Anda di halaman 1dari 24

PENGANTAR

MANAJEMEN
SURYADI AJIE BUSRI, S.E.,M.M.
UNIVERSITAS M.H. THAMRIN
KE-4

Bagian IV
LINGKUNGAN PERUSAHAAN
A.
B.
C.
D.

E.

Lingkungan Eksternal Perusahaan


Lingkungan Internal Perusahaan
Tujuan Analisis Lingkungan Perusahaan
Alat Analisis untuk Memahami
Perkembangan Lingkungan Luar Perusahaan
Alat Analisis untuk Memahami
Perkembangan Lingkungan Internal
Perusahaan

A. Lingkungan Eksternal Perusahaan


Menurut Duncan (1972) yang dimaksud dengan lingkungan
eksternal perusahaan (external business environment) adalah
berbagai faktor yang memiliki kekuatan dan dapat mempengaruhi
perusahaan. Faktor-faktor tersebut berada di luar perusahaan
tetapi harus diperhitungkan oleh perusahaan pada saat membuat
keputusan. Perusahaan perlu memperhitungkan berbagai
perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal perusahaan dapat
memberikan ancaman (threats) yang akan menghambat
pencapaian tujuan perusahaan. Selain dapat memberikan
ancaman , lingkungan eksternal perusahaan dapat pula
memberikan sejumlah peluang (opprtunities) dan apabila
perusahaan dapat memanfaatkan berbagai peluang tersebut
maka perusahaan berpeluang untuk meningkatkan keunggulan
bersaing. Selanjutnya lingkungan eksternal perusahaan dapat
dibagi kedalam dua kategori yakni :
1.
Lingkungan umum (general environment)
2.
Lingkungan tugas (task environment)

Lingkungan umum perusahaan


Lingkungan umum terdiri dari berbagai faktor
yang relatif tidak dapat dikendalikan oleh
perusahaan. Grant (19990) menyebutkan bahwa
lingkungan umum perusahaan terdiri atas berbagai
faktor seperti nilai-nilai sosial (social values), taraf
pendidikan (educational), politik, ekonomi, hukum,
demografi, lingkungan sumber daya alam, dan
teknologi. Value based management (2001)
menyebutkan analisis terhadap lingkungan umum
perusahaan ini sebagai PEST Analysis yang
mencakup analisis terhdap Political factors,
Economic factor, Social factors dan Technological
factor. Selain analisis PEST saat ini telah banyak
perusahaan yang menggunakan analisis STEEPLE
(Social/demographic,
Technological,
Economic,
Environmental/natural, Political, Legan and Ethical).
1.

Analisis STEEPLE merupakan analisis PEST yang


diperluas dengan memasukkan matra analisis
terhadap lingkungan hidup dan etika. Pertimbangan
lingkungan hidup menjadi sangat relevan saat ini
terutama dengan diadopsinya konsep pembangunan
berkelanjutan. Dengan kata lain pembangunan
berkelanjutan
adalah
pembangunan
yang
memungkinkan masyarakat saat ini dapat memenuhi
kebutuhannya tanpa mengorbankan
generasi
mendatang. Dengan demikian aktivitas perusahaan
yang dilakukan saat ini harus meminimalisasi
dampak buruk
terhadap lingkungan, misalnya
dengan menghasilkan produk-produk yang ramah
lingkungan (environmental friendly)

Lingkungan Tugas (task environment)


Bila lingkungan umum terdiri atas berbagai
faktor yang relatif tidak dapat dikendalikan oleh
perusahaan serta memiliki pengaruh terhadap
industri secara keseluruhan maka lingkungan
tugas (task environment) merupakan lingkungan
yang memiliki pengaruh langsung terhadap
perusahaan karena perusahaan memiliki interaksi
langsung dengan faktor-faktor yang ada di
lingkungan tugas. Lingkungan tugas terdiri dari
berbagai faktor seperti para pelanggan, para
pesaing, para pemasok, pasar tenaga kerja,
industri serta lembaga keuangan.
2.

