Anda di halaman 1dari 4

ANALisis SWOT

Analisis SWOT tentunya sudah sering kita mendengarkannya, dari bentuk analisis yang paling
sederhana maupun yang rumit, yang biasa diterapkan di perusahaan besar dan konsultan manajemen.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, analisis ini sering kita gunakan, baik dalam rumah tangga,
pertemanan, militer hingga ke lingkup perusahaan, meskipun kita kadang tidak menyadari bahwa yang
kita lakukan adalah cara berpikir secara analisis SWOT.
Saat kita dihadapkan pada keputusan untuk memilih lebih dari satu alternatif, maka, secara esensi kita
telah melakukan analisis SWOT. Salah satu contoh yang sering kita lakukan di kehidupan nyata sehari-
hari, misalnya pada saat kita memilih istri atau memutuskan menikah atau tidak dengan pacar kita. Atau
saat kita memutuskan akan menerima atau menolak calon karyawan. Kita pasti akan
mempertimbangkan kebaikan, kelemahan, harapan dan resiko di masa mendatang dari pilihan-pilihan
yang akan kita putuskan.
SWOT sebenarnya adalah hal yang sederhana, dan mungkin, merupakan teori tertua di dunia
karena manusia dari jaman dulu hingga jaman sekarang, dari muda ke tua, tidak bisa lepas dari yang
namanya “keputusan untuk memilih”.
Permasalahan akan semakin kompleks jika pilihan yang akan kita ambil, merupakan keputusan yang
sulit, yang mengandung resiko dan peluang yang besar, banyaknya alternatif yang akan diambil dan
sangat kompleks. Salah satu contoh, yang terjadi pada saat perusahaan memilih untuk masuk ke
segmen pasar baru untuk produk yang bersifat massal.
Di tulisan ini, saya akan membahas SWOT dalam lingkup perusahaan. Tulisan ini membatasi pada
wawasan kerangka kerja SWOTsaja, belum sampai pada implikasinya di kondisi nyata. Implikasi
tersebut akan saya bahas pada posting yang lain.
SWOT ?
Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor internal perusahaan dan faktor eksternal yang
mempengaruhi potensi bisnis dan daya saing perusahaan secara sistematis dan menyesuaikan (match)
diantara faktor tersebut untuk merumuskan strategi perusahaan.
Adapun definisi faktor eksternal dan internal, adalah:
Faktor Internal
Strength (kekuatan)
Sumberdaya, keahlian atau keunggulan lain yang relatif dengan pesaing dan kebutuhan pasar
(konsumen) dimana perusahaan beroperasi atau berharap akan beroperasi;
Weakness (kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keahlian, dan kemampuan yang mengganggu
keefektifan kinerja perusahaan;
Faktor Eksternal
Opportunity (peluang)
Situasi menguntungkan yang utama dalam lingkungan perusahaan. Tren kunci dan perubahan
merupakan salah satu sumber peluang;
Threats (tantangan)
Situasi tidak menguntungkan yang utama dalam lingkungan perusahaan. Tantangan merupakan
penghambat untuk mencapai posisi saat ini atau yang diharapkan perusahaan.
Orientasi analisis SWOT
[ Ini bagian yang  paling saya suka ]
Analisa SWOT berorientasi pada masa depan dan menemukan strategi yang efektif . Berdasarkan
orientasi tersebut, dapat dijelaskan lebih lanjut, yaitu:
1. Orientasi masa depan (eksternal –> internal)
Analisis SWOT dapat memproyeksi situasi bisnis atau posisi perusahaan di masa mendatang
berdasarkan situasi saat ini karena adanya faktor peluang dan tantangan yang berada pada tren
dalam lingkungan yang dinamis.

swot zain
28/04/2010
Sedangkan faktor kekuatan merupakan competitive advantages yang dibutuhkan di masa
mendatang untuk memanfaatkan peluang dan mensiasati tantangan yang berpotensi akan terjadi
dengan mempertimbangkan faktor kelemahan yang harus diatasi. Orientasi ini berkaitan dengan
sasaran yang ingin dicapai;
2. Menemukan strategi yang efektif (internal –> eksternal)
Analisis SWOT dapat membantu perusahaan dalam menentukan strategi yang tepat untuk
memaksimalkan peluang. Analisis ini akan melihat sejauh mana perusahaan memanfaatkan
kemampuannya dalam meraih (merespon) peluang dan tantangan sebagai upaya memenangkan
persaingan di industrinya. Orientasi ini berkaitan dengan upaya perusahaan mencapai sasaran
secara efektif.
Orientasi tersebut merupakan cara berpikir strategis outside-in dengan bertindak secara proaktif dan
antisipasif (responsif), memulai dengan gagasan akhir dalam pikiran, dan mengutamakan hal yang
harus diutamakan (skala prioritas). Hal ini merupakan cerminan dari salah satu kebiasaan efektif yang
merupakan ciri dari strategi pemasaran.
Permasalahan dan Keterbatasan Analisis SWOT
Secara umum, dalam praktek di lapangan, sering dijumpai beberapa permasalahan dan keterbatasan
dalam penerapan analisa SWOT, yaitu:

1. Rentan terhadap penyalahgunaan dan analisa yang dangkal (superficial), karena hanya
menggunakan satu level analisis;
2. Menghasilkan daftar yang panjang dan seringkali menggunakan kalimat dan frase yang
bermakna ganda;

3. Tidak digunakan bobot yang merefleksikan prioritas;

4. Faktor yang sama dapat ditempatkan dalam dua kategori karena perbedaan cara pandang
terhadap peluang dengan tantangan atau kekuatan dengan kelemahan;

