Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MENGANALISIS LINGKUNGAN DAN PELUANG USAHA

DOSEN PENGAMPU :

Sherlyane Hendri, M.Pd

Oleh :
Nama : Sri Muliani Sianipar
Nim : 19076028

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya bisa menyelesaikan Makalah
mengenai “Analisis Lingkungan dan Peluang Usaha”.

Makalah ini dibuat karena merupakan salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan di Universitas Negeri Padang. Selanjutnya penulis mengucapkan
terima kasih yang kepada Ibu Sherlyane Hendri, M.Pd selaku dosen pembimbing
mata kuliah Kewirausahaan dan kepada segenap pihak yang sudah memberikan
bimbingan serta arahan selama proses penulisan makalah ini.

Penulis menyadari jika terdapat banyak kekurangan didalam penulisan


laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan sebuah kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Padang, 21 September 2020

Sri Muliani Sianipar

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Tujuan Analisis...............................................................................1

BAB II : LANDASAN TEORI.......................................................................2

A. Pengertian Lingkungan Usaha.........................................................2


B. Pengertian Peluang Usaha................................................................2

BAB III : HASISL ANALISIS.......................................................................3

A. Menganalisis Lingkungan Usaha.....................................................3


1. Lingkungan Internal...................................................................3
2. Lingkungan Eksternal................................................................4
B. Menganalisis Peluang Usaha............................................................6
1. Lingkungan Internal...................................................................6
2. Lingkungan Eksternal................................................................10

BAB IV : KESIMPULAN..............................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................ii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lingkungan bisnis saat ini sering berubah dan sukar untuk ditebak.
seperti persaingan bisnis yang semakin ketat dengan perusahaan pesaing
dalam memperebutkan konsumen dan dalam mendapatkan bahan baku yang
semakin langka. it semua memaksa perusahaan untuk dapat mengatasi
tantangan- tantangan tersebut. tantangan yang ada dapat menghambat
pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan. Karenanya perusahaan
haruslah memilikin nilai-nilai kompetensi dan kompetitif yang tinggi, unik
dan baik, tidak dimiliki oleh perusahaan pesaing sehingga dapat memengi
persaingan bisnis.
Peluang dan perencanaan adalah dua hal yang saling berkaitan
,dimana ketika suatu peluang muncul maka hal selanjutnya yang harus
dilakukan adalah melakukan perencanaan sebab perencanaan adalah hal yang
paling mendasar dalam membangun sebuah bisnis.Namun hal tersebut
tidaklah mudah ,bisa kita lihat sekarang ini banyak sekali perusahaan yang
mengalami kegagalan karena kesalahan dalam membuka peluang dan juga
kesalahan dalam pembuatan perencanaan yang tidak mengarah pada tujuan.

B. TUJUAN ANALISIS
1. Mengetahui serta memahami lingkungan usaha, baik itu lingkungan
usaha internal maupun eksternal.
2. Mengetahaui serta memahami peluang usaha, baik itu peluang usaha
factor internal maupun eksternal.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN USAHA


Lingkungan bisnis dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
mempengaruhi sebuah aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi
atau perusahaan. Faktor tersebut dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu
faktor dari dalam perusahaan (internal) serta faktor di luar perusahaan
(eksternal).

B. PENGERTIAN PELUANG USAHA


Peluang usaha adalah sebuah kesempatan yang akan didapatkan oleh
orang demi mendapatkan tujuan dengan cara melakukan sebuah usaha
yang akan memanfaatkan berbagai macam sumber daya yang akan
dimiliki. Dalam hal ini peluang usaha menjadi hal yang akan paling
penting untuk dilakukan sebelum membuka sebuah bisnis.

2
BAB III
HASIL ANALISIS

A. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA


1. Lingkungan Internal
a. Resource (sumberdaya / bahan baku)
Secara fundamental perusahaan berbeda-beda karena memiliki
sumber daya yang khas berupa aset yang terlihat maupun tidak terlihat
dan kapabilitas organisasi untuk memanfaatkan aset-aset tersebut.
Suberdaya yang dimiliki oleh perusahaan adalah asset-asetnya
termasuk orang dan nilai dari brand name-nya.
b. Capability (kapabilitas perusahaan)
Kapasitas atau kemampuan perusahaan untuk mengintegrasikan
sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Kapabilitas terus dikembangkan sebagai hasil dari interaksi kompleks
yang menguntungkan dari saling keterkaitan antara sumber daya
yang berwujud dan tidak berwujud berdasarkan perkembangan,
transmisi dan pertukaran atau berbagi informasi dan pengetahuan.
Kapabilitas terus dikembangkan sebagai hasil dari interaksi
kompleks yang menguntungkan dari saling keterkaitan antara sumber
daya yang berwujud dan tidak berwujud berdasarkan perkembangan,
transmisi dan pertukaran atau berbagi informasi dan pengetahuan.
Kapabilitas menjadi penting ketika dikombinasikan dalam
kombinasi yang unik untuk menciptakan kompetensi inti yang
memiliki nilai stratejik dan dapat menghasilkan keunggulan
kompetitif.
c. Core Competences (keahlian utama perusahaan)
Core competences adalah inti dari apa membuat organisasi menjadi
unik dalam kemampuannya untuk memberikan nilaipelanggan.
Kompetensi Kompetensi Inti ada 4 kriteria : ada 4 kriteria :
1) Berharga Berharga (valuable capabilities valuable capabilities)
Kapabilitas yang membantu perusahaan dalam memanfaatkan
peluang untuk
3
2) Langka (rare capabilities rare capabilities)
Kapabilitas yang hanya sedikit dimiliki oleh pesaing yang ada atau
oleh calon pesaing
3) Sukar untuk Ditiru (Imperfectly imitable capabilities Imperfectly
imitable capabilities)
Kapabilitas yang tidak dapat dikembangkan dengan mudah oleh
perusahaan lain, biasanya karena kondisi historis khusus, sebab-
sebab ambiguitas, atau kompleksitas sosial.
4) TidakTergantikan Tergantikan (Non substitutable capabilities)
Kapabilitas yang tidak memiliki persamaan stratejik, seperti
pengetahuan khususperusahaan atau kepercayaan karena relasi

2. Ligkungan EksternaL

a. Threat of subtitute products ( ancaman produk penganti)

Apabila harga yang ditawarkan produk pengganti tersebut akan

lebih murah/rendah danmutu serta kemampuan kinerja produk

pengganti tersebut sama atau melebihi dari produksebelumnya.

b. Bargaining power of custumers (daya tawar pelangan)

Daya tawar pembeli pada industry berperan dalam menekan harga

untuk turun, serta memberikan penawaran dalam hal peningkatan

kualitas ataupun layanan lebih, dan membuat kompetitor saling

bersaing satu sama lain. Proses penawaran terkadang melebihi atau

berada posisi tingkat paling bawah. Janganlah kiranya harga yang di

tawarkan sama dengan biaya produksi karena jika hal ini terjadi, maka

perusahaan tersebut akan mengalami kerugian.

Sebagai akibat jangka panjang, maka perusahaan tersebut akan

menurunkan kualitas dari produk yang di produksi. Dengan rendahnya

4
kualitas, maka tingkat kompetisi perusahaan tersebut akan menurun.

Hal ini berkaitan dengan kemampuan konsumen untuk dapat

mempengaruhi harga jual barang sehingga menjadi lebih rendah.

c. Intensity of Competitive Rivalry (menjawab tantangan pesaing bisnis)

Intensity of competitive rivalry, atau intensitas persaingan

kompetitif, merupakan faktor penutup Porter Five Forces yang

bertujuan memahami seberapa ketat persaingan bisnis. Faktor ini

merupakan faktor utama yang mesti dipertimbangkan sebelum

memasuki persaingan bisnis. Suatu bisnis menarik dimasuki jika

persaingan tidak ketat, akan tetapi, biasanya bisnis tersebut berumur

pendek. Meskipun demikian, persaingan ketat jelas akan menyulitkan

bisnis kita untuk tumbuh dan berkembang.

Agar dapat bersaing di pasar, suatu bisnis sebaiknya memiliki

keunggulan pada satu dari lima “gaya” yang terdapat pada Porter Five

Forces. Semakin banyak gaya yang unggul, maka semakin menarik

bisnis tersebut. Akan tetapi, jika perusahaan kita ternyata terlalu

dominan unggul atau lemah, maka segera ulangi analisisnya. Bisa jadi

informasi yang diperoleh belum lengkap, analisis yang dilakukan

belum akurat, atau kita salah dalam mendefinisikan ruang lingkup

bisnis. Hanya untuk berjaga-jaga, kecuali jika memang sepertinya

tidak kesalahan atau kesalahpahaman.

5
B. ANALISIS PELUANG USAHA

1. Lingkungan Internal

a. Pengetahuan yang dimiliki

Kewirausahaan merupakan aktivitas dalam mendirikan usaha,

mengkalkulasikan kebutuhan finansial, untuk mendapatkan

keuntungan. Artinya, kamu harus punya pengetahuan tentang aktivitas-

aktivitas bisnis, seperti misalnya, menghitung kas, alokasi modal, strategi

pemasaran, dan lain-lainnya. Khususnya yang berkaitan dengan bidang

bisnis yang sedang dijalani. Banyak sih orang yang gak memiliki faktor ini,

tapi untuk menyiasatinya, mereka merekrut orang-orang yang andal dalam

bisnis untuk bekerja sama.

Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah :


1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki atau dirintis
dan lingkungan usaha yang ada.
2. Pengetahuan dan peran tanggung jawab.
3. Pengetahuan manajemen dan organisasi.
Menurut Scarborough Kristanto (2009) beberapa pengetahuan dan
kapabilitas yang sangat diperlukan wirausaha agar unggul yaitu
sebagai berikut:
1. Mengetahui bidang usaha yang dirintis, wirausaha dalam
melakukan kegiatan usaha harus mengetahui dengan jelas apa
bisnis yang dilakukan sekarang dan prospek di masa depan
2. Memiliki sikap yang tepat, sifat dan sikap yang baik harus
dimiliki oleh wirausaha. Pada masa kini dan masa depan
wirausaha harus mau dan mampu berperilaku etis dan memiliki
rasa tanggung jawab sosial guna kelangsungan hidup usaha
dimasa depan.
3. Memiliki modal yang memadai, kemampuan mengelola keuangan
merupakan hal sangat penting guna kelangsungan hidup usaha.
Kemampuan mendatangkan modal sangat ditentukan keahlian

6
wirausaha dalam mengevaluasi sumber-sumber pendanaan dan
juga pengalaman di bidang keuangan.
4. Mampu mengelola keuangan dengan baik, wirausahawan yang
dikatakan unggul ialah yang mampu mengelola dengan efektif.
Mampu mencari sumberdana yang paling murah,
mampumemanfaatkan keuntungan usaha dengan tepat, dan juga
mampu mencatat kegiatan operasionalisasi usaha.
5. Mengelola waktu dengan efisien, wirausahawan harus mampu
mengelola waktu dengan baik dan kemampuan membuat time
schedule dan menepati merupakan hal yang sangat dibutuhkan
untuk menjaga hubungan baik dengan kolega.
6. Memuaskan pelanggan dengan kualitas produk yang tinggi,
aktivitas perusahaan harus mampu menghasilkan produk dengan
kualitas tinggi. Wirausahawan yang unggul mengajarkan bahwa
barang dan jasa yang berkualitas tinggi sangat penting dalam
mempertahankan persaingan. Manfaat yang didapat tidak hanya
untuk mengurangi kerusakan tetapi juga meningkatkan
produktivitas, meningkatkan kepuasan konsumen, semakin
rendahnya biaya, dan menjaga citra baik perusahaan.
7. Mengetahui bagaimana untuk bersaing, persaingan yang sehat
mampu menjaga kemitraan sangat dibutuhkan bagi kelangsungan
bisnis dimasa depan. Wirausaha harus mengetahui siapa
pesaingnya, memiliki kemauan dan kemampuan berkompetisi
dengan baik berdasarkan norma etika dan tanggung jawab sosial.
Menurut Casson dalam Echdar Saban (2013), terdapat beberapa kema
mpuan yang harus dimiliki seorang wirausaha yaitu:
1. Memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan.
2. Imajinasi, ide dan perspektif serta tidak mengandalkan
kesuksesan masa lalu.
3. Memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik,
desain, pembukuan, pemasaran dan administrasi.
4. Memiliki kemampuan menemukan, berkreasi dan berimajinasi.

7
5. Berpandangan jauh ke depan.
6. Memiliki kemampuan berkomunikasi, gaul dan senang
berhubungan dengan orang lain.

Menurut Suryana (2010) dan Scarborough dalam Kristanto (2009)


indikator yang terkait dengan pengetahuan wirausaha yaitu:
1. Mengerti tentang bidang usaha yang dijalankan.
2. Memiliki pembukuan sederhana.
3. Mampu berkomunikasi dengan baik.
4. Memiliki pengetahuan tentang manajemen.
5. Memiliki pengetahuan pemasaran.

b. Pengalaman individu itu sendiri


Staw, 1991 (dalam Riyanti. 2003 : 37) berpendapat bahwa
pengalaman dalam menjalankan usaha merupakan prediktor terbaik
bagi keberhasilan, terutama bila bisnis baru itu berkaitan dengan
pengalaman bisnis sebelumnya. Kebutuhan akan pengalaman
mengolah usaha semakin diperlukan dengan meningkatnya
kompleksitas lingkungan. Ada bukti kuat bahwa wirausaha memiliki
orang tua yang bekerja mandiri atau berbasis sebagai wirausaha.
Kemandirian dan fleksibelitas yang ditularkan oleh orang tua
seperti itu melekat dalam diri anakanaknya sejak kecil. Sifat mandiri
inilah yang kemudian mendorong mereka untuk mendirikan usaha
sendiri. Meski tidak ada studi banding dengan wirausaha yang orang
tuanya bukan wirausaha, relasi dengan orang yang wirausaha tampak
menjadi aspek penting yang membentuk keinginan seseorang untuk
menjadi wirausaha Dari pendapat dan penemuan para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa pengalaman dalam mengelola usaha
memberi pengaruh pada keberhasilan usaha skala kecil. Pengalaman
ini bisa diperoleh berdasarkan pola pengasuhan orang tua yang
berprofesi wirausaha, atau dari pengalaman mengelola usaha
sebelumnya. Dapat

8
disimpulkan bahwa pengalaman dalam berusaha dipeoleh bila
seseorang terlibat secara langsung dalam kegiatan-kegiatan usaha.
Seseorang yang belum pernah terlibat dengan kegiatan usaha
tidak memiliki pengalaman mengelola usaha. Dengan demikian,
tingkat keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan usaha bisa
menjadi tolak ukur pengalaman dalam berusaha. Pengalaman pribadi
juga bisa mendatangkan inspirasi bisnis, sama seperti yang terjadi
pada Walt Disney saat berlibur ke taman bermain di Eropa. Anda
hanya harus lebih peka terhadap inspirasi yang mendadak muncul, dan
tidak menganggap remeh ide terkecil sekalipun.

c. Pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah


Problem lingkungan atau komunitas di sekitar Anda bisa menjadi
inspirasi bisnis. Misalnya, jika warga di lingkungan Anda kesulitan
menemukan toko yang lengkap tetapi jaraknya dekat, hal itu bisa
menjad inspirasi untuk membuka toko kelontong. Kehadiran deretan
rumah kos dan kontrakan karyawan juga bisa menjadi inspirasi untuk
bisnis warung atau penatu.
Ide bisnis mungkin bisa datang dari berbagai sumber, tetapi
inspirasi terkadang hadir dalam bentuk ide-ide kecil. Jika tidak segera
dicatat, ide yang bagus bisa hilang. Anda sebaiknya menyiapkan buku
catatan khusus untuk mencatat ide-ide yang kebetulan lewat. Gunakan
waktu luang untuk mengolah ide-ide tersebut menjadi inspirasi.
Melihat peluang bisnis sama halnya dengan kesempatan yang
datang tidak dua kali. Maka dari itu, perlu jadikan situasi yang bisa
segera dimanfaatkan untuk mendatangkan keuntungan bagi Anda.
Segala ide yang terlintas pada pikiran Anda harus segera Anda catat
agar diingat sekaligus bisa direalisasikan.

9
2. Lingkungan Eksternal
a. Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan
Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan adalah Masalah
Sosial. Memahami masalah sosial sangat penting bagi mereka yang
bergerak di bidang social entrepreneurs. Dengan memahami keluasan
serta kedalaman masalah, maka kita akan terbantu menemukan
peluang-peluang untuk aksi penanganan baik yang sifatnya
pencegahan, penyelesaian, atau pengembangan. Penyebab masalah
sosial sangatlah kompleks merentang dari dimensi yang terkait dengan
pola tingkah laku, pola interaksi, perubahan dan konflik nilai, sampai
yang diakibatkan oleh situasi ketidakadilan, pengabaian terhadap hak-
hak asasi manusia, serta kerusakan ekologis yang parah.
Ditengah berbagai masalah sosial yang semakin kompleks baik
dari penyebab maupun akibatnya, diharapakan muncul para
wirausahawan sosial yang mampu menyumbangkan ide dan aksi untuk
masalah-masalah yang selama ini dianggap tidak terpecahkan.
Dibutuhkan rumusan-rumusan model kreatif dalam upaya pemecahan
masalah sosial yang sebelumnya hanya didekati dengan cara-cara
konvensional yang dicirikan dengan penerapan model-model kuratif,
orientasi proyek jangka pendek, pengawasan implementsi yang lemah
sehingga penuh ketidakkonsistenan antara tatanan ide dengan
implementasi, dan tidak mampu memunculkan kesadaran kolektif
masyarakat bahwa mereka adalah aktor utama perubahan. Sering pula
terjadi pihak-pihak yang memiliki otoritas baru melakukan upaya
pencegahan atau penanganan masalah setelah terjadi kerusakan yang
signifikan.
Bagi para wirausahawan sosial, keadaan seperti demikian
sebaiknya dilihat sebagai peluang untuk menciptakan model-model
jitu diluar pendekatan biasa yang tidak menyelesaikan masalah atau
bahkan hanya seolah-olah menyelesaikan masalah. Saat ini banyak
masalah sosial di Indonesia yang perlu menjadi perhatian baik itu yang
bersumber dari disfungsi sosial individu, keluarga, atau disfungsi

10
kelembagaan dan organisasi termasuk lembaga-lembaga pelayanan
sosial dan publik.

b. Kesulitan yang dihadapi sehari-hari


 Kesulitan Modal
Ide usaha sudah terbayang namun kesulitan akan pengadaan
modal uang yang di miliki, ini paling banyak kita temui pada
orang yang hendak berniat menjalankan wirausaha. Salah satu
cara yang bisa kita lakukan adalah dengan mencari pinjaman,
akan tetapi bagi yang sama sekali tidak memiliki pengalaman
berbisnis sebaiknya hindari cara ini, kecuali dana didapatkan dari
pinjaman yang tidak harus segera di kembalikan seperti pinjaman
dari sanak saudara. Cara lainnya adalah dengan mencari mitra
untuk bekerja sama, langkah ini dinilai lebih baik asalkan kita
benar-benar mencari rekan yang bertanggung jawab dan saling
percaya. Kita pun harus bisa memegang kepercayaan dengan baik
apabila berhasil mendapatkan rekan seperti ini, buat proposal,
rincian modal dan pembukuan yang jelas agar mereka tidak ragu
untuk diajak bekerja sama, lalu jalankan usaha dengan benar-
benar bertanggung jawab.
 Takut Gagal
Berikutnya juga kesulitan yang sering terjadi kepada pemula saat
akan berwirausaha, takut gagal terkadang menjadi kendala
terbesar, bahkan tidak jarang hingga mereka mengurungkan
niatnya untuk berwirausaha. Perlu di ingat dan di tanamkan benar-
benar dalam hati, jika terus mengikuti perasaan ini maka kita
tidak akan pernah berkembang. Asalkan perencaan dan riset telah
di lakukan dengan baik, lawan rasa takut itu dan segera jalankan
usaha dengan fokus dan tekun. Karena tidak ada lagi cara untuk
mengatasi kesulitan ini, selain diri kita sendiri yang mampu untuk
mengontrolnya.
 Kurang Percaya Diri

11
Ada juga orang yang kurang percaya akan kemampuan yang
dimilikinya sehingga menjadi kesulitan pada saat akan memulai
wirausaha. Sebetulnya skill atau kemampuan dalam suatu bisnis
tidak mutlak harus di kuasai dengan benar-benar matang, karena
kita akan bisa mengatasinya dengan cara mencari sumber daya
atau karyawan yang memiliki keterampilan lebih mahir dari kita.
Selanjutnya baru kita perdalam lagi skill yang kita miliki sambil
usaha berjalan, terpenting kita bisa mengatur sumber daya yang di
miliki dengan baik. Kemampuan ini yang seharusnya di miliki
oleh pebisnis, dan cara untuk memilikinya hanya dengan terjun
langsung pada bidang usaha yang di jalani.
 Langkah Pemasaran
Pada tahap awal berwirausaha masalah pemasaran tentu saja akan
menjadi kesulitan yang pasti terjadi. Maka dari itu kesulitan ini
akan bisa mudah teratasi jika pada saat awal perencanaan bisnis
kita lakukan riset terhadap pasar dengan baik, sehingga kita
tinggal ikuti rencana pada riset tersebut. Membentuk jaringan
untuk menjalankan pemasaran harus di bangun dengan bertahap
dan tentu saja akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Bisa kita mulai dari kalangan yang ada di sekitar kita terlebih
dahulu, lalu selanjutnya perluas secara bertahap ke pasar yang
lebih besar.

c. Kebutuhan yang belum terpenuhi, baik untuk dirinya maupun orang


lain
 Konsistensi atau Keamanan.
Ketika menciptakan sebuah produk di dalam bisnis, kita perlu
memberikan kenyamanan pada para pelanggan yaitu dengan
menjamin bahwa produk yang diciptakan dapat memberikan
konsistensi dan keamanan. Misalnya, produk sabun wajah yang
kita jual tidak akan menyebabkan iritasi pada kulit wajah dan
secara konsisten, produk ini akan selalu memberikan hasil yang
sama, tidak berkurang dan tidak berubah. Jika kebutuhan dasar ini

12
terpenuhi, maka kita (produsen) dan pelanggan tidak akan merasa
cemas.
 Variabilitas atau Kesenangan.
Manusia memang suka melihat pilihan yang beragam atau
bervariasi. Dengan banyaknya pilihan, mereka bisa berpikir
secara kreatif dan memilih produk sesuai dengan preferensi-nya
masing- masing. Variabilitas akan membuat kita sulit merasa
bosan. Sebagai contoh, jika produk yang kita jual adalah sabun
muka, maka akankah lebih baik jika kita menjualnya dengan
variasi yang banyak seperti, sabun muka dengan ekstrak green tea
untuk menghaluskan wajah, sabun muka dengan vitamin C untuk
memutihkan wajah, dan varian lainnya.
 Status atau Signifikansi yang Jelas.
Ini juga merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Tanpa
status atau signifikansi yang jelas, pelanggan atau para kompetitor
akan meremehkan kualitas produk kita. Status yang jelas pada
produk misalnya, apakah produk ini sudah berlabel halal? Atau
apakah produk ini sudah lolos uji coba dari Badan Pengawas Obat
dan Makanan (Badan POM)?
 Ekspresi Diri.
Produk-produk yang sering dipilih oleh para pelanggan adalah
produk yang bisa membuat pelanggan lebih mudah dalam
mengekspresikan diri mereka. Dengan kata lain, mereka akan
merasa lebih percaya diri dan bangga ketika menggunakan atau
memakai produk kita. Oleh karena itu, kita juga perlu
memperhatikan kemasan luar dari produk yang kita jual.

 Cinta atau Koneksi yang Kuat.


Kita juga perlu memastikan bahwa produk-produk yang kita jual dapat
memberikan cinta dan koneksi dengan sesama manusia. Misalnya,
produk ponsel pintar. Dimana poin cinta dan koneksinya? Melalui

13
ponsel, kita bisa terkoneksi dengan banyak orang, terutama dengan
orang-orang yang kita cintai.
 Pertumbuhan atau Pengetahuan.
Produk-produk yang memiliki nilai pertumbuhan dan pengetahuan
adalah produk yang sering dicari oleh banyak orang (pelanggan).
Hampir semua manusia di dunia ini pasti ingin tumbuh dengan
meningkatkan kualitas hidup mereka, dimana pengetahuan juga sangat
berperan penting dalam hal ini. Jika kebutuhan dasar ini tidak
terpenuhi, maka manusia akan merasa mandek atau buntu.
 Kontribusi.
Terakhir, kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi adalah kontribusi.
Sebagai makhluk sosial, manusia memang tidak bisa hidup sendirian.
Ini menandakan bahwa manusia akan selalu memerlukan kehadiran
dan bantuan dari manusia lainnya. Oleh karena itu, nilai kontribusi
juga perlu untuk dipenuhi. Jika tidak, manusia tidak akan memiliki
rasa kepuasan untuk membantu seseorang.

d. Pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru


Pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru disebut kreatif.
Sedangkan menciptakan sesuatu yang belum pernah ada menjadi ada
atau menciptakan sesuatu yang sama sekali berbeda disebut dengan
inovatif. Hal-hal itulah yang sejatinya diperlukan para wirausahawan.
Wirausahawan adalah pionir dalam bisnis, inovator, penanggung
resiko yang mempunyai penglihatan visi ke depan dan memiliki
keunggulan dalam berprestasi di bidang usaha. Fungsi kreativitas
dalam proses inovasi merupakan pembangkitan ide yang
menghasilkan penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada suatu
sistem.
Ada dua aspek penting pada kreatifitas yaitu proses dan manusia.
Proses yang berorentasi tujuan, yang di desain untuk mencapai solusi
suatu permasalahan. Sedangkan manusia merupakan sumber daya
yang menentukan solusi. Proses tetap sama, namun pendekatan yang
digunakan dapat bervariasi. Antara wirausahawan yang satu dan yang

14
lainnya pastilah melakukan cara atau strategi yang berbeda-beda
dalam membangun bisnisnya. Cara atau strategi inilah yang
menentukan hasil akhir yang dihasilkan. Semakin kreatif orang
tersebut menggunakan peluang yang ada, maka semakin baik pula
hasil dari bisnis yang mereka jalankan.
Selain kreatif, hal lain yang diperlukan dalam berwirausaha
adalah inovatif. Dengan inovasi, wirausahawan menciptakan baik
sumber daya produksi baru maupun pengelolahan sumber daya yang
ada dengan peningkatan nilai potensi untuk menciptakan sesuatu yang
tidak ada menjadi ada. Cara mengembangkan inovasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara, yang pertama adalah wirausahawan tersebut
harus mengenali hubungan. Banyak penemuan dan inovasi lahir
sebagai cara pandang terhadap suatu hubungan baru dan berbeda
antara objek, proses, bahan, teknologi dan orang. Untuk membantu
kreatifitas, kita dapat melakukan cara pandang kita terhadap hubungan
kita dengan lingkungan alam sekitar. Orang yang kreatif akan
memiliki hubungan intuisi tertentu untuk dapat mengembangkan dan
mengenali hubungan yang baru. Selain itu untuk dapat melakukan
kreativitas agar dapat berimajinasi yang inovatif gunakanlah otak
bagian kanan, sedangkan otak bagian kiri digunakan untuk bekerja.
Proses kreativitas yang inovatif meliputi pemikiran logis dan analitis
terhadap pengetahuan, evaluasi dan tahap implementasi.
Jadi bila kita ingin lebih kreatif, kita harus melatih dan
mengembangkan kemampuan kedua otak kita tersebut. Dan yang
terakhir, untuk menjadi seorang yang kreatif dan inovatif dalam
berwirausaha, maka kita harus selalu berfikir positif agar dapat
menjadi orang yang sukses.

15
BAB IV
KESIMPULAN

Dalam membuat suatu usaha kita harus menganalisa beberapa aspek,


contohnya disini kita mengalisa lingkungan usaha dan peluang usaha. Dari dua
macam penganalisa-an ini juga ada beberapa factor yang diperhatikan, seperti
dalam analisis lingkungan usaha itu terdapat factor internal dan factor eksternal
yang mempengaruhi usaha, begitu pula dengan analisis peluang usaha terdapat
factor internal dan factor eksternal yan tenunya juga sangat mempengaruhi usaha
yang akan di lakukan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Santoso,Djoko.2013.Modul Kewirausahaan.Jakarta,Ditjen PendidikanTinggi,Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan.

17

Anda mungkin juga menyukai