B. Lingungan Internal Perusahaan


Selain dipengaruhi oleh lingkungan eksternal,
perusahaan juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan
internalnya. Berbagai faktor yang terdapat dalam lingkungan
internal perusahaan mencakup resources (sumber daya) dan
capabilities
(kemampuan)
Baik
resources
maupun
capabilities yang dimiliki perusahaan saat ini akan membatasi
misi, tujuan, maupun strategi yang akan dibuat oleh
perusahaan. Sebagai contoh perusahaan Unilever sebagai
pemimpin pasar consumer product di Indonesia memiliki
berbagai sumber daya dan kapabilitas yang memungkinkan
perusahaan memperoleh keunggulan bersaing di bidang
consumer product. Tetapi pada saat yang sama perusahaan
ini tidak memiliki sumber daya maupun kapabilitas di bidang
usaha teknologi informasi karena bidang usaha teknologi
informasi tidak tercakup dalam misi dan tujuan perusahaan.

Resources (sumber daya)


Barney dan Jesterly (2008), menurutnya
resources adalah merupakan sekumpulan
aset, baik dalam bentuk aset berwujud
(misalnya
fasilitas
pabrik
yang
dimiliki
perusahaan,
produk
yang
dihasilkan,
persediaan bahan baku, dan lain sebagainya),
maupun dalam bentuk aset tidak berwujud
(misalnya
citra
merek
atau
reputasi
perusahaan) yang berada dalam kendali
perusahaan serta akan membantu perusahaan
dalam melakukan implementasi strategi untuk
memperoleh keunggulan bersaing

Capabilities
yang dimaksud dengan capabilities
adalah kemampuan yang dimiliki perusahaan
untuk mengkoordinasikan sumber daya yang
dimiliki dan memberdayakan sumber daya
tersebut
secara
produktif.
Kapabilitas
perusahaan berasal dari tiga hal yaitu :Struktur
organisasi,
Proses
organisasi,
Sistem
pengendalian organisasi. Proses organisasi
yang bertumpu pada koordinasi penggunaan
sumber daya menjadi faktor penentu apakah
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
dapat digunakan secara efektif dan efesien
untuk menjalankan strategi tertentu guna
mencapai tujuan perusahaan.

Seringkali terjadi suatu perusahaan


memiliki sumber daya yang berharga tetapi
karena tidak diorganisasi penggunaannya
secara efektif dan efesien, maka sumber
daya dimaksud tidak mampu menjadikan
perusahaan memiliki keunggulan bersaing.
Faktor
penting
lainnya
yang
sangat
berpengaruh
terhadap
kapabilitas
perusahaan
adalah
keahlian
dan
pengetahuan yang dimiliki oleh sumber daya
manusia perusahaan (Hitt, Ireland dan
hoskisson, 2005).

c. Tujuan Analisis Lingkungan Perusahaan


Perubahan yang terjadi di lingkungan perusahaan
baik internal maupun eksternal perlu diamati dan
dianalisis dengan seksama agar perubahan-perubahan
tersebut
dapat
memberikan
keuntungan
bagi
organisasi.
Analisis lingkungan perusahaan dapat dibagi ke dalam
dua bagian yaitu : analisis lingkungan eksternal
dan analisis lingkungan internal. Dalam analisis
lingkungan eksternal, kegiatan analisis ditujukan
terhadap berbagai perubahan, baik yang terjadi di
lingkungan umum perusahaan (general environment)
maupun lingkungan industri atau lingkungan tugas
(task environment). Tujuan yang ingin diperoleh melalui
pelaksanaan kegiatan analisis lingkungan eksternal
adalah untuk mengidentifikasi adanya berbagai
peluang ( opportunities) dan ancaman (threats).

Peluang dan ancaman merupakan bagian dari


analisis SWOT (strength, weaknesses, opportunities,
and threats). Yang dimaksud dengan ancaman
(threats) adalah berbagai kondisi di dalam lingkungan
eksternal perusahaan yang dapat menghambat
pencapaian tujuan perusahaan untuk memperoleh
keunggulan bersaing. Sebagai contoh keputusan
pemerintah untuk mengkonversi penggunaan bahan
bakar minyak menjadi elpiji merupakan ancaman bagi
pelaku bisnis minyak tanah. Demikian halnya
pembukaan jalur Tol Cipularang merupakan ancaman
bagi para pelaku bisnis rumah makan yang berada di
jalur Bandung Purwakarta, karena dengan dibukanya
jalan tol tersebut, para pengguna jalan mengubah rute
perjalan mereka dari rute jalan lama.

