Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya, saya bisa menyusun dan menyajikan Pengamatan dan
Analisis Internal dalam mata kuliah Strategi Kebijakan Bisnis. Tak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan
motivasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Pengamatan dan Analisis Internal ini
masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan
dapat menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah/tugas-tugas selanjutnya. Penulis
juga memohon maaf apabila dalam penulisan Makalah Pengamatan dan Analisis Internal
Strategi Kebijakan Bisnis ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga
membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada Bab 4 ditekankan bahwa pengamatan sekilas dan analisis merupakan
variable-variabel penting dalam lingkungan eksternal perusahaan. Kecenderungankecenderungan yang bersifat kemasyarakatan dimonitor dan diperkirakan. Kekuatankekuatan penting dalam lingkungan kerja diselidiki untuk mengidentifikasi
pengaruhnya terhadap intensitas bersaing dalam industri perusahaan tersebut.
Tahap-tahap evolusi industri dan komposisi kelompok-kelompok strategi diteliti
sehingga perencana-perencana strategi mampu menemukan posisi pasar yang dapat
dieksploitasi perusahaan dengan kombinasi harga, kualitas, dan layanan yang benar.
Maksudnya adalah untuk mengidentifikasi factor-faktor strategis eksternal ( peluang
dan ancaman ) yang sangat mungkin mempengaruhi masa depan perushaan.
Walaupun informasi itu sangat mendasar dan penting bagi kesuksesan, namun
factor itu sendiri tidaklah cukup untuk mencapai kesuksesan. Manajer-manajer
strategis harus juga melihat ke dalam perusahaan untuk mengidentifikasi factorfaktor strategis internal, yaitu kekuatan dan kelamahan yang juga menentukan
apakah perusahaan mampu mengambil keuntungan dari peluang-peluang yang ada
sambil menghindari ancaman-ancaman.Para ahli dalam bidang ini, menyatakan bahwa
perbedaan kinerja antara perusahaan-perusahaan dapat dijelaskan melalui perbedaanperbedaan dalam kekayaan dan sumber daya perusahaan dan aplikasinya.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Memandang Perusahaan dari Perspektif Sumber Daya ?
b. Bagaimana Pendekatan Terhadap Pengamatan dan Analisis Internal ?
c. Bagaimana Pengamatan Lingkungan Internal dengan Analisis Fungsional ?
d. Bagaimana Sintesis dari Faktor Faktor Internal (IFAS) ?
3. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana cara memandang perusahaan dari perspektif sumber
daya
b. Mengetahui bagaimana pendekatan terhadap pengamatan dan analisis internal
perusahaan
c. Mengetahui bagaimana pengamatan lingkungan internal perusahaan dengan
analisis fungsional
d. Mengetahui bagaimana sintesis dan faktor- faktor internal atau IFAS
perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Memandang Perusahaan Berdasarkan Sumber Daya
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur
tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik
(intangible). Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun
hilang, dan ada pulasumber daya yang kekal (selalu tetap).
5 langkah pendekatan berbasis sumber daya untuk analisis strategi menurut Grant :
4. pilih startegi yang
mengeskplotasi
sumber daya dan
kapabilitas relative
perusahaan terhadap
peluang-peluang
strategi
3. Menilai potensi
sumber daya dan
kapabilitas dari segi:
a) Potensi untuk
keunggulan
kompetitif yang
dapat bertahan
2. identifikasi
kapabilitas
perusahaan
1. Identifikasi dan
kelompokkan
sumber daya
perusahaan
Keunggulan
kompetitif
5. identifikasi
kesenjangan sumber
daya yang harus
dipenuhi
kapabilitas
Sumber
daya
Sumber : R.M. Grant, The Resource-Based Theory of Competitive Advantage: Implications for Strategy
Formulation.
1. Identifikasi dan kelompokkan sumber daya perusahaan dari segi kekuatan dan
kelemahannya
2. Gabungkan sumber daya perusahaan ke dalam kapabilitas khusus. Ini merupakan
kompetensi inti atau kompetensi khusus perusahaan yang merupakan pembelajaran
kolektif dalam organiasai, khususnya bagaimana mengkoordinasi berbaai keahlian
produksi dan mengintegrasi berbagai aliran tekhnologi.
