NIM : 202180105
KUIS TAKE HOME BISNIS INTERNASIONAL
Lebih lanjut Pits dan Lei (1996, hlm. 216-217) menyatakan ada empat
keuntungan bagi perusahaan bila perusahaan tersebut membangun aliansi dengan
perusahaan-perusahaan lain. Keempat keuntungan tersebut adalah :
aliansi dapat menghalangi masuknya para pendatang baru,
aliansi dapat mengurangi dampak perubahan evolusi industri,
aliansi dapat meningkatkan pembelajaran tentang penggunaan teknologi baru,
aliansi dapat memperkuat lini produk (produk line).
5. Jelaskan SWOT !
Jawab : SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),
Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT mengatur kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman utama Anda ke dalam daftar yang terorganisir dan
biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana.
Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal perusahaan
Anda. hal-hal yang dapat Anda kontrol dan dapat berubah. Contohnya termasuk siapa
yang ada di tim Anda, paten dan properti intelektual Anda, dan lokasi Anda.
Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang mempengaruhi
bisnis atau hal-hal yang terjadi di luar perusahaan Anda pada pasar yang lebih besar. Anda
dapat memanfaatkan peluang dan melindungi dari ancaman, tetapi Anda tidak dapat
mengubahnya. Contohnya termasuk pesaing, harga bahan baku, dan tren belanja
pelanggan.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas
Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari
perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Ketika Anda melakukan analisis SWOT, Anda akan mempelajari strategi yang solid untuk
memprioritaskan pekerjaan yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan bisnis Anda.
6. Jelaskan TOWS !
Jawab : Matriks TOWS adalah alat analisis strategis yang membantu menghasilkan dan
membandingkan opsi Strategis dan strategi pemasaran. Ini adalah varian dari analisis
SWOT yang populer. Matriks TOWS juga berfokus pada kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman organisasi, tetapi melangkah lebih jauh dan menghubungkan /
membandingkan lingkungan internal dan eksternal untuk membantu mengidentifikasi
opsi strategis. Cara menggunakan matriks TOWS
Siapkan matriks TOWS Anda sebelum analisis. Percepat pekerjaan dengan templat
matriks Creately TOWS yang telah dibuat sebelumnya.
Analisis TOWS dimulai dengan analisis lingkungan eksternal, dengan terlebih dahulu
mengidentifikasi peluang dan ancaman. Catat informasi yang Anda kumpulkan dan
lakukan curah pendapat, dalam matriks untuk referensi mudah.
Selanjutnya, fokuslah pada kekuatan dan kelemahan internal organisasi, dan catat juga
pada matriks Anda.
Setelah itu, Anda harus menggabungkan analisis eksternal dan analisis internal untuk
menghasilkan opsi strategis yang efektif.
Identifikasi bagaimana Anda dapat menggunakan kekuatan internal Anda untuk
memaksimalkan peluang eksternal (SO) Anda. Strategi seperti itu memiliki peluang
sukses yang lebih tinggi.
Opsi strategis berikutnya yang dapat Anda fokuskan adalah menggunakan kekuatan
Anda untuk melawan potensi ancaman eksternal (ST).
Bagaimana Anda bisa menggunakan peluang eksternal Anda untuk mengatasi
kelemahan internal (WO)?
Dengan cara apa Anda dapat meminimalkan kelemahan Anda dan dengan demikian
menghindari ancaman? (WT)
Setelah Anda memiliki daftar opsi, evaluasi untuk melihat mana yang paling
menguntungkan Anda.
7. Jelaskan EFAS !
Jawab : EFAS (External Factors Analysis Strategy) adalah suatu bentuk analisis strategis
dari faktor-faktor eksternal organisasi/ perusahaan. Analisis ini perlu dilakukan untuk
mendapatkan potret peluang dan ancaman organisasi/ perusahaan. Potret eksternal ini
diperlukan untuk mengetahui tingkat kesiapan dan kesigapan organisasi di dalam
menghadapi kekuatan dan tekanan dari eksternal organisasi/ perusahaan, lebih-lebih
tekanan dari pesaing. Adapun metode menyusun EFAS (Rangkuti: 2018: 25) adalah
sebagai berikut.
Susun faktor-faktor peluang dan ancaman dalam kolom 1 tabel EFAS. Susun 5- 10
faktor dari peluang dan ancaman.
