Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH I

AKUNTANSI MANAJEMEN

PENENTUAN HARGA JUAL

DAN

PENGANGGARAN OPERASI DAN KEUANGAN

DISUSUN OLEH:

NAMA: INDAH SADIRAN

STAMBUK: B1C1 18 223

KELAS: E

JURUSAN: AKUNTANSI

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Haluoleo

Tahun

2020
KATA PENGANTAR

Bismillah alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat,
rahmat beserta karunianya. Sehingga makalah ini yang sangat sederhana dan penuh dengan kekurangan
dapat kita selesaikan.

Dengan demikian kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan tugas ini utamanya dosen kami yang telah memberi pengarahan dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, baik isi maupun tehnik cara pembuatannya, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
untuk perbaikan makalah dimasa yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya semua orang dan kami
mengucapkan banyak terima kasih.

Kendari, 17 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................... i

DAFTAR
ISI................................................................................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang........................................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah....................................................................................................................................... 3

BAB II.. PEMBAHASAN ..............................................................................................................................

A. Pengertian Penetapan Harga..................................................................................................

B. Tujuan Penetapan Harga......................................................................................

C. Metode Henetapan Harga produk.......................................................................

D. Strategi Penetapan Harga............................................................................

E. Contoh Soal Penetapan Harga..................

F. Pengertian Anggaran Biaya Operasiona dan Keuangan.

G. Anggaran Biaya Operasional sebagai Perencanaan dan Pengendalian Manajemen

H. Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Biaya Operasional dan Keuangan

I. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional dan Keuangan

J. Aplikasi Anggaran Biaya Operasional

j.1. Bentuk Anggaran Biaya Operasional

j.2. Contoh Kasus Biaya operasional

BAB III. PENUTUPAN.

Kesimpulan .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bauran pemasaran atau marketing mix adalah konsep dasar dalam pemasaran, dimana didalamnya
memuat tentang tahapan-tahapan pemasaran suatu produk atau jasa. Tahapan-tahapan dalam bauran
pemasaran ini secara umum dikenal dengan istilah ‘4P’ yakni, Produk, Price, Place dan Promotion.

Salah satu keputusan yang penting dalam bauran pemasaran adalah ‘Price’ yaitu Penetapan Harga,
karena dalam penetapan harga ini perusahaan harus menetapkan tujuan, kalkulasi biaya, tingkat
permintaan, harga pasar serta pencapaian-pencapaian lainnya yang ingin diperoleh perusahaan atas
produk atau jasa yang dimilikinya.

Meskipun cara penetapan harga yang dipakai sama bagi setiap perusahaan yaitu didasarkan pada biaya,
persaingan, permintaan, dan laba. Tetapi kombinasi optimal dari faktor -faktor tersebut berbeda sesuai
dengan sifat produk, pasarnya, dan tujuan perusahaan.

Salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga
yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas
produk suatu barang, dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Namun, banyak perusahaan yang kurang memperhatikan penetapan harga dengan baik. Kesalahan yang
paling umum adalah sebagai berikut :

 Pertama adalah penetapan harga yang terlalu berorientasi biaya.


 Kedua, harga kurang sering direvisi untuk mengambil keuntungan dari perubahan pasar.
 Ketiga, harga ditetapkan secara independen dari bauran pemasaran lainnya dan bukannya
sebagai unsur intrinsik dari strategi penentuan posisi pasar.
 Keempat, harga kurang cukup bervariasi untuk berbagai macam produk, segmen pasar, dan saat
pembelian.

Berdasarkan hal tersebut penulisan ini bertujuan untuk memberikan sebuah pemahaman dalam
penetapan harga diantaranya mengenai tujuan penetapan harga, alat penetapan harga strategi dan
berbagai macam pendekatan mengenai penetapan harga.

Pertumbuhan sektor perekonimian Indonesia kian berkembang pesat. Hal ini Nampak dari semakin
banyak bertambahnya jumlah pelaku kegiatan usaha. Berbagai upaya dilakukan oleh setiap pelaku usaha
bisnis guna memenangkan persaingan. Mulai dari melakukan kegiatan pemasaran hingga pengelolaan
keuangan yang baik. Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya tidak terlepas dari masalah
biaya. Perencanaan biaya dilakukan se-efektif dan se-efisien mungkin guna memperkecil resiko kerugian
serta memaksimalkan profit. Untuk perusahaan yang mempunyai kegian operasional yang luas,

i
manajemen tidak dapat lagi mengawasi jalannya perusahaan secara langsung, oleh karena itu
diperlukan suatu alat yang dapat membantu manajemen untuk mengendalikan perusahaan, yaitu
melalui penyusunan anggaran. Anggaran merupakan rencana tertulis manajemen menegenai kegiatan-
kegiatan yang akan datang.

Penyusunan anggaran harus berjalan seiring dengan wewenang dan fungsi operasional di dalam
organisasi perusahaan Anggaran juga membantu pihak manajemen untuk mengetahui penyimpangan
penyimpangan yang terjadi, sehingga perusahaan dapat melakukan perbaikan serta pencegahan
terjadinya penyimpangan di masa yang akan datang.

Anggaran Operasional sangat membantu pihak manajemen pengeluaran yang terkait Anggaran dalam
mengendalikan biaya operasional atau pengeluaran dengan kegiatan usaha, sehingga pengeluaran dapat
dibatasi dan diarahkan ke bagian yang paling berpotensi menghasilkan laba. Anggaran biaya operasional
merupakan factor controllable yang pada praktiknya dapat disesuiakan dengan keinginan atau
kebutuhan untuk periode yang akan datang. Penerapan serta penyusunan anggaran biaya operasional
tidak hanya diterapkan pada suatu jenis perusahaan tentu yang prifit oriented saja, akan tetapi dapat
juga diterapkan berbagai jenis usaha.

Dari uraian diatas diperoleh gambaran bahwa anggaran biaya operasional sangat mendukung
perusahaan dalam mengendalikan fungsi fungsi manajemen khususnya fungsi perencanaan biaya
operasional yang sejalan dengan tujuan perusahaan guna memaksimalkan pencapaian laba.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, disini akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan strategi
pasar sebagai berikut:

1. Pengertian Penetapan Harga

2. Tujuan Penetapan Harga

3. Metode Penetapan Harga

4. Strategi Penetapan Harga

5. Contoh Soal Penetapan Harga

6. Apa yang dimaksud dengan anggaran biaya operasional dan Keuangan

7. Bagaiman penyusunan anggaran biaya operasional dan Keuangan

8. Apa saja factor-faktor yang mempengruhi anggaran biaya operasional

9. Berikan contoh kasus anggaran biaya operasional?

ii
C.    Tujuan Masalah

Dari makalah ini, diharapkan nantinya pembaca dapat memahami hal-hal yang berkaitan dengan strategi
pasar.

1. Mengetahui Apa itu Penetapan Harga

2. Mengaetahui Tujuan Penetapan Harga

3. Mengetahui  Metode Penetapan Harga

4. Strategi Penetapan Harga

5. Contoh Soal Penetapan Harga

6. Apa yang dimaksud dengan anggaran biaya operasional dan Keuangan

7. Bagaiman penyusunan anggaran biaya operasional dan Keuangan

8. Apa saja factor-faktor yang mempengruhi anggaran biaya operasional

9. Berikan contoh kasus anggaran biaya operasional

i
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Penetapan Harga

Harga mengandung pengertian, suatu nilai tukar dari produk barang atau pun jasa yang umumnya
dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll)

Dalam dunia bisnis harga mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam dunia perdagangan produk
disebut harga, dalam dunia perbankan disebut bunga, atau dalam bisnis jasa akuntansi, konsultan
disebut fee, biaya transportasi taxi, telepon disebut tariff sedangkan dalam dunia asuransi disebut
premi.

Menurut Kotler (2001:439) Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa,
atau jumlah dari nilai tukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk
atau jasa tersebut.

Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan
untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen
dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak.

Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah sejumlah uang yang harus
dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi
kebutuhan maupun keinginannya dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen
dll).

Sedangkan penetapan harga adalah suatu proses untuk menentukan seberapa besar pendapatan yang
akan diperoleh atau diterima oleh perusahan dari produk atau jasa yang di hasilkan.

Penetapan harga telah memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program pemasaran. Menetapkan
harga berarti bagaimana mempertautkan produk kita dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti pula
harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.

Dalam penetapan harga, produsen harus memahami secara mendalam besaran sensitifitas konsumen
terhadap harga. Menurut Roberto pada buku Applied Marketing Research, bahwa dari hasil penelitian
menyebutkan isu utama yang berkaitan dengan sensitifitas harga yaitu; elasitas harga dan ekspektasi
harga.

Sedangkan pengertian dari elasitas harga adalah:

 Konsumen cenderung memberikan respon yang lebih besar atas setiap rencana kenaikan
dibandingkan dengan kenyataan pada saat harga tersebut naik.

ii
 Konsumen akan lebih sensitive terhadap penurunan harga dibandingkan dengan kenaikan
harga.
 Elastisitas konsumen akan berkurang ketika melakukan shopping dengan teman atau
dipengaruhi oleh sales person.

Dengan kata lain harga dan penetapan harga adalah suatu proses yang harus dilakukan oleh perusahaan
untuk memberikan nilai suatu produk atau jasa dengan mengkalkulasikan terlebih dahulu segala macam
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh keuntungan serta mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan selain harga.

B.     Tujuan Penetapan Harga

Dalam teori ekonomi klasik, setiap perusahaan selalu berorientasi pada seberapa besar keuntungan
yang akan diperoleh dari suatu produk atau jasa yang dimilikinya, sehingga tujuan penetapan harganya
hanya berdasarkan pada tingkat keuntungan dan perolehan yang akan diterimanya. Namun di dalam
perkembangannya, tujuan penetapan harga bukan hanya berdasarkan tingkat keuntungan dan
perolehannya saja melainkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan non ekonomis lainnya.

Berikut adalah tujuan penetapan harga yang bersifat ekonomis dan non ekonomis;

1.            Memaksimalkan Laba

Penetapan harga ini biasanya memperhitungkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh. Semakin
besar marjin keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula harga yang ditetapkan untuk
konsumen. Dalam menetapkan harga sebaiknya turut memperhitungkan daya beli dan variabel lain yang
dipengaruhi harga agar keuntungan yang diraih dapat maksimum.

2.            Meraih Pangsa Pasar

Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi target market atau target pasar maka
suatu perusahaan sebaiknya menetapkan harga yang serendah mungkin. Dengan harga turun, maka
akan memicu peningkatan permintaan yang juga datang dari market share pesaing atau kompetitor,
sehingga ketika pangsa pasar tersebut diperoleh maka harga akan disesuaikan dengan tingkat laba yang
diinginkan

3.            Return On Investment  (ROI) / Pengembalian Modal Usaha

Setiap usaha menginginkan tingkat pengembalian modal yang tinggi. ROI yang tinggi dapat dicapai
dengan jalan menaikkan profit margin serta meningkatkan angka penjualan.

i
4.            Mempertahankan Pangsa Pasar

Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya penetapan harga yang tepat agar dapat
tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada

5.            Tujuan Stabilisasi Harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan
harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang
mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak
bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan
yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader)

6.            Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan

Perusahaan yang baik menetapkan harga dengan memperhitungkan segala kemungkinan agar tetap
memiliki dana yang cukup untuk tetap menjalankan aktifitas usaha bisnis yang dijalani.

Tujuan-tujuan dalam penetapan harga ini mengindikasikan bahwa pentingnya perusahaan untuk
memilih, menetapkan dan membuat perencanaan mengenai nilai produk atau jasa dan tujuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan atas produk atau jasa tersebut.

C.    Metode Penetapan Harga

Setelah perusahaan menentukan dan menetapkan tujuan yang akan dicapai, maka langkah atau tahapan
selanjutnya adalah menentukan metode penetapan harga. Secara umum metode penetapan harga
terdiri dari 3 macam pendekatan, yakni ;

1.            Penetapan harga berdasarkan biaya

a)            Penetapan Harga Biaya Plus

Didalam metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit
ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba yang dikehendaki pada unit tersebut ( margin )

Rumus ; Biaya Total + Margin = Harga Jual

b)          Penetapan Harga Mark-Up

ii
Untuk metode Mark-up ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung harga pokok pembelian
per unit ditambah ( mark-up ) jumlah tertentu

Rumus ;  Harga Beli + Mark-Up = Harga Jual

c)            Penetapan Harga BEP ( Break Even Point )

Metode pentapan harga berdasarkan keseimbangan antara jumlah total biaya keseluruhan dengan
jumlah total penerimaan keseluruhan.

Rumus ; BEP => Total Biaya = Total Penerimaan

2.            Penetapan Harga berdasarkan Harga Pesaing/Kompetitor

Penetapan harga dilakukan dengan menggunakan harga kompetitor sebagai referensi, dimana dalam
pelaksanaannya lebih cocok untuk produk yang standar dengan kondisi pasar oligopoli. Untuk menarik
dan meraih para konsumen dan para pelanggan, perusahaan biasanya menggunakan strategi harga.
Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan untuk mensiasati para pesaingnya, misalkan dengan
cara menetapkan harga di bawah harga pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar.

3.            Penetapan Harga Berdasarkan Permintaan

Proses penetapan harga yang didasari persepsi konsumen terhadap value/nilai yang diterima (price
value), sensitivitas harga dan perceived quality. Untuk mengetahui value dari harga terhadap kualitas,
maka analisa Price Sensitivity Meter (PSM) merupakan salah satu bentuk yang dapat digunakan. Pada
analisa ini konsumen diminta untuk memberikan pernyataan dimana konsumen merasa harga murah,
terlalu murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan dengan kualitas yang diterima.

D.    Strategi Penetapan Harga

Strategi penetapan harga adalah tahapan dimana perusahaan mengklasifikasikan dan menggolongkan
produk atau jasa yang dihasilkannya merupakan ‘produk baru’ yang belum memiliki konsumen
loyal/tetap atau ‘produk yang telah beredar’ yang telah memiliki pangsa pasar tersendiri.

Strategi penetapan harga ini juga berhubungan dengan siklus kehidupan produk (Product Life
Cycle) dimana suatu produk memiliki empat tahapan utama yakni, Perkenalan, Pertumbuhan,
Kematangan dan Penurunan.

Secara khusus strategi penetapan harga ini terdiri dari ;

Produk Baru

i
Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk baru atau tahap perkenalan ini
terdapat 2 (dua) alternatif strategi penetapan harga, yaitu

Harga Mengapung (Skimming Price)

Memberikan harga tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan labamaksimum (perusahaan dapat
meyakinkan konsumen bahwa produknya berbeda dengan produk sejenis yang lain.)

Pendekatan skimming sangat efektif jika terdapat diferensiasi harga pada segmen tertentu dan pesaing
relatif sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan untuk membatasi permintaan sampai perusahaan
merasa siap untuk melakukan produksi masal. Apalagi skimming dapat meningkatkan nilai produk
menjadi sangat prestisius.

Harga Penetrasi

Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa pasar dan permintaan, strategi ini dapat
diterapankan pada situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang berbeda, serta produk
tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi. Pendekatan ini juga efektif terhadap sasaran pasar
yang sensitif harga.

Produk Yang Telah Beredar

Strategi penetapan harga untuk produk yang telah beredar ini tentunya tidak terlepas dari posisi produk
atau jasa tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam hal ini tahapan siklusnya berada pada 3 (tiga)
tingkatan berikutnya setelah perkenalan yakni;

1.            Tahap Pertumbuhan

Pada tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat disertai munculnya pesaing. Pada
awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat, strategi yang diterapkan adalah tetap mempertahankan harga
produk/pasar. Ketika pertumbuhan melambat, terapkan strategi harga agresif ; menurunkan harga
untuk mendorong penjualan sekaligus menghadapi persaingan yang semakin ketat.

2.            Tahap Kematangan

Pada tahap kematangan, fleksibilitas harga merupakan kunci efektivitas strategi penetapan harga. Pada
tahapan ini perusahaan harus benar-benar responsif terhadap situasi pasar, konsumen maupun
pesaing. Strategi penetapan harga dapat menggunakan ‘psikologis konsumen’ maupun ‘pemotongan
harga’ (diskon), sehingga perusahaan dapat menjaga loyalitas konsumen (pangsa pasar) dan
meningkatkan jumlah permintaan dan keuntungan yang diperoleh.

3.            Tahap Penurunan

ii
Tahap penurunan produk atau jasa ditandai dengan menurunnya jumlah permintaan secara terus-
menerus, sebagai tahap terakhir daur hidup produk terdapat dua alternatif langkah utama yang dapat
dipilih. Pertama, strategi diskonting (pemotongan harga) Kedua,mempertahankan harga tetapi
memotong biaya-biaya yang berhubungan dengan produk, terutama pengeluaran untuk promosi.

E. CONTOH SOAL PENETAPAN HARGA

1. Penetapan harga biaya plus (Cost-Plus Pricing Method)

Jika menggunakan metode ini, anda menentukan harga jual per unit ditambah jumlah tertentu untuk
menutup laba yang anda kehendaki pada unit tersebut atau disebut marjin.

Harga jual produk dapat anda hitung dengan rumus:

Biaya Total + Marjin = Harga Jual

Contoh:

Misalkan anda punya usaha distro dan mendapatkan order dari konsumen sebanyak 10 T-shirt. Biaya yg
dikeluarkan untuk produksi diperkirakan mencapai Rp. 500.000,00. Rinciannya sbb

Biaya bahan baku:Rp. 300.000,00

Biaya tenaga kerja:Rp. 100.000,00

Biaya lain-lain (sewa tempat, penyusutan alat, dsb):Rp. 100.000

Jika anda ingin laba sebesar 20% dari biaya total, maka sesuai dengan rumus:

Biaya Total + Marjin = Harga Jual

Rp. 500.000,00 + (20% x Rp. 500.000,00) = Rp. 600.000,00 (Harga untuk 10 buah T-shirt)

Jadi, untuk setiap T-shirt akan dijual dengan harga sebesar Rp. 60.000,00

2. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)

Penetapan harga mark-up ini hamper sama dengan penetapan harga biaya plus. Pedagang/perusahaan
dagang lebih banyak menggunakan penetapan harga mark-up ini. Caranya lebih sederhana. Anda
membeli barang-barang dagangan, kemudian harga jualnya anda tentukan setelah menambah harga
beli dengan sejumlah mark-up, seperti rumus dibawah ini

Harga Beli + Mark Up = Harga Jual

i
Jadi, mark-up ini merupakan kelebihan harga jual diatas harga belinya. Contohnya, misalkan anda
mempunyai counter yang menjual hp di BEC. Anda membeli HP merek "X" dari produsen/distributor
seharga 1 juta.

Kemudian anda ingin keuntungan 500 ribu.

Jadi, anda akan menjual HP tersebut dengan harga jual 1 juta + 500 ribu = 1,5 juta.

Mudah kan ?Jadi, keuntungannya dapat anda peroleh dari sebagian mark-up tersebut.Mengapa hanya
sebagian ?

Karena anda juga harus mengeluarkan sejumlah biaya “lain-lain” seperti sewa tempat, transport, dsbdari
hasil penjualan tersebut

F. Pengertian Anggaran Biaya Operasional dan Keuangan

Agar perencanaan dan pengendalian dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan suatu alat yakni
anggaran. Untuk mendukung agar terciptanya peningkatan pendapatan, maka diperlukan efisiensi yang
menyangkut biaya operasional perusahaan atau organisasi, sehingga dipandang perlu untuk dibuat
anggaran biaya operasional. Pendapat dari Herlianto (2011), anggaran biaya operasional bersangkutan
dengan aktivitas untuk menghasilkan labaperusahaän.Hasil akhir proses penyusunan anggaran
operasional adalah laba rugi yang diproyeksikan. Pendapat ini dilengkapi oleh Rudianto yang dikutip
dalam Sorongan (2018), bahwa anggaran biaya operasional adalah semua rencana pengeluaran yang
berkaitan dengan distribusi dan penjualan produk perusahaan serta pengeluaran untuk menjalankan
roda organisasi.

Anggaran biaya operasional merupakan alat pengendalian untuk menghindari terjadinya pemborosan
biaya, dengan kata lain agar menciptakan efisiensi biaya. Anggaran biaya operasional dapat mencegah
biaya yang sesungguhnya agar tidak melebihi jumlah yang dianggarkan. Tujuan anggaran biaya
operasional adalah mengarahkan kegiatan perusahaan atau organisasi yang menyangkut operasi dapat
tercapai. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Fauzi (2017) bahwa anggaran biaya operasional
adalah anggaran atau taksiran semua biaya yang dikleuarkan dan pada hakekatnya dianggap habis
dalam masa tahun buku. Pengukuran efisiensi anggaran biaya operasional, secara sederhana dapat
dilakukan dengan mengkalikan realisasi (output) dengan 100% anggaran (input).

Anggaran biaya operasional merupakan pernyataan yang disusun secara tertulis mengenai rencana
biaya operasional perusahaan mendatang, guna mencapai tujuan perusahaan memperoleh laba yang
maksimal. Penyusunan anggaran biaya operasional sangat diperlukan karena memiliki tujuan dan
manfaat bagi kegiatan perusahaan atau organisasi.

Anggaran keuangan adalah anggaran yang berkaitan dengan rencana pendukung aktivitas operasi
perusahaan. Anggaran Keuangan mencakup beberapa jenis anggaran.

Menurut Nafarin, yang dikutip dari Anggereni (2009), terdapat tujuan dan manfaat penyusunan
anggaran biaya operasional, yaitu:
ii
1. Anggaran biaya operasional digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana.

2. Anggaran biaya operasional dapat memberi batasan atas jumlah dana yang akan dicari dan
digunakan.

3. Dapat merinci sumber dana yang akan dicari.

4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

5. Penyusunan anggaran biaya operasional dapat menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena
dengan anggaran maka akan memperjelas dan memberikan secara lebih nyata.

6. Menampung dan menganalisa, serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

Pendapat Munandar yang dikutip dari Agustini (2015), bahwa penyusunan anggaran biaya operasional
yang umumnya terjadi pada perusahaan mencakup anggaran:

1. Anggaran Biaya Tetap (Fixed Cost Budgeting)

2. Anggaran Biaya Variabel (Variable Cost Budgeting)

3. Anggaran Biaya Semi-Variabel

G. Anggaran Biaya Operasional sebagai Perencanaan dan Pengendalian Manajemen

Anggaran biaya operasional dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan pengendalian bagi
manajemen. Pengendalian manajemen yang dimaksudkan memiliki ruang lingkup kegiatan, sesuai
dengan pendapat Anthony dan Govindarajan yang dikutip dalam Anggereni (2009), meliputi:

1. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan organisasi.

2. Mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa bagian organisasi.

3. Mengkomunikasikan informasi.

4. Mengevaluasi informasi.

5. Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika diperlukan.

6. Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka.

Sesuai dengan penjabaran mengenai ruang lingkup pengendalian diatas, maka jika dihubungkan dengan
fungsi dari penyusunan ang garan biaya operasional sebagai alat bantu perencanaan dan pengendalian
manajemen, maka perusahaan atau organisasi, seharusnya:

i
1. Perusahaan dapat merencanakan tindakan yang tepat, agar perencanaan anggaran biaya operasional
dapat berjalan dengan baik.

2. Manajemen perusahaan dapat mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi


yang mendukung perencanaan anggaran biaya operasional.

3. Mengkomunikasikan dan mengevaluasi informasi yang diperlukan dalam perencanaan anggaran biaya
operasional.

4. Manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan berupa tindakan apa yang seharusnya diambil
jika terdapat penyimpangan anggaran biaya operasional.

5. Perusahaa dapat mengubah tindakan dan manajemen termasuk perilaku organisasi ke arah yang lebih
baik, sehingga permasalahan yang terjadi tidak terulang kembali.

Anggaran biaya operasional memerlukan komitmen sumber daya untuk tahun mendatang, maka
manajemen perlu membuat komitemen sumber daya semacam itu dengan ide yang jelas mengenai
kearah mana organisasi akan ditujukan pada masa mendapatng. Dengan dilaksanakannya fungsi
perencanaan dan pengendalian, maka perusahaan dapat lebih mudah melakukan tindakan,
pengawasan, dan pengambilan keputusan, seperti halnya yang berkaitan dengan jumlah dana yang akan
dicari dan digunakan untuk anggaran biaya operasional, merinci jenis sumber dana dan jenis investasi
dana, sehingga akan memudahkan pengawasan anggaran biaya operasional. Selain itu akan dengan
anggaran biaya operasional, akan merealisasikan sumber dan investasi dana dengan tepat untuk
mencapai hasil maksimal, yang berkaitan dengan analisis usulan yang diajukan berkaitan dengan
keuangan.

H. Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Biaya Operasional

Penenuan besar kecilnya anggaran biaya operasional akan didasarkan pada kebijakan manajemen
perusahaan. Perusahaan akan berusaha mengurangi atau menghapuskan beban usaha dimaksudkan
untuk meningkatkan laba operasi pada periode penganggaran. Sebagai contoh, untuk meningkatkan
laba operasional perusahaan dan menunjukan pengendalian yang baik atas biaya-biaya operasional
(biaya penjualan dan biaya adminisrasi & umum), manajer perusahaan dapat memotong pengeluaran
untuk layanan pelanggan. Walaupun pengurangan layanan pelanggan dapat menurunkan penjualan dan
memiliki konsekuensi negaif pada reputasi perusahaan serta penjualan masa mendatang. Dalam
penyusunan anggaran beban usaha ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Herlianto
(2011), faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya operasional, sebagai berikut:

 Anggaran Penjualan
 Anggaran Biaya Administrasi dan Umum

ii
I. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Prosedur penyusunan anggaran biaya opersional pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan prosedur
penyusnan anggaran secara umum dalam suatu perusahaan, namun yang perlu diperhatikan adalah
keterlibatan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran operasional dalam proses
penyusunan anggaran biaya operasional. Pendapat dari Herlianto (2011), bahwa prosedur penyusunan
anggaran biaya operasional secara umum, yaitu: i

1. Mengenali informasi masa lalu dan lingkungan eksternal yang diantisipasi untuk mengetahui
kekuatan, kelemahan, kesimpulan, dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan.

2. Menyusun perencanaan yang strategis dan program-program untuk menentukan tujuan perusahaan.
Mengkomunikasikan tujuan organisasi jangka panjang khususnya dalam hal

3. biaya operasional, strategi, dan program-program kerja. Memilih taktik mengkoordinasikan kegiatan,
mengawasi kegiatan, artinya

4. memilih cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan. Menyerahkan revisi usulan anggaran
kepada komite ang garan untuk

5. dievaluasi.

6. Menyetujui revisi usulan anggaran dan menjadi anggaran biaya operasional perusahaan.

7. Pengesahan revisi anggaran biaya operasional perusahaan.

J. Aplikasi Anggaran Biaya Operasional

a. Bentuk Anggaran Biaya Operasional

Menurut pendapat Herlianto (2011), sebagaimana halnya dengan anggaran-anggaran lain, anggaran
biaya operasional juga tidak memiliki bentuk standar baku yang harus dipergunakan. Artinya setiap
perusahaan memiliki kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya, sesuai kondisi masing-
masing perusahaan. Contoh bentuk anggaran biaya onerasional danat diielaskan nada tahel berikut

i
Terkait dengan pembebanan biaya, beban usaha (biaya penjualan dan biaya administrasi &umum) harus
pula dibebankan kepada produk yang dihasilkan perusahaan, sebagaimana halnya dengan biaya-biaya
produksi. Hal ini dikarenakan produk-produk yang dihasilkan perusahaan itulah yang pada akhirnya
menanggung semua biaya perusahaan, baik biaya produksi maupun biaya operasional. Jika perusahaan
memproduksi lebih dari satu produk, maka biaya operasional harus dibebankan pada setiap jenis produk
yang bersangkutan.

K. Contoh Kasus Biaya Operasional

PT. ABC adalah perusahaan yang bergerak dalam produksi pelumas kendaraan. Sejak awal didirikannya,
perusahaan mengalami hambatan dalam penjualan, karena rendahnya daya beli konsumen dan kurang
dikenalnya profil perusahaan oleh masyarakat. Hal tersebut diatasi oleh manajemen perusahaan dengan
cara melakukan serangkaian kegiatan dan strategi promosi menari untuk membangun kepercayaan
pelanggan dan memperkenalkan mutu pelumas kendaraan yang diproduksi.

Penyusunan anggaran biaya operasional perusahaan dilakukan selama setahun sekali, dengan
merincikan jumlah pengeluaran biaya operasional melalui kebijakan manajer keuangan. Dalam proses
penyusunan anggaran, manajemen perusahaan dapat melihat realisasi biaya operasional yang terjadi
pada tahun sebelumnya sebagai acuan. Berikut akan disajikan data anggaran biaya operasional
perusahaan pada tahun 2018:

ii
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa anggaran biaya operasional perusahaan dibagi menjadi 2 (dua)
bagian, yakni biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum. Perincian yang dilakukan dalam tabel
diatas memiliki sisi baik, yakni perusahaan dapat mengawasi setiap pengeluaran biaya operasional yang
terjadi. Total anggaran biaya operasional tahun 2018 sebesar Rp 617.750.000. Setelah anggaran biaya
operasional disetujui, maka anggaran tersebut akan menjadi patokan saat proses realisasi anggaran
pada periode berikutnya. Anggaran ini dapat menjadi dasar bagi pemakai anggaran dalam menjalankan
kegiatan operasional perusahaan.

Sebelum dilakukan analisa anggaran biaya operasional perusahaan, untuk mengetahui dan
mengevaluasi apakah anggaran tersebut dapat berperan sebagai alat perencanaan dan pengendalian

i
manajemen, maka perlu diketahui laporan laba rugi perusahaan tahun 2018, laporan laba rugi dapat
mengetahui realisasi pengeluaran biaya operasional perusahaan.

ii
Pada laporan laba rugi diatas, dapat terlihat bahwa laba bersih yang diterima perusahaan pada tahun
2018 adalah Rp 756.460.050. Agar mempermudah perbandingan antara anggaran biaya operasional
dengan realisasinya, maka berikut akan disajikan tabel perbandingan, yaitu:

i
Läporan laba rugi yang tersedia diatas menunjukan perbandingan antara realisasinya. Realisasi
pengeluaran biaya operasional lebih besar Rp 90.258.050 dibandingkan dengan anggarannya. Selisih
yang sangat menonjol dapat terlihat dari biaya pemeliharan kantor, dengan selisih sebesar Rp.
49.662.100. Selisih dengan jumlah yang cukup besar tersebut dapat disebabkan karena tidak
diperhitungkannya biaya yang akan timbul sehubungan dengan perbaikan dan perluasan ruangan kantor
atau semacamnya. Selisih yang terjadi antara anggaran biaya operasional dengan realisasi
pengeluarannya berdampak pada perolehan laba perusahaan.

Adapun hal yang perlu dijelaskan dari abel perbandingan diatas, adalah jika terjadi penyimpangan
antara anggaran biaya operasional dengan realisasinya, maka akan berdampak pada perolehan laba
perusahaan.

ii
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau
jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan maupun keinginannya dan umumnya dinyatakan dalam
satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll).

Sedangkan penetapan harga adalah suatu proses untuk menentukan seberapa besar pendapatan yang
akan diperoleh atau diterima oleh perusahan dari produk atau jasa yang di hasilkan.

Tujuan Penetapan harga meliputi;

1.      Memaksimalkan Laba

2.      Meraih Pangsa Pasar

3.      Return On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha

4.      Mempertahankan Pangsa Pasar

5.      Tujuan Stabilisasi Harga

6.      Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan

Metode Penetapan Harga, terdiri dari ;

Penetapan harga berdasarkan biaya

a.      Penetapan Harga Biaya Plus Rumus ;           Biaya Total + Margin = Harga Jual

b.      Penetapan Harga Mark-Up Rumus ;           Harga Beli + Mark-Up = Harga Jual

c.       Penetapan Harga BEP ( Break Even Point ) Rumus ;           BEP => Total Biaya = Total Penerimaan

Penetapan Harga berdasarkan Harga Pesaing/Kompetitor

Penetapan Harga Berdasarkan Permintaan

Strategi Penetapan Harga menggunakan pendekatan PLC (Product Life Cycle)

Produk Baru

i
Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk baru atau tahap perkenalan ini
terdapat 2 (dua) alternatif strategi penetapan harga, yaitu

1.      Harga Mengapung (Skimming Price)

2.      Harga Penetrasi

Produk Yang Telah Beredar

1.      Tahap Pertumbuhan

2.      Tahap Kematangan

3.      Tahap Penurunan

Anggaran biaya operasional merupakan alat pengendalian untuk menghindari terjadinya pemborosan
biaya, dengan kata lain agar menciptakan efisiensi biaya. Anggaran biaya operasional dapat mencegah
biaya yang sesungguhnya agar tidