Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PRICING AND PROFITABILITY ANALYSIS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 9

LAODE MARZA DINUL FIKRA [ B1B122129]


RUSMIATI A. LA MARAE [ B1B122162]
LISNAWATI RAFIUDIN [ B1B122130]
SALMAWATI [ B1B122163]
NUR WULAN [ B1B122155]

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji dan syukur kami


panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat dan karunia-Nya kami
selaku kelompok sembilan mampu menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini
dibuat sebagai salah satu tugas untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Biaya. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada Unika Oktaviani Damau, S.M., M.M. yang telah memberikan tugas ini kepada
kami. Dengan Makalah yang berjudul " PRICING AND PROFITABILITY ANALYSIS"
yang disusun oleh kami selaku kelompok sembilan untuk memenuhi tugas mata
kuliah manajemen biaya. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya.

penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat
memperluas pemahaman tentang PRICING AND PROFITABILITY ANALYSIS. Kami
pun mengetahui bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun agar makalah
ini jauh lebih baik kedepannya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................. 3
BAB I............................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................... 4
1.1 latar belakang................................................................................................................................. 4
1.2 rumusan masalah.......................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan................................................................................................................................................ 5
BAB II............................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN............................................................................................................................................ 6
A. PRICING................................................................................................................................................... 6
2.1 pengertian penentuan harga (pricing).................................................................................6
2.2 Tujuan Penetapan Harga............................................................................................................7
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Produk :........................................................8
2.4 Metode penetapan harga............................................................................................................8
Contoh Penerapan Mark Up Pricing...........................................................................................11
B. ANALISA PROFITABILITAS ( profitability analysis )...........................................................12
2.5 Pengertian profitabilitas..........................................................................................................12
2.6 Rasio profitabilitas.....................................................................................................................13
2.7 Fungsi rasio profitabilitas.......................................................................................................14
2.8 Jenis – jenis rasio profitabilitas.............................................................................................14
2.9 Customer Profitability Analysis (CPA)...............................................................................20
BAB III......................................................................................................................................................... 25
PENUTUP................................................................................................................................................... 25
3.1 kesimpulan.................................................................................................................................... 25
3.2 saran................................................................................................................................................ 26
DAFTRA PUSTAKA................................................................................................................................. 26
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Analisis harga dan profitabilitas merupakan komponen penting dalam
manajemen keuangan dan strategi bisnis. Penetapan harga yang tepat dan
pemahaman yang baik tentang profitabilitas membantu perusahaan dalam
mengoptimalkan pendapatan, mengelola biaya, dan mencapai keberhasilan
jangka panjang. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus
dapat menetapkan harga yang memadai untuk produk atau layanan mereka agar
tetap bersaing. Analisis harga membantu perusahaan dalam memahami taktik
harga pesaing, membandingkan nilai yang ditawarkan dengan harga yang
ditetapkan, dan menentukan strategi harga yang optimal.
Profitabilitas adalah ukuran keberhasilan keuangan suatu bisnis. Analisis
profitabilitas memungkinkan perusahaan untuk memahami margin keuntungan
yang dihasilkan dari produk atau layanan tertentu, membandingkan kinerja
keuangan dalam periode waktu yang berbeda, dan mengidentifikasi faktor-faktor
yang berdampak pada profitabilitas. Informasi ini membantu perusahaan dalam
mengambil keputusan yang lebih baik terkait strategi bisnis dan pengelolaan
keuangan.Analisis harga dan profitabilitas memberikan wawasan yang penting
dalam pengambilan keputusan strategis. Dengan pemahaman yang baik tentang
biaya produksi, harga pasar, margin keuntungan, dan profitabilitas, perusahaan
dapat mengembangkan strategi penentuan harga yang efektif, strategi
diferensiasi produk, atau strategi penetrasi pasar. Keputusan ini dapat
berdampak pada pangsa pasar, pertumbuhan perusahaan, dan keuntungan
jangka panjang.
Melalui analisis harga dan profitabilitas, perusahaan dapat mengidentifikasi area
di mana efisiensi operasional dapat ditingkatkan. Dengan memahami biaya
produksi, perusahaan dapat mengelola sumber daya dengan lebih efektif,
mengurangi pemborosan, dan meningkatkan efisiensi proses bisnis. Hal ini dapat
berkontribusi pada peningkatan profitabilitas secara keseluruhan.
Dalam rangka menjaga keberhasilan bisnis, penting bagi perusahaan untuk
secara teratur melakukan analisis harga dan profitabilitas. Dengan menggunakan
informasi yang dihasilkan dari analisis ini, perusahaan dapat mengambil
keputusan yang lebih baik, mengoptimalkan pendapatan, mengelola biaya
dengan efektif, dan memperkuat posisinya di pasar.

1.2 rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan penentuan harga (pricing) ?
2. Apa tujuan dari pricing ?
3. Faktor – faktor apa saja yang mepengaruhi harga produk ?
4. Metode apa saja yang di gunakan dalam pricing ?
5. Apa yang dimaksud analisa profitabilitas ( profitability analysis )?
6. Apa yang dimaksud dengan rasio profitabilitas ?
7. Apa fungsi dari rasio profitabilitas ?
8. Jenis-jenis rasio profitabilitas ?
9. Apa yang dimaksud dengan Customer Profitability Analysis (CPA)

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan penentuan harga (pricing)


2. Mengetahui tujuan dari pricing
3. Mengetahui faktor – faktor yang mepengaruhi harga produk
4. Untuk mengetahui metode yang di gunakan dalam pricing
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud analisa profitabilitas (profitability
analysis)
6. Mengetahui apa yang dimaksud dengan rasio profitabilitas
7. Untuk memahami fungsi rasio profitabilitas
8. Untuk memahami Jenis-jenis rasio profitabilitas
9. Memgetahui Customer Profitability Analysis (CPA)
BAB II

PEMBAHASAN

A. PRICING

2.1 pengertian penentuan harga (pricing)


Salah satu keputusan yang dihadapi oleh perusahaan adalah penentuan harga.
Penentuan harga adalah proses dimana sebuah bisnis menetapkan harga saat ia
akan menjual produk dan jasa, dan merupakan menjadi bagian dari rencana
pemasaran bisnis. Dalam menetapkan harga, bisnis akan memperhitungkan harga di
mana bisa mempertimbangkan suatu barang, biaya produksi, pasar, persaingan,
kondisi pasar, merek, dan kualitas produk.

Harga dipengaruhi oleh jenis saluran distribusi yang digunakan, jenis promosi yang
digunakan, dan kualitas produk. harga biasanya akan relatif tinggi jika biaya
manufaktur mahal, distribusi eksklusif, dan produk ini didukung oleh iklan yang
luas dan kampanye promosi. Harga murah bisa menjadi pengganti yang layak untuk
kualitas produk, promosi yang efektif, atau upaya penjualan energik oleh distributor.

Dari titik pandang pemasar, harga yang efisien adalah harga yang sangat dekat
dengan kemampuan yang pelanggan siap untuk membayar. Dalam istilah ekonomi,
itu adalah harga yang menggeser sebagian besar surplus ekonomi konsumen ke
produsen. Sebuah strategi harga yang baik akan menjadi salah satu cara yang bisa
menyeimbangkan antara harga dasar (harga di bawah harga keseimbangan yang
berakhir kerugian) dan langit-langit harga.

Setiap pebisnis memulai bisnis dengan motif dan niat untuk mendapatkan
keuntungan. Ambisi ini dapat diperoleh dengan metode penetapan harga suatu
perusahaan. Saat menetapkan biaya suatu produk dan layanan, hal-hal berikut harus
dipertimbangkan:

 Identitas barang dan jasa


 Biaya barang dan jasa serupa di pasar
 Audiens sasaran untuk siapa barang dan jasa diproduksi
 Total biaya produksi (bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya mesin, transit,
biaya persediaan dll).
 Elemen eksternal seperti aturan dan peraturan pemerintah, kebijakan,
ekonomi, dll.,

2.2 Tujuan Penetapan Harga

 Kelangsungan hidup

Tujuan penetapan harga untuk perusahaan mana pun adalah untuk


menetapkan harga yang wajar bagi konsumen dan juga bagi produsen untuk
bertahan hidup di pasar. Setiap perusahaan terancam dikeluarkan dari pasar
karena persaingan yang ketat, perubahan preferensi dan selera
pelanggan. Oleh karena itu, saat menentukan biaya suatu produk, semua
variabel dan biaya tetap harus dipertimbangkan. Setelah fase bertahan hidup
selesai, perusahaan dapat berusaha untuk mendapatkan keuntungan ekstra.

 Perluasan keuntungan saat ini

Sebagian besar perusahaan mencoba memperbesar margin keuntungan


mereka dengan mengevaluasi permintaan dan penawaran jasa dan barang di
pasar. Jadi penetapan harga ditetapkan sesuai dengan permintaan produk dan
pengganti produk itu. Jika permintaan tinggi maka harga juga akan tinggi.

 Menguasai pasar

Perusahaan memberlakukan angka rendah untuk barang dan jasa untuk


mendapatkan ukuran pasar yang besar. Teknik ini membantu meningkatkan
penjualan dengan meningkatkan permintaan dan menghasilkan biaya
produksi yang rendah.

 Pasar untuk ide inovatif


Di sini, perusahaan menetapkan harga tinggi untuk produk dan layanan
mereka yang sangat inovatif dan menggunakan teknologi mutakhir. Harganya
tinggi karena biaya produksi yang tinggi. Ponsel, gadget elektronik adalah
beberapa contohnya.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Produk :


1. Sensitivitas Harga

2. Persepsi Harga

3. Kualitas

4. Perantara

5. Pesaing

6. Pemasok

7. Inflasi

8. Kebaruan

9. Pendapatan

10. Kisaran Produk

11. Produk siklus hidup

2.4 Metode penetapan harga


Metode penetapan harga adalah teknik yang diterapkan perusahaan untuk
mengevaluasi biaya produk mereka. Proses ini merupakan tantangan paling
menantang yang dihadapi oleh perusahaan, karena harga harus sesuai dengan
struktur pasar saat ini dan juga melengkapi pengeluaran perusahaan dan
mendapatkan keuntungan. Selain itu, perusahaan harus mempertimbangkan
penetapan harga produk pesaing, jadi memilih metode penetapan harga yang tepat
sangatlah penting.
Metode penetapan harga dibagi menjadi dua bagian:

Metode Penetapan Harga Berorientasi Biaya 

Ini adalah dasar untuk mengevaluasi harga barang jadi, dan sebagian besar
perusahaan menerapkan metode ini untuk menghitung harga pokok produk. Metode
ini dibagi lagi menjadi beberapa cara berikut.
Metode penetapan harga dibagi menjadi dua bagian:

 Cost-Plus Pricing

Strategi penetapan harga yang bisa diikuti oleh perusahaan besar maupun

kecil adalah dengan menentukan harga plus.Penerapan metode ini adalah

dengan menentukan harga jual dengan berpedoman kepada hitungan jumlah

keseluruhan biaya yang digunakan. Setelah itu, hasil hitungan akan

digabungkan dengan satuan jumlah tertentu untuk menutupi laba, atau sering

disebut juga dengan margin.Fungsi utama dari metode penetapan biaya harga

plus ini adalah supaya perusahaan bisa mendapatkan laba sebesar-besarnya.

Adapun formula dari metode cost-plus pricing method adalah sebagai


berikut:

BIAYA TOTAL + MARGIN = HARGA JUAL

 Harga Mark-up

Di sini, angka tetap atau persentase dari total biaya suatu produk ditambahkan
ke harga akhir produk untuk mendapatkan harga jual suatu produk.

Persentase Mark Up = ((Harga Jual – Total Biaya) / Total Biaya) x 100

 Target-Returning Pricing
perusahaan menetapkan biaya produk untuk mencapai Tingkat Pengembalian
Investasi.

Metode Penetapan Harga Berorientasi Pasar

kategori ini ditentukan berdasarkan riset pasar

 Perceived-Value Pricing

Dalam metode ini, produsen menetapkan biaya dengan mempertimbangkan


pendekatan pelanggan terhadap barang dan jasa, termasuk elemen lain
seperti kualitas produk, iklan, promosi, distribusi, dll. yang memengaruhi
sudut pandang pelanggan.

 Penetapan harga nilai

Dalam metode ini, perusahaan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi


tetapi harganya rendah.

 Going-Rate Pricing

Dalam metode ini, perusahaan meninjau tarif pesaing sebagai dasar dalam
menentukan tarif produk mereka. Biasanya harga produk akan kurang lebih
sama dengan kompetitor.

 Harga Jenis Lelang

Dengan lebih banyak penggunaan internet, metode penetapan harga


kontemporer ini berkembang dari hari ke hari. Banyak platform online seperti
OLX, Quickr, eBay, dll. Menggunakan situs online untuk membeli dan menjual
produk ke pelanggan.

 Harga Diferensial

 Metode ini diterapkan ketika harga harus berbeda untuk kelompok atau
pelanggan yang berbeda. Di sini, harga mungkin berbeda menurut wilayah,
area, produk, waktu, dll.

contoh kasus perhitungan cost plus pricing method di bawah ini:


Seorang kontraktor bangunan menghitung-hitung bahwa untuk membangun
dan menjual lima buah rumah yang sejenis, akan dikeluarkan sejumlah biaya
dengan rincian sebagai berikut:

 Biaya material: Rp 25.000.000


 Biaya tenaga kerja: Rp 10.000.000
 Biaya lain (seperti sewa kantor, penyusutan alat-alat, gaji pimpinan, dsb.):
Rp 5.000.000

Sehingga jumlah total biaya adalah Rp 40.000.000

Apabila ia menghendaki laba sebesar 20% dari biaya total, maka:

Harga jual total = biaya total + laba

= Rp 40.000.000 + (20% x Rp 40.000.000)

=Rp 48.000.000

Dengan demikian, masing-masing rumah akan dijual seharga Rp 9.600.000


didapat dari perhitungan (Rp 48.000.000 / 5) dengan laba sebesar Rp
1.600.000  didapat dari perhitungan  (Rp 8.000.000 / 5).

Contoh Penerapan Mark Up Pricing

PT A merupakan perusahaan yang bergerak di bidang furniture khusus pembuatan


meja dan kursi kerja. PT A mendapat order berupa 60 kursi dan 10 meja kerja.
Customer juga meminta PT A untuk merakit meja dan kursi tersebut di kantor
mereka.

Total biaya pembuatan untuk kursi sebesar Rp 1.000.000 per kursi dan biaya
pembuatan meja sebesar Rp 5.000.000 per meja. Total biaya perakitan di kantor
customer sebesar Rp 10.000.000. Jika PT A ingin mendapatkan keuntungan 30%
dari pesanan tersebut, berapa harga jualnya ke customer? Cara menghitung mark
up untuk contoh soal diatas dilakukan dengan 2 langkah berikut :
Langkah 1 : Hitung total biaya pesanan

Total Biaya Pesanan (TBP) = (Biaya Kursi + Biaya Meja + Biaya Perakitan)

TBP = (Rp 1.000.000 x 60 kursi) + (Rp 5.000.000 x 10 meja) + Rp 10.000.000

Total Biaya = 120.000.000

Langkah 2 : Tentukan harga jual dengan persentase 30%.

Persentase Mark Up = ((Harga Jual – Total Biaya) / Total Biaya) x 100

30% = (Harga Jual – 120.000.000) / 120.000.000

Maka harga jualnya adalah sebesar Rp 156.000.000

Dari contoh soal tersebut dan perhitungan di atas bisa disimpulkan bahwa agar PT
Amencapai persentase mark up 30%, maka harga jual meja, kursi dan biaya
perakitannya adalah sebesar Rp 156.000.000.

B. ANALISA PROFITABILITAS ( profitability analysis )

2.5 Pengertian profitabilitas


Profitabilitas merupakan kemampuan mencapai keuntungan yang dicapai oleh
perusahaan dalam satu periode tertentu. Dasar penilaian profitabilitas adalah
laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan rugi-laba perusahaan.
Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil analisis
sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai beberapa aspek
tertentu dari operasi perusahaan.
Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets, maupun
modal sendiri. Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun
gambaran tentang efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang
diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan. Laporan
keuangan seperti neraca, laporan rugi-laba dan cash flow dianalisis dengan
menggunakan alat analisis yang sesuai dengan kebutuhan analis. Alat analisis
keuangan antara lain : analisis sumber dan  penggunaan dana, analisis
perbandingan, analisis trend, analisis Lavarege, analisis break even, analisis rasio
keuangan dan lain-lain.

2.6 Rasio profitabilitas


Rasio merupakan salah satu metode untuk menilai kondisi keuangan
perusahaan berdasarkan perhitungan-perhitungan rasio atas dasar analisis
kuantitatif, yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang
lainnya dalam laporan rugi-laba dan neraca. Di samping itu juga, dipergunakan
rasio-rasio finansial perusahaan yang memungkinkan untuk membandingkan rasio
suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau dengan rasio rata-rata
industri.

Rasio profitabilitas atau profitability ratio adalah rasio atau perbandingan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari
pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar
pengukuran tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan
seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan
yang memengaruhi catatan atas laporan keuangan yang harus sesuai dengan
standar akuntansi keuangan.
Penggunaan rasio ini juga menunjukkan efisiensi perusahaan.
Dari perspektif investor, pertumbuhan keuntungan perusahaan merupakan salah
satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang.
Hal ini penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan
dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberi pengembalian keuntungan
yang sesuai dengan tingkat yang diharapkan investor.

2.7 Fungsi rasio profitabilitas

 Mengetahui tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam satu


periode tertentu.
 Membandingkan dan menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang.
 Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
 Mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang dihasilkan dari dana yang
tertanam dalam total aset dan total ekuitas.
 Mengetahui tingkat laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
 Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan, baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
 Mengukur margin laba kotor atas penjualan bersih, mengukur margin laba
operasional atas penjualan bersih, dan mengukur margin laba bersih atas
penjualan bersih.

2.8 Jenis – jenis rasio profitabilitas

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba
kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Laba kotor yang
dipengaruhi oleh laporan arus kas memaparkan besaran laba yang didapatkan
oleh perusahaan dengan pertimbangan biaya yang terpakai untuk memproduksi
produk atau jasa.
Gross profit margin mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya
produksi.Semakin besar gross profit margin semakin baik (efisien) kegiatan
operasional perusahaan yang menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah
daripada penjualan (sales) yang berguna untuk audit operasional. Jika sebaliknya,
maka perusahaan kurang baik dalam melakukan kegiatan operasional.

Rumus perhitungan margin laba kotor sebagai berikut:

Gross Profit Margin = (Laba Kotor/ Total Pendapatan) x 100%

Contoh rumus rasio profitabilitas gross profit margin :

Laba kotor perusahaan PT Megah Sejahtera: Rp48.000.000

Total pendapatan perusahaan: Rp55.000.000

Maka Gross Profit Margin perusahaan PT Megah Sejahtera adalah sebagai berikut :

(Laba Kotor : Total Pendapatan) x 100%

= (48.000.000 : 55.000.000) x 100%

= 87%

b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk
menilai persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap
pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Margin laba bersih ini disebut
juga profit margin ratio. Salah satu manfaat rasio profitabilitas adalah
untuk mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi net
profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.

Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini:

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan

Contoh rumus rasio profitabilitas net profit margin :


Pendapatan Penjualan Bersih (Net Sales) = Rp27.063.310.000.000.

Laba Bersih setelah Pajak (Net Profit after Tax) = Rp2.064.650.000.000.

Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) : ??

Jawaban:

Margin Laba Bersih = Laba Bersih setelah Pajak : Pendapatan Penjualan bersih

Margin Laba Bersih = Rp2.064.650.000.000 : Rp27.063.310.000.000

Margin Laba Bersih = 7,63%

c. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)

Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai


persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya
atau total aset sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa
terlihat dari persentase rasio ini.

Rumus rasio pengembalian aset adalah sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih : Total Aset

Contoh perhitungan rumus rasio profitabilitas ROA dengan memakai data laporan
keuangan sebuah perusahaan.

Diketahui: laba bersih perusahaan sebesar Rp180.000.000 dan total aset


Rp20.000.000, maka hitunglah ROA perusahaan.

ROA = Laba Bersih : Total Aset

ROA = 180.000.000 : 20.0000.000 = 9%

d. Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity Ratio)

Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai


kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham
perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari
penghasilan (income) perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan oleh para
pemilik perusahaan (pemegang saham biasa dan pemegang saham preferen).

Return on equity menunjukkan seberapa berhasil perusahaan mengelola


modalnya (net worth), sehingga tingkat keuntungan diukur dari investasi pemilik
modal atau pemegang saham perusahaan. ROE yaitu rentabilitas modal sendiri
atau yang disebut rentabilitas usaha.

Rumus Return On Equity sebagai berikut.

