Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING PRODUK

INDONESIA

SITTI ATHIRAH CAHYANI ANNAS


(A012191025)

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang

Daya saing adalah konsep perbandingan kemampuan dan kinerja perusahaan sub-

sektor atau negara untuk menjual dan memasok barang dan atau jasa yang diberikan

dalam pasar. Daya saing sebuah negara dapat dicapai dari akumulasi daya

saing strategis setiap perusahaan. Sedangkan pada level perusahaan, daya saing

dibentuk dengan cara melakukan proses penciptaan nilai tambah (value added

creation) secara berkesinambungan.

Daya saing merupakan produktivitas yang didefinisikan sebagai output yang

dihasilkan oleh tenaga kerja. Daya saing ditentukan oleh keunggulan bersaing suatu

perusahaan dan sangat bergantung pada tingkat sumber daya relatif yang dimilikinya

atau biasa kita sebut keunggulan kompetitif. Selanjutnya, Porter menjelaskan

pentingnya daya saing karena tiga hal berikut: (1) mendorong produktivitas dan

meningkatkan kemampuan mandiri, (2) dapat meningkatkan kapasitas ekonomi, baik

dalam konteks regional ekonomi maupun kuantitas pelaku ekonomi sehingga

pertumbuhan ekonomi meningkat (3) kepercayaan bahwa mekanisme pasar lebih

menciptakan efisiensi. Selain itu, menurut porter juga ada empat factor yang

mempengaruhi daya saing negara yaitu: (1) strategi, struktur dan tingkat persaingan

perusahaan, (2) sumber daya di suatu negara, (3) permintaan domestic, (4)

Keberadaan industri terkait.

Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar.

Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan, dan tidak unggul

berarti tidak ada alasan bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar

persaingan untuk jangka panjang. Daya saing berhubungan dengan bagaimana

efektivitas suatu organisasi di pasar persaingan, dibandingkan dengan organisasi


lainnya yang menawarkan produk atau jasa-jasa yang sama atau sejenis.

Perusahaan-perusahaan yang mampu menghasilkan produk atau jasa yang

berkualitas baik adalah perusahaan yang efektif dalam arti akan mampu bersaing.

Daya saing juga bersifat relative, karena untuk menentukannya memerlukan

pembandingan. Daya saing seseorang tergantung pada siapa pesaingnya. Biasa

terjadi disebuah perusahaan memiliki daya saing yang tinggi, tetapi dilain waktu ketika

para pesaingnya berganti dengan yang lebih kompeten, bisa saja daya saingnya

menurun terhadap para pesaingnya.

Di sisi lain, ada juga persaingan daya asing yang bernilai positif. Demi

meningkatkan daya saing terlebih dahulu meningkatkan kualitas diri dari berbagai sisi

dan mencoba mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada. Jika seseorang

meningkatkan daya saing tentu itu sangat baik bagi kemajuan seseorang karena

kualitas hidup akan lebih baikdan ilmu pengetahuan semakin meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

- Apa yang dimaksud dengan daya saing?

- Apa saja keunggulan daya saing?

- Faktor apa saja yang mempengaruhi daya saing ?

1.3 Tujuan Penulisan

- Untuk mengetahui pengertian daya saing

- Untuk mengetahui keunggulan daya saing

- Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi daya saing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Literatur Review Bahasa Indonesia (2015-2019)


2.2 Literatur Review Bahasa Inggris (2010-2019)

2.3 Karya Ilmiah (2017-2019)

2.4 Jurnal Terkini (2019)

BAB III PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Daya Saing

Daya saing adalah kemampuan suatu negara untuk mencapai pertumbuhan

Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita yang tinggi terus-menerus (World

Economic Forum, Global Competitiveness Report,1996).Daya saing nasional

merupakan kemampuan suatu negara menciptakan, memproduksi dan/atau

melayani produk dalam perdagangan internasional, sementara dalam saat yang

sama tetap dapat memperoleh imbalan yang meningkat pada sumber dayanya

(Scott, B. R. and Lodge, G. C., “US Competitiveness in the

World Economy”, 1985).

Daya saing merupakan kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa

yang memenuhi pengujian internasional, dan dalam saat bersamaan juga dapat

memelihara tingkat pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan, atau kemampuan

daerah menghasilkan tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan

tetap terbuka terhadap persaingan eksternal.

Daya saing juga dapat juga diartikan sebagai kapasitas bangsa untuk

menghadapi tantangan persaingan pasar internasional dan tetap menjaga atau

meningkatkan pendapatan realnya.


