BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
1
KAJIAN TEORI
CATATAN:
1. Daftar kekuatan dan kelemahan (8-10) di Kolom 1. 2. Bobot setiap faktor
dari 1.0 (Paling Penting) untuk 0,0 (Tidak Penting) pada Kolom.
2. berdasarkan kemungkinan pengaruh faktor tersebut terhadap posisi
strategis perusahaan.Total bobot harus berjumlah 1,00.
3
3. Nilai setiap faktor dari 5.0 (Luar biasa) untuk 1.0 (Buruk) pada Kolom 3
berdasarkan tanggapan perusahaan terhadap faktor tersebut.
4. Kalikan bobot masing-masing faktor dengan peringkatnya untuk
mendapatkan skor bobot masing-masing faktor di Kolom 4.
5. Gunakan Kolom 5 (komentar) untuk alasan yang digunakan untuk setiap
faktor.
2
6. Tambahkan skor tertimbang individu untuk mendapatkan skor tertimbang
total untuk perusahaan di Kolom 4. Kolom ini menunjukkan seberapa
baik perusahaan merespons faktor-faktor di lingkungan internalnya.
Di dalam kolom 2 (Bobot), berikan bobot untuk setiap faktor dari 1.0
(Yang terpenting) ke 0,0 ( Tidak penting) berdasarkan kemungkinan dampak
faktor tersebut pada posisi strategis perusahaan tertentu saat ini. Semakin
tinggi bobotnya, semakin penting faktor ini bagi keberhasilan perusahaan saat
ini dan masa depan.Semua bobot harus berjumlah 1,0 terlepas dari jumlah
faktornya. 3. Di dalam kolom 3 (Peringkat), berikan peringkat untuk setiap
faktor dari 5.0 (Luar biasa) ke 1.0 (Miskin) berdasarkan respons spesifik
manajemen terhadap faktor tertentu tersebut. Setiap peringkat merupakan
penilaian mengenai seberapa baik manajemen perusahaan saat ini menangani
setiap faktor internal tertentu. 4. Di dalam kolom 4 (Skor Tertimbang),
kalikan beratnya dengankolom 2 untuk setiap faktor kali peringkatnya
dalamkolom 3 untuk mendapatkan skor tertimbang faktor tersebut. 5. Di
dalam kolom 5 (Komentar), perhatikan mengapa faktor tertentu dipilih
dan/atau bagaimana bobot dan peringkatnya diperkirakan. 6. Terakhir,
tambahkan skor berbobot untuk semua faktor internal dalamkolom 4 untuk
menentukan total skor tertimbang untuk perusahaan tertentu. Ituskor
tertimbang totalmenunjukkan seberapa baik perusahaan tertentu menanggapi
faktor saat ini dan yang diharapkan dalam lingkungan internalnya. Skor
tersebut dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan tersebut dengan
perusahaan lain dalam industrinya. Periksa untuk memastikan bahwa total
skor tertimbang benar-benar mencerminkan kinerja perusahaan saat ini dalam
hal profitabilitas dan pangsa pasar.Total skor tertimbang untuk rata-rata
perusahaan dalam suatu industri selalu 3.0. Sebagai contoh dari prosedur
4
9. Model wirausaha :
Dalam model ini, sebuah perusahaan menawarkan produk/jasa khusus
ke ceruk pasar yang terlalu kecil untuk menjadi berharga bagi pesaing besar
tetapi memiliki potensi untuk tumbuh dengan cepat. Pub buatan lokal kecil
telah sangat sukses dalam industri dewasa yang didominasi oleh Anheuser-
Busch. Model ini sering digunakan oleh perusahaan kecil berteknologi
tinggi yang mengembangkan prototipe inovatif untuk menjual perusahaan
(tanpa pernah menjual produk) ke Microsoft atau DuPont.
10. Model standar industri De Facto :
Dalam model ini, perusahaan menawarkan produk secara gratis atau
dengan harga yang sangat rendah untuk memenuhi pasar dan menjadi
standar industri. Setelah pengguna terkunci, perusahaan menawarkan
produk dengan margin lebih tinggi menggunakan standar ini. Misalnya,
Microsoft mengemas Internet Explorer gratis dengan perangkat lunak
Windows-nya untuk mengambil pangsa pasar dari browser Web Netscape.
c. Periksa potensi sinergi di antara rantai nilai dari lini produk atau unit
bisnis yang berbeda.
Setiap elemen nilai, seperti periklanan atau manufaktur, memiliki
skala ekonomi yang melekat di mana aktivitas dilakukan dengan biaya
serendah mungkin per unit output.