3. Evaluasi potensi laba dari sumber daya dan kapabilitas dari segi potensinya untuk
menghasilkan keunggulan kompetitif yang dapat dipertahankan, dan kelayakan
kembaliannya (kapabilitas untuk menghasilkan laba yang berasal dari penggunaan
sumber daya dan kapabilitas tersebut).
4. Pilih strategi yang mengeksploitasi sumber daya dan kapabilitas relative perusahaan
terhadap peluang-peluang eksternal.
5. Identifikasi kesenjangan sumber daya dan curahkan investasi dalam memperbaiki
kelemahan.
Grant menyatakan bahwa pada langkah 2, hasilnya akan berupa sejumlah kapabilitas.
Kapabilitas organisasi adalah keahlian yang ada pada individu dalam organisasi
tersebut.Selanjutnya Grant menyatakan bahwa dalam langkah 3, ada empat karakteristik
sumber daya dan yang merupakan factor penting dalam mempertahankan keunggulan
kompetitif.
Durabilitas : Tingkat yang menunjukkan daya tahan sumber daya dan perusahaan
menjadi berkurang atau ketinggalan jaman.
Suatu sumber daya dan organisasi dapat ditempatkan pada satu kontinum berdasarkan
tingkat kemungkinannya untuk diduplikasi ( misal transparan, dapat ditransfer, dan ditiru )
oleh perusahaan lain. Gambar di bawah memperlihatkan rangkaian kesatuan tersebut.
Pada satu titik ekstrim terdapat sumber daya bersiklus lambat (low-cycles resources),
yaitu sumber daya yang tahan lama dan bersifat berkelanjutan karena dilindungi oleh factor
hak paten, geografi, merek dagang yang terkenal dan semacamnya. Sumber daya tersebut
tersebut menyediakan keunggulan kompetitif yang dapat dipertahankan.
Kemudian pada titik ekstrim lain terdapat terdapat sumber daya bersiklus cepat (fastcycle resouces), yaitu sumber daya yang menghadapi tekanan imitasi yang luar biasa karena
didasarkan pada satu konsep atau tekhnologi yang dapat dengan mudah diduplikasi. Jika
sumber daya perusahaan bersikls cepat, cara utama agar dapat bersaing dengan sukses adalah
dengan menambah kecepatan peluncuran dari laboraturium sampai pasar. Kalau tidak,
perusahaan tidak akan dapat memiliki keunggulan kompetitif.
Rangkaian Kesatuan Ketahanan Sumber Daya
Tingkatan Kesatuan Ketahanan Sumber Daya
Tinggi (Sulit ditiru)
Rendah
(mudah ditiru)
Perlindungan kuat
Paten, merek
dagang
Mudah ditiru
Produksi massal
terstandar
Didorong oleh
gagasan
Skala ekonomis,
proses rumit.
Sony, Walkman
Chrysler, Mini-van
Gillete: sensor
Sumber : diusulkan oleh J.R.Williams, How Sustainable Is Your Competitive Advantage? California
Management Review (Spring 1992), hal. 33.
ROI tinggi dan ROI rendah. Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan pengembalian
yang tinggi memiliki karakteristik berikut:
Intensitas investasi rendah (jumlah modal tetap dan modal kerja yang dibutuhkan
Contoh, penelitian PIMS secara konsisten telah menunjukkan bahwa pangsa pasar yang besar
menghasilkan profitabilitas yang lebih besar. Pangsa pasar yang tinggi membuat biaya unit
menjadi lebih rendah karena danya skala ekonomi. Akan tetapi, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pangsa pasar yang tinggi belum tentu menghasilkan laba yang tinggi.
Beberapa perusahaan yang menjual produk berkualitas tinggi (relatif terhadap pesaing).
Para peneliti PIMS menyatakan bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi kinerja
unit bisnis secara relatif terhadap pesaingnya adalah kualitas produk atau jasanya. Mereka
juga menyatakan bahwa pemimpin para cenderung menghasilkan produk berkualitas lebih
tinggi daripada pesaing dan pengikut pasarnya.
Analisis Rantai Nilai
Analisis rantai nilai, sebagaimana dikemukakan oleh Porter, adalah salah satu cara
untuk menguji sifat dan tingkat sinergi, apabila ada, di antara kegiatan-kegiatan internal
perusahaan. Pengujian sistematis kegiatan-kegiatan individual dapat mendorong kepada
pemahaman yang lebih baik terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan. Menurut Porter,
setiap perusahaan adalah sekumpulan kegiatan yang dilaksanakan untuk merancang,
membuat, memasarkan, mengantarkan, dan mendukung produknya. Seluruh kegiatan itu
digambarkan dengan menggunakan rantai nilai. Perbedaan-perbedaan di antara rantai nilai
para pesaing adalah sumber kunci keunggulan kompetitif.
Pertama, uji rantai nilai produk atau jasa tertentu dari segi berbagai kegiatan yang
terlibat dalam produksi atau provisinya. Porter mengidentifikasi lima kegiatan utama yang
biasanya terjadi di setiap bisnis: (1) inbound logistic bahan mentah, (2) operasi, (3) outbound
8
logistic barang jadi, (4) pemasaran dan penjualan, dan (5) layanan konsumen. porter juga
mengidentifikasi empat kegiatan pendukung: (1) proses mendapatkan (procurement process),
(2) perkembangan teknologi, (3) manajemen sumber daya manusia, dan (4) infrastruktur
perencanaan, akuntansi, keuangan, hukum, hubungan pemerintah, dan manajemen kualitas.
Infrastruktur Perusahaan
(manajemen umum, akuntansi, keuangan, perencanaan
strategis)
Manajemen Sumber Daya Manusia
( perekrutan, pelatihan, dan pengembangan)
Aktivitas
Pendukung
Perkembangan Teknologi
(R&D, perbaikan produk dan proses)
Pembelian
(pembelian bahan mentah, mesin, dan pelatan)
Inbound
Logistic
(penangana
n bahan
mentah dan
pergudanga
n)
Operasi
(mesin,
perakitan,
pengujian)
Outbound
Logistic
(penggudan
gan dan
distribusi
harga,
produksi
jadi)
Pemasaran
& Penjualan
(iklan
promosi
hubungan
saluran)
Pembelian
(bahan
mentah,
mesin,
peralatan)
Aktivitas Utama
Kedua, menguji keterkaitan antara semua kegiatan. Dalam usaha untuk mencari cara
mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar, perusahaan dapat menjalankan fungsi yang
9
sama dengan cara dan hasil yang berbeda. Contoh, inspeksi kualitas terhadap 100 persen
keluaran yang dilakukan oleh karyawan sendiri daripada terhadap 10 persen yang dilakukan
oleh tugas pengawas kualitas, akan meningkatkan biaya produksi.
Namun, tambahan biaya-biaya tersebut mungkin lebih berharga dengan penghematan
yang diperoleh dari pengurangan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk memperbaiki
produksi rusak, dan menambah jumlah waktu yang diperlukan oleh tenaga penjual untuk
menjual barang daripada mengganti barang yang sudah terjual tapi rusak.
Ketiga, menguji sinergi potensial di antara produk atau unit bisnis. Tidak saja tiap
elemen berharga (seperti periklanan atau pemanufakturan) memiliki skala ekonomi semacam
itu dapat dihasilkan apabila rantai nilai dari dua produk atau jasa yang terpisah berbagi
kegiatan, seperti saluran distribusi yang sama atau fasilitas pemanufakturan yang sama, dan
dapat dikombinasikan untuk mengurangi biaya-biaya. Sebagai contoh, biaya produksi
gabungan untuk berbagai jenis produk pada pabrik yang sama dapat lebih sedikit dari biaya
produksi pada pabrik yang terpisah. Sama hal nya dengan pemasaran.
C. Pengamatan Lingkungan Internal dengan Analisis Fungsional
Sumber daya fungsional tidak hanya melibatkan finansial, fisik dan SDM ,tetapi juga
kesanggupan para personil di tiap bidang untuk merumuskan dan mengimplementasi dibawah
bimbingan perusahaaan tentunya tujuan tujuan ,strategi-strategi dan kebijakan- kebijakan
fungsional. Apabila sumber sumber daya ini digunakan dengan benar akan dapat berfungsi
sebagai kekuatan perusahaan untuk mendukung keputusan- keputusan strategis. Untuk
memperkuat sumber daya fungsional itu sendiri terdapat pengetahuan yang termasuk di
dalam sumber daya fungsional yaitu pengetahuan konsep analitis dan teknik procedural.
Adapun pengamatan lingkungan internal yang ada didalam perusahaan yaitu :
1. Struktur
Pemahaman
akan
hal
suatu
perusahaan
tertentu
tersusun
sangat
penting
10
Struktur Sederhana
Tidak ada katagori fungsional maupun produk, cocok untuk perusahaan kecil
yang didominasi oleh pengusaha dengan satu atau dua lini produk.
Struktur Fungsional
Cocok untuk perusahaan sedang dengan beberapa lini produk dalam satu
industry. Para karyawan cenderung ahli dalam fungsi bisnis yang penting
dalam bisnis tersebut.
Struktur Divisional
Cocok untuk perusahaan besar dengan banyak lini produk dalam beberapa
industry yang berhubungan. Para karyawan biasanya spesialis fungsionalnya
diatur sesuai dengan pembedaan produk maupun pasarnya.
11
Struktur konglomerat
Cocok untuk perusahaan besar dengan banyak lini produk dalam industry yang
tidak berhubungan. Struktur ini adalah variasi dari struktur divisional atau
gabungan dari cabang perusahaan indenpenden yang beroperasi dibawah satu
perusahaan tetepai dikendalikan oleh dewan direksi cabang.
2. Budaya
Budaya perusahaan adalah sekumpulan keyakinan ,harapan ,dan nilai yang dipelajari
dan dibagikan oleh anggota-anggota organisasi dan disampaikan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Budaya perusahaan mencerminkan nilai-nilai dari pendiri perusahaan
dan misi perusahaan tersebut, budaya memberikan identitas bagi perusahaan. Budaya
perusahaan memenuhi beberapa fungsi penting dalam sebuah organisasi antara lain :
13
4. Keuangan
Tugas dari menajer keuangan adalah mengelola dana. Manajer keuangan menentukan
sumber dan penggunanan dana yang terbaik dan mengendalikan penggunaaanya. Dana yang
diperoleh perusahaan dalam bentuk kas harus diperoleh dari sumber internal maupun
eksternal perusahaan dan dialokasikan untuk keperluan operasional perusahaan sehari hari.
14
Adapun untuk mengontrol pengeluaran perusahaan ,manajer keuangan akan membuat analisis
keuangan yaitu
4.1 Financial Leverage
Dari sudur pandang strategis ,bidang keuangan harus dianalisis untuk melihat
seberapa baik dana tersebut ditangani. Analisis ini terdiri dari analisis jangka pendek dan
jangka panjang yang harus sesuai dengan tujuan dan kebijakan yang telah di tetapkan oleh
perusahaan. Adapun analisis tersebut adalah analisis atau konsep financial leverage ( rasio
total hutang terhadap total aktiva). Analisis ini sangat berguna dalam menguraikan
penggunaan hutang untuk meningkatkan laba yang tersedia bagi pemegang saham.
4.2 Capital Budgeting
Pengetahuan dan kegunaan teknik capital budgeting merupakan sumber daya
keuangan yang sangat penting. Bagian keuangan harus membuat dan menganalisis peringkat
investasi investasi seperti tanah, bangunan, dan peralatan yang ditinjau dari sudut pandang
pengeluaran tambahan yang dibutuhkan dan penerimaan tambahan yang dihasilkan.
5. Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Teknologi perusahaan membantu menentukan posisi pasar dan jenis persaingan yang
dihadapi. Manajer R&D bertanggungjawab mengusulkan dan melaksanakan strategi
teknologis perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan dan kebijakan perusahaan. Adapun
tugas manajer R&D adalah :
Memilih salah satu diantara berbagai altenatif teknologi baru yang akan
dipakai oleh perusahaan.
Menyebarluaskan sumber daya yang ada sehingga teknologi baru itu dapat
dilaksanakan dengan sukses
produk atau kemasan produk. Pada perusahaan lain terdapat R&D proses yang berkosentrasi
pada peningkatan pengawasan kualitas, spesifikasi rancangan, dan peralatan produk.
Kebanyakan perusahaan mempunyai bauran R&D dasar ,produk, dan proses yang bervariasi
sesuai dengan industry perusahaan dan lini produknya. Keseimbangan penelitian semacam ini
dikenal dengan istilah Bauran penelitian dan pengembangan.
mesin otomatis, sehingga biaya tetap pun menjadi kecil. Perusahaan semacam itu mempunyai
titik impas yang rendah, tetapi kemiringan garis variabelnya cukup curam. Karena sebagian
besar biaya berkaitan dengan produk bersifat variabel, maka biaya variable perusahaan padat
tenaga kerja akan lebih tinggi daripada perusahaan padat mesin otomatis.
