Anda di halaman 1dari 20

TUGAS AKHIR

UJIAN AKHIR SEMESTER

MANAJEMEN GEREJA II

KELAS B

“PERBANDINGAN RENSTRA MOREKAU 2016-2020 DENGAN


RENSTRA MOREKAU 2021-2025 MENGGUNAKAN MMANAJEMEN
STRATEGIS ANTARA ANALISIS SWOT DENGAN AI“

NAMA : ANDRE REZA YOGANTARA SIPAKOLY

NPM : 12175201200009

PROGRAM STUDI TEOLOGI KRISTEN PROTESTAN

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2023
PENDAHULUAN

Dalam dunia persekutuan, bisnis, kelompok dan organisasi, pengambilan


keputusan yang tepat dan strategis sangat penting untuk menentukan arah dan
perkembangan perusahaan. Untuk itu, diperlukan suatu metode analisis yang
dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman yang ada. Salah satu metode yang sering digunakan adalah
analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). Namun, selain
analisis SWOT, terdapat juga metode lain yang dapat digunakan yaitu
Appreciative Inquiry. Appreciative Inquiry merupakan suatu pendekatan yang
berfokus pada hal-hal positif yang ada dalam suatu organisasi dan bagaimana
memaksimalkannya untuk mencapai perkembangan yang diinginkan. Berbeda
dengan analisis SWOT yang menilai baik aspek positif maupun negatif dari suatu
organisasi. Melalui makalah ini, penulis akan membahas perbandingan antara
analisis SWOT dengan Appreciative Inquiry. Penulis akan menjelaskan secara
detail mengenai kedua metode tersebut serta kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Diharapkan melalui makalah ini pembaca dapat memahami perbedaan
antara kedua metode tersebut dan dapat menentukan metode mana yang lebih
sesuai untuk digunakan dalam organisasinya.
Dengan memperhatikan Renstra Morekau 2016-2020 yang masih menggunakan
pisau bedah analisis SWOT untuk diperhadapkan atau diperbandingkan dengan
Renstra Morekau 2021-2025 yang telah menggunakan analisi AI
ISI

Manajemen Strategis

Menurut para ahli:

1. Henry Mintzberg: Menurut Mintzberg, manajemen strategik adalah proses


pemikiran dan pembuatan keputusan yang berlangsung secara terus-menerus dan
melibatkan perencanaan, pengambilan keputusan, dan evaluasi. 1

2. Michael Porter: Menurut Porter, manajemen strategik adalah proses memahami


lingkungan bisnis dan membuat pilihan yang membedakan perusahaan dari
kompetitornya, sehingga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pasar dan
mencapai tujuan jangka panjang. 2

Manajemen strategis diperlukan perusahaan untuk mencapai tujuan dari kelompok


tertentu. Tujuan utama penerapan manajemen strategi adalah mengatasi berbagai
permasalahan yang ada di dalam perusahaan. Selain itu, manajemen strategi juga
memiliki beberapa tujuan lain seperti menjaga kepentingan banyak pihak,
memberi arahan untuk mencapai tujuan, mengantisipasi perubahan, dan mencapai
efektivitas serta efisiensi

Analisis SWOT

Pengertian Analisis SWOT

SWOT merupakan singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, &


Threats. Teknik ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman dalam suatu proyek atau situasi bisnis. Teknik ini dikembangkan
berdasarkan studi Universitas Stanford pada tahun 1960-an yang menganalisis
data dari perusahaan Fortune 500. Studi tersebut menemukan bahwa terdapat
perbedaan sebesar 35% antara tujuan perusahaan dan apa yang sebenarnya
diimplementasikan. Masalahnya bukan karena karyawan tidak kompeten tetapi
karena tujuan yang terlalu ambigu. Banyak dari anggota yang bahkan tidak tahu
1
M.M. Mujito, SE., MANAJEMEN STRATEGIK : Dengan Pendekatan Analisis SWOT (Banyumas:
Wawasan Ilmu, 2023). Hlm 6
2
Ibid.
mengapa mereka melakukan apa yang mereka lakukan. Oleh karena itu, SWOT
dikembangkan untuk membantu orang-orang yang terlibat dalam suatu proyek
untuk memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang situasi tersebut.3

