesuai dan mendapat tindakan
perbaikan serta berfungsi untuk mengimplementasi sistem mutu dan
penelusuran.
4. Dibutuhkan sebuah audit yang bertujuan untuk memastikan bagaimana
aturan telah dibuat telah dilakukan dengan efektif.
Proses yang dilakukan dalam Quality Assurance yaitu:
1. Melakukan pemeriksaan manual dari aturan proyek yaitu suatu proses
kegiatan untuk menyelesaikan suatu kegiatan proyek sehingga tercapai
target/tujuan proyek.
2. Melakukan pemeriksaan isi dokumen kontrak dan spesifikasi teknik
kemudian menyusun kriteria perencanaan kerja, progress kerja dan hasil
dari pekerjaan.
3. Aturan pemeriksaan proyek yang berupa gambar kerja, spesifikasi
pekerjaan, dan laporan pemeriksaan/inspeksi terhadap aktivitas
pekerjaan.
4. Melakukan pemeriksaan secara terpadu dan menyeluruh terhadap
dokumen yang dibutuhkan untuk melakukan serah terima akhir yang
bertujuan untuk menyesuaikan koordinasi hasil dari pelaksanaan
12

pekerjaan serta menghindari terjadinya perselisihan/konflik dari isi


dokumen.
5. Perihal yang harus diperhatikan sebelum serah terima dokumen adalah
melkukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh manajer proyek sebelum
diserahkan ke pemilik proyek.
D. Pentingnya Pengendalian Mutu Untuk Keberhasilan Proyek
Setiap proyek tentu diharapkan bisa berjalan dengan baik dan
mencapai hasil sesuai perencanaan. Untuk proyek-proyek yang merupakan
pesanan konsumen, tentunya pihak kontraktor ingin agar proyek mencapai
hasil sesuai harapan konsumen. Namun tak bisa dipungkiri ada beberapa hal
tak terduga yang bisa saja terjadi dan proyek yang sedang dikerjakan tidak
berjalan sesuai dengan perencanaan. Untuk mencegah hal itu, dibutuhkan
pengendalian mutu proyek. Pengendalian mutu proyek dapat dikerjakan
oleh sebuah tim yang dikepalai oleh seorang manager. Sebelum proyek
dimulai, tim hendaknya sudah dibentuk dan dilakukan penunjukan untuk
mengepalai tim. Orang yang ditunjuk untuk menjadi manager harus
disetujui oleh pemberi proyek. Manager pengendalian mutu ini nantinya
akan melaporkan pekerjaan-pekerjaannya secara langsung kepada manager
proyek.
Pengendalian mutu dalam sebuah proyek terdiri dari tiga langkah
utama yakni perencanaan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan
kualitas. 1) Pada langkah perencanaan mutu dilakukan identifikasi terhadap
kebutuhan konsumen, kemudian dibuatlah rancangan proyek yang sesuai
kebutuhan konsumen dan rancangan proses pembuatan proyek sesuai
dengan rancangan proyek, 2) Pada langkah pengendalian mutu, dilakukan
identifikasi faktor-faktor yang harus diperhatikan, mengembangkan metode
pengukuran mutu, mengembangkan standar, dan mengembangkan alat
pengendalian mutu, dan 3) Pada langkah peningkatan kualitas, dilakukan
tindakan yang diperlukan bila terjadi ketidaksesuaian antara kondisi standar
dan kondisi aktual di lapangan. Tindakan ini bisa berupa penyesuaian
ataupun perbaikan.
13