Keunggulan perusahaan semacam ini dari perusahaan yang lain adalah untuk
beroperasi pada tingkat rendah dan tetap menghasilkan laba. Namun demikian, saat penjualan
mencapai bahkan melebihi titik impas, biaya variabel yang tinggi sebagai presentase dari
biaya total menyebabkan laba perunit rendah . operating laverage yang rendah ini kemuian
menghambat perusahaan untuk memperoleh kemungkinan laba yang besar dari volume
penjualan yang tinggi. Dari segi strategi, perusahaan harus mencari posisi pasar yang
memungkinkan untuk memproduksi dan menjual barang-barang produksi dalam kuantitas
kecil.
6.2 Kurva pengalaman (Experience Curve)
Sebagai mana diaplikasikan pada bidang pemfakturan kurva pengalaman menyatakan
bahwa biaya per unit akan turun dengan jumlah tertentu dalam bentuk presentase (biasanya
20% - 30%), setiap kali akumulasi volume produksi total berlipat ganda, presentase yang
sebenernya bervariasi sesuai dengan industrinya dan didasarkan pada berbagai variabel:
jumlah waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mempelajari suatu tugas baru, skala
ekonomis, peningkatan produk dan proses, penurunan biaya bahan mentah, dan lain
sebagainya.
6.3 Pemfakturan Fleksibel
Akhir-akhir ini penggunaan fasilitas produksi massal untuk mengambil keuntungan
dari kurva pengalaman ekonomi banyak dikritik. Digunakannya proses perancangan dan
pemfakturan yang dibantu computer (computer-assisted desigen dan computer-assited
manufacturing atau CAD/CAM) dan teknologi robot. Memberikan arti bahwa waktu
pembelajaran menjadi lebih singkat dan produk-produk dapat dibuat secara ekonomis dalam
kumpulan-kumpulan yang lebih kecil dan berdasarkan pesanan.
Lingkup ekonomis (bagian biasa dari rantai nilai beragam produk dikombinasikan
untuk memperoleh penghematan manufaktur sekalipun kuantitas produksi masing-masing
produk kecil) menggantikan skala ekonomis (dimana biaya unit berkurang dengan cara
menghasilkan produk yang sama dalam jumlah besar)dalam pemanufakturan yang fleksibel.
17
System informasi dapat membantu para manajer dari berbagai hirarki untuk mebuat
keputusan-keputusan rutin (terprogram). Penjadwalan pesanan, penugasan pesanan
kepada mesin-mesin, dan pemesanan ulang bahan-bahan pasokan adalah tugas-tugas
rutin yang dapat diotomatiskan melalui analisis terinci aliran kerja perusahaan.
System informasi dapat menyediakan informasi yang perlu bagi manajemen untuk
membuat suatu keputusan strategis (tidak terprogram). Semakin banyak manajer
19
1. Mengidentifikasi dan mendaftar sekitar 5-10 item untuk masing-masing kekuatan dan
kelemahan pada kolom 1.
2. Berikan bobot pada item-item tersebut mulai dari 1.0 (paling penting) sampai 0.0
(paling tidak penting), pada kolom 2.
3. Berikan rating pada kolom 3 untuk masing-masing factor mulai dari 5 (sangat baik)
sampai 1 (sangat buruk), berdasarkan respon manajemen terhadap setiap faktor
tersebut. Setiap rating penilaian seberapa baik analisi meyakini bahwa manajemen
perusahaan sedang menghadapi faktor-faktor internal tersebut.
4. Berikan bobot seriap factor kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk mendapatkan
skor terbobot pada kolom 4.
5. Gunakan kolom 5 (keterangan) untuk menunjukan bagaimana satu faktor tertentu
dipilih dan bagaimana pembobotan dan peringkat dilakukan.
6. Jumlahkan seluruh skor terbobot pada kolom 4 untuk memperoleh skor terbobot total
untuk perusahaan tersebut.
Skor terbobot total menuntukan seberapa baik perusahaan merespon faktor-faktor
strategis internal perusahaan yang ada sekarang dan yang diharapkan. Skor terbobot total
dapat merntang dari 5.0 (sangat baik) sampai 1.0 (sangat buruk) dengan 3.0 sebagai ratarata. Manajemen dapat menggunakan skor tersebut untuk membandingkan perusahaan
dengan perusahaan lain dalam industrinya. Pada dasarnya IFAS adalah analisis
manajemen perusahaan terhadap faktor-faktor strategis internalnya berdasarkan daftar
berprioritas (menggunakan bobot).
21