Melalui SWOT Gereja dapat mengembangkan strategi yang efektif dengan


mencocokkan kekuatan dengan peluang atau mengubah ancaman atau kelemahan
menjadi kekuatan atau peluang. Sehingga dapat meminimalisir hal-hal yang tidak
di inginkan dalam jemaat atau bahkan dapat membantu jeaat untuk bangkit dari
keterpurukan jemaat tersebut.

SWOT Analysis sebagai teknik analisis bisnis yang dapat dilakukan oleh
organisasi untuk setiap produk, layanan, dan pasar ketika memutuskan cara
terbaik untuk mencapai pertumbuhan di masa depan. Prosesnya melibatkan
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi, serta peluang dan ancaman
yang ada di pasar tempat organisasi tersebut beroperasi.4

Langkah-langkah Analisis SWOT

Berikut adalah langkah-langkah SWOT:5

1. Identifikasi kekuatan (Strengths) dari situasi atau proyek yang sedang


dievaluasi. Kekuatan dapat berupa sumber daya, keterampilan, atau aset yang
dimiliki.

2. Identifikasi kelemahan (Weaknesses) dari situasi atau proyek yang sedang


dievaluasi. Kelemahan dapat berupa keterbatasan sumber daya, kurangnya
keterampilan, atau masalah internal lainnya.

3. Identifikasi peluang (Opportunities) yang tersedia dalam situasi atau proyek


yang sedang dievaluasi. Peluang dapat berupa tren pasar, perubahan regulasi, atau
faktor eksternal lainnya.

3
Roman Tschäppeler and Mikael Krogerus, THE DECISION BOOK Mikael Krogerus (London: Profile
Books, 2017). Hlm 11
4
Swot Analysis et al., SWOT Analysis SWOT ANALYSIS, vol. i (Team FME, 2013). Hlm 4
5
Tschäppeler and Krogerus, THE DECISION BOOK Mikael Krogerus. Hlm 11-12
4. Identifikasi ancaman (Threats) yang mungkin terjadi dalam situasi atau proyek
yang sedang dievaluasi. Ancaman dapat berupa persaingan di pasar, perubahan
teknologi, atau faktor eksternal lainnya.

5. Evaluasi dan prioritasasikan setiap elemen SWOT dengan mempertimbangkan


dampak dan kemungkinan terjadinya.

6. Gunakan hasil evaluasi SWOT untuk mengembangkan strategi dan rencana


tindakan untuk mengoptimalkan kekuatan, memperbaiki kelemahan,
memanfaatkan peluang, dan mengatasi ancaman.

Kelebihan dan Kekurangan Analisis SWOT6

Kelebihan:

1. Mudah dipahami dan diterapkan oleh berbagai jenis organisasi.

2. Dapat membantu perusahaan untuk memahami posisi mereka dalam pasar dan
mengembangkan strategi yang lebih efektif.

3. Dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan


eksternal yang mempengaruhi kinerja mereka.

4. Dapat membantu perusahaan untuk memprioritaskan masalah-masalah yang


harus diatasi.

Kekurangan:

1. Analisis SWOT hanya memberikan gambaran umum tentang situasi


perusahaan, sehingga tidak memberikan solusi konkret untuk masalah-masalah
yang dihadapi.

2. Analisis SWOT hanya fokus pada faktor-faktor internal dan eksternal tertentu,
sehingga tidak mencakup semua aspek bisnis.