Peluang
(opportunities),
Kekuatan
(strengths),
Kelemahan (weaknesses)
Peluang (opportunities) adalah berbagai kondisi di
lingkungan
eksternal
perusahaan
yang
apabila
dimanfaatkan akan membantu perusahaan mencapai
keunggulan bersaing. Sebagai contoh, meningkatnya
tingkat pendidikan dan penghasilan ibu-ibu muda perkotaan
merupakan faktor yang menciptakan peluang bagi
berkembangnya bisnis yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan intelektual anak di usia dini seperti pelatihan
senam otak (brain gym) bagi anak-anak balita. Bila analisis
terhadap lingkungan eksternal perusahaan ditujukan untuk
mengidentifikasi berbagai peluang dan ancaman, maka
analisis terhadap lingkungan internal perusahaan ditujukan
untuk mengidentifikasi berbagai kekuatan (strengths)
dan kelemahan (weaknesses) yang ada pada sumber
daya dan kapabilitas perusahaan.

Dalam hal ini perusahaan melakukan


komperasi
antara
sumber
daya
dan
kapabilitas yang dimiliki perusahaan dengan
sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki
pesaing. Melalui proses komparasi tersebut
perusahaan akan sampai pada suatu
kesimpulan, apakah sumber daya dan
kapabilitas yang mereka miliki lebih kuat atau
lebih lemah dibandingkan dengan pesaing.
Komparasi sumber daya dan kapabiitas
perusahaan ini sangat diperlukan untuk
menjaga kelangsungan usaha perusahaan.

D. Alat Analisis untuk Mamahami Perkembangan


Lingkungan Luar Perusahaan
Salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman adalah analisis
struktur industri atau lebih dikenal dengan model five
forces (Michael Porter, 1998). Selanjutnya Porter
menyebutkan adanya lima kekuatan persaingan dalam
suatu struktur industri yaitu :
1.
The entry of new competition (potential new
entrants)
2.
The bargaining power of supplier
3.
The rivalry among the existing competitors
4.
The threats of substitutes
5.
The bargaining power of buyers

The entry of new competitors


Hambatan masuk (entry barries) merupakan
berbagai faktor yang akan menghambat pendatang baru
(potential new entrants) memasuki suatu industri.
Hambatan masuk yang rendah akan mengakibatkan suatu
industri mengalami penurunan profitabiltas dengan cepat
karena semakin meningkatnya persaingan di antara
perusahaan dalam satu industri. Sebaliknya hambatan
masuk industri yang tinggi, diasumsikan akan dapat
mempertahankan daya tarik industri untuk jangka waktu
yang panjang. Sebagai contoh identitas merek (brand
identity) yang kuat seperti yang dimiliki Teh Botol Sosro
dan Coca-Cola telah turut melindungi produk-produk
tersebut dari serangan pesaing baru sehingga kedua
produk tersebut masih dapat mempertahankan posisinya
di pasar.
1.

The bargaining power of suppliers


Pemasok memiliki posisi tawar menawar (bargaining
position)
yang
berbeda-beda
terhadap
perusahaan.
Kemampuan pemasok untuk menentukan
syarat-syarat
perdagangan yang menguntungkan bagi dirinya dan kurang
menguntungkan bagi perusahaan atau membuat syaratsyarat perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak
sangat dipengaruhi oleh elemen-elemen struktur industri.
Apabila perusahaan dapat memperoleh pasokan bahan baku
dari beberapa pemasok maka kedudukan perusahaan relatif
lebih kuat dibandingkan pemasok sehingga pemasok tidak
akan memberikan ancaman berarti bagi perusahaan. Tetapi
apabila perusahaan bergantung hanya kepada satu pemasok
maka kedudukan pemasok menjadi kuat dan dapat
menimbulkan ancaman bagi perusahaan.
2.

The rivalry among the existing competitors


Di dalam industri sendiri, terjadi persaingan antara
satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Menurut
Porter intensitas persaingan (intensity of rivalry) antar
perusahaan dalam satu industri sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain perusahaan yang melakukan
inovasi dapat menikmati profit yang besar pada saat
pesaing lain belum memasuki pasar yang sama. Tetapi
sebagaimana dinyatakan oleh Hermawan Kartajaya (2002),
persaingan saat ini sudah memasuki tahap wild. Hal ini
ditandai dengan semakin cepatnya pesaing memperoleh
akses teknologi sehingga dalam waktu yang relatif singkat
mereka akan dapat menghasilkan produk yang serupa
dengan produk yang dihasilkan oleh innovator.
3.