5. Tidak ada kewajiban untuk menguji opini dengan data dan analisis;

6. Tidak ada hubungan yang logis terhadap implementasi strategi.

Dasar pemikiran yang digunakan dalam upaya memaksimalkan hasil analisis SWOT dan meminimalkan
permasalahan dan keterbatasan diatas, adalah: (1) Orientasi outside-in, dan (2) relevansi dan akurasi
pada tingkat yang memungkinkan. Implikasi dari dua dasar pemikiran tersebut, adalah:
1. Mengembangkan analisa aspek eksternal dan internal secara mendalam dengan melakukan
analisa pendahuluan pada tahap pengumpulan data. Tujuan analisis pendahuluan adalah untuk
mengetahui tingkat kepentingan atau besarnya pengaruh yang diberikan oleh setiap aspek
terhadap strategi pemasaran;
2. Memberikan penilaian terhadap faktor-faktor SWOT secara kuantitatif dengan menggunakan bobot
dan rating. Penentuan besarnya bobot dan rating berdasarkan informasi dari hasil analisis
pendahuluan. Hal ini sangat berguna untuk menentukan prioritas dari setiap faktor. Penentuan
prioritas berkaitan dengan alokasi sumberdaya yang sangat penting dalam implementasi strategi
pemasaran.
Kerangka Kerja Pengukuran SWOT
Perusahaan yang akan menggunakan analisis SWOT dapat menggunakan kerangka kerja untuk
mengukur SWOT yang dikembangkan oleh Boseman (1986) seperti pada gambar 3. Adapun langkah
yang harus dilakukan adalah:

1. Mendefinisikan bisnisnya;
2. Mengidentifikasi peluang dan tantangan pada bisnis tersebut saat itu;

swot zain
28/04/2010
3. Menentukan key success factors pada bisnis, dimana area tersebut menuntut perusahaan
mempunyai kemampuan yang cukup supaya dapat sukses dalam bisnis tersebut;

4. Perusahaan harus melihat ke dalam dan mengevaluasi kemampuannya pada area yang telah
didentifikasi sebagai key success factors untuk bisnis tersebut (Boseman, 1986).

5. Mengidentifikasi pesaing terdekat dengan mengembangkan analisa strategic groups sebagai


dasar untuk menentukan kekuatan dan kelemahan relatif perusahaan dibandingkan dengan
pesaing terdekatnya (Thompson, 2001).

Gambar
Kerangka Kerja Pengukuran SWOT

Sumber: Boseman, Glenn, Phatak, Arvind, and Schellenberger, Robert E. (1986), “Strategic Management: Text and Cases”
New York: John Wiley & Sons, Inc. pp 24.
Key Success Factors
Key success factors (KSF) merupakan implikasi dari proses me-match-kan perusahaan terhadap
lingkungannya yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor internal perusahaan. KSF adalah area
atau aspek-aspek yang merupakan potensi untuk memperoleh competitive advantage dalam suatu
industri tertentu, terutama dalam hal-hal yang penting bagi kemampuan perusahaan untuk bertahan
dan berhasil dengan sepenuhnya memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari tantangan yang
dihadapi perusahaan.

Mengidentifikasi KSF dapat dimulai dari:


1. Analisis konsumen dan permintaan. Siapakah konsumen perusahaan dan apakah yang mereka
inginkan? Bagaimana cara konsumen tersebut memilih di antara perusahaan yang saling
bersaing?
2. Analisis persaingan dalam industri, apakah faktor struktural utama yang memicu persaingan?
Apakah dimensi yang utama dari persaingan? Sampai seberapa ketat persaingan yang terjadi?
Bagaimana cara perusahaan memperoleh posisi persaingan yang lebih baik dibandingkan dengan
pesaing?
Informasi dari kedua hasil analisis tersebut kemudian diklasifikasikan dalam tiga aspek sebagai KSF
perusahaan, yaitu:
1. Leverage of Phenomena; yaitu kemampuan perusahaan untuk menterjemah-kan
pemahamannya terhadap fenomena perusahaan ke dalam strategi pemasaran;
2. Marketing Variable; berhubungan dengan efektivitas elemen bauran pemasaran;
3. Decision Making; seperangkat faktor yang mencerminkan kemampuan pengambilan
keputusan dan menekankan informasi dan dukungan analitis sebagai keunggulan kompetitif.

Rujukan:

swot zain
28/04/2010
1. Covey, Stephen R. (1997), The 7Habits of Highly Effective People, edisi revisi, alih bahasa:
Budijanto, Binarupa Aksara, Jakarta.
2. David, Fred (2002), Strategic Management: Concepts and Cases, 9th Ed., Prentice Hall
College Div; (October 30, 2002)
3. Grant, Robert T. (1999), Analisis Strategi Kontemporer: Konsep, teknik, aplikasi, ed. 2,
alihbahasa. Thomas Secokusumo, Jakarta: Penerbit Erlangga.
4. Kartajaya, Hermawan., dkk. (2002), MarkPlus on Strategy: 12 Tahun Perjalanan MarkPlus&Co
Membangun Strategi Perusahaan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
5. Kotler, Philip (2000), Marketing Management, 10th ed, Upper Saddla River, NJ: Prentice-Hall
International, Inc.
6. Ohmae, Kenichi (1982), The Mind of the Strategist: The Art of Japanese Business, New York:
McGraw-Hill, Inc.

swot zain
28/04/2010

Anda mungkin juga menyukai