Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah ini. Sesuai dengan program pembelajaran mata kuliah
Manajemen Stratejik bahwa para mahasiswa harus menyerahkan tugas kelompok
berupa makalah,  maka dengan ini penyusun membuat makalah yang berjudul “Analisis
Lingkungan Internal Perusahaan (Value Chain Management)”.

Makalah ini disusun sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku dari dosen
pengajar. Penyusun menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dalam penyusunan
makalah ini. Oleh karena itu, penyusun mohon maaf atas kekurangan yang ada.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya. Terima kasih.

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam menghadapi persaingan dalam dunia bisnis diperlukan suatu strategi yang
tepat guna memenangkan persaingan tersebut. Strategi di tingkat korporasi, bisnis
dan tingkat operasional akan memegang kendali utama terlaksananya tujuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Memberikan perhatian kepada lingkungan
merupakan cara terbaik untuk merumuskan strategi yang akan diterapkan guna
menghadapi persaingan. Faktor lingkungan yang dimaksud dalam makalah ini
adalah lingkungan internal. Makin besar suatu organisasi, makin kompleks pula
bentuk, jenis dan sifat interaksi yang terjadi dalam menghadapi kedua jenis
lingkungan tersebut.
Tujuan dilakukan analisis lingkungan adalah mengantisipasi lingkungan organisasi
sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat untuk mensukseskan organisasi.
Lingkungan Internal berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan. Faktor internal perusahaan sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga
kelemahan yang diketahuinya dapat diperbaiki. Di makalah ini akan dibahas
bagaimana analisis lingkungan dapat mempengaruhi keberhasilan suatu
perusahaan. Oleh karena itu analisis lingkungan internal sangat penting bagi
perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk
menyusun strategi dalam mengelola peluang dan ancaman yang muncul.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Analisis Lingkungan Dalam erusahaan ?
2. Apa saja elemen dalam prusahaan internal?
3. Apa tujuan Analisis Lingkungan Dalam Perusahaan ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui pengertian dari Analisis Lingkungan Dalam Perusahaan.
2. Mengetahui elemen dalam perusahaan internal.
3. Mengetahui tujuan Analisis Lingkungan Dalam Perusahaan.

BAB 2 PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANALISIS LINGKUNGAN DALAM PERUSAHAA N

Menurut Porter (1998) analisa internal yang dikenal dengan rantai nilai atau value chain yang
memposisikan perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan keunggulan bersaing
perusahaan, melalui analisa kompetensi inti. Rantai nilai menunjukkan bahwa untuk mencapai suatu
margin,perusahaan harus didukung oleh kegiatan utama dan penunjang. Sedangkan menurut Jauch dan
Glueck (2003) analisa lingkungan adalah suatu proses yang digunakan perencana strategis untuk
memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan.
Lingkungan internal dibagi menjadi lima faktor menurut Jauch dan Glueck (2003), faktor-faktor tersebut
antara lain :

1. Faktor Pemasaran dan distribusi


2. Faktor Penelitian dan pengembangan suatu fungsi rekayasa
3. Faktor manajemen produksi dan operasi
4. Faktor sumber daya dan karyawan perusahaan
5. Faktor keuangan dan akuntansi
Pengertian lingkungan internal yaitu lingkungan organisasi yang berada di dalam
perusahaan atau organisasi tersebut dan secara formal memiliki implikasi yang
langsung dan khusus pada perusahaan atau organisasi. Pada umumnya, lingkungan
internal perusahaan digunakan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan (strengths
and weakness) suatu perusahaan.

Dengan demikian analisis lingkungan internal akan meliputi analisis mengenai sumber daya manusia,
kapabilitas dan kompetensi inti yang dimiliki oleh perusahaan. Masing-masing komponen dari analisis
lingkungan internal sebagai berikut:

1. Sumber Daya (Resources)


a. Tangible, merupakan sumber daya yang terlihat atau berwujud dalam data keuangan dan mudah
sekali diidentifikasi dan dievaluasi. Contohnya: Sumber daya Finansial : Kapasitas kredit perusahaan.
Kemampuan menghasilkan dana internal, dan sebagainya.Sumber daya Fisik : Kecanggihan mesin pabrik.
Lokasi pabrik atau lokasi usaha, dan sebagainya.Sumber daya Manusia : Pengalaman, loyalitas,
pelatihan, komitmen, dan sebagainya.Sumber daya Organisasional : Sistem perencanaan, koordinasi,
pengendalian, dan sebagainya

b. Intangible, merupakan sumber daya yang tidak terlihat pada neraca keuangan perusahaan misalnya
teknologi, inovasi dan reputasi (performance). Contohnya:Sumber daya Teknologi: Persediaan teknologi:
paten, merek dagang, hak cipta, dan sebagainya, Sumber daya untuk Inovasi: Kegiatan riset, kreativitas,
dan sebagainya,Reputasi (performance): Merek, persepsi kualitas, hubungan baik dengan pemasok, dan
sebagainya

c. Human Resources Perusahaan menilai sumber daya manusia atau karyawannya berdasarkan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang untuk selanjutnya dikembangkan juga penilaian
terhadap kemampuan para karyawan untuk bekerja sama secara lebih efektif.

2. Kapabilitas (Capability)

a. Pendekatan Fungsional, merupakan penentu kapabilitas perusahaan secara relative terhadap fungsi-
fungsi utama perusahaan antara lain: pemasaran, penjualan dan distribusi, keuangan dan akuntansi,
sumber daya manusia, produksi serta organisasi secara umum.
b. Pendekatan Rantai Nilai (Value Chain), kapabilitas yang didasarkan pada serangkaian kegiatan yang
berurutan yang merupakan sekumpulan aktivitas nilai (value activities) yang dilakukan untuk mendesain,
memproduksi, memasarkan, mengirim dan mendukung produk dan jasa.

3. Kompetensi Inti (Core Competence)

Ada dua pengertian mengenai kompetensi, yakni kompetensi individual dan kompetensi organisasi.
Kompetensi individu meliputi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills) dan kemampuan (abilities)
yang dimiliki seseorang dalam suatu organisasi. Sedangkan kompetensi organisasi merupakan tindakan
kolektif dari karakteristik kompetensi individu dalam tingkatan organisasi. Olson dan Bolton (2002)
mengilustrasikan cakupan konsep kompetensi dalam literature organisasi yang diadaptasi oleh Green
(1999). Dikemukakan bahwa kompetensi merujuk pada individu maupun organisasi. Karateristik individu
meliputi pengetahuan teknis dan keterampilan (technical knowledge and skills) dan keterampilan
kinerja, serta kompetensi penyumbang individu (performance skills and competencies of individual
contributors).

Lebih lanjut kompetensi inti diperkenalkan oleh Hamel dan Prahalad (1999). Kompetensi inti
merupakan sekumpulan keterampilan dan teknologi yang memungkinkan suatu perusahaan
menyediakan manfaat tertentu kepada pelanggan agar bersaing lebih efektif. Ada tiga parameter yang
dapat diterapkan untuk mengidentifikasi kompetensi inti dalam perusahaan sebagai berikut:

Pertama, apakah kompetensi inti memberikan akses potensial kepada berbagai macam pasar.
Sebagai contoh, perusahaan yang memiliki kompetensi ini dalam sistem layar monitor memungkinkan
perusahaan tersebut menekuni berbagai bisnis seperti: TV mini, kalkulator, monitor untuk komputer dan
laptop, dashboard mobil, dan sebagainya.

Kedua, apakah kompetensi inti dapat memberikan kontribusi signifikan pada kegunaan yang diterima
pelanggan. Sebagai contoh, kompetensi Honda dalam mendesain dan membuat mesin yang irit bahan
bakar dan tahan uji memberikan nilai yang tinggi bagi pelanggannya yang implikasinya membuat
pelanggan enggan beralih kepada produsen lain.
Ketiga, apakah kompetensi inti yang dimiliki perusahaan membuat pesaing mengalami kesulitan untuk
meniru (imitasi). Jika dihubungkan dengan kapabilitas, maka seluruh kompetensi inti merupakan
kapabilitas dan sebaliknya tidak semua kapabilitas merupakan kompetensi inti. Hanya kapabilitas yang
mempunyai kriteria tertentu yang dapat dikategorikan sebagian komptensi inti. Kemampuan atau
kapabilitas merupakan kompetensi inti jika memenuhi empat kriteria, yakni:

a. Kemampuan yang Bernilai (Valuable Capabilities), yakni kemampuan yang memungkinkan perusahaan
dapat memanfaatkan peluang dan meminimalkan ancaman eksternal.

b. Kemampuan yang Langka (Rare Capabilities), yakni kemampuan yang hanya dimiliki oleh sangat
sedikit pesaing, baik pesaing saat ini maupun pesaing yang akan datang.

c. Kemampuan yang Tidak Dapat Ditiru Secara Sempurna (Imperfectly Imitable Capabilities), yakni
kemampuan yang tidak mudah dikembangkan oleh perusahaan lain.

d. Kemampuan yang Tidak Dapat Diganti (Nonsubstitutable Capabilities), yakni kemampuan yang sukar
untuk digantikan.

Hal terpenting yang perlu dipahami bahwa kompetensi tidak harus dan tidak boleh dijadikan
penghambat untuk berubah apabila perusahaan memang memerlukannya. Jika kompetensi inti yang
lama berubah sejalan dengan globalisasi, perusahaan pun harus menemukan kompetensi yang baru.
Karena jika tidak melakukan perubahan, dikuatirkan perusahaan tersebut akan mengalami kemunduran
(competitive disadvantage). Hal ini dilakukan dengan mempertahankan dan menopang kompetensi inti
yang telah ada dan secara simultan mengembangkan dan membentangkan apresiasi ke depan untuk
menemukan dan menghasilkan kompetensi inti yang baru.

Definisi yang paling popular mengidentifikasi lingkungan sebagai segala sesuatu yang berada di luar
batas organisasi. Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan didalam internal perusahaan itu
sendiri. Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan analisis yang berguna dalam
mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan atas dasar sumber daya dan kapabilitas
yang dimilikinya. Lingkungan internal perusahaan memiliki dua variable, yaitu kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness).

B. ELEMEN DALAM LINGKUNGAN INTERNAL


Di dalam lingkungan internal bisnis perusahaan, ada beberapa elemen yang
memengaruhi seorang manajer dalam mengambil keputusan yang akan berpengaruh
pada perusahaan atau organisasi. Beberapa elemen dalam lingkungan internal bisnis
perusahaan antara lain :

a. Karyawan

Elemen pertama dalam lingkungan internal bisnis perusahaan adalah karyawan.


Karyawan adalah manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk
mendapatkan balasan berupa pendapatan, baik berupa uang ataupun bentuk lainnya
kepada perusahaan atau organisasi. Karyawan dapat dibagi menjadi dua klasifikasi:

1) Karyawan berkerah putih adalah karyawan yang bekerja menggunakan tenaga


pikirannya. Semakin berkembangnya perusahaan maka karyawan berkerah putih
dituntut untuk lebih meningkatkan keterampilan dan kemampuannya. Adakalanya
suatu posisi dalam perusahaan menghendaki klasifikasi pendidikan tertentu, seperti
programmer komputer mensyaratkan karyawannya untuk menguasai software terbaru.

2) Karyawan berkerah biru adalah karyawan yang bekerja dengan menggunakan


tenaga ototnya. Biasanya karyawan ini tidak dituntut untuk menguasai skill tertentu
dan juga tidak diperlukan klasifikasi pendidikan apapun. Karyawan berkerah biru
biasanya digaji dengan sistem insensif yaitu besar gaji yang mereka dapat sebanding
dengan besar hasil yang mereka hasilkan baik harian, mingguan ataupun bulanan.

b. Manajemen

Elemen selanjutnya dalam lingkungan internal perusahaan adalah manajemen.


Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain Manajemen juga
diartikan sebagai sebuah proses perencanaan pengorganisasian, pengoordinasian dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah seni mengelola
sumber daya secara efektif dan efisien dalam menjalankan kegiatan perusahaan agar
sasaran organisasi dapat tercapai. Ada beberapa kegiatan perusahaan yang harus
dikelola seperti :
1) Logistik ke dalam
Aktivitas ini terkait dengan penerimaan penyimpanan, informasi yang terdiri dari
pergudangan, persediaan atau jadwal pengiriman
2) Operasi
Aktivitas ini berhubungan dengan transformasi input produksi menjadi produk akhir,
yang terdiri dari perakitan pengetesan, permesinan, pengepakan, dan pemeliharaan
mesin (peralatan)
3) Logistik Keluar
Aktivitas ini berhubungan dengan pengumpulan penyimpanan, dan distribusi produk ke
konsumen
4) Pemasaran dan Penjualan
Dalam kegiatan ini, perusahaan menyediakan fasilitas sehingga konsumen dapat
membeli produk, dan mencakup pula kegiatan seperti: penentuan harga, jalur
distribusi, periklanan, penjualan, dan promosi
5) Pelayanan
Kegiatan perusahaan dalam aktivitas ini berhubungan dengan pemeliharaan nilai dari
produk yang terdiri dari: penyediaan suku cadang, pelatihan, instalasi, perbaikan dan
pemeliharaan.

Fungsi penunjang merupakan aktivitas pendukung perusahaan yang meliputi :


1) Pengadaan
Merupakan fungsi dari bagian pengadaan, yang mencakup semua prosedur pembelian
dengan pemasok, yang melibatkan antar perusahaan.
2) Pengembangan Teknologi
Tidak hanya pengembangan teknologi dalam hal mesin dan proses saja tetapi juga
pengetahuan/ keahlian, prosedur dan sistem
3) Manajemen Sumber Daya Manusia
Termasuk di dalamnya semua aktivitas perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan
penilaian karyawan
4) Infrastruktur Perusahaan
Meliputi manajemen secara umum, perencanaan dan keuangan, pengendalian kualitas,
dan sistem informasi. Infrastruktur perusahaan mendukung semua aktivitas rantai nilai,
yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing.
c. Pemegang saham dan dewan direksi

1) Pemegang Saham
Pemegang saham/ shareholder adalah orang atau badan hukum yang memiliki saham
di perusahaan, para pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan oleh karena itu
pemegang saham berhak memengaruhi sebuah keputusan tergantung dari jenis saham
yang dimiliki masing-masing pemegang saham. Mereka dapat menggunakan haknya
lewat rapat umum pemegang saham.