Berikan bobot masing-masing faktor strategis pada kolom 2, dengan skala 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Semua bobot tersebut jumlahnya tidak
melebihi dari skor total = 1,00. Faktor-faktor itu diberi bobot didasarkan
kemungkinan memberikan dampak pada faktor strategis.
Berikan rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4
(sangat kuat) sampai dengan 1 (lemah), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang
masuk kategori peluang) diberi nilai dari +1 sampai dengan +4 dengan
membandingkan dengan rata-rata pesaing utama.Sedangkan variabel yang bersifat
negatif kebalikannya, jika ancaman besar sekali (dibanding dengan rata-rata pesaing
sejenis) nilainya adalah 1, sedangkan jika nilai ancaman kecil/di bawah rata-rata
pesaing-pesaingnya nilainya 4.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan nilai (rating) pada kolom 3 untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-
masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (menonjol) sampai dengan 1,0
(lemah).
Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor- faktor
tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan
bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan
untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok
industri yang sama.
8. Jelaskan IFAS !
Jawab : IFAS (Internal Factors Analysis Strategy) adalah suatu bentuk analisis strategis
dari faktor-faktor internal organisasi/perusahaan. Analisis ini perlu dilakukan untuk
mendapatkan potret kekuatan dan kelemahan organisasi/ perusahaan. Adapun metoda
menyusun IFAS (Rangkuti: 2018: 27) adalah sebagai berikut.
Tentukan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam kolom 1 tabel
IFAS. Susun masing-masing 5-10 faktor dari kekuatan dan kelemahan.
Berikan bobot masing-masing faktor tersebut pada kolom 2, dengan skala 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Semua bobot tersebut jumlahnya tidak
melebihi dari skor total = 1,00. Faktor-faktor itu diberi bobot didasarkan pengaruh
posisi strategis perusahaan.
Berikan rating pada kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4
(sangat kuat) sampai dengan 1 (lemah), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel
yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai dari +1 sampai dengan +4 dengan
membandingkannya dengan rata-rata pesaing utama. Sedangkan variabel yang
bersifat negatif kebalikannya jika kelemahan besar sekali (dibanding dengan rata-rata
pesaing sejenis) nilainya adalah 1, sedangkan jika nilai kelemahan rendah/di bawah
rata-rata pesaing-pesaingnya nilainya 4.
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan nilai (rating) pada kolom 3 untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-
masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (menonjol) sampai dengan 1,0
(lemah).
Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor- faktor
tersebut dipilih, bagaimana skor pembobotannya dihitung.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.
Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan
perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
1. Perusahaan Patungan (Joint Venture): Dalam bentuk ini, dua atau lebih perusahaan
membentuk entitas hukum baru yang dimiliki bersama untuk mengelola proyek atau
inisiatif tertentu. Setiap perusahaan berkontribusi dengan sumber daya, keahlian, atau
modal tertentu sesuai dengan kesepakatan yang ditetapkan.
3. Aliansi Strategis: Aliansi strategis adalah bentuk kerja sama yang lebih fleksibel antara
perusahaan atau entitas yang mungkin tidak mengharuskan pembentukan entitas hukum
baru. Aliansi ini berfokus pada kepentingan bersama, seperti penelitian dan
pengembangan bersama, berbagi sumber daya, atau memasuki pasar baru bersama-sama.
4. Lisensi atau Penugasan: Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat menggunakan bentuk
JIV dengan memberikan lisensi atau penugasan hak kekayaan intelektual atau teknologi
mereka kepada perusahaan lain. Dalam hal ini, perusahaan yang menerima lisensi atau
penugasan dapat menggabungkan aset tersebut dengan sumber daya mereka sendiri untuk
melaksanakan proyek.
5. Kontrak Kemitraan: Bentuk lain dari JIV dapat berupa kontrak kemitraan di mana
perusahaan atau entitas bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan tertentu dalam proyek
tertentu. Kontrak ini mencakup perjanjian yang rinci tentang tanggung jawab, kewajiban,
dan pembagian risiko antara pihak yang terlibat.
Penting untuk diingat bahwa bentuk JIV yang tepat akan ditentukan oleh kebutuhan,
tujuan, dan persyaratan spesifik dari proyek atau inisiatif yang sedang dikerjakan.
Masing-masing bentuk JIV memiliki karakteristik dan implikasi hukum yang berbeda,
sehingga penting untuk mempertimbangkan aspek hukum dan bisnis dengan cermat
sebelum memilih bentuk JIV yang paling sesuai.
1. Kompetensi dan Keahlian: Perusahaan atau entitas yang terlibat dalam JIV harus
memiliki kompetensi dan keahlian yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan
bersama. Ini dapat mencakup pengetahuan teknis, akses ke pasar atau pelanggan, sumber
daya finansial, atau keahlian manajerial.
2. Sumber Daya yang Dibutuhkan: JIV biasanya dilakukan ketika proyek atau inisiatif
tersebut membutuhkan sumber daya yang melebihi kapasitas atau kemampuan satu
perusahaan atau entitas. Ini dapat mencakup sumber daya finansial, infrastruktur,
teknologi, atau keahlian khusus.
3. Risiko dan Biaya yang Dibagi: JIV dapat menjadi pilihan jika proyek tersebut
melibatkan risiko dan biaya yang tinggi. Dengan berbagi risiko dan biaya dengan mitra,
beban tersebut dapat dikelola dengan lebih efektif dan dapat memperluas kemampuan
untuk menghadapi tantangan yang mungkin timbul.
5. Kompatibilitas Budaya dan Nilai: Perusahaan atau entitas yang ingin melakukan JIV
harus memiliki kesesuaian budaya dan nilai-nilai yang relatif serupa. Hal ini penting
untuk menjaga kerjasama dan kemitraan yang baik dalam jangka panjang.
1. Potensi Pasar: Evaluasi potensi pasar yang menarik adalah kriteria penting dalam
memilih strategi entry. Ini melibatkan analisis ukuran pasar, pertumbuhan industri, tren
konsumen, dan permintaan potensial. Tujuannya adalah memastikan bahwa pasar yang
dituju memiliki potensi pertumbuhan yang baik dan sesuai dengan tujuan bisnis.
3. Risiko dan Biaya: Evaluasi risiko dan biaya yang terkait dengan setiap strategi entry
juga penting. Ini mencakup biaya modal, biaya pengembangan, risiko hukum atau
regulasi, risiko reputasi, dan risiko lain yang terkait dengan masuk ke pasar yang baru.
Memahami dan meminimalkan risiko serta mengelola biaya secara efektif adalah
pertimbangan penting.
4. Keberlanjutan dan Pertumbuhan Jangka Panjang: Strategi entry harus sejalan dengan
visi jangka panjang perusahaan dan memiliki potensi pertumbuhan berkelanjutan. Ini
berarti mempertimbangkan faktor-faktor seperti potensi pengembangan produk atau jasa
baru, fleksibilitas dalam beradaptasi dengan perubahan pasar, dan keberlanjutan
keunggulan kompetitif.
6. Sumber Daya dan Kapabilitas: Evaluasi sumber daya dan kapabilitas internal
perusahaan juga merupakan faktor penting dalam memilih strategi entry. Ini mencakup
penilaian kemampuan keuangan, kemampuan manajerial, kemampuan distribusi, dan
kemampuan pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan. Strategi entry yang dipilih harus
sejalan dengan sumber daya dan kapabilitas yang tersedia.
1. Budaya dan Nilai Perusahaan yang Berbeda: Ketika dua perusahaan bergabung, mereka
mungkin memiliki budaya dan nilai perusahaan yang berbeda. Perbedaan ini dapat
menyulitkan integrasi tim, kerjasama antar departemen, dan pengembangan budaya
perusahaan yang baru.
2. Integrasi Sistem dan Proses: Menggabungkan sistem, proses, dan teknologi yang
berbeda dari dua perusahaan yang berbeda dapat menjadi tantangan teknis yang
kompleks. Penting untuk memastikan bahwa sistem IT, operasional, keuangan, dan
lainnya diintegrasikan dengan baik untuk mencapai efisiensi dan konsistensi.
6. Pemangkasan Dampak Ganda: Salah satu tujuan merger adalah mencapai efisiensi dan
menghindari dampak ganda dalam operasi bisnis. Namun, mengidentifikasi dan
menghilangkan redundansi yang mungkin muncul sebagai akibat dari merger dapat
menjadi tantangan yang rumit.