BAB III
PEMBAHASAN ARTIKEL ILMIAH
Telkom Professional Certification Center (Telkom PCC) adalah suatu
lembaga sertifikasi profesi yang didirikan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk (PT. TELKOM) sebagai wujud dedikasinya terhadap pendidikan. Melalui
Yayasan Pendidikan Telkom (YPT), maka pada tanggal 15 Agustus 2008
didirikan Telkom Professional Development Center (Telkom PDC) dan Telkom
Professional Certification Center (TelkomPCC) pada tanggal 24 Agustus 2012,
kemudian pada tanggal 1 Maret 2015 dilakukan penggabungan antara Telkom
PDC dan Telkom PCC menjadi Telkom Professional Certification Center. Seiring
waktu berjalan ditemukan salah satu program yang mengalami penurunan jumlah
peserta dan tidak mencapai target penjualan, program tersebut adalah Network
Administration Professional (NAP). Oleh karena itu, penulis merasa perlu
menganalisis beberapa aspek yang penting dalam menyusun strategi pemasaran
dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang untuk meminimalisasi dan
mengatasi kelemahan serta ancaman yang ada saat ini. Penelitian ini
menggunakan analisis SWOT dan IE Matriks. Analisis tersebut digunakan untuk
mengidentifikasi faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan, kemudian faktor
eksternal yaitu peluang dan ancaman. Metode pengumpulan data yang dilakukan
antara lain wawancara, kuesioner, observasi dan data seperti buku, literature yang
kemudian diolah dengan beberapa pendekatan analisis yaitu bauran pemasaran 7P,
lingkungan makro dan 5 force porter. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis
maka dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran yang sesuai bagi Telkom PCC
adalah strategi pemasaran yang mengedepankan penetrasi pasar, pengembangan
pasar dan pengembangan produk
tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) dan data eksternal
dengan menggunakan EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary).
[2] Faktor internal dan eksternal dipertimbangkan menggunakan analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah analisis alternatif yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
faktor internal yaitu kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) dan dapat
meminimalkan faktor eksternal yaitu kelemahan (weakness) serta ancaman
(threats) dalam upaya mengidentifikasi faktor sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan yang tepat. Dalam hal pengembangan misi, strategi dan tujuan
perusahaan selalu berkaitan dengan proses pengambilan keputusan strategis. Maka
dalam merencanakan strategi harus menganalisa faktor-faktor strategis perusahaan
yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Berikut adalah tabel hasil
pengolahan data kuesioner matriks swot dalam upaya mengetahui bobot dan
21
[3] Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap
faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok
industri yang sama. [4] Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci : skor
bobot IFAS total pada sumbu x dan skor bobot EFAS total pada sumbu y. Skor
bobot total yang diperoleh dari divisi-divisi tersebut memungkinkan susunan
matriks IE di tingkat perusahaan.
23
Dari hasil IE matriks dengan berdasarkan dari perhitungan IFAS dengan hasil
3.084 dan EFAS dengan hasil 2.846, menunjukan posisi Telkom PCC berada pada
kuadran 4 yang berarti tumbuh dan membangun namun harus hati-hati. [5]
Analisis Matriks SWOT, berikut adalah alternatif strategi pemasaran yang
dihasilkan matriks SWOT:
1. Strategi SO o Memaksimalkan potensi website dan brand power telkom sebagai
media promosi dalam memanfaatkan pasar yang masih dalam growth yang
didukung dengan pertumbuhan angka peserta ujian nasional SMA baik dari kota
Bandung, Jawa Barat maupun Undonesia, kemudian laju ekonomi yang terus
meningkat baik dari kota Bandung, Jawa Barat maupun Indonesia dan juga
memanfaatkan peluang kebutuhan masyarakat akan sertifikasi profesi dalam masa
MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). o Membangun dan memperluas jangkauan
pasar dengan memanfaatkan kerjasama antar perusahaan dan dengan alumni. o
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Analisis Faktor Internal adalah salah satu cara untuk mengatur faktor-
faktor internal ke dalam kategori kekuatan dan kelemahan yang diterima
secara umum serta untuk menganalisis seberapa baik manajemen perusahaan
tertentu merespons faktor-faktor spesifik ini mengingat pentingnya faktor-
faktor ini bagi perusahaan (W).
Kekuatan dan kelemahan Internal adalah aktivitas organisasi yang
dapat dikendalikan yang dilakukan dengan sangat baik atau buruk. Mereka
muncul dalam kegiatan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi,
produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi
manajemen (SIM) suatu bisnis.
Berdasarkan seluruh uraian pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: 1. Penelitian ini berhasil mendapatkan apa yang
menjadi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal
(peluang dan ancaman) pada Telkom Professional Certification Center.
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.3 December 2016
| Page 5159 2. Strategi yang sesuai bagi Telkom PCC yaitu:
Memaksimalkan potensi website dan brand power telkom sebagai media
promosi dalam memanfaatkan pasar yang masih dalam growth yang didukung
dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari kota Bandung dan
juga memanfaatkan peluang kebutuhan masyarakat akan sertifikasi profesi
dalam masa MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Berdasarkan hasil
pengumpulan dan analisis data dalam kuesioner mengenai pengukuran
kualitas website Telkom PCC berdasarkan webqual 4.0 yang disusun
berdasarkan penelitian pada tiga area yaitu human-computer interaction
(usability), kualitas informasi (information quality), interaksi serta kualitas
layanan (interaction quality), hasil perhitungannya yaitu dimensi usability
rata-rata yaitu 4.025, dimensi information quality rata-rata yaitu 3.714286
sedangkan dimensi interaction quality rata-rata yaitu 3.857143. Kualitas
27
2. Bagian sales harus lebih aktif pada saat melakukan pameran, promosi,
dan semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran produk.
3. Manajer marketing harus lebih ketat mengontrol karyawan pada saat
melakukan aktivitas diluar lingkungan perusahaan.
29
DAFTAR PUSTAKA