The threats of substitutes


Persaingan terhadap produk yang
dihasilkan perusahaan tidak hanya berasal
dari perusahaan yang memproduksi produk
yang
sama
sehingga
menimbulkan
persaingan langsung (direct competition),
melainkan bisa juga berasal dari perusahaan
yang memproduksi produk yang memiliki
kesamaan fungsi dengan produk yang
dihasilkan perusahaan. Produk seperti itu
dinamakan produk substitusi (substitute
product)
4.

The bargaining power of buyers


Pembeli memiliki posisi penting terhadap
keberlangsungan hidup perusahaan karena sales revenu
yang diperoleh oleh perusahaan berasal dari penjualan
produk perusahaan kepada buyer. Posisi tawar menawar
pembeli terhadap perusahaan yang menjual barang dan
jasa ditentukan oleh dua hal utama yakni bargaining
leverage dan price sensitivity. Misalnya para pengusaha
hasil bumi di daerah Lampung akan memiliki bargaining
power yang rendah seandainya mereka menjual hasil
buminya seperti, kopi, cengkeh, lada hitam maupun damar
hanya kepada satu pembeli besar di Jakarta. Karena
dengan struktur perdagangan seperti ini para pengusaha
hasil bumi tidak memiliki alternatif harga jual selain yang
ditetapkan oleh pembeli besar dari Jakarta tersebut.

5.

E. Alat Analisis untuk Memahami Perkembangan


Lingkungan Internal Perusahaan
Selain melakukan analisis terhadap lingkungan luar,
perusahaan juga harus melakukan analisis terhadap
lingkungan
internal
perusahaan
untuk
dapat
mengidentifikasi berbagai kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh sumber daya dan kapabilitas perusahaan. Salah
satu
alat
analisis
yang
dapat
digunakan
untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sumber daya
serta kapabilitas yang dimiliki perusahaan adalah dengan
melakukan
value chain analysis (analisa rantai nilai).
Analisa ratai nilai bertujuan melakukan analisis terhadap
kemampuan sumber daya internal organisasi yang terdiri
dari berbagai fungsi organisasi seperti, fungsi marketing,
keuangan, produksi, riset dan pengembangan serta fungsi
lainnya yang ada di dalam perusahaan dimana keseluruhan
kemampuan fungsi perusahaan tersebut bermuara kepada
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan margin.

Penalaahan secara sistematis terhadap aktivitas


penciptaan nilai di setiap aktivitas perusahaan akan
dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Dalam kaitan ini, analisis rantai nilai
korporasi dilakukan melalui tiga tahapan (Wheelen and
Hunger,2004:86) sebagai berikut:
1.
Memeriksa ratai nilai dari masing-masing lini produk
yang menyangkut berbagai aktivitas yang berkaitan
dengan produksi masing-masing produk dan jasa.
Melalui pemeriksaan ini akan dapat ditentukan
aktivitas yang dapat dipandang sebagai kekuatan
perusahaan (core competencies) atau merupakan
sumber kelemahan perusahaan (core deficiences),
apakah setiap kekuatan yang dimiliki perusahaan
menimbulkan keunggulan bersaing sehingga dapat
dikategorikan sebagai kompetensi yang unggul
(distinctive competencies).

2.

Memeriksa keterkaitan (linkages) rantai nilai di dalam


masing-masing produk untuk memastikan bahwa setiap
bagian perusahaan akan dapat meningkatkan margin
dan menekan biaya.

3.

Memeriksa kemungkinan terjadinya sinergi di antara


nilai untuk bergai lini produk yang berbeda. Dalam hal
ini perusahaan
dapat mengupayakan terjadinya
ecaonomies of scope yang dihasilkan ketika rantai nilai
dari dua produk yang terpisah melakukan aktivitas
bersama yang dapat menekan biaya. Sebagai contoh
biaya yang dikeluarkan dalam bentuk joint production
untuk multiple product dengan menggunakan fasilitas
produksi yang sama akan jauh lebih rendah
dibandingkan bila produk tersebut diproduksi secara
individual.

SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai