Anda di halaman 1dari 15

RETNO INDRIARTININGTIAS, KEY SUCCESS FACTORS DAN KEUNGGULAN BERSAING

ANALISIS KEY SUCCESS FACTORS DALAM MENUNJANG PENCAPAIAN


KEUNGGULAN BERSAING DI LBB X SURABAYA

Retno Indriartiningtias
Jurusan Teknik Industri - Universitas Trunojoyo
ABSTRAK
Key Success Factors merupakan faktor-faktor yang penting bagi perusahaan
untuk menunjang keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan dan berasal dari lingkungan
perusahaan itu sendiri. Setiap perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain
memiliki Key Success Factors yang berbeda sehingga pihak manajemen dituntut untuk
mengidentifikasi Key Success Factors sehingga membuat keputusan dalam menentukan
variabel-variabel mana yang penting dan variabel-variabel mana yang kurang penting
dalam mencapai keunggulan kompetitif. Dari analisa yang dilakukan dengan
menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) dapat
diambil kesimpulan bahwa untuk menentukan keberhasilan dalam industri jasa (Key
Success Factors) sehingga mempunyai keunggulan bersaing yaitu : mempunyai sumber
daya tentor yang berkualitas, pemasaran yang cantik dan gencar serta pelayanan yang
memuaskan. Untuk menciptakan keunggulan bersaing bagi LBB X SURABAYA yang
termasuk dalam strategic strength adalah sumber daya manusia yang berkualitas dan
berpengalaman serta pemasaran yang cantik dan gencar. Sedangkan yang termasuk
strategic necessity adalah pelayanan yang memuaskan.
Kata Kunci : Kes Success Factors, SWOT, Strategic Strength, Strategic Necessitiy

PENDAHULUAN
LBB X merupakan lembaga yang bergerak di bidang pendidikan non formal atau
lembaga pendidikan luar sekolah. Lembaga ini merupakan lembaga yang memberikan
pelayanan di bidang pendidikan. Agar dapat bertahan dalam persaingan jangka panjang
maka diperlukan analisis key success factors untuk mendukung Lembaga di masa
sekarang dan di masa yang akan datang. Karena banyaknya LBB baik yang terdaftar
maupun tidak terdaftar di Surabaya, maka sangatlah penting untuk mengidentifikasikan
dan menganalisis faktor kunci sukses untuk dapat bertahan di bisnis yang semakin
kompetitif ini.
Key Success Factors merupakan faktor-faktor yang penting bagi perusahaan
untuk menunjang keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan dan berasal dari lingkungan
perusahaan itu sendiri, baik lingkungan eksternal maupun lingkungan internal yang
mempengaruhi kesuksesan pencapaian tujuan. Dalam menemukan Key Success Factors
tersebut pihak manajemen harus berhati-hati sehingga tidak terjebak untuk
mengidentifikasikan semua faktor yang ada dalam perusahaan itu sebagai Key Success
Factors. Setiap perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain memiliki Key
Success Factors yang berbeda sehingga pihak manajemen dituntut untuk memikirkan
bagaimana bisa tetap bertahan dan sekaligus memberikan kesejahteraan pada staf atau
karyawannya. Oleh karena itu dengan banyaknya lembaga bimbingan belajar yang ada di
Surabaya menuntut pihak manajemen LBB X SURABAYAuntuk mengupayakan berbagai
cara agar dapat bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat ini.
JURNAL ILMIAH TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI 1