3. Analisis SWOT dapat menjadi subjektif karena hasilnya tergantung pada


persepsi individu atau kelompok yang melakukan analisis.
6
MM Dr. Paulus Wardoyo, Enam Alat Analisis Manajemen (Semarang: Semarang University
Press, 2011). Hlm 9
4. Analisis SWOT dapat menjadi statis karena tidak mempertimbangkan
perubahan kondisi ruang lingkup pelayanan

Dalam penggunaan SWOT terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan


sehingga kita tidak terjebak di dalam beberapa rangkaian yang biasa disebut
dengan Five SWOT Traps Kelima jebakan tersebut adalah sebagai berikut:7

1. The laundry list: Ketika membuat daftar elemen di bawah setiap kategori, perlu
dipertimbangkan dengan cermat pentingnya setiap item. Daftar panjang tujuh
hingga sepuluh faktor untuk setiap kategori cukup dalam draf pertama.

2. The everything is wonderful trap: Terlalu fokus pada kekuatan dan peluang
dapat mengaburkan kelemahan dan ancaman yang mungkin ada.

3. The everything is terrible trap: Terlalu fokus pada kelemahan dan ancaman
dapat mengaburkan kekuatan dan peluang yang mungkin ada.

4. The either/or trap: Menganggap bahwa kita harus memilih antara satu atau
lainnya, misalnya memilih antara kekuatan atau peluang, padahal sebenarnya kita
bisa memanfaatkan keduanya secara bersamaan.

5. The SWOT is strategy trap: Menganggap bahwa SWOT Analysis itu sendiri
sudah cukup untuk mengembangkan strategi, padahal sebenarnya perlu dilakukan
langkah-langkah selanjutnya untuk mengembangkan strategi berdasarkan hasil
analisis SWOT tersebut.

Appreciative Inquiry

Inkuiri apresiatif menolak pendekatan 'berfokus pada masalah' yang lebih


tradisional dan sebaliknya berusaha untuk Identifikasi apa yang bekerja dengan
baik atau peluang untuk perubahan positif. Appreciative inquiry sebagai
pendekatan keterlibatan bertujuan untuk mendorong imajinasi, inovasi dan
fleksibilitas dengan kelompok pemangku kepentingan dan membangun hal-hal

7
Rich Horwath, Strategy For You Building A Bridge To The Life You Want (Texas: Greenleaf Book
Group Press, 2012). Hlm. 81-83
positif yang sudah ada (misalnya mengumpulkan berita baik, visi untuk masa
depan yang berkelanjutan).

Pengertian Appreciative Inquiry

Appreciative Inquiry adalah sebuah pendekatan yang mengajak untuk beralih dari
pendekatan berbasis defisit dalam perubahan menjadi pendekatan positif dalam
perubahan. Pendekatan ini bertujuan untuk menemukan kekuatan dan potensi
yang ada pada suatu sistem atau organisasi, dan membangun perubahan yang
positif berdasarkan hal-hal yang sudah berhasil dilakukan. 8 Dalam praktiknya,
Appreciative Inquiry melibatkan proses wawancara dan dialog dengan para
pemangku kepentingan untuk menemukan cerita-cerita inspiratif tentang
pengalaman sukses dan pencapaian terbaik dari suatu sistem atau organisasi. Dari
situ, kemudian dibangun visi bersama dan rencana aksi untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.

Inkuiri apresiatif menolak pendekatan 'berfokus pada masalah' yang lebih


tradisional dan sebaliknya berusaha untuk Identifikasi apa yang bekerja dengan
baik atau peluang untuk perubahan positif. Appreciative inquiry sebagai
pendekatan keterlibatan bertujuan untuk mendorong imajinasi, inovasi dan
fleksibilitas dengan kelompok pemangku kepentingan dan membangun hal-hal
positif yang sudah ada (misalnya mengumpulkan berita baik, visi untuk masa
depan yang berkelanjutan).9

Permintaan apresiatif juga diperlukan untuk mencapai kreativitas tinggi dalam


menganalisis kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di masa depan. 10
Apresiatif Inquiry membantu kita untuk mencari dan menemukan potensi manusia
yang layak dihormati, karena mereka dapat dikembangkan dalam proses

8
Diana Whitney & Amanda Trosten-Bloom, The Power of Appreciative Inquiry: A Practical Guide
to Positive Change Second Edition, Revised & Expanded (Oakland: Berrett-Koehler Publishers,
2016).
9
Department of Sustainability and Environment, Book 1. An Introduction to Engagement,
Effective Engagement: Building Relationships with Community and Other Stakeholders (East
Melbourne: The Community Engagement Network, 2005). hlm 17
10
Achmad Purwono, Excellent People, Excellent Business Pemikiran Strategik Untuk Human
Capital Indonesia (jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007). Hlm. 51
transformasi diri. Asumsi dasar inkuiri apresiatif adalah menanggapi secara positif
potensi yang dimiliki setiap individu.11 Apresiatif Inquiry merupakan pendekatan
yang berjalan beriringan dengan konsep modal sosial dalam upaya mengapresiasi
keunggulan atau kelebihan yang dimiliki dalam konteks masyarakat yang
multikultural.12

Prinsip-prinsip dasar dalam appresiative inquiry:13

1. Constructionist principle: Manusia menciptakan realitas mereka sendiri melalui


bahasa dan tindakan mereka.

2. Simultaneity principle: Pertanyaan yang diajukan mempengaruhi sistem yang


sedang dipertanyakan.

3. Poetic principle: Bahasa yang digunakan dalam pertanyaan dapat


mempengaruhi cara orang memahami dan merespons situasi.

4. Anticipatory principle: Perubahan terjadi ketika orang memiliki gambaran yang


jelas tentang masa depan yang diinginkan.

5. Positive principle: Fokus pada hal-hal positif dan kekuatan seseorang dapat
membantu menghasilkan solusi kreatif dan inovatif.

Dalam apresiatif inquiry, prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu individu


atau kelompok untuk mengeksplorasi pengalaman positif mereka,
mengidentifikasi kekuatan mereka, dan menggunakan informasi ini untuk
mengembangkan solusi kreatif dan inovatif untuk masalah atau tantangan yang
dihadapi.

Langkah-langkah Appreciative Inquiry

11
MSC Tino Ulahayanan, Gereja Di Atas Batu Karang (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019).
Hlm 59
12
Pdt. Dr. John C. Simon, Dari Pengenalan Diri Menuju Majelis Sinode 80 : Sebuah Eklesiologi
Konstruktif GPIB (Depok: PT. Kanisius, 2021). Hlm 86
13
Wustari L. H. Mangundjaya, PENGEMBANGAN ORGANISASI: DIAGNOSIS DAN INTERVENSI
(Surabaya: CV. Jakad Media Publishing, 2014). Hlm 25-27
Berikut adalah langkah-langkah apresiatif inquiry:14

1. Define: Tentukan topik atau masalah yang ingin dijelajahi dan pastikan bahwa
semua anggota tim memahami topik tersebut.

2. Discover: Identifikasi pengalaman positif yang terkait dengan topik tersebut.


Tanyakan pada anggota tim tentang pengalaman positif mereka dan bagaimana
pengalaman tersebut dapat diterapkan pada topik yang sedang dibahas.

3. Dream: Membayangkan masa depan yang diinginkan dan mengidentifikasi


tujuan jangka panjang yang ingin dicapai.

4. Design: Merancang rencana tindakan untuk mencapai tujuan jangka panjang


dengan mempertimbangkan kekuatan dan sumber daya yang tersedia.

5. Deliver: Melaksanakan rencana tindakan dan memantau kemajuan untuk


memastikan bahwa tujuan jangka panjang tercapai.

6. Debrief: Mengevaluasi proses dan hasil dari apresiatif inquiry, serta


mengidentifikasi pelajaran yang dapat dipetik untuk meningkatkan proses di masa
depan.

Dalam apresiatif inquiry, fokus diberikan pada hal-hal positif dan kekuatan
individu atau kelompok, sehingga membantu dalam menghasilkan solusi kreatif
dan inovatif untuk masalah atau tantangan yang dihadapi.

Kelebihan dan Kekurangan Appreciative Inquiry

berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari pendekatan Appreciative


Inquiry:15

Kelebihan:

1. Fokus pada kekuatan dan potensi yang sudah ada dalam sistem atau
organisasi, sehingga dapat membangun perubahan yang positif
berdasarkan hal-hal yang sudah berhasil dilakukan.
14
Tschäppeler and Krogerus, THE DECISION BOOK Mikael Krogerus.73-75
15
Trosten-Bloom, The Power of Appreciative Inquiry: A Practical Guide to Positive Change Second
Edition, Revised & Expanded. Hlm 27
2. Mendorong partisipasi aktif dari seluruh anggota tim, sehingga dapat
meningkatkan keterlibatan dan motivasi dalam mencapai tujuan bersama.
3. Menghasilkan solusi kreatif dan inovatif, karena fokus pada pengalaman
positif dan visi bersama tentang masa depan yang diinginkan.
4. Membangun hubungan kerja yang lebih baik antara anggota tim, karena
fokus pada penghargaan terhadap kontribusi masing-masing individu.

Kekurangan:

1. Tidak efektif untuk mengatasi masalah yang sangat kompleks atau kronis,
karena fokus pada pengalaman positif dan kekuatan yang sudah ada dalam
sistem atau organisasi.
2. Memerlukan waktu dan sumber daya yang cukup untuk menjalankan
prosesnya dengan baik.
3. Tidak cocok untuk situasi di mana perubahan harus dilakukan dengan
cepat atau dalam kondisi darurat.

Namun, penting untuk dicatat bahwa kelebihan dan kekurangan ini dapat
bervariasi tergantung pada konteks spesifik dari setiap proyek atau situasi. Oleh
karena itu, sebelum menggunakan pendekatan Appreciative Inquiry, penting
untuk mempertimbangkan faktor-faktor tersebut secara cermat.

PERBANDINGAN SISTEMATIKA PENULISAN RENSTRA MOREKAU


PADA TAHUN 2016-2020 DENGAN PENDEKATAN SWOT DENGAN
RENSTRA MOREKAU PADA TAHUN 2021-2025 DENGAN
PENDEKATAN AI :

PENULISAN RENSTRA MOREKAU PADA TAHUN 2016-2020

Sistematika Penulisan
Penulisan Perencanaan Strategis Jemaat GPM Morekau akan dibuat
dengan mengunakan sistematika sebagai berikut ;

BAB I – PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Dasar

1.3 Tujuan

1.4 Sistimatika Penulisan

BAB II – GAMBARAN UMUM

II.1. Sejarah singkat jemaat


II.2. Kondisi umum
II.2.1 Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Pelayanan
II.2.2Jumlah Jiwa
1. Keberadaan jemaat
2. Kategori Bina umat
3. Keadaan penyandang masalah social ( PMS )
4. Keadaan Sektor dan unit pelayanan
5. Keadaan Sosial Budaya
A. Sosial Ekonomi, yang meliputi :
- Pekerjaan pokok/ mata pencarian hidup
- Sumber Daya Ekonomi yang tersedia
- Pendapatan pokok rumah tangga
B. Keadaan Pendidikan
- Keadaan sarana fisik pendidikan
- Keadaan tamatam ( menurut kondisi terakhir )
- Keadaan siswa dan guru ( menurut kondisi saat ini )
C. Keadaan kesehatan
- Gambarkan sanitasi lingkungan
- Jenis penyakit
- Sarana kesehatan yang tersedia
- Ketersediaan tenaga medis
D. Dinamika social dan budaya
II.3. Analisis Kelembagaan
II.3. Problematika PelayananAnalisis Kelembagaan
BAB III - WAWASAN TEOLOGI DAN EKLESIOLOGI JEMAAT

BAB IV - VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI

3.1. Visi
3.2. Misi
3.3. Tujuan
3.4. Sasaran Strategis
BAB V – ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI.
BAB VI – PENUTUP
LAMPIRAN :
Lampiran Renstra berisi :