2) Dewan Direksi
Dewan direksi adalah pihak yang bertanggung jawab menentukan tujuan organisasi,
menentukan strategi mencapai tujuan, dan lain-lain Dewan direksi ditetapkan oleh para
pemegang saham. Mereka
memiliki beberapa tugas antara lain :
a) Memimpin perusahaan dengan membuat kebijakan perusahaan.
b) Memilih, menetapkan dan mengawasi tugas dari karyawan dan para manajer
c) Menyusun anggaran tahunan perusahaan
d) Membuat laporan kinerja perusahaan pada para pemegang saham

d. Modal

Elemen terakhir dalam lingkungan internal perusahaan adalah modal. Modal yaitu
pengeluaran pertama sebuah perusahaan, pengeluaran ini dilakukan untuk menjaga
kelangsungan eksistensi perusahaan tersebut. Untuk organisasi yang telah go-public
modal diperoleh dari para pemegang saham. Bukan hanya uang, peralatan fisik seperti
sarana dan prasarana juga menjadi modal suatu perusahaan.

Pengaruh Lingkungan Internal Terhadap Organisasi Perusahaan


Seperti yang disampaikan sebelumnya, bahwa lingkungan internal perusahaan sangat
berpengaruh terhadap jalannya perusahaan. Lantas, bagaimana pengaruh itu terjadi?
Besar kecilnya pengaruh lingkungan pada perusahaan dapat kita dilihat dari seberapa
besar ketergantungan perusahaan tersebut pada lingkungannya.

Produk berupa barang atau jasa merupakan output dari perusahaan yang dikonsumsi
oleh konsumen (masyarakat) yang adapada lingkungannya. Di sisi lain, perusahaan
juga membutuhkan berbagai jenis input dari lingkungannya agar mampu menghasilkan
output yang optimal. Nah, ada kalanya. input yang dibutuhkan oleh perusahaan
dikuasai oleh perusahaan atau organisasi lain yang ada di lingkungannya, sehingga
perusahaan terpaksa memiliki ketergantungan sumber daya terhadap lingkungannya.
Jika pertukaran input dan output ini tidak seimbang, maka posisi perusahaan menjadi
berbahaya

Sebagai catatan, apabila lingkungan perusahaan bertambah kompleks, khususnya


lingkungan internal perusahaan, maka perusahaan harus menjadi lebih kompleks agar
mampu menghadapi atau mengimbangi perubahan tersebut. Setiap elemen dari
lingkungan perlu dihadapi oleh suatu bagian khusus dari perusahaan. Karena itu
organisasi yang terdapat pada lingkungan yang kompleks memiliki lebih banyak bagian
maupun jenis tugas. Oleh karena itu, sebuah perusahaan perlu melakukan penyesuaian
struktur internal organisasi, pola kerja dan perencanaan yang matang mulai dari
pembuat keputusan sampai pelaksana keputusan.

C. TUJUAN ANALISIS LINGKUNGAN DALAM PERUSAHAAN

1. Dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan.


2. Dapat mengerti dan memahami lingkungan organisasi.

3. mengetahui perkembangan organisasi perusahaan.

Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan organisasi sehingga
manajemen akan dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar
manajemen mempunyai kemampuan merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang
mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perusahaan.

Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya saing perusahaan
berdasarkan kondisi internal perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan.
Faktor internal perusahaan sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang
diketahuinya dapat diperbaiki.

Analisa internal menurut Porter yang dikenal dengan rantai nilai yang memposisikan
perusahaan pada matriks strategi generic dan menentukan keunggulan bersaing
perusahaan melalui analisa kompetensi inti. Rantai nilai ini mensyaratkan bahwa untuk
mencapai suatu margin, perusahaan harus didukung oleh kegiatan utama dan
penunjang.
NOTE: KAGIATAN UTAMA DAN PENUNJANG ADA DIBAGIAN B.ELEMEN-
MANAJEMEN. PEMBAHASAN SEBELUMNYA.

DAFTAR PUSTAKA M.STRATEGIK

https://www.academia.edu/17291952/Analisa_Lingkungan_Internal

https://www.academia.edu/11407082/lingkungan_internal_perusahaan

https://www.slideshare.net/fitriyahsoleh/analisis-lingkungan-internal-56096082

https://www.gilabisnis.com/analisis-lingkungan-internal-perusahaan-bisnis/

Anda mungkin juga menyukai