Tim pengendalian mutu sebaiknya juga memiliki pedoman teknis


pengendalian mutu yang disusun dengan cermat dan tentunya disepakati
bersama. Adapun pedoman teknis pengendalian mutu ini berisi latar
belakang dan pengertian pengendalian mutu dalam proyek, prosedur
pengendalian mutu, strategi pengendalian mutu, sasaran pengendalian mutu,
metodologi yang digunakan, tahapan pengendalian mutu, dan evaluasi
kinerja. Pedoman teknis pengendalian mutu ini dapat dilengkapi pula
dengan bagan atau skema alur pengendalian mutu dan alur pelaporan
pengendalian mutu.
1. Metode Pengendalian Mutu
Berhasil atau gagalnya sebuah proyek sangat bergantung pada peran
pengendalian dan pengawasan. Sebuah proyek yang sedang berjalan
pasti akan mengalami penyimpangan atau perbedaan dari rencana yang
sudah ditetapkan. Disinilah dibutuhkan campur tangan pengendalian
dan pengawasan proyek. Ada pun metode yang bisa digunakan untuk
mengendalikan mutu suatu proyek bisa disesuaikan dengan jenis proyek
dan kualitas yang diinginkan. Secara umum, ada 3 metode yang sering
dipakai dalam pengendalian mutu suatu proyek.
a. Pemeriksaan dan Pengkajian
Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan terhadap gambar
konstruksi proyek, rancangan pembelian peralatan dan
perlengkapan, model proyek, dan perhitungan desain.
b. Inspeksi dan Pemeriksaan Peralatan
Melakukan pemeriksaan dan melakukan uji coba untuk
memastikan peralatan-peralatan yang digunakan dalam proyek bisa
berfungsi dengan baik. Pemeriksaan bisa dilakukan saat peralatan
baru saja diterima dari hasil pembelian. Pemeriksaan juga perlu
dilakukan ketika instalasi peralatan sedang dikerjakan dan setelah
instalasi selesai.
c. Melakukan Pengujian Dengan Sampling
14

Pengujian dengan sampling dapat dilakukan untuk


memastikan kualitas material sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. Pengujian dengan sampling perlu dilakukan dengan
berpegang pada beberapa prinsip yakni tepat waktu, efektif dan
efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan. Pengujian sampling
harus dilakukan tepat waktu supaya hasilnya bisa dimanfaatkan
dengan maksimal untuk memberikan masukan-masukan bagi
perbaikan kualitas proyek, khususnya pada bagian-bagian yang
belum menyelesaikan pekerjaannya pada tahapan tertentu.
Pengujian sampling harus dikerjakan dengan efektif dan efisien baik
dari metode maupun instrumen yang digunakan supaya bisa
mencapai titik-titik penting yang dapat memberikan gambaran
umum pencapaian pelaksanaan proyek. Pengujian sampling tersebut
harus bisa dipertanggungjawabkan secara jujur dan objektif, karena
itu harus jelas pula metode yang digunakan, titik uji sampling yang
diambil dan sasaran uji sampling
2. Dokumen-Dokumen Untuk Pengendalian Mutu
Dalam melaksanakan pekerjaan pengendalian mutu proyek
dibutuhkan beberapa dokumen penting. Dokumen-dokumen ini menjadi
acuan pengerjaan proyek sehingga pelaksanaan proyek dan hasil
akhirnya sesuai dengan perencanaan. Adapun dokumen-dokumen
tersebut meliputi:
a. Spesifikasi teknis
Spesifikasi teknis berisikan uraian yang disusun dengan
lengkap dan jelas mengenai suatu proyek yang hendak dikerjakan
sehingga bisa mencapai harapan semua pihak yang terlibat di
dalamnya.
b. Gambar kerja
Gambar kerja adalah gambar acuan yang dipakai untuk
mewujudkan ide rancangan ke dalam bentuk fisik. Oleh karena
itulah, setiap pihak yang terlibat dalam proyek harus bisa memahami
15

gambar kerja yang telah dibuat. Gambar kerja yang benar-benar


akurat dan detail akan sangat membantu mewujudkan sebuah proyek
dengan tepat. Gambar kerja yang dibuat oleh seorang arsitek
dilengkapi pula dengan spesifikasi dan syarat teknik pengerjaan
proyek yang lengkap, jelas dan teratur serta perkiraan biaya proyek
dan perhitungan kuantitas proyek. Jika gambar kerja sudah diperiksa
dan disetujui, barulah gambar kerja ini bisa digunakan dalam
pengerjaan sebuah proyek.
c. Rencana mutu kontrak
Dokumen ini merupakan pedoman jaminan mutu dalam
pelaksanaan sebuah proyek. Dokumen ini digunakan untuk
memastikan bahwa hasil akhir proyek sesuai dengan syarat-syarat
teknis yang dicantumkan dan telah disepakati di dalam kontrak.
Dokumen Rencana Mutu Kontrak atau RMK memang secara khusus
dibuat untuk menentukan arah pengendalian proses pelaksaaan
proyek sehingga didapat proyek yang berkualitas sesuai dengan
harapan.
d. Dokumen administrasi
Memang ada begitu banyak dokumen administrasi yang
menyertai sebuah proyek. Khususnya untuk pengendalian mutu
proyek, dokumen yang dibutuhkan antara lain hasil uji lapangan,
request work dan catatan-catatan.
e. Instruksi teknis
Dokumen ini disusun untuk menghindari terjadinya
kesalahan dalam pengerjaan suatu proyek. Dokumen ini berisi
petunjuk suatu proses kerja yang harus dikerjakan oleh tim-tim kerja
atau kelompok-kelompok yang terlibat dalam proyek.
3. Pengendalian Langsung
Pengendalian mutu proyek bukanlah pekerjaan yang hanya
dilakukan di belakang meja. Tim pengendalian mutu juga turun
langsung ke lapangan. Metode pengendalian secara langsung di
16

lapangan dilakukan untuk mengamati proses pengerjaan yang


sebenarnya terjadi di lapangan. Pengendalian langsung terhadap
pelaksanaan sebuah proyek dapat diatur dengan tata cara berikut ini.
a. Pemantauan atau monitoring
Kegiatan pemantauan dilakukan dengan kunjungan ke
masing-masing bagian proyek. Kunjungan ini untuk melakukan
sampling pengendalian mutu tentang pelaksanaan proyek,
penyiapan peralatan dan media yang dibutuhkan, serta penggunaan
anggaran biaya yang telah ditetapkan.
b. Supervisi
Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memastikan
satu tahapan pada proyek telah berjalan sesuai dengan mekanisme
atau pedoman yang telah ditetapkan.
c. Penguatan kapasitas pengerjaan
Kegiatan ini dilakukan untuk mendorong tingkatan
pencapaian pekerjaan berdasarkan batasan-batasan waktu yang telah
disepakati. Selain itu, kegiatan penguatan kapasitas ini juga
dilakukan untuk mendorong meningkatnya kinerja sesuai dengan
tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian pada
pengerjaan proyek.
E. Penerapan Total Quality Management dalam Pelaksanaan Proyek
Penerapan Total Quality Manajemen dalam pelaksanaan proyek,
memerlukan elemen-elemen penting untuk pelaksanaan proyek, Menurut
Geotsch dan Davis (1994), elemen kunci dari suatu kualitas total terdiri dari
11 elemen yang diuraikan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan, Kemampuan individu atau kelompok untuk
mengakomodasi dan mengarahkan bagian penting perusahaan dalam
mencapai tujuannya.
2. Kebijakan dan Strategi, Kebijakan dan Strategi Cara dimana prinsip-
prinsip Mutu diintegrasikan ke dalam proses Perencanaan perusahaan
17

dan cara dimana perencanaan dikomunikasikan dan disebarkan ke


seluruh divisi dalam seluruh tingkatan
3. Komitmen, Loyalitas pekerja terhadap perusahaan dan merupakan
proses yang berkelanjutan dimana anggota perusahaan menunjukkan
kepedulian mereka terhadap kelangsungan perusahaan
4. Kerjasama, Merupakan komponen penting dalam TQM karena kerja
sama akan membangun rasa saling percaya.
5. Kapasitas untuk Berubah, Merupakan elemen dalam menjamin
kemajuan perbaikan terus menerus melalui penciptaan kemampuan
melibatkan diri, kepedulian dan energi untuk menjalankan prinsip-
prinsip TQM
6. Pembelajaran, Pembelajaran Melakukan reevaluasi terhadap sifat dan
tujuan perusahaan dan nilai serta kepercayaan
7. Manajemen Sumber Daya Manusia, Merupakan elemen yang ditujukan
untuk merealisasikan kemampuan kerja dan untuk menghasilkan
komunikasi, partisipasi, rasa percaya, kerja tim, peningkatan
kemampuan kinerja
8. Komunikasi, Transfer pesan yang diterima dan dimengerti oleh
seseorang
9. Manajemen Sumber Daya, Elemen yang ditujukan untuk mendukung
perusahaan dalam melaksanakan TQM
10. Manajemen Proses, Merupakan elemen yang melaksanakan konsep-
konsep dan metode TQM
11. Quality Awareness, Berhubungan dengan kesadaran pentingnya mutu
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen mutu adalah suatu cara untuk mengarahkan kegiatan
organisasi di lapangan dengan tujuan untuk mencapai mutu hasil kerja
seperti yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan proyek, manajemen mutu
diperlukan sebagai salah satu alat yang digunakan untuk menjadi acuan atau
tolak ukur dalam mengelola kualitas proyek yang diberikan oleh suatu
perusahaan, organisasi maupun badan usaha. Hal ini akan sangat
mempengaruhi kualitas dan kinerja seluruh anggota perusahaan dalam
menjalankan tugasnya masing-masing guna mencapai tujuan dan visi dari
perusahaan tersebut. Ruang lingkup pada manajemen mutu proyek terdiri
dari perencanaan kualitas (Quality Planning), penjaminan mutu (Quality
Assurance) dan kontrol mutu/kualitas (Quality Control) yaitu untuk
memonitor hasil-hasil proyek. Ketiga proses tersebut saling interaksi antara
satu proses dengan proses yang lain
B. Saran
Dalam pelaksanaan proyek, sebaiknya SDM sebelum pelaksanaan
proyek sudah memahami dengan baik apa dan bagaimana standar mutu
yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan suatu proyek, sehingga
implementasi manajemen mutu dalam pelaksanaan suatu proyek dapat
berjalan dengan baik. Dengan menerapkan standar manajemen mutu maka
kualitas dan kinerja SDM dalam melaksanakan proyek akan sesuai dengan
harapan atau perencanaan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Juran, J.M. 1995. Merancang Mutu. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.


Kartika, N., & Maulana, A. C. 2018. Analisis Penerapan Total Quality Manajemen
(TQM) Pada Perusahaan Kontraktor Dengan Pendekatan Metode Servqual
Di Kota Sukabumi. SANTIKA (Jurnal Ilmiah Sains dan teknologi), 8(1),
673-688.
Lukman, L., Suripin, S., & Purwanggono, B. 2010. Pengaruh Penerapan ISO 9001
Terhadap Kualitas Proyek Di PT. Pembangunan Perumahan Cabang V
Wilayah Jateng dan DIY (Doctoral dissertation, magister teknik sipil).
Manabung, N, Dundu, A.K. T & Walangitan, D. R. O. 2018. Sistem Pengawasan
Manajemen Mutu dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi. Jurnal Sipil Statik.
Vol. 6(12). 1079-1084. ISSN: 2337-6732
Manabung, N., Dundu, A. K., & Walangitan, D. R. 2018. Sistem Pengawasan
Manajemen Mutu dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi (Studi Kasus:
Pembangunan Gedung Laboratorium Fakultas Teknik Unsrat). Jurnal Sipil
Statik, 6(12).
Sabdana, S. W. 2019. Tantangan Penerapan Total Quality Management (TQM)
Pada Sektor Jasa (Studi Kasus Pada Hotel Berbintang di Daerah Istimewa
Yogyakarta) (Doctoral dissertation, UAJY).
Soeharto, Imam. 2001 Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional)
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Strong Indonesia. 2019. Pengendalian Mutu Proyek. https://strong-
indonesia.com/artikel/pengendalian-mutu-proyek/#axzz7ClgVboVS .
(Diakses pada Sabtu, 20 November pukul 15:08)
SUBEKHAN, S. 2017. Strategi Peningatan Mutu Pendidikan (Studi Kasus
Manajemen Mutu di Pondok Pesantren Salaf-Modern Nurul Huda
Mantingan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015) (Doctoral dissertation,
STAIN Kudus).
Susiana, S. 2018. Analisis Pengendalian Kualitas Mutu pada Proyek Konstruksi di
Royal Bay Batam (Studi Kasus: Club House Royal Bay Batam) (Doctoral
dissertation, Universitas Internasional Batam).
Fitrah, M. (2018). Urgensi sistem penjaminan mutu internal terhadap peningkatan
mutu perguruan tinggi. Jurnal Penjaminan Mutu, 4(1), 76-86.

19

Anda mungkin juga menyukai