- Kerangka Kerja Logis


- Program Jemaat Tahun 2016
- Data Base Jemaat
- SK Tim Renstra
- Dokumentasi

PENULISAN RENSTRA MOREKAU PADA TAHUN 2021-2025

Penulisan Perencanaan Strategis Jemaat GPM Morekau akan dibuat dengan


menggunakan sistematika sebagai berikut :

 BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar
1.3. Tujuan
 BAB II : PROFIL JEMAAT GPM MOREKAU
II.1. Kondisi Umum Wilayah Pelayanan Jemaat GPM Morekau
II.1.1. Kondisi Umum Wilayah Jemaat
a. Keadaan Geografis dan Batas Wilayah pelayanan
Jemaat (peta jemaat)
b. Keadaan topografi dan orbitasi Jemaat
II.1.2. Keadaan Pelayanan Jemaat GPM Morekau
a. Jumlah KK dan Jiwa Jemaat (per Sektor/Unit
pelayanan, juga menyangkut data masyarakat)
b. Kategori Bina Umat
c. Keadaan Penyandang Masalah Sosial
d. Keadaan Sektor dan Unit Pelayanan
d.1. Ketersediaan Pelayan pada setiap Sektor/Unit,
Wadah Organisasi : juga tingkat ketersebaran
Pelayan
d.2. Keadaan Pelayanan Peribadahan dan Musik
Gereja
e. Keadaan Sosial, Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan dan
Budaya Jemaat
e.1. Keadaan Sosial Ekonomi
e.1.1. Pekerjaan Pokok/Mata pencaharian Rumah
Tangga per Jemaat
e.1.2. Sumber Daya Ekonomi Rumah Tangga
yang tersedia di tiap jemaat
 Sektor Perkebunan
 Sektor Perikanan dan Rumput laut
 Sektor Peternakan
 Sektor Kehutanan
 Sektor rill/Wirausaha
e.1.3. Usaha Ekonomi unggulan milik jemaat
e.1.4. Penghasilan dan pengeluaran pokok
Rumah Tangga
e.2. Kualitas pendidikan Jemaat
e.2.1. Keadaan tingkat pendidikan tiap Jemaat
[sementara dijalani dalam dan atau luar
Jemaat dan Keadaan Tamatan]
e.2.2. Keadaan sarana fisik pendidikan tiap
jemaat
e.2.3. Keadaan siswa dan guru ditiap jemaat
[menurut kondisi terkini, dengan
memperhatikan akses pendidikan]
e.3. Kondisi Fisik Rumah Hunian dan Kualitas
Kesehatan Jemaat
e.3.1. Kondisi fisik Rumah Hunian keluarga
e.3.2. Gambaran Sanitasi Lingkungan
e.3.3. Sarana kesehatan yang tersedia
e.3.4. Ketersediaan tenaga medis
e.3.5. Ketersediaan tenaga pengobatan
Alternatif/Tradisional
f. Dinamika Sosiologis – Kultural Jemaat
f.1. Corak Sosiologis
f.2. Corak Kultural
g. Dinamika Ekumene dan Relasi Antar Lembaga.
h. Ketersediaan Sarana Informasi dan Komunikasi.
i. Ketersediaan Akses Internet dan Alat Elektronik.

II.2. Gambaran Perkembangan Jemaat GPM Morekau

II.2.1. Capaian Profil Umat

II.2.2. Capaian Profil Pelayan

II.2.3. Capaian Profil Lembaga

II.2.4. Capaian Visi dan Misi Pengembangan Jemaat

II.3. Pemetaan Kekuatan Pelayanan Jemaat GPM Morekau

II.4. Analisa Keuangan Jemaat

II.4.1. Sumber – sumber Keuangan Konvensional Jemaat


II.4.2. Sumber – sumber Keuangan Non – Konvensional Jemaat

II.5. Tantangan dan Arah Perubahan Jemaat GPM Morekau

 BAB III : VISI DAN MISI GPM


III.1. Visi GPM

III.2. Misi GPM

 BAB IV : SASARAN STRATEGIS PENGEMBANGAN JEMAAT GPM


MOREKAU
IV.1. Sasaran Strategis Pengembangan Umat

IV.2. Sasaran Strategis Pengembangan Pelayan

IV.3. Sasaran Strategis Pengembangan Lembaga

IV.4. Kebijakan Sasaran Strategis [lampiran]

