MANAJEMEN GEREJA II
KELAS B
NPM : 12175201200009
FAKULTAS TEOLOGI
2023
PENDAHULUAN
Manajemen Strategis
Analisis SWOT
SWOT Analysis sebagai teknik analisis bisnis yang dapat dilakukan oleh
organisasi untuk setiap produk, layanan, dan pasar ketika memutuskan cara
terbaik untuk mencapai pertumbuhan di masa depan. Prosesnya melibatkan
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi, serta peluang dan ancaman
yang ada di pasar tempat organisasi tersebut beroperasi.4
3
Roman Tschäppeler and Mikael Krogerus, THE DECISION BOOK Mikael Krogerus (London: Profile
Books, 2017). Hlm 11
4
Swot Analysis et al., SWOT Analysis SWOT ANALYSIS, vol. i (Team FME, 2013). Hlm 4
5
Tschäppeler and Krogerus, THE DECISION BOOK Mikael Krogerus. Hlm 11-12
4. Identifikasi ancaman (Threats) yang mungkin terjadi dalam situasi atau proyek
yang sedang dievaluasi. Ancaman dapat berupa persaingan di pasar, perubahan
teknologi, atau faktor eksternal lainnya.
Kelebihan:
2. Dapat membantu perusahaan untuk memahami posisi mereka dalam pasar dan
mengembangkan strategi yang lebih efektif.
Kekurangan:
2. Analisis SWOT hanya fokus pada faktor-faktor internal dan eksternal tertentu,
sehingga tidak mencakup semua aspek bisnis.
1. The laundry list: Ketika membuat daftar elemen di bawah setiap kategori, perlu
dipertimbangkan dengan cermat pentingnya setiap item. Daftar panjang tujuh
hingga sepuluh faktor untuk setiap kategori cukup dalam draf pertama.
2. The everything is wonderful trap: Terlalu fokus pada kekuatan dan peluang
dapat mengaburkan kelemahan dan ancaman yang mungkin ada.
3. The everything is terrible trap: Terlalu fokus pada kelemahan dan ancaman
dapat mengaburkan kekuatan dan peluang yang mungkin ada.
4. The either/or trap: Menganggap bahwa kita harus memilih antara satu atau
lainnya, misalnya memilih antara kekuatan atau peluang, padahal sebenarnya kita
bisa memanfaatkan keduanya secara bersamaan.
5. The SWOT is strategy trap: Menganggap bahwa SWOT Analysis itu sendiri
sudah cukup untuk mengembangkan strategi, padahal sebenarnya perlu dilakukan
langkah-langkah selanjutnya untuk mengembangkan strategi berdasarkan hasil
analisis SWOT tersebut.
Appreciative Inquiry
7
Rich Horwath, Strategy For You Building A Bridge To The Life You Want (Texas: Greenleaf Book
Group Press, 2012). Hlm. 81-83
positif yang sudah ada (misalnya mengumpulkan berita baik, visi untuk masa
depan yang berkelanjutan).
Appreciative Inquiry adalah sebuah pendekatan yang mengajak untuk beralih dari
pendekatan berbasis defisit dalam perubahan menjadi pendekatan positif dalam
perubahan. Pendekatan ini bertujuan untuk menemukan kekuatan dan potensi
yang ada pada suatu sistem atau organisasi, dan membangun perubahan yang
positif berdasarkan hal-hal yang sudah berhasil dilakukan. 8 Dalam praktiknya,
Appreciative Inquiry melibatkan proses wawancara dan dialog dengan para
pemangku kepentingan untuk menemukan cerita-cerita inspiratif tentang
pengalaman sukses dan pencapaian terbaik dari suatu sistem atau organisasi. Dari
situ, kemudian dibangun visi bersama dan rencana aksi untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
8
Diana Whitney & Amanda Trosten-Bloom, The Power of Appreciative Inquiry: A Practical Guide
to Positive Change Second Edition, Revised & Expanded (Oakland: Berrett-Koehler Publishers,
2016).
9
Department of Sustainability and Environment, Book 1. An Introduction to Engagement,
Effective Engagement: Building Relationships with Community and Other Stakeholders (East
Melbourne: The Community Engagement Network, 2005). hlm 17
10
Achmad Purwono, Excellent People, Excellent Business Pemikiran Strategik Untuk Human
Capital Indonesia (jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007). Hlm. 51
transformasi diri. Asumsi dasar inkuiri apresiatif adalah menanggapi secara positif
potensi yang dimiliki setiap individu.11 Apresiatif Inquiry merupakan pendekatan
yang berjalan beriringan dengan konsep modal sosial dalam upaya mengapresiasi
keunggulan atau kelebihan yang dimiliki dalam konteks masyarakat yang
multikultural.12
5. Positive principle: Fokus pada hal-hal positif dan kekuatan seseorang dapat
membantu menghasilkan solusi kreatif dan inovatif.
11
MSC Tino Ulahayanan, Gereja Di Atas Batu Karang (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019).
Hlm 59
12
Pdt. Dr. John C. Simon, Dari Pengenalan Diri Menuju Majelis Sinode 80 : Sebuah Eklesiologi
Konstruktif GPIB (Depok: PT. Kanisius, 2021). Hlm 86
13
Wustari L. H. Mangundjaya, PENGEMBANGAN ORGANISASI: DIAGNOSIS DAN INTERVENSI
(Surabaya: CV. Jakad Media Publishing, 2014). Hlm 25-27
Berikut adalah langkah-langkah apresiatif inquiry:14
1. Define: Tentukan topik atau masalah yang ingin dijelajahi dan pastikan bahwa
semua anggota tim memahami topik tersebut.
Dalam apresiatif inquiry, fokus diberikan pada hal-hal positif dan kekuatan
individu atau kelompok, sehingga membantu dalam menghasilkan solusi kreatif
dan inovatif untuk masalah atau tantangan yang dihadapi.
Kelebihan:
1. Fokus pada kekuatan dan potensi yang sudah ada dalam sistem atau
organisasi, sehingga dapat membangun perubahan yang positif
berdasarkan hal-hal yang sudah berhasil dilakukan.
14
Tschäppeler and Krogerus, THE DECISION BOOK Mikael Krogerus.73-75
15
Trosten-Bloom, The Power of Appreciative Inquiry: A Practical Guide to Positive Change Second
Edition, Revised & Expanded. Hlm 27
2. Mendorong partisipasi aktif dari seluruh anggota tim, sehingga dapat
meningkatkan keterlibatan dan motivasi dalam mencapai tujuan bersama.
3. Menghasilkan solusi kreatif dan inovatif, karena fokus pada pengalaman
positif dan visi bersama tentang masa depan yang diinginkan.
4. Membangun hubungan kerja yang lebih baik antara anggota tim, karena
fokus pada penghargaan terhadap kontribusi masing-masing individu.
Kekurangan:
1. Tidak efektif untuk mengatasi masalah yang sangat kompleks atau kronis,
karena fokus pada pengalaman positif dan kekuatan yang sudah ada dalam
sistem atau organisasi.
2. Memerlukan waktu dan sumber daya yang cukup untuk menjalankan
prosesnya dengan baik.
3. Tidak cocok untuk situasi di mana perubahan harus dilakukan dengan
cepat atau dalam kondisi darurat.
Namun, penting untuk dicatat bahwa kelebihan dan kekurangan ini dapat
bervariasi tergantung pada konteks spesifik dari setiap proyek atau situasi. Oleh
karena itu, sebelum menggunakan pendekatan Appreciative Inquiry, penting
untuk mempertimbangkan faktor-faktor tersebut secara cermat.
Sistematika Penulisan
Penulisan Perencanaan Strategis Jemaat GPM Morekau akan dibuat
dengan mengunakan sistematika sebagai berikut ;
BAB I – PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
3.1. Visi
3.2. Misi
3.3. Tujuan
3.4. Sasaran Strategis
BAB V – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI.
BAB VI – PENUTUP
LAMPIRAN :
Lampiran Renstra berisi :
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar
1.3. Tujuan
BAB II : PROFIL JEMAAT GPM MOREKAU
II.1. Kondisi Umum Wilayah Pelayanan Jemaat GPM Morekau
II.1.1. Kondisi Umum Wilayah Jemaat
a. Keadaan Geografis dan Batas Wilayah pelayanan
Jemaat (peta jemaat)
b. Keadaan topografi dan orbitasi Jemaat
II.1.2. Keadaan Pelayanan Jemaat GPM Morekau
a. Jumlah KK dan Jiwa Jemaat (per Sektor/Unit
pelayanan, juga menyangkut data masyarakat)
b. Kategori Bina Umat
c. Keadaan Penyandang Masalah Sosial
d. Keadaan Sektor dan Unit Pelayanan
d.1. Ketersediaan Pelayan pada setiap Sektor/Unit,
Wadah Organisasi : juga tingkat ketersebaran
Pelayan
d.2. Keadaan Pelayanan Peribadahan dan Musik
Gereja
e. Keadaan Sosial, Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan dan
Budaya Jemaat
e.1. Keadaan Sosial Ekonomi
e.1.1. Pekerjaan Pokok/Mata pencaharian Rumah
Tangga per Jemaat
e.1.2. Sumber Daya Ekonomi Rumah Tangga
yang tersedia di tiap jemaat
Sektor Perkebunan
Sektor Perikanan dan Rumput laut
Sektor Peternakan
Sektor Kehutanan
Sektor rill/Wirausaha
e.1.3. Usaha Ekonomi unggulan milik jemaat
e.1.4. Penghasilan dan pengeluaran pokok
Rumah Tangga
e.2. Kualitas pendidikan Jemaat
e.2.1. Keadaan tingkat pendidikan tiap Jemaat
[sementara dijalani dalam dan atau luar
Jemaat dan Keadaan Tamatan]
e.2.2. Keadaan sarana fisik pendidikan tiap
jemaat
e.2.3. Keadaan siswa dan guru ditiap jemaat
[menurut kondisi terkini, dengan
memperhatikan akses pendidikan]
e.3. Kondisi Fisik Rumah Hunian dan Kualitas
Kesehatan Jemaat
e.3.1. Kondisi fisik Rumah Hunian keluarga
e.3.2. Gambaran Sanitasi Lingkungan
e.3.3. Sarana kesehatan yang tersedia
e.3.4. Ketersediaan tenaga medis
e.3.5. Ketersediaan tenaga pengobatan
Alternatif/Tradisional
f. Dinamika Sosiologis – Kultural Jemaat
f.1. Corak Sosiologis
f.2. Corak Kultural
g. Dinamika Ekumene dan Relasi Antar Lembaga.
h. Ketersediaan Sarana Informasi dan Komunikasi.
i. Ketersediaan Akses Internet dan Alat Elektronik.
Analisis SWOT dan Appreciative Inquiry adalah dua metode yang berbeda dan
memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Keduanya dapat digunakan
dalam situasi yang berbeda tergantung pada kebutuhan organisasi.
Dengan demikian, tidak ada metode yang lebih baik antara analisis SWOT dan
Appreciative Inquiry. Keduanya dapat digunakan secara bersamaan untuk
16
J. B. Banawiratma, “Proses Teologi Praktis Melalui Appreciative Inquiry,” Teologi 37, no. 2
(2013): 123–148.
memberikan pandangan yang lebih komprehensif mengenai kondisi organisasi
saat ini dan potensi yang dimilikinya. Organisasi dapat memilih metode mana
yang lebih sesuai dengan kebutuhannya.
PENUTUP
Simpulan
Analisis SWOT cenderung berfokus pada masalah dan kelemahan yang ada di
dalam organisasi, sementara Appreciative Inquiry cenderung berfokus pada solusi
dan potensi yang ada di dalam organisasi. Dengan demikian, penggunaan kedua
metode tersebut secara bersamaan dapat memberikan pandangan yang lebih
komprehensif mengenai kondisi organisasi saat ini dan potensi yang dimilikinya.
Saran
Dr. Paulus Wardoyo, MM. Enam Alat Analisis Manajemen. Semarang: Semarang
University Press, 2011.
Horwath, Rich. Strategy For You Building A Bridge To The Life You Want. Texas:
Greenleaf Book Group Press, 2012.
Simon, Pdt. Dr. John C. Dari Pengenalan Diri Menuju Majelis Sinode 80 :
Sebuah Eklesiologi Konstruktif GPIB. Depok: PT. Kanisius, 2021.
Tino Ulahayanan, MSC. Gereja Di Atas Batu Karang. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2019.