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham

Contoh perhitungan menggunakan rumus rasio profitabilitas return on equity


ratio (ROE):

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan per tanggal 31 Desember 2017,


PT Megah Sejahtera yang bergerak di sektor konstruksi memiliki laba bersih
setelah pajak sebesar Rp500 juta, total ekuitas para pemegang saham adalah
sebanyak Rp800 juta.

Berapakah rasio pengembalian ekuitas atau Return of Equity (ROE) PT Megah


Sejahtera?

ROE = Laba bersih setelah Pajak : Ekuitas Pemegang Saham

ROE = Rp500.000.000 : Rp800.000.000

ROE = 62,5%

e. Rasio Pengembalian Penjualan (Return on Sales Ratio)

Return on Sales adalah merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat


keuntungan perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi seperti
upah pekerja, bahan baku, dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan bunga. Rasio
ini menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan
yang juga disebut margin operasional (operating margin) atau Margin pendapatan
operasional (operating income margin).

Berikut ini rumus untuk menghitung return on sales (ROS):


ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%

Contoh rumus rasio profitabilitas return on sales ratio (ROS):

PT Megah Sejahtera menghasilkan Laba sebelum Pajak dan Bunga sebesar Rp100
juta sedangkan Penjualan adalah sebesar Rp1,5 miliar.

Berapakah Return on Sales atau tingkat pengembalian Penjualan PT Megah


Sejahtera?

Jawaban:

ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan) x 100%

ROS = (Rp. 100.000.000 : Rp. 1.500.000.000) x 100%

ROS =  6,7%

f. Pengembalian Modal yang Digunakan (Return on Capital Employed)

Return on Capital Employed (ROCE) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur


keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai dalam bentuk persentase (%).
Modal yang dimaksud adalah ekuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak
lancar atau total aset dikurangi kewajiban lancar. ROCE mencerminkan efisiensi
dan profitabilitas modal atau investasi perusahaan.

Laba sebelum pengurangan pajak dan bunga dikenal dengan istilah ”EBIT” yaitu
Earning Before Interest and Tax. Berikut ini 2 rumus ROCE yang sering digunakan.

ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Modal Kerja

atau

ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / (Total Aset – Kewajiban)

g. Return on Investment (ROI)

Return on investment (ROI) merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba


bersih setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on investment berguna
untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam
menghasilkan keuntungan terhadap jumlah aktiva secara keseluruhan yang
tersedia pada perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik kondisi
suatu perusahaan.

Rumus Return on Investment berikut ini.

ROI = ( (Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi ) x 100 %

Contoh perhitungan dengan rumus profitability ratio ini adalah:

Perusahaan Maju Bersama melakukan investasi sebesar Rp500.000.000 kepada


sebuah usaha penjualan produk kendaraan. Perusahaan Maju Bersama ternyata
mendapatkan penjualan sebesar 1.000 unit kendaraan. Dan dari penjualan
tersebut perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp600.000.000.

Diketahui : Keuntungan (laba) investasi sebesar Rp100.000.000

Dan modal (investasi) awal sebesar Rp500.000.000

Jadi diperoleh perhitungannya sebagai berikut.

ROI = (Rp600 juta – Rp500 juta) : Rp500 juta) x 100 = 20%

Jadi diperoleh ROI nya adalah sebesar 20%

h. Earning Per Share (EPS)

Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat kemampuan


per lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan. Manajemen
perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat
memperhatikan earning per share karena menjadi indikator keberhasilan
perusahaan.

Rumus earning per share sebagai berikut.

EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen / Jumlah  Saham
Biasa yang Beredar
Contoh rumus EPS :

Perusahaan Setia Merdeka mempunyai saham yang beredar sebanyak 1 juta


lembar pada tahun 2017, Laba bersih setelah pajak adalah Rp1 miliar. Perusahaan
Setia Merdeka kemudian memutuskan untuk membagikan 10% dividen atau
sekitar Rp100 juta kepada pemegang sahamnya.

Berapakah Earning Per Share (EPS) atau Laba per lembar sahamnya ?

Laba per Saham (EPS) =  (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen) : Jumlah Saham
yang Beredar

Laba per Saham (EPS) =  (1.000.000.000 – Rp100.000.000) : 1.000.000

Laba per Saham (EPS) = 900.000.000 : 1.000.000

Laba per Saham (EPS) = 900,-

Jadi Laba per Saham atau Earning per Share (EPS) PT Setia Merdeka adalah
sebesar Rp900.

Rasio-rasio keuangan yang memuat rasio profitabilitas benar-benar dibutuhkan


untuk memperhitungkan tingkat keuntungan perusahaan pada setiap periode.

2.9 Customer Profitability Analysis (CPA)


Hilton et al. (2003: 159) mendefinisikan Customer Profitability Analysis adalah
pendekatan manajemen biaya yang mengidentifikasikan biaya dan manfaat dari
pelayanan kepada pelanggan atau kelompok pelanggan tertentu untuk
meningkatkan profitabilitas organisasi (perusahaan) secara keseluruhan. Customer
Profitability Analysis (CPA) adalah analisis dan pelaporan pendapatan yang
diperoleh dari pelanggan dan biaya–biaya yang terjadi untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Analisis profitabilitas pelanggan dapat didefinisikan sebagai
suatu proses analisis yang meliputi pengidentifikasian pendapatan biaya dan laba ke
setiap individu customer atau kelompok customer.

Biaya pelanggan merupakan biaya-biaya yang timbul untuk melayani pelanggan,


yang meliputi aktivitas proses penjualan, penanganan pesanan, pengiriman sampai
dengan proses penagihan. Ada 2 jenis pelanggan: high cost to serve customers dan
low cost toserve customers (Purboyo & Kurniawan, 2007). High cost to serve
customers adalah pelanggan yang menimbulkan biaya pelayanan yang tinggi.
Sedangkan low cost toserve customers adalah pelanggan yang menimbulkan biaya
pelayanan yang rendah. Besarnya biaya pelanggan bergantung pada aktivitas yang
ditimbulkan oleh masing-masing pelanggan.

Tahapan - tahapan dalam melakukan Customer profitability analysis menurut


Mowen, yaitu :
1. Mengidentifikasi customer
Dalam mengidentifikasikan konsumen pada dasarnya konsumen itu dapat
dikelompokkan
berdasarkan selera, usia, tingkat sosial, cara pendistribusian kebutuhan konsumen,
referensi,
pendapatan, dll.
2. Menghitung customer revenue dan customer cost
Customer revenue adalah pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan
dalam melakukan
usahanya. Dan ini ditentukan oleh faktor jumlah pembelian konsumen akan produk,
pemberian
diskon pada konsumen, dan sales return and allowance. Customer cost adalah
biaya yang
dibebankan kepada konsumen pada saat konsumen mengkonsumsi produk atau
aktivitas.
Hongren (2000 : 383) mengelompokkan biaya konsumen dalam customer cost
hierarchy dalam
cost pool yang berbeda dengan dasar dari perbedaan atas cost driver atau dasar
pengalokasian
biaya, yang dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu :
1. Customer unit level cost : Sumber daya yang dikonsumsi setiap unit yang
terjual pada
konsumen.
2. Customer batch level cost : Sumber daya yang dikonsumsi pada setiap terjadi
penjualan.
3. Customer sustaining cost : Sumber daya atau jasa yang dikonsumsi berkaitan
dengan setiap
unit atau setiap terjadi penjualan kepada konsumen
Tahapan - tahapan dalam melakukan Customer profitability analysis menurut
Mowen, yaitu :
1. Mengidentifikasi customer
Dalam mengidentifikasikan konsumen pada dasarnya konsumen itu dapat
dikelompokkan
berdasarkan selera, usia, tingkat sosial, cara pendistribusian kebutuhan konsumen,
referensi,
pendapatan, dll.
2. Menghitung customer revenue dan customer cost
Customer revenue adalah pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan
dalam melakukan
usahanya. Dan ini ditentukan oleh faktor jumlah pembelian konsumen akan produk,
pemberian
diskon pada konsumen, dan sales return and allowance. Customer cost adalah
biaya yang
dibebankan kepada konsumen pada saat konsumen mengkonsumsi produk atau
aktivitas.
Hongren (2000 : 383) mengelompokkan biaya konsumen dalam customer cost
hierarchy dalam
cost pool yang berbeda dengan dasar dari perbedaan atas cost driver atau dasar
pengalokasian
biaya, yang dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu :
1. Customer unit level cost : Sumber daya yang dikonsumsi setiap unit yang
terjual pada
konsumen.
2. Customer batch level cost : Sumber daya yang dikonsumsi pada setiap terjadi
penjualan.
3. Customer sustaining cost : Sumber daya atau jasa yang dikonsumsi berkaitan
dengan setiap
unit atau setiap terjadi penjualan kepada konsumen
Tahapan - tahapan dalam melakukan Customer profitability analysis menurut
Mowen, yaitu :
1. Mengidentifikasi customer
Dalam mengidentifikasikan konsumen pada dasarnya konsumen itu dapat
dikelompokkan
berdasarkan selera, usia, tingkat sosial, cara pendistribusian kebutuhan konsumen,
referensi,
pendapatan, dll.
2. Menghitung customer revenue dan customer cost
Customer revenue adalah pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan
dalam melakukan
usahanya. Dan ini ditentukan oleh faktor jumlah pembelian konsumen akan produk,
pemberian
diskon pada konsumen, dan sales return and allowance. Customer cost adalah
biaya yang
dibebankan kepada konsumen pada saat konsumen mengkonsumsi produk atau
aktivitas.
Hongren (2000 : 383) mengelompokkan biaya konsumen dalam customer cost
hierarchy dalam
cost pool yang berbeda dengan dasar dari perbedaan atas cost driver atau dasar
pengalokasian
biaya, yang dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu :
1. Customer unit level cost : Sumber daya yang dikonsumsi setiap unit yang
terjual pada
konsumen.
2. Customer batch level cost : Sumber daya yang dikonsumsi pada setiap terjadi
penjualan.
3. Customer sustaining cost : Sumber daya atau jasa yang dikonsumsi berkaitan
dengan setiap
unit atau setiap terjadi penjualan kepada konsumen
ahapan - tahapan dalam melakukan Customer profitability analysis menurut
Mowen, yaitu :
1. Mengidentifikasi customer
Dalam mengidentifikasikan konsumen pada dasarnya konsumen itu dapat
dikelompokkan
berdasarkan selera, usia, tingkat sosial, cara pendistribusian kebutuhan konsumen,
referensi,
pendapatan, dll.
2. Menghitung customer revenue dan customer cost
Customer revenue adalah pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan
dalam melakukan
usahanya. Dan ini ditentukan oleh faktor jumlah pembelian konsumen akan produk,
pemberian
diskon pada konsumen, dan sales return and allowance. Customer cost adalah
biaya yang
dibebankan kepada konsumen pada saat konsumen mengkonsumsi produk atau
aktivitas.
Hongren (2000 : 383) mengelompokkan biaya konsumen dalam customer cost
hierarchy dalam
cost pool yang berbeda dengan dasar dari perbedaan atas cost driver atau dasar
pengalokasian
biaya, yang dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu
ahapan - tahapan dalam melakukan Customer profitability analysis menurut
Mowen, yaitu :
1. Mengidentifikasi customer
Dalam mengidentifikasikan konsumen pada dasarnya konsumen itu dapat
dikelompokkan
berdasarkan selera, usia, tingkat sosial, cara pendistribusian kebutuhan konsumen,
referensi,
pendapatan, dll.
2. Menghitung customer revenue dan customer cost
Customer revenue adalah pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan
dalam melakukan
usahanya. Dan ini ditentukan oleh faktor jumlah pembelian konsumen akan produk,
pemberian
diskon pada konsumen, dan sales return and allowance. Customer cost adalah
biaya yang
dibebankan kepada konsumen pada saat konsumen mengkonsumsi produk atau
aktivitas.
Hongren (2000 : 383) mengelompokkan biaya konsumen dalam customer cost
hierarchy dalam
cost pool yang berbeda dengan dasar dari perbedaan atas cost driver atau dasar
pengalokasian
biaya, yang dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu
tahapan - tahapan dalam melakukan Customer profitability analysis menurut
Mowen, yaitu :
1. Mengidentifikasi customer
Dalam mengidentifikasikan konsumen pada dasarnya konsumen itu dapat
dikelompokkanberdasarkan selera, usia, tingkat sosial, cara pendistribusian
kebutuhan konsumen, referensi,pendapatan, dll.
2. Menghitung customer revenue dan customer cost
Customer revenue adalah pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan
dalam melakukanusahanya. Dan ini ditentukan oleh faktor jumlah pembelian
konsumen akan produk, pemberian diskon pada konsumen, dan sales return and
allowance. Customer cost adalah biaya yang dibebankan kepada konsumen pada
saat konsumen mengkonsumsi produk atau aktivitas.Hongren (2000 : 383)
mengelompokkan biaya konsumen dalam customer cost hierarchy dalamcost pool
yang berbeda dengan dasar dari perbedaan atas cost driver atau dasar
pengalokasianbiaya, yang dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu :
 Customer unit level cost : Sumber daya yang dikonsumsi setiap unit yang
terjual padakonsumen.
 Customer batch level cost : Sumber daya yang dikonsumsi pada setiap terjadi
penjualan.
 Customer sustaining cost : Sumber daya atau jasa yang dikonsumsi berkaitan
dengan setiapunit atau setiap terjadi penjualan kepada konsumen
 Distribution channel cost : Sumber daya yang dikonsumsi yang berkaitan
dengan channeldistribusi yang digunakan untuk melayani konsumen.
3. Menganalisa mana konsumen yang menguntungkan dan mana yang kurang
menguntungkanPerusahaan harus menganalisa terlebih dahulu berapa
margin yang diperoleh oleh pihakperusahaan dengan mengurangi
pendapatan yang diperoleh dari masing-masing konsumendengan biaya yang
dikeluarkan untuk melayani masing-masing jenis konsumen.
Untuk memulai analisis profitabilitas, sebaiknya pelanggan dikelompok dulu. Ada
berbagai caramengelompokkan misalnya berdasarkan jumlah penjualan (besar,
sedang, kecil) ataupun menurutCooper dan Kaplan (1999), seperti berikut

Gambar di atas menunjukkan bahwa Pelanggan berdasarkan jenisnya dibagi


menjadi empat, yaitu :

1. Cheap
Pelanggan ini memiliki biaya pelayanan yang rendah dan tidak mau membayar
mahal, sehinggamarjin yang diperoleh perusahaan adalah rendah. Namun belum
tentu merugikan, karena merekaberanggapan tidak banyak mengkonsumsi aktivitas
yang dilakukan perusahaan. Untuk memastikanuntung dan rugi, maka dibutuhkan
perhitungan profitabilitas pelanggan dengan menggunakan ABC.

2. Passive
Pelanggan ini memiliki biaya pelayanan yang rendah, namun demikian perusahaan
memiliki marjinyang tinggi dari pelanggan ini. Pelanggan ini adalah pelanggan yang
paling menguntungkan bagiperusahaan
3. Savvy
Perusahaan mendaptakan marjin yang tinggi, namun perusahaan harus
mengeluarkan biayapelayanan yang tinggi. Karena tingginya biaya, apabila
perusahaan tidak berhati-hati, maka jenispelanggan ini dapat merugikan
perusahaan.
4. Aggressive
Pelanggan ini memiliki biaya pelayanan yang tinggi, namun memiliki
marjin yang rendah.Pelanggan ini kemungkinan besar akan merugikan
perusahaan.Dengan memahami penggolongan pelanggan tersebut, diharapkan
perusahaan dapat mengambilkeputusan yang tepat dalam mengelola pelanggan

Cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas


pelanggan, yaitu sebagai berikut :
1. Memperbaiki proses, dengan cara mengefisiensikan aktivitas-aktivitas
melayani pelanggan.Misalnya, aktivitas yang bersifat batch, pelanggan memesan
dalam jumlah sedikit atau tidakmemesan sejumlah batch. Sehingga perlu diarahkan
pelanggan membeli sejumlah batch, yangada kalanya diberi diskon untuk
memengaruhinya.
2. ABC adalah menentukan harga berdasarkan aktivitas. Perusahaan dapat
memberikan pilihanpilihan harga yang didasarkan pada aktivitas. Misalnya,
pemesanan mendadak tentu akan adaaktivitas tambahan, sehingga perlu
ditingkatkan harga produknya.
3. Mengelola hubungan dengan pelanggan dengan tujuan untuk membujuk
pelanggan membelilebih banyak lagi produk atau jasa perusahaan. Salah satu
melayani pelanggan yang tinggiadalah biaya perolehan dan biaya mempertahankan
pelanggan. Biaya ini biasanya bersifat tetap,sehingga untuk menutupi biaya ini,
perusahaan harus menjual dalam jumlah yang banyak.
4. Lebih disiplin dalam memberikan diskon dan hadiah untuk memberikan
kepuasan kepadapelanggan. Namun perlu diseleksi dengan cermat
pelanggan yang mana yang sebaiknyadiberikan.

Contoh kasus
Perusahaan Best Buy adalah perusahaan ritel yang menjual produk fashion
secara online. Perusahaan ini memiliki berbagai pelanggan yang berbelanja
melalui platform e-commerce mereka. Dalam rangka menganalisis
profitabilitas pelanggan, perusahaan tersebut mengumpulkan data penjualan
dan biaya terkait untuk setiap pelanggan. Berikut adalah contoh data untuk
dua pelanggan:

Pelanggan A:
- Pendapatan dari penjualan: $10.000
- Biaya barang yang terjual: $4.000
- Biaya operasional: $2.000

Pelanggan B:
- Pendapatan dari penjualan: $8.000
- Biaya barang yang terjual: $3.000
- Biaya operasional: $1.500

Untuk menghitung laba kotor, kita dapat mengurangi biaya barang yang
terjual dari pendapatan penjualan:

Laba kotor Pelanggan A = Pendapatan penjualan - Biaya barang yang terjual


= $10.000 - $4.000
= $6.000

Laba kotor Pelanggan B = Pendapatan penjualan - Biaya barang yang terjual


= $8.000 - $3.000
= $5.000

Selanjutnya, untuk menghitung laba bersih, kita perlu mengurangi biaya


operasional dari laba kotor:

Laba bersih Pelanggan A = Laba kotor - Biaya operasional


= $6.000 - $2.000
= $4.000

Laba bersih Pelanggan B = Laba kotor - Biaya operasional


= $5.000 - $1.500
= $3.500

Dalam studi kasus ini, Pelanggan A menghasilkan laba kotor sebesar $6.000
dan laba bersih sebesar $4.000, sementara Pelanggan B menghasilkan laba
kotor sebesar $5.000 dan laba bersih sebesar $3.500.

Dari analisis ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Pelanggan A lebih


menguntungkan daripada Pelanggan B, baik dari segi laba kotor maupun laba
bersih. Informasi ini dapat membantu perusahaan Best Buy dalam
mengidentifikasi pelanggan yang paling menguntungkan dan mengarahkan
sumber daya mereka untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan
tersebut.

Perusahaan Best Buy dapat menggunakan data ini untuk mengembangkan


strategi pemasaran yang lebih efektif, seperti memberikan insentif kepada
pelanggan yang menghasilkan laba yang tinggi atau meningkatkan layanan
pelanggan untuk mempertahankan pelanggan yang menguntungkan.

Dengan memahami profitabilitas pelanggan, perusahaan dapat


mengoptimalkan strategi penjualan dan meningkatkan profitabilitas
keseluruhan perusahaan.

BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan
Penentuan harga adalah proses dimana sebuah bisnis menetapkan harga saat ia
akan menjual produk dan jasa, dan merupakan menjadi bagian dari rencana
pemasaran bisnis. Dalam menetapkan harga, bisnis akan memperhitungkan
harga di mana bisa mempertimbangkan suatu barang, biaya produksi, pasar,
persaingan, kondisi pasar, merek, dan kualitas produk.
Profitabilitas merupakan kemampuan mencapai keuntungan yang dicapai oleh
perusahaan dalam satu periode tertentu. Analisis profitabilitas bertujuan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam
hubungannya dengan penjualan, assets, maupun modal sendiri. Jadi hasil
profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang
efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh
dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan. 

3.2 saran

DAFTRA PUSTAKA

https://midtrans.com/id/blog/pricing-adalah

https://byjus.com/commerce/what-is-pricing/

https://glints.com/id/lowongan/strategi-penetapan-harga/
Santoso, Yuswanandre, and Denies Priantinah. "Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Struktur Aktiva, Likuiditas dan Growth Opportunity terhadap Struktur
Modal Perusahaan." Jurnal Profita: Kajian Ilmu Akuntansi 4.4 (2016).

https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-profitabilitas-pengertian-fungsi-jenis-dan-
contoh-terlengkap/

https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-profitabilitas-pengertian-fungsi-jenis-dan-
contoh-terlengkap/

https://kledo.com/blog/customer-profitability-analysis-cpa/

https://www.jurnal.id/id/blog/rasio-profitabilitas-pengertian-fungsi-jenis-dan-
contoh-terlengkap/

Anda mungkin juga menyukai