 BAB V : KEGIATAN STRATEGIS


V.2. Kegiatan Strategis [lampiran]

V.3. Kebijakan Kegiatan Strategis [lampiran]

 BAB VI : MONITORING DAN EVALUASI


 BABVII : PENUTUP
Lampiran :

1. Kebijakan Sasaran Strategis


2. Korelasi Kegiatan Strategis dan Sasaran Strategis
Pengembangan
3. Kegiatan Strategis Seksi – seksi
4. Kebijakan Kegiatan Strategis

Sekilas terlihat jelas bahwa sistematika renstra dengan pendekatan AI terlihat


lebih rapih dan lebih mendetail menarik bukan hanya secara umum melainkan
sampai pada komplement-komplement dari sub-bagian yang dibahas sehingga
pemuatan informasi yang ditampilkan terasa lebih banyak dan mudah untuk
digunakan, di sisi lain juga renstra denga AI menampilkan sudut pandang yang
lebih positifisme karena lebih menonjolkan keunggulan sumber daya yang ada di
dalam jemaat. Terdapat unsur-unsur baru yang nampaknya tidak ada dalam renstra
periode sebelumnya yang dapat mengingatkan profil jemaat terkait dengan
pencapaian jemaat tersebut. Di sisi lain renstra dengan AI juga bukan hanya
menampakan sasaran strategis namun dibuat lebih detail dengan adanya kegiatan
strategis serta kebijakan strategis. Namun sayangnya karena Apresiatif Inquiry
terlalu berfokus dengan keunggulan sehingga mereka meluputkan kelemahan dan
ancaman yang bisa saja terjadi secara tidak terduga dalam proses pelayanan
Tradisi teologis Barat menekankan pemberitaan tentang dosa dan pengembalian
dana Kabar ini bisa berimplikasi pada iman Kristen yang kurang
menggembirakan, bahkan pesimistis, karena menekankan kesadaran akan
keberdosaan manusia dan ketidakmampuan manusia untuk mencari keselamatan.
Pengaruh pesan yang positif dan optimis adalah meyakinkan bahwa keselamatan
kita pada hakekatnya adalah anugerah dari Tuhan dan oleh karena itu sikap
manusia yang benar adalah mensyukuri dengan gembira. Sebuah proses teologis
praktis melalui apresiatif pertanyaan ini secara sadar Ambil pendekatan yang
positif dan optimis. Saya ingin menyoroti pemikiran dua teolog Protestan dan satu
teolog Katolik yang menekankan dimensi positif dari penghayatan iman Kristiani
dan yang dapat dijadikan asumsi teologis penting dalam studi yang berharga ini.
Sudah lama kita menemukan visi dan tema teologis baru dalam literatur teologis16
MANAKAH YANG LEBIH BAIK?

Analisis SWOT dan Appreciative Inquiry adalah dua metode yang berbeda dan
memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Keduanya dapat digunakan
dalam situasi yang berbeda tergantung pada kebutuhan organisasi.

Analisis SWOT merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengidentifikasi


kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan
ancaman (Threats) yang ada di dalam organisasi. Melalui analisis ini, organisasi
dapat mengetahui posisinya saat ini dan merumuskan strategi yang tepat untuk
mencapai tujuannya. Namun, analisis SWOT cenderung berfokus pada masalah
dan kelemahan yang ada di dalam organisasi.

Sementara itu, Appreciative Inquiry merupakan suatu pendekatan yang berfokus


pada hal-hal positif yang ada di dalam organisasi. Melalui pendekatan ini,
organisasi dapat menemukan potensi yang dimilikinya dan memaksimalkannya
untuk mencapai perkembangan yang diinginkan. Appreciative Inquiry cenderung
berfokus pada solusi dan potensi yang ada di dalam organisasi.

Dengan demikian, tidak ada metode yang lebih baik antara analisis SWOT dan
Appreciative Inquiry. Keduanya dapat digunakan secara bersamaan untuk
16
J. B. Banawiratma, “Proses Teologi Praktis Melalui Appreciative Inquiry,” Teologi 37, no. 2
(2013): 123–148.
memberikan pandangan yang lebih komprehensif mengenai kondisi organisasi
saat ini dan potensi yang dimilikinya. Organisasi dapat memilih metode mana
yang lebih sesuai dengan kebutuhannya.
PENUTUP

Simpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT dan


Appreciative Inquiry merupakan dua metode yang dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan strategis di dalam organisasi. Kedua metode ini memiliki
perbedaan yang cukup signifikan dalam pendekatan dan fokusnya. Namun,
keduanya dapat digunakan secara bersamaan untuk memberikan pandangan yang
lebih komprehensif mengenai kondisi organisasi saat ini dan potensi yang
dimilikinya.

Analisis SWOT cenderung berfokus pada masalah dan kelemahan yang ada di
dalam organisasi, sementara Appreciative Inquiry cenderung berfokus pada solusi
dan potensi yang ada di dalam organisasi. Dengan demikian, penggunaan kedua
metode tersebut secara bersamaan dapat memberikan pandangan yang lebih
komprehensif mengenai kondisi organisasi saat ini dan potensi yang dimilikinya.

Saran

Untuk pengambilan keputusan strategis di dalam organisasi, disarankan untuk


menggunakan kedua metode tersebut secara bersamaan untuk memberikan
pandangan yang lebih komprehensif mengenai kondisi organisasi saat ini dan
potensi yang dimilikinya. Organisasi dapat memanfaatkan kelebihan dari masing-
masing metode tersebut untuk merumuskan strategi yang tepat untuk mencapai
tujuannya.
Analysis, Swot, Coca-cola Enterprises, Pernod Ricard, and Lipton Ice. SWOT
Analysis SWOT ANALYSIS. Vol. i. Team FME, 2013.

Banawiratma, J. B. “Proses Teologi Praktis Melalui Appreciative Inquiry.”


Teologi 37, no. 2 (2013): 123–148.

Department of Sustainability and Environment. Book 1. An Introduction to


Engagement. Effective Engagement: Building Relationships with Community
and Other Stakeholders. East Melbourne: The Community Engagement
Network, 2005.

Dr. Paulus Wardoyo, MM. Enam Alat Analisis Manajemen. Semarang: Semarang
University Press, 2011.

Horwath, Rich. Strategy For You Building A Bridge To The Life You Want. Texas:
Greenleaf Book Group Press, 2012.

Mangundjaya, Wustari L. H. PENGEMBANGAN ORGANISASI: DIAGNOSIS


DAN INTERVENSI. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing, 2014.

Mujito, SE., M.M. MANAJEMEN STRATEGIK : Dengan Pendekatan Analisis


SWOT. Banyumas: Wawasan Ilmu, 2023.

Purwono, Achmad. Excellent People, Excellent Business Pemikiran Strategik


Untuk Human Capital Indonesia. jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Simon, Pdt. Dr. John C. Dari Pengenalan Diri Menuju Majelis Sinode 80 :
Sebuah Eklesiologi Konstruktif GPIB. Depok: PT. Kanisius, 2021.

Tino Ulahayanan, MSC. Gereja Di Atas Batu Karang. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2019.

Trosten-Bloom, Diana Whitney & Amanda. The Power of Appreciative Inquiry:


A Practical Guide to Positive Change Second Edition, Revised & Expanded.
Oakland: Berrett-Koehler Publishers, 2016.

Tschäppeler, Roman, and Mikael Krogerus. THE DECISION BOOK Mikael


Krogerus. London: Profile Books, 2017.

Anda mungkin juga menyukai