Daya saing produk adalah tingkat kemampuan produk untuk dijual atau

kemampuan manajemen produksi pada suatu perusahaan dalam menghasilkan

struktur rata-rata yang nilainya lebih rendah daripada nilai/harga pokok. Daya saing

makin menjadi kata kunci dalam perkembangan ekonomi global yang melahirkan

persaingan dan kompetisi.Daya saing menuntut manajemen dengan

standar global dan transnasional. “Meskipun pasarnya lokal atau regional, namun

pesaingnya adalah global,” demikian adagium ekonomi global.

2.2 Keunggulan Daya Saing

Ada beberapa yang sangat berpengaruh terhadap daya saing, yaitu:

1. Iklim yang Kondusif

Pada hal ini peningkatan daya saing bergantung kepada iklim. Contoh saja suatu

produk teh, jika saja iklim tidak mendukung maka daya saing di pasar akan menurun

karena tanaman teh belom dapat diproduksi. Ini dikarenakan iklim yang tidak

mendukung bisa kemarau yang berkepanjangan atau ada sebab lain.

2. Keunggulan Komparatif

Teori keunggulan komparatif merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo.

Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan

komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai

jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya

yang lebih murah daripada negara lainnya. Adapun keunggulan kompetitif lebih

mengarah pada bagaimana suatu daerah itu menggunakan keunggulan-

keunggalannya itu untuk bersaing atau berkompetisi dengan daerah lain.


3. Keunggulan Kompetitif

Keunggulan kompetitif tidak hanya dimiliki oleh suatu negara, tetapi juga

dimiliki oleh perusahaan-perusahaan di negara tersebut secara individu atau

kelompok. Perbedaan lainnya dengan keunggulan komparatif adalah keunggulan

kompetitif sifatnya lebih dinamis dengan perubahan-perubahan, misalnya

teknologi dan sumber daya manusia (Tambunan, 2001:130).Seperti contoh diatas,

keunggulan kompetitif Indonesia akan lebih besar dibanding Malaysia untuk

bersaing di pasar internasional. Sebaliknya dalam perdagangan Timah, Malaysia

memiliki keunggulan kompetitif lebih baik dibanding Indonesia

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing adalah :

1. Lokasi

Memperhatikan lokasi usaha sangat penting untuk kemudahan pembeli dan menjadi

faktor utama bagi kelangsungan usaha. Lokasi usaha yang strategis akan menarik

perhatian pembeli. Menurut Frans (2003:439) : letak atau lokasi akan menjadi sangat

penting untuk memenuhi kemudahan pelanggan dalam berkunjung, konsumen tentu

akan mencari jarak tempuh terpendek. Walau tidak menutup kemungkinan konsumen

dari jarak jauh juga akan membeli, tapi persentasenya kecil.

2. Harga

Menurut Sunarto (2004:206) Harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang ditukar

konsumen atas manfaat-manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa

tersebut. Harga menentukan apakah sebuah supermarket, minimarket, atau swalayan

banyak dikunjungi konsumen atau tidak. Faktor harga juga berpengaruh pada seorang
pembeli untuk mengambil keputusan. Harga juga berhubungan dengan diskon,

pemberian kupon berhadiah, dan kebijakan penjualan. Harga adalah nilai suatu

barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang. Demi mendapatkan sebuah

barang atau jasa yang diinginkannya seorang konsumen harus rela membayar

sejumlah uang. Bagi pelangggan yang sensitif biasanya harga murah adalah sumber

kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang

tinggi (Irawan, 2008:38).

3. Pelayanan.

Program pelayanan / service seringkali menjadi pokok pemikiran pertama seorang

pengelola supermarket/minimarket. Pelayanan melalui produk berarti konsumen

dilayani sepenuhnya melalui persediaan produk yang ada, produk yang bermutu.

Pelayanan melalui kemampuan fisik lebih mengacu kepada kenyamanan peralatan

(trolley atau keranjang belanja), tempat parkir yang nyaman, penerangan ruangan

yang baik, juga keramahan dari karyawan.

4. Mutu atau kualitas.

Keyakinan untuk memenangkan persaingan pasar akan sangat ditentukan oleh

kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Berkenaan dengan kualitas produk,

Muhardi dalam bukunya Strategi Operasi Untuk Keunggulan Bersaing mengutip

pendapat Adam dan Ebert yang menyatakan : “product quality is the appropriateness

of design specifications to function and use as well as the degree to which the product

conforms to the design specifications”. Kualitas produk ditunjukkan oleh kesesuaian

spesifikasi desain dengan fungsi atau kegunaan produk itu sendiri, dan juga

kesesuaian produk dengan spesifikasi desainnya. Jadi suatu perusahaan memiliki

daya saing apabila perusahaan itu menghasilkan produk yang berkualitas dalam arti

sesuai dengan kebutuhan pasarnya.


5. Promosi.

Semakin sering suatu supermarket/swalayan melakukan promosi, semakin banyak

pengunjung dalam memenuhi kebutuhannya. Promosi bisa dilakukan melalui

berbagai iklan baik di media cetak, elektronik, maupun media lain. Sunarto (2004:298)

mengatakan bahwa promosi penjualan terdiri dari insentif jangka pendek untuk

mendorong pembelanjaan atau penjualan produk atau jasa, yang mana promosi

penjualan ini mencakup suatu variasi yang luas dari alat-alat promosi yang didesain

untuk merangsang respons pasar yang lebih cepat, atau yang lebih kuat.

2.4 Jenis-Jenis Daya Saing

- daya saing perusahaan

Kemampuan sebuah perusahaan untuk membuat dan memformulasikan berbagai

macam strategi yang bias menempatkan pada suatu posisi yang strategis dan lebih

menguntungkan jika dibandingkan dengan perusahaan yang lainnya. (tangkilisan :

2003)

- daya saing produk

tingkat kemampuan produk untuk dijual atau kemampuan manajemen produksi pada

suatu perusahaan dalam menghasilkan struktur biaya variable atau nilai harga yang

berbeda-beda.

- Daya saing strategis

Nilai manfaat yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lainnya, kalaupun ditiru maka

artinya harga yang diberikan akan sangat tinggi.

- Daya saing ekonomi


Kepasitas sebuah negara dalam menghadapi tantangan persaingan pasar

internasional dan meningkatkan nilai rill-nya

- Daya saing nasional

Kemampuan suatu negara dalam menciptakan nilai tambah yang bertujuan untuk

menambah kekayaan nasional di sektor ekonomi dan sektor social.

- Daya saing daerah

Kemampuan perekonomian daerah untuk menggapai suatu pertumbuhan tingkat

kesejahteraan yang tinggi serta berkelanjutan tanpa menutup pintu persaingan

domestik ataupun internasiona. (Abdullah, dkk : 2002)

2.5 Cara Menentukan Daya Saing

Dalam istilah Michael Porter, perusahaan mempunyai keunggulan dari segi biaya

(cost leadership). Dengan efisiensi ini, perusahaan memperoleh margin yang sama

atau lebih besar meskipun menetapkan harga yang murah karena biaya yang lebih

kecil. Menurut Michael Porter ada tiga cara untuk menentukan daya saing yaitu;

1. Strategi Biaya Rendah (cost leadership)

Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya memproduksi

produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat

rendah. Produk ini (barang maupun jasa) biasanya ditujukan

kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price

sensitive) atau menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi

perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang

termasuk dalam kategori perilaku low-involvement, ketika konsumen tidak (terlalu)


peduli terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk,

atau jika terdapat sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang

signifikan.

Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu

memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber daya (resources) dan

organisasi. Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan

di bidang sumber daya perusahaan, yaitu: pemasaran produk, kreativitas dan bakat

SDM, pengawasan yang ketat, riset pasar, distribusi yang kuat, ketrampilan kerja,

serta biaya distribusi dan promosi rendah. Sedangkan dari bidang organisasi,

perusahaan harus kuat dan mampu untuk melakukan: koordinasi antar

fungsi manajemen yang terkait, merekrut tenaga yang berkemampuan tinggi, insentif

berdasarkan target (alokasi insentif berbasis hasil).

2. Strategi Pembedaan Produk (Differentiation)

Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup

menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan

produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan

untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya.

Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar, tetapi berkaitan dengan

sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan (secara nyata

maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai

kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan

berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari
diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen potensial yang

relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya.

Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkatan diferensiasi. Diferensiasi tidak

memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif, terutama jika produk-

produk standar yang beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan konsumen atau jika

kompetitor/pesaing dapat melakukan peniruan dengan cepat. Contoh

penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat tahan

lama (durable) dan sulit ditiru oleh pesaing.