Mengidentifikasikan Key Success Factors dalam suatu LBB dapat dilakukan


dengan cara wawancara dengan pihak pengguna jasa yaitu pelanggan, dapat dilakukan
dengan manajer atau koordinator kegiatan LBB tersebut. Untuk dapat mengetahui
variabel-variabel yang penting dan variabel-variabel yang kurang penting manajer harus
mampu memahami situasi dan kondisi dengan cukup baik. Pengidentifikasian Key
Success Factors telah dilakukan pada penelitian sebelumnya sehingga penelitian ini
bersifat meneruskan penganalisisan dari pengidentifikasian yang telah dilakukan
sebelumnya.
Kesalahan dalam melakukan pengidentifikasian variabel-variabel kritis dalam
jangka panjang akan mempengaruhi keberhasilan suatu lembaga bimbingan belajar
dalam menciptakan keuanggulan bersaing. Oleh karena itu jika suatu lembaga bimbingan
belajar dapat mengidentifikasikan key success factors dengan tepat, maka perencanaan
strategis yang dibuat akan menunjang lembaga bimbingan belajar dalam mencapai
tujuannya. Manajemen lembaga bimbingan belajar yang telah memiliki pemahaman
tentang key success factors dalam usahanya, dapat memperoleh keunggulan bersaing
yang berkelanjutan dengan mendasarkan strateginya pada key success factors serta
mengorganisasikan sumber daya yang dimiliki dengan lebih baik dibandingkan dengan
pesaing-pesaingnya, pada satu atau lebih variabel-variabel tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Analisa SWOT digunakan untuk menentukan key success factors suatu
perusahaan dan menentukan ukuran-ukuran yang relevan dan dapat diandalkan untuk
key success factors yang telah diidentifikasikan. Menurut Blocher analisis SWOT
merupakan prosedur sistematis untuk mengidentifikasikan variabel-variabel keberhasilan
key success factors yang dimiliki oleh perusahaan meliputi kekuatan dan kelemahan
internalnya dan peluang serta ancaman yang bersifat eksternal. Prosedur analisis SWOT
menitikberatkan perhatian pada aspek internal perusahaan, yaitu kekuatan (strength) dan
kelemahan (weakness), serta aspek lingkungan eksternal, yaitu peluang (opportunities)
dan ancaman (threats). Fokus pada perhatian analisis aspek internal adalah pada sumber
daya spesifik yang dimiliki perusahaan serta kekurangan competitive pesaing. Aspek
internal paling mudah diidentifikasi dengan melihat sumber daya dalam perusahaan yaitu
lini produk, manajemen, R&D, manufaktur,strategi. Fokus pada analisa eksternal adalah
pada faktor di luar perusahaan, seperti trend demografis, kondisi ekonomi, kebijakan
ekspor impor, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Aspek internal dapat
diidentifikasikan dengan melalui analisis terhadap industri dan pesaing.
1. Identifikasi Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats)
Tujuan utama pengamatan lingkungan adalah untuk melihat peluang baru.
Peluang baru digolongkan menurut daya tariknya dan kemungkinan berhasilnya.
Kemungkinan sukses perusahaan bergantung pada kekuatan usahanya yang tidak harus
sesuai dengan dengan prasyarat keberhasilan dalam pasar sasaran tersebut, namun juga
harus unggul dari pesaingnya. Perusahaan yang paling berhasil adalah perusahaan yang
dapat mempertahankan kinerjanya dalam jangka panjang. Peluang (opportunities)
merupakan situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. Sedangkan
ancaman (threats) merupakan faktor-faktor yang tidak menguntungkan dalam suatu
satuan bisnis.
Tiap perusahaan mempunyai ciri-ciri atau karakter persaingan tersendiri, namun
secara umum ada persamaan mengenai faktor-faktor atau kekuatan-kekuatan (forces)
yang mempengaruhi bagaimana persaingan tersebut bekerja. Michael E. Porter
berpendapat bahwa ada lima kekuatan kompetitif (Five Force Models) yang beroperasi

RETNO INDRIARTININGTIAS, KEY SUCCESS FACTORS DAN KEUNGGULAN BERSAING

dalam suatu industri dan semuanya menentukan potensi keuntungan dari industri
tersebut. Kelima kekuatan tersebut antara lain ancaman pendatang baru, tingkat rivalitas
diantara para pesaing yang ada, tekanan dari produk pengganti (substitute product),
kekuatan tawar menawar pembeli dan kekuatan tawar menawar pemasok.
2. Identifikasi Kekuatan (strengths) dan Kelemahan (weaknesses)
Setiap perusahaan harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahan secara periodik.
Kekuatan (strengths) merupakan sumberdaya utama, keahlian atau keunggulankeunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin
dilayani oleh perusahaan. Kekuatan ini juga memberikan keunggulan komparatif bagi
perusahaan. Sebaliknya kelemahan (weaknesses) menunjukkan kekurangan atau
keterbatasan dalam sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius
menghambat kinerja efektif perusahaan, yang relatif dimiliki oleh perusahaan pesaing
[Pearce dan Robinson, 1997].
PENDATANG BARU
POTENSIAL

Ancaman masuknya
pendatang baru

PARA PESAING
INDUSTRI

PEMASOK

Kekuatan tawar
menawar pemasok

Kekuatan tawar
menawar pembeli

PEMBELI

Persaingan diantara
perusahaan yang ada
Ancaman produk atau
jasa pengganti
PRODUK
PENGGANTI

GAMBAR 1 FIVE FORCE MODELS


Sumber

Porter, Michael E., 1992. Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan


Mempertahankan Kinerja Unggul. Terjemahan. Jakarta: Erlangga. Hal 52.

METODE PENELITIAN
Analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu metode
dalam meneliti suatu objek, suatu kondisi peristiwa pada masa sekarang dan berusaha
mencari jawaban secara mendasar mengenai fenomena yang terjadi dalam kondisi
tersebut. Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data adalah sebagai
berikut :
JURNAL ILMIAH TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI 3

a. Mengumpulkan semua data yang berhubungan dengan LBB X yang relevan


dengan permasalah yang diteliti, meliputi gambaran umum termasuk sejarah
berdirinya, struktur organisasi, fasilitas dan jenis pelayanan yang disediakan, serta
sumber daya yang dimiliki.
b. Mengumpulkan data yang terdiri dari jumlah total pegawai, jumlah siswa yang
terdaftar, asal siswa/tingkatan kelas siswa dan kelas yang tersedia.
c. Mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki oleh LBB Xuntuk menentukan variabelvariabel yang menjadi kekuatan maupun kelemahan.
d. Mengadakan analisis struktur perusahaan dengan menggunakan five forces
competition untuk menentukan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh LBB.
e. Mengadakan identifikasi variabel-variabel tersebut yang menjadi key success
factors dengan menggunakan kerangka analisis SWOT (Threats, Opportunities,
Weaknesses, and Strengths).
f. Mengembangkan suatu indikator kinerja yang dapat digunakan untuk mengukur
variabel yang termasuk dalam key success factors.

Identifikasi Variabel yang


Mempengaruhi LBB

Analisis SWOT

Sumber Daya yang dimiliki

Five Competitive Forces

Kekuatan dan kelemahan

Peluang dan ancaman

Identifikasi Key Success Factors

Pengukuran Key Success Factors

GAMBAR 3.1 MODEL ANALISIS

RETNO INDRIARTININGTIAS, KEY SUCCESS FACTORS DAN KEUNGGULAN BERSAING

HASIL PENELITIAN
1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Lembaga Bimbingan Belajar Primagama
Cabang Wijaya Kusuma
1.1 Variabel yang berhubungan dengan Kurikulum
Suatu proses belajar mengajar tentu membutuhkan suatu kurikulum yang jelas
bagi lembaga pelaksananya. Begitu juga dengan suatu lembaga bimbingan belajar juga
harus memiliki kurikulum yang dapat mendukung proses belajar mengajar siswa agar
siswa dapat memiliki nilai lebih dibandingkan tidak belajar di lembaga bimbingan belajar.
Kurikulum di LBB X merujuk pada kurikulum yang telah ditetapkan Departemen
Pendidikan Nasional sehingga kurikulum di LBB ini tidak jauh berbeda dengan di sekolah.
LBB X menyediakan kelas yang berkurikulum KBK, ada juga yang non-KBK semuanya
disesuaikan dengan keinginan siswa yang belajar di sini. Kurikulum LBB X memiliki
perbedaan dengan di sekolah dalam hal proses belajar mengajar dan masalah buku
penunjang. LBB X memiliki buku panduan dan latihan soal sendirir yang memang khusus
untuk siswa Primgama. Dengan buku tersebut siswa dapat belajar dan berlatih soal
sendiri setelah mendapat bimbingan di Lembaga. Namun yang penting adalah metode
belajar yang diberikan oleh LBB X.
1.2 Variabel yang berhubungan dengan Tentor/Pengajar
Kelengkapan materi dan kurikulum yang lengkap dan berkualitas tidak akan
membawa dampak positif jika tidak didukung oleh sumber daya pengajar yang
berkualitas, berdedikasi dan profesional. LBB X didukung oleh tentor yang telah
berpengalaman serta sesuai dengan bidang studi yang dibinanya dengan komposisi
tentor 31. Pada setiap tentor dilakukan rotasi dengan memberi pengalaman pada kelas
yang berbeda-beda untuk membentuk mental mereka, dan pada akhirnya tiap tentor akan
memegang kelas yang tetap sampai program yang mereka ikuti berakhir. Tentor adalah
variabel yang sangat memegang peranan penting bahkan dikatakan sebagai variabel
kunci keberhasilan suatu Lembaga Bimbingan Belajar. Siswa yang akan belajar pada
suatu Lambaga Bimbingan Belajar akan melihat kualitas tentor yang ada dengan
melakukan survey pada teman atau pada lembaganya secara langsung. Jika tentor yang
mengajar pada lembaga tersebut kompeten maka dengan tidak ragu lagi pada umumnya
mereka akan mendaftar pada lembaga tersebut. Selain itu tentor adalah pihak yang
sangat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam menyerap materi yang mereka dapat
selama belajar di lembaga. Variabel inilah yang membedakan suatu LBB dengan LBB
yang lain, karena setiap tentor memiliki kekhasan dalam melakukan proses belajar
mengajar.
1.3 Variabel yang berhubungan dengan Teknologi dan Fasilitas
Untuk bidang fasilitas yang dimiliki oleh LBB memiliki kelebihan dibandingkan
dengan Lembaga Bimbingan yang lain adalah kelengkapan fasilitas dan teknologi yang
digunakan dan disediakan. LBB memiliki kelas yang lengkap dengan penerangan yang
memadai, kelas yang luas dengan penyejuk ruangan yang mencukupi, hal ini
menyebabkan siswa yang belajar didalamnya merasa nyaman untuk belajar. Siswa yang
belajar tidak akan merasa kepanasan dan tidak berdesak-desakan karena kelas yang
sebenarnya mampu menampung 30 siswa namun oleh manajemen dibatasi hanya untuk
25 siswa. Fasilitas kelas inilah salah satu fasilitas yang digunakan oleh para orang tua
untuk memilihkan tempat belajar tambahan bagi putra-putrinya.
JURNAL ILMIAH TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI 5

LBB menyediakan tempat untuk belajar sebanyak tiga tempat yang strategis.
Dikatakan strategis karena terletak di pusat kota dan berdekatan dengan komplek
sekolah. Disamping kelas yang terasa lux di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama juga
menyediakan fasilitas bermain / olah raga berupa peralatan tennis meja yang dapat
digunakan oleh siswa pada saat senggang atau pada saat istirahat. Fasilitas yang seperti
ini tentu saja sangat bermanfaat bagi siswa untuk mengurangi kejenuhan setelah belajar
selama 2 jam. Hal ini tentu sangat menyenangkan bagi siswa yang belajar di LBB
Primagama WK.
Dari hasil penelitian Kerja Praktek yang dilakukan oleh Iis Rahmawati, langkah
yang telah ditempuh oleh LBB juga mulai dilakukan oleh LBB yang lain meskipun ada
beberapa perbedaan fasilitas yang diberikan namun tidak terlalu signifikan. Selain itu
variabel fasilitas dan teknologi tidak bisa dijadikan variebel kunci karena hal ini dapat
dilakukan oleh LBB pesaing. Jadi bisa dikatakan variebel fasilitas dan teknologi bukan
merupakan variabel kunci sukses keberhasilan LBB.
1.4 Variabel yang berhubungan dengan Sarana dan Prasarana
Selain fasilitas dan teknologi pendukung prose belajar mengajar yang lengkap dan
memadai, LBB juga menyediakan sarana dan prasarana yang lainnya agar proses belajar
lebih teratur dan menyenangkan.. LBB ini menyediakan sarana peribadatan dan juga
kantin mini, sehingga siswa yang sedang belajar tidak merasa kesulitan untuk
menjalankan sholat, makan maupun minum di waktu istirahat. LBB memiliki fasilitas parkir
yang cukup memadai, sehingga mampu menampung kendaraan para siswa ataupun
orang tua yang menjemput siswa yang sedang belajar di LBB. Selain itu semua gedung
tempat belajar mudah dijangkau oleh kendaraan umum sehingga siswa yang akan
belajar di sini dapat memilih tempat yang dekat dengan sekolah atau rumah mereka.
Variabel ini meskipun menjadi salah satu pertimbangan untuk memilih LBB namun tidak
dapat dijadikan faktor kunci keberhasilan, karena variabel ini tidak mempengaruhhi
keberhasilan suatu LBB secara signifikan. Sehingga variabel ini cukup dijadikan
pendukung bagi keberhasilan suatu Lembaga Bimbingan Belajar.
1.5 Variabel yang berhubungan dengan Harga/Tarif Belajar
Kualitas yang memuaskan tentu membutuhkan biaya yang tidak murah. Begitu
juga belajar di LBB juga tidak murah. Berbagai bentuk program yang disediakan oleh
memeiliki biaya yang berbeda-beda dam memang tergolong mahal. Agar berbagai lapisan
masyarakat dapat belajar di LBB ini, ada beberapa kebijakan manajemen lembaga agar
banyak masyarakat tertarik meskipun biaya yang harus dikeluarkan mahal. Manajemen
LBB antara lain dengan memberikan fasilitas dan pelayanan yang memuaskan, cara
membayar yang relatif lebih ringan yaitu dengan cara mencicil selama maksimal tiga
bulan, namun ada yang lebih membuat masyarakat tertarik adalah program diskon bagi
pendaftar yang mendaftar sebelum tanggal tertentu dan juga hadiah berupa souvenir
yang sangat cantik. Manajemen biaya/harga belajar di LBB tentu dapat pula dilakukan
oleh lembaga yang lain sehingga untuk variabel ini tidak bisa dijadikan faktor kunci
keberhasilan LBB.
1.6 Variabel yang berhubungan dengan Letak
Fasilitas kelas LBB X memiliki tiga gedung yang letaknya sangat strategis.
Gedung yang terletak di jalan Slamet dan jalan Wijaya Kusuma dekat dengan komplek
sekolah dasar, menengah pertama dan sekolah menengah atas (SDN Ketabang Kali,
SMPN 1, SMU 1, SMU 2, SMU 5 dan SMU 9) sehingga dapat menjadi pilihan tempat
belajar bagi mereka. Gedung yang terletak di Perak Timur juga berada di daerah Timur

RETNO INDRIARTININGTIAS, KEY SUCCESS FACTORS DAN KEUNGGULAN BERSAING

yang berdekatan dengan berbagai sekolah seperti komplek skolah Barunawati,


Tamiriyah, SMPN 5, SMPN 7, dan beberapa sekolah swasta yang lainnya. Dari letak
yang strategis ini tentu dapat dioptimalkan untuk memperoleh siswa sebanyakbanyaknya. Letak yang strategis tentu juga akan dipilih oleh LBB yang lainnya, hal ini juga
dialami oleh LBB. Di daerah tersebut juga telah berdiri 3 LBB yang lainnya yaitu LBB GO,
LBB SSC yang didirikan tidak lama setelah LBB Primagama dan LBB Technos yang
belum satu tahun ini membuka cabang di daerah ini. Sehingga untuk varibel letak tidak
dapat dijadikan faktor kunci keberhasilan karena telah terbukti LBB yang lain telah
melakukannya.
1.7 Variabel yang berhubungan dengan Pemasaran
LBB X berdekatan dengan berbagai sekolah mulai dari SD, SMP sampai dengan
SMU negeri. Sedangkan gedung yang terlatak di Jalan Perak Timur 40 juga berdekatan
dengan berbagai sekolah swasta, berdekatan dengan terminal umum sehingga hal ini
menjadi kekuatan dalam hal pemasaran. Letaknya yang sangat strategis sehingga mudah
dijangkau baik dengan sarana transportasi pribadi maupun transportasi umum. Untuk
mengenalkan jasanya, LBB X Pusat melakukan berbagai macam iklan yang bisa
dikatakan lebih hebat dari Lembaga Bimbingan Belajar lainnya. Iklan yang dilakukan
mulai dari media cetak, liflet-liflet, kerjasama dengan berbagai sekolah sampai media
elektronik. Untuk media elektronik bisa kita lihat iklan di telivisi yang dibintangi oleh aktor
terkenal kita yaitu Rano Karno selain itu LBB X memiliki program televisi tersendiri di
stasiun televise swasta. Disamping itu berbagai bentuk rubrik konsultasi pendidikan dan
kuis juga selalu dilakukan Primagama bekerjasama dengan berbagai penerbitan maupun
radio dan TV. Untuk melakukan pemasaran seperti yang telah dilakukan oleh LBB X ini
tentu membutuhkan biaya yang sangat besar dan tidak semua LBB mampu
melakukannya, sehingga variabel ini dapat dijadikan sebagai salah satu factor kunci
keberhasilan.
1.8 Variabel yang berhubungan dengan Pelayanan Jasa
LBB X berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya.
Memberikan pelayanan yang terbaik tidak cukup dengan hanya memiliki fasilitas dan
teknologi yang baik dan nyaman, diman hal ini sesuai dengan misi LBB itu sendiri yaitu
Belajar akan lebih efektif bila dilakukan dalam kondisi yang menyenangkan tetapi juga
harus diimbangi dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Pelayanan ini bisa berupa
kecekatan menangani keluhan, keramahan dan kedisiplinan karyawan, tersedianya
tempat dan juga tenaga untuk memberikan konseling bagi siswa yang bermasalah dalam
hal pelajaran. Semua ini telah dilakukan oleh LBB X.
Karyawan baik dari pihak manajemen maupun karyawan harian selalu dituntut
untuk berdisiplin dengan cara LBB mempekerjakan sedikit karyawan sekitar 10 orang
untuk tiga tempat namun kompeten untuk menangani semua masalah. Karyawan ini
bertugas untuk memperlancar proses informasi, proses belajar mengajar dan juga proses
keluhan. Sehingga untuk variabel ini sangat berperan penting, karena variabel ini adalah
pintu pertama bagi orang tua untuk melihat kinerja dan kualitas LBB. Karena itu variebel
ini merupakan salah satu kunci faktor penunjang keberhasilan suatu LBB meskipun faktor
ini dapat dilakukan oleh LBB yang lainnya.
1.9 Variabel yang berhubungan dengan Kebersihan dan Kenyamanan
Fasilitas yang lengkap, sarana dan prasarana yang memadai tentu tidak akan
terasa nyaman jika situasinya tidak bersih dan tidak nyaman. Untuk itu kebersihan dari
semua fasilitas selalu dijaga oleh lembaga ini dengan cara membersihkan semua fasilitas
JURNAL ILMIAH TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI 7

sebelum proses belajar mengajar dimulai. Sehingga semua fasilitas, sarana dan
prasarana selalu terjaga kebersihannya. Variabel ini hanya dapat digunakan sebagai
variabel pendukung keberhasilan karena hal ini telah dilakukan oleh LBB yang lainnya.
1.10 Variabel yang berhubungan dengan Citra
LBB X memiliki citra yang melekat di hati masyarakat yaitu sebagai LBB terbesar
yang ada di Indonesia sampai saat ini. Citra ini tentu melekat karena keberhasilan
pengelolanya dalam mengelola manajemen LBB. Citra ini tentu dapat menunjukkan
bagaimana respon masyarakat terhadap LBB Primagama selain itu kebijakan yang
diterapkan LBB juga selalu mengikuti perkembangan kurikulum yang dibuat oleh Dinas
Kependidikan. Variabel ini merupakan variabel yang sangat penting dan sangat sulit untuk
diraih oleh suatu LBB. Variabel ini merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk
dapat mengukur keberhasilan suatu LBB. Variabel ini tidak akan dapat teraih jika variabel
kunci tidak dikelola oleh LBB. Jadi variabel ini bukan merupakan faktor tapi merupakan
salah satu variabel yang dapat diraih jika faktor kunci dikelola dengan tepat. Namun tidak
menutup mata variabel ini juga mendukung keberhasilan LBB karena untuk beberapa
kalangan masyarakat, mereka memilih sesuatu karena citra yang melekat pada sesuatu
tersebut.
1.11 Variabel yang berhubungan dengan Pembentukan Jaringan
Perluasan jangkauan pelayanan dapat juga dilakukan dengan melakukan
perluasan jaringan dengan cara membina kerjasama. Dengan adanya kerjasama juga
dapat dijadikan sarana pemasaran lembaga dan membina rasa saling membutuhkan.
Kerjasama dengan Diknas telah dilakukan oleh LBB X dengan bukti telah terakreditasi
lembaga dengan nilai A. Kerjasama ini tentu juga akan menyebabkan semakin lancarnya
informasi perkembangan kurikulum di dunia pendidikan. Kerjasama dengan berbagai
sekolah juga telah dilakukan oleh LBB X. Kerjasama tersebut berupa try out dengan soal
yang disediakan oleh LBB X, maupun kerjasama berupa bimbingan oleh tentor LBB X.
Dengan adanya kerjasama dengan sekolah diharapkan kedua belah pihak dapat saling
menukar informasi tentang perkembangan pendidikan demi kesuksesan membentuk
generasi yang berkualitas. Cara perluasan jaringan dengan membina kerjasama juga
telah dilakukan oleh LBB dan hal ini memang menjadi suatu keharusan dan cukup mudah
untuk dilakukan, sehingga variabel ini tidak dapat dijadikan faktor kunci keberhasilan
namun menjadi faktor pendukung yang harus tetap dilakukan oleh LBB X.
2. Identifikasi Peluang dan Ancaman
2.1 Ancaman Pendatang Baru
Untuk menganalisa ancaman pendatang baru (threat of entry) harus diidentifikasi
lebih dahulu sifat dan lingkungan LBB X antara lain : (a) Untuk memasuki jasa ini modal
yang dibutuhkan relatif besar. (b) Harus ada surat ijin untuk mendirikannya. (c)
Mempunyai tempat yang strategis sehingga mudah dijangkau. (d) Pendatang baru tidak
mudah memasuki industri ini karena harus menghadapi Lembaga Bimbingan Belajar yang
sudah ada dan mempunyai konsumen sendiri.
2.2 Tingkat Rivalitas diantara pesaing yang ada
Selain mengadakan analisa terhadap pendatang baru juga terdapat analisa lain
yang juga perlu untuk diperhatikan yaitu persaingan diantara Lembaga Bimbingan Belajar
lain yang telah ada (Intensity of rivalry among existing competitors), meliputi beberapa hal

RETNO INDRIARTININGTIAS, KEY SUCCESS FACTORS DAN KEUNGGULAN BERSAING

berikut : (a) Sampai saat ini Lembaga Bimbingan Belajar yang berada di Surabaya dapat
dikatakan relatif banyak khususnya yang berada di sekitar lingkungan LBB X sendiri (yaitu
di SMU komplek). (b) Untuk menghadapi persaingan tersebut LBB tidak hanya
memperhatikan harga dan kualitas pelayanannya, tetapi juga fasilitas yang lain seperti
program yang tersedia, pelayanan terhadap konsumen, tempat yang nyaman dan fasilitas
yang lain yang mendukung kenyamanan konsumen. (c) Untuk jenis usaha ini persaingan
yang ada boleh dilakukan dengan cara melakukan kerjasama dengan sekolah manapun,
baik swasta maupun negeri.
2.3 Tekanan dari produk pengganti
Dalam analisis ini yang dimaksud dengan tekanan dari produk pengganti
(pressure from substitute products) tidak hanya ancaman dari produk subtitusi saja, tetapi
juga dapat berasal dari jasa subtitusi. Dalam hal ini fungsi pengganti dapat dilakukan oleh
Bimbingan Belajar Privat yang banyak dijumpai dengan sistem yang berbeda dan tentu
biaya yang relatif beraneka ragam, mulai dari yang murah sampai yang mahal. Sistem
yang diterapkan pada jasa pengganti ini tentu sangat menggiurkan bagi konsumen, yaitu
dengan sistem tentor yang datang ke rumah konsumen untuk memberikan bimbingan
kepada siswa. Selain itu pada system ini sifat bimbingannya bukan klasikal tapi individu,
maksimal 2-3 siswa setiap bimbingan. Sistem pembayarannyapun bisa dilakukan
perpertemuan, jadi konsumen yang tidak memiliki dana bisa berhenti kapan saja tanpa
memikirkan dana yang besar bagi tentor karena dilakukan perpertemuan. Namun tentu
Bimbingan seperti hampir semuanya tidak memiliki ijin usaha dan tidak ada yang memiliki
cabang di kota lain karena hanya atas nama individu. Dari kedua hal ini tentu LBB X lebih
unggul sehingga lebih memperoleh kepercayaan dari konsumennya.
2.4 Kekuatan tawar menawar pembeli
Analisis terhadap kekuatan tawar menawar pembeli (bargaining power of buyers)
memegang peranan cukup penting. Karena bagi suatu perusahaan sangat penting untuk
mengetahui keinginan konsumen agar dapat memuaskan kebutuhan konsumen dan
menunjang keberhasilan bisnis. Adapun analisa yang berkaitan dengan hal ini antara lain
sebagai berikut :
a. Pelanggan dari industri jasa ini mengkhususkan pada anak-anak usia sekolah, yaitu
mulai dari jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah
umum, para alumni SMU yang belum berkuliah sampai mahasiswa yang ingin
berpindah tempat kuliah yang mereka inginkan. Pelanggan ini bisa dari jenis sekolah
apapun baik negeri maupun swasta.
b. Segmentasi yang menjadi sasaran berasal dari semua golongan, baik orang kaya
maupun miskin. Semua kalangan tetap dapat mengikuti bimbingan belajar, yang
berbeda hanya jenis program yang diikuti dan juga biaya dari program itu sendiri.
c. Pelanggan sangat memperhatikan masalah harga, kualitas materi dan tentor,
keanekaragaman program, fasilitas yang disediakan serta pelayanan yang diberikan.
Untuk fasilitas banyak faktor yang memperngaruhi seperti kelas yang nyaman,
kemudahan akses nilai, dan fasilitas penunjang lainnya seperti tempat ibadah, toilet.
Sedangkan pelayanan juga dipengaruhi banyak faktor seperti keramahan pelayanan,
cepat tanggap dalam menangani keluhan dan masalah.
d. Faktor lokasi juga menentukan, misalnya lokasi yang strategis dalam arti mudah
dijangkau dan memiliki lahan parkir yang memadai dan keamanan turut juga
menunjang keberhasilan usaha jasa ini.

JURNAL ILMIAH TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI 9

2.5 Kekuatan tawar menawar pemasok


Analisa terakhir yang tidak kalah penting untuk diperhatikan yaitu mengenai
kekuatan tawar menawar pemasok (Bergaining power of supplier), karena hal ini
mempengaruhi biaya yang akan dikenakan untuk setiap programnya. Untuk masalah
materi yang akan disampaikan pada setiap jenis program telah ditentukan oleh kantor
pusat yang terletak di kota Yogyakarta tapi tentu dengan penyesuaian dengan daerah
tempat cabang berada. Primagama X hanya bertugas untuk menggandakannya dan
melakukan perubahan seperlunya saja yaitu menyesuaikan dengan kondisi wilayah
Surabaya. Analisa terhadap kekuatan tawar menawar pemasok antara lain :
a. LBB X yang berada di Surabaya mencetak semua kebutuhan buku dan juga
kebutuhan promosi di percetakan yang resmi.
b. Saat ini jumlah percetakan yang berada di Surabaya sangat banyak, sehingga LBB X
dapat memilih percetakan mana yang lebih disukai.
c. Faktor yang mempengaruhi pemillihan percetakan adalah kualitas, harga yang
bersaing, pelayanan, serta kemudahan-kemudahan lain yang diberikan kepada LBB
X.
d. Faktor tawar menawar harga dalam percetakan dapat terjadi asalkan masih dalam
batas yang wajar.
2.6 Key Success Factors dan Pengukurannya
Berdasarkan identifikasi dan analisis serta didukung oleh wawancara dengan
berbagai pihak seperti manajemen, para siswa dan juga tentor, maka penulis
menyimpulkan terdapat 3 (tiga) variabel yang menjadi Key Success Factors LBB
Primagama WK saat ini yaitu sumber daya tentor, kualitas pelayanan dan pemasaran.
Setelah mengidentifikasikan key success factors, penulis mencoba untuk
mengembangkan suatu indikator kinerja untuk mengukur kinerja key success factors,
yang dilihat dari sudut pandang non financial. Ukuran kinerja key success factors untuk
LBB X ditunjukkan dalam tabel 1.
TABEL 1 KEY SUCCESS FACTORS LBB X DAN INDIKATOR KINERJA
KEY SUCCESS FACTORS
Indikator Kinerja yang Dapat Diukur
Sumber daya manusia (Tentor) yang Tingkat pendidikan tentor
kompeten
Pengalaman mengajar tentor
Jumlah pelanggan
Pemasaran yang gencar dan cantik
Banyak kantor cabang
Jumlah keluhan pelanggan
Pelayanan yang memuaskan
Tingkat kehadiran karyawan

2.6.1

Sumber daya manusia (Tentor) yang kompeten

Dari berbagai pengumpulan data yang telah dilakukan semua data mengarahkan
pada kualitas sumber daya di LBB X sudah sangat bagus dan memuaskan. Namun dari
hasil penelitian ternyata yang paling menentukan kualitas tentor adalah penilaian dari
para siswa, karena siswa adalah pihak yang langsung banyak berinteraksi dengan tentor
sehingga mengetahui bagaimana kualitas dari masing-masing tentor. Sehingga dapat
diambilkesimpulan faktor utama untuk menentukan kualitas tentor adalah berasal dari
penilaian siswa.

RETNO INDRIARTININGTIAS, KEY SUCCESS FACTORS DAN KEUNGGULAN BERSAING

2.6.2

Pemasaran yang gencar dan cantik

Hasil dari pemasaran yang efektif oleh LBB X Pusat pasti juga akan mempengaruhi
cabang-cabang yang lain terutama LBB X. Keberhasilan pemasaran ini dapat dilihat juga
dari pertumbuhan peserta LBB X pada tiap tahunnya.
TABEL 2 JUMLAH PESERTA LBB X
Program
PIR 4 SD
PIR 5 SD
PIR 6 SD
PIR 1 SMP
PIR 2 SMP
PIR 3 SMP
PIR 1 SMU
PIR 2 SMU
PIR 3 SMU IPA/IPS
PIKSE IPA
PIKSE IPS
PIKSE Alumni
Jumlah
Sumber : Data Intern LBB X
% pertambahan peserta th 2003

Tahun
2002
12
25
150
25
30
200
30
50
200
125
75
60
982

Jumlah Peserta
Tahun
Tahun
2003
2004
25
50
50
63
250
300
25
75
45
75
250
450
40
70
50
100
250
350
175
275
100
150
75
50
1335
2008

JumlahPeserta(th 2003 th 2002)


x100%
JumlahPesertaTh2002

(1335 982)
x100%
982

353
x100%
982

= 35,94%
% pertambahan peserta th 2004

JumlahPeserta(th 2004 th 2003)


x100%
JumlahPesertaTh2003

(2008 1335)
x100%
1335
673
=
x100%
1335
=

= 50.41%
Dari perhitungan pertambahan jumlah peserta LBB X dapat dilihat selama tiga
tahun 2 tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang menggembirakan. Pemasaran yang
telah dilakukan selama ini berjalan dengan efektif dan efisien.
JURNAL ILMIAH TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI 11

2.6.3

Pelayanan yang memuaskan


TABEL 3 DAFTAR KELUHAN PELANGGAN
BULAN
Jumlah Keluhan Pelanggan
Agustus 2004
September 2004
Oktober 2004
10
November 2004
Desember 2004
10
Januari 2005
Februari 2005
Maret 2005
20
April 2005
Mei 2005
10
Juni 2005
5
Juli 2005
Sumber : Data Intern LBB X
% keluhan

55
x100%
2008

= 2.74%
Jumlah hari kerja yang hilang

JumlahHariYangHilang
x100%
JumlahTotalHariKerja
10
=
x100% 3,34%
299
=

TABEL 4 DAFTAR ABSENSI KARYAWAN


Bulan
Jumlah hari kerja
Absensi
Agustus 2004
25
September 2004
25
Oktober 2004
26
November 2004
24
Desember 2004
26
4
Januari 2005
24
2
Februari 2005
22
Maret 2005
25
April 2005
25
4
Mei 2005
25
Juni 2005
26
Juli 2005
26
Jumlah hari kerja tahun ajaran 2004-2005
Jumlah absensi karyawan
Sumber :Data Intern X

= 299
= 10

Dari tabel absensi dan perhitungan tingkat kehadiran karyawan tampak bahwa
tingkat kehadiran karyawan bisa dikatakan sangat tinggi, setiap bulannya sedikit
karyawan yang absen karena memang jumlah karyawan hanya sedikit yaitu 11 karyawan

RETNO INDRIARTININGTIAS, KEY SUCCESS FACTORS DAN KEUNGGULAN BERSAING

yang tersebar di tiga tempat. Dari dua data yang digunakan yang paling penting adalah
jumlah keluhan dari pelanggan karena pelanggan adalah pengguna langsung yang
banyak berhubungan dengan karyawan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Analisis yang dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, and Threats) pada X dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
menentukan keberhasilan dalam industri jasa (Key Success Factors) sehingga
mempunyai keunggulan bersaing yaitu : mempunyai sumber daya tentor yang berkualitas,
pemasaran yang cantik dan gencar serta pelayanan yang memuaskan. Untuk
menciptakan keunggulan bersaing bagi X yang termasuk dalam strategic strength adalah
sumber daya manusia yang berkualitas dan berpengalaman serta pemasaran yang cantik
dan gencar. Dengan memiliki sumber daya yang kompeten menyebabkan pelanggan
akan merasa puas dengan bimbingan yang diberikan baik dari segi cara mengajar
maupun berinteraksi dengan siswa.
Sedangkan pemasaran yang cantik dan gencar sangat membantu perluasan
jangkauan pemasaran LBB X. Dengan pemasaran yang cantik dan gencar menyebabkan
pelanggan tertarik untuk mendapatkan informasi tentang LBB X, baik informasi hasil
didikan, program yang ada maupun, pelayanan sampai masalah biaya. Keberhasilan
suatu lembaga bimbingan belajar juga tak lepas dari pelayanan yang diberikan kepada
pelanggannya. Kualitas pelayanan yang memuaskan akan menyebabkan pelanggan akan
tertarik untuk menggunakan jasa lembaga tersebut bahkan mungkin juga akan mereka
menyebarkan informasi kepada pelanggan sehingga dapat berfungsi sebagai sarana
promosi gratis bagi perusahaan.
2. Saran
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan oleh LBB X untuk dapat memberikan keungggulan bersaing jangka panjang,
yaitu :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Perlu diadakan perbaikan terus
menerus terutama kritik terhadap tenaga pengajar atau tentor dan karyawan. Misalnya
kritik terhadap tentor dilakukan secara periodik dalam bentuk angket, disediakan kotak
saran di area LBB X, sehingga dengan adanya kritik dan saran dari pelanggan
diharapkan dapat meningkatkan kinerja LBB X.
2. Meningkatkan efektivitas. Efektivitas dilakukan dalam hal pengoptimalan kelas yang
tersedia sehingga dapat menampung semua keinginan pelanggan untuk masalah
waktu dan mengoptimalkan semua tentor yang ada. Dengan begitu loyalitas
pelanggan maupun tentor terhadap LBB X akan semakin baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David S. 1995. Developing Business Strategy. Edisi ke-4. Ney York: John Wiley
& Sons.
Anthony, Robert N., dan Vijay Govindarajan. 1992. Management Control System, Edisi
ke-8. Homewood, Illionis: Richard D. Irwin, Inc.

JURNAL ILMIAH TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI 13

Blocher, Edward J, Kung H Chen, and Thomas Lin. 2000. Manajemen Biaya: Dengan
Tekanan Strategik.Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.
Emilia, Hindun. Skripsi 2001. Analisa Faktor-faktor Keberhasilan Kritis sebagai
Pendukung dalam Mencapai Keunggulan Bersaing di Rumah Sakit Mata
Undaan. Surabaya : Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Airlangga.
Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 1994. Akuntansi Manajemen.Terjemahan.
Jakarta : Erlangga.
Hermawanti, Iis. Kerja Praktek 2002. Pengukuran Kualitas LBB SSC dengan Metode
AHP dan QFD. Surabaya : Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Horngren, Charles T., Gary L. Sundem, William O. Stratton. 1996. Introduction to
Management Accounting. Edisis ke-10. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

RETNO INDRIARTININGTIAS, KEY SUCCESS FACTORS DAN KEUNGGULAN BERSAING

JURNAL ILMIAH TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI 15

Anda mungkin juga menyukai