7. Pengelolaan Perubahan: Merger adalah perubahan besar dalam organisasi dan dapat
menciptakan ketidakpastian dan resistensi. Pengelolaan perubahan yang efektif
melibatkan komunikasi yang terbuka, pemimpin yang berdedikasi, dan dukungan yang
kuat dari seluruh organisasi.
9. Integrasi Pelanggan dan Pasar: Menggabungkan pelanggan dan pangsa pasar dari dua
perusahaan yang berbeda dapat menantang. Perusahaan harus mempertahankan kepuasan
pelanggan, meminim
1. Penilaian Nilai yang Tepat: Tantangan utama dalam akuisisi adalah menilai dengan
akurat nilai perusahaan yang akan diakuisisi. Penilaian yang tidak tepat dapat
mengakibatkan pembelian dengan harga yang terlalu tinggi atau penawaran yang tidak
menguntungkan.
2. Integrasi Operasional: Integrasi operasional adalah salah satu tantangan terbesar dalam
akuisisi. Menggabungkan sistem, proses, dan operasi bisnis dua perusahaan yang berbeda
dapat rumit dan membutuhkan perencanaan dan koordinasi yang baik.
3. Budaya Perusahaan yang Berbeda: Ketika dua perusahaan yang memiliki budaya
perusahaan yang berbeda bergabung melalui akuisisi, konflik budaya dapat muncul.
Perbedaan dalam nilai-nilai, gaya kerja, atau kebiasaan operasional dapat menyulitkan
integrasi karyawan dan mengganggu efisiensi serta kolaborasi tim.
8. Integrasi Pelanggan dan Pasar: Menggabungkan pelanggan dan pangsa pasar dari dua
perusahaan yang berbeda dapat menjadi tantangan. Perusahaan harus mempertahankan
kepuasan pelanggan, meminimalkan gangguan, dan memastikan transisi yang mulus.
9. Integrasi Keuangan dan Hukum: Akuisisi melibatkan aspek keuangan dan hukum yang
kompleks. Pemenuhan persyaratan peraturan dan hukum yang berlaku, integrasi
akuntansi, dan manajemen risiko adalah tantangan yang harus ditangani dengan hati-hati.
1. Posisi Pasar: Strategi lini melibatkan analisis posisi pasar untuk setiap produk dalam
portofolio perusahaan. Hal ini melibatkan memahami pangsa pasar, pesaing, tren
konsumen, dan keunggulan kompetitif produk tersebut. Berdasarkan analisis ini,
perusahaan dapat menentukan apakah mempertahankan, mengembangkan, atau menarik
produk tertentu dari lini produk.
4. Penetapan Harga: Strategi lini juga mempertimbangkan penetapan harga untuk setiap
produk dalam lini. Perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya
produksi, permintaan pasar, persepsi nilai pelanggan, dan strategi pesaing dalam
menentukan harga yang optimal untuk masing-masing produk.
5. Rantai Pasokan: Strategi lini juga berdampak pada rantai pasokan perusahaan.
Perusahaan perlu memastikan pasokan bahan baku yang memadai, pengendalian kualitas
yang konsisten, dan efisiensi operasional dalam memproduksi dan mendistribusikan
produk dalam lini. Integrasi yang baik antara strategi lini dan rantai pasokan dapat
meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.
6. Inovasi Produk: Strategi lini juga mencakup inovasi produk. Perusahaan perlu terus
mengembangkan produk baru atau meningkatkan produk yang ada untuk menjawab
perubahan kebutuhan dan permintaan pasar. Inovasi produk dapat mencakup
pengembangan fitur baru, peningkatan performa, penggunaan teknologi baru, atau
perluasan lini produk ke segmen pasar yang baru.
29. Jelaskan hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan bursa modal global?
Jawab : Yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Pengetahuan Pasar dan Risiko: Setiap negara memiliki peraturan dan regulasi yang
berbeda, serta risiko politik, ekonomi, dan mata uang yang unik. Penting untuk
melakukan riset dan mendapatkan pemahaman yang baik tentang pasar yang dituju serta
risiko yang mungkin terkait.
b. Regulasi dan Persyaratan Hukum: Setiap pasar modal memiliki regulasi dan
persyaratan hukum yang berbeda. Penting untuk memahami dan mematuhi peraturan
yang berlaku, termasuk persyaratan pendaftaran, pelaporan keuangan, dan kewajiban
hukum lainnya.
c. Ketersediaan Informasi dan Analisis: Mempelajari dan menganalisis informasi pasar,
kinerja keuangan perusahaan, dan tren ekonomi global sangat penting dalam membuat
keputusan investasi yang informasi-berbasis.
d. Mata Uang dan Risiko Nilai Tukar: Perdagangan di bursa modal global melibatkan
transaksi dengan mata uang asing. Fluktuasi nilai tukar mata uang dapat mempengaruhi
nilai investasi Anda. Penting untuk mempertimbangkan risiko nilai tukar dan mengelola
eksposur mata uang dengan menggunakan instrumen seperti kontrak berjangka atau opsi
mata uang.
5. Keamanan dan Keandalan Sistem: Bursa modal global memerlukan sistem TI yang
aman dan andal untuk menjaga integritas data, menjaga keamanan transaksi, dan
melindungi privasi investor. Keandalan sistem TI juga penting untuk memastikan
ketersediaan dan kelancaran perdagangan, menghindari downtime yang merugikan.
6. Pelaporan dan Kepatuhan: TI memainkan peran penting dalam pelaporan transaksi dan
kepatuhan regulator di bursa modal global. Sistem TI digunakan untuk mengumpulkan,
memverifikasi, dan melaporkan data transaksi ke otoritas pengawas dan regulator pasar.
Hal ini penting untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan aturan yang berlaku.
Dalam praktiknya, ketika seseorang atau perusahaan ingin menukar mata uang, mereka
tidak akan mendapatkan nilai tukar yang sama dengan nilai tukar referensi atau clean rate
yang sering dilaporkan dalam publikasi keuangan. Ini karena lembaga keuangan dan
pedagang mata uang biasanya menerapkan biaya dan spread yang berbeda untuk
memperoleh keuntungan.
Misalnya, jika Anda ingin menukar mata uang di bank atau lembaga keuangan, mereka
mungkin akan menawarkan dirty rate yang sedikit lebih rendah daripada nilai tukar
referensi atau clean rate. Perbedaan antara clean rate dan dirty rate adalah biaya atau
spread yang harus dibayarkan oleh pelanggan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
oleh lembaga keuangan tersebut.
Sistem dirty rate penting untuk dipahami karena mempengaruhi jumlah akhir yang harus
dibayar atau diterima dalam transaksi mata uang. Pelaku pasar, baik individu maupun
perusahaan, perlu memperhitungkan faktor biaya tambahan ini saat melakukan transaksi
mata uang untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang nilai tukar yang
diterima atau dibayarkan.
Perlu dicatat bahwa sistem dirty rate dapat bervariasi antara lembaga keuangan dan
negara, dan biaya atau spread yang diterapkan dapat berbeda-beda. Oleh karena itu,
penting untuk memahami kebijakan dan biaya yang terkait dengan transaksi mata uang di
lembaga atau negara tertentu sebelum melakukan transaksi.
37. Jelaskan sistem fixed change?
Jawab : Fixed exchange merujuk pada sistem nilai tukar mata uang yang ditetapkan dan
dipertahankan oleh otoritas keuangan suatu negara. Dalam sistem ini, nilai tukar mata
uang suatu negara ditetapkan secara resmi terhadap mata uang lain atau sekelompok mata
uang. Sistem nilai tukar ini biasanya dipergunakan untuk mengendalikan fluktuasi nilai
tukar dan stabilitas mata uang. Dalam sistem pertukaran tetap, nilai tukar mata uang
ditetapkan pada tingkat yang tetap dan otoritas keuangan negara bertanggung jawab untuk
mempertahankan tingkat tersebut. Untuk menjaga nilai tukar tetap, otoritas keuangan
harus memiliki cadangan devisa yang cukup untuk melakukan intervensi di pasar valuta
asing. Keuntungan dari sistem pertukaran tetap adalah stabilitas nilai tukar yang
memberikan kepastian kepada pelaku bisnis internasional. Kekurangan dari sistem
pertukaran tetap adalah jika terdapat ketidakseimbangan ekonomi antara negara-negara
yang terlibat, seperti defisit neraca perdagangan yang besar atau ketidakseimbangan
fiskal, maka tekanan terhadap nilai tukar tetap dapat meningkat.