Resiko lainnya dari strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan yang ditawarkan

produk tersebut ternyata tidak dihargai (dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal ini

terjadi, maka pesaing yang menawarkan produk standar dengan strategi biaya

rendah akan sangat mudah merebut pasar. Oleh karenanya, dalam strategi jenis ini,

kekuatan departemen Penelitian dan Pengembangan sangatlah berperan.

3. Strategi Fokus (Focus)

Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu

segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani

kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan

keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam

pelaksanaannya terutama pada perusahaan skala menengah dan besar , strategi

fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi

biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik produk.

Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market

size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh
pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya. Strategi ini akan menjadi lebih

efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati

oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak dengan strategi ini

lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu, wilayah geografis tertentu,

atau produk barang atau jasa tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan

konsumen secara baik.

Dimensi Daya Saing dan Indikator Daya Saing

Dimensi daya saing suatu perusahaan sebagaimana dikemukakan oleh

Muhardi (2007:40) dengan mengutip Ward et all (1998:1036-1037) adalah terdiri dari

biaya (cost), kualitas (quality), waktu penyampaian (delivery), dan fleksibilitas

(flexibility). Keempat dimensi tersebut lebih lanjut diterangkan oleh Muhardi (2007:41)

lengkap dengan indikatornya sebagai berikut :

1. Biaya adalah dimensi daya saing operasi yang meliputi empat indikator yaitu

biaya produksi, produktifitas tenaga kerja, penggunaan kapasitas produksi dan

persediaan. Unsur daya saing yang terdiri dari biaya merupakan modal yang

mutlak dimiliki oleh suatu perusahaan yang mencakup pembiayaan

produksinya, produktifitas tenaga kerjanya, pemanfaatan kapasitas produksi

perusahaan dan adanya cadangan produksi (persediaan) yang sewaktu-waktu

dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk menunjang kelancaran

perusahaan tersebut.

2. Kualitas seperti yang dimaksudkan oleh Muhardi adalah merupakan dimensi

daya saing yang juga sangat penting, yaitu meliputi berbagai indikator

diantaranya tampilan produk, jangka waktu penerimaan produk, daya tahan

produk, kecepatan penyelesaian keluhan konsumen, dan kesesuaian produk

terhadap spesifikasi desain. Tampilan produk dapat tercermin dari desain


produk atau layanannya, tampilan produk yang baik adalah yang memiliki

desain sederhana namun mempunyai nilai yang tinggi. Jangka waktu

penerimaan produk dimaksudkan dengan lamanya umur produk dapat diterima

oleh pasar, semakin lama umur produk di pasar menunjukkan kualitas produk

tersebut semakin baik. Adapun daya tahan produk dapat diukur dari umur

ekonomis penggunaan produk .

3. Waktu penyampaian merupakan dimensi daya saing yang meliputi berbagai

indikator diantaranya ketepatan waktu produksi, pengurangan waktu tunggu

produksi, dan ketepatan waktu penyampaian produk. Ketiga indikator tersebut

berkaitan, ketepatan waktu penyampaian produk dapat dipengaruhi oleh

ketepatan waktu produksi dan lamanya waktu tunggu produksi.

4. Adapun fleksibilitas merupakan dimensi daya saing operasi yang meliputi

berbagai indikator diantaranya macam produk yang dihasilkan, kecepatan

menyesuaikan dengan kepentingan lingkungan.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Daya saing nasional merupakan kemampuan suatu negara menciptakan,

memproduksi dan/atau melayani produk dalam perdagangan internasional,

sementara dalam saat yang sama tetap dapat memperoleh imbalan yang meningkat

pada sumber dayanya (Scott, B. R. and Lodge, G. C., “US Competitiveness in the
World Economy”, 1985). Daya saing di Indonesia sendiri masih rendah mengingat

mahalnya biaya transportasi dan ongkos produksi di Indonesia, membuat harga

suatu produk tidak kompetitif dipasar lokal apalagi pada pasar Internasional.

3.2 Saran

http://kkdsi.ugm.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=11&Itemid=2

https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jmagr/article/view/11015
https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-daya-saing-atau-heightened-

competition/6286/2

https://womanpreneur-community.com/blog/5-strategi-meningkatkan-daya-saing-

ukm/?lang=en

Michael E. Porter (1995): “Competitive Advantage”New York: The Free Press., edisi

terjemahan (2008)., Kharisma Publishing Group

Muhardi. 2007. Strategi Operasi Untuk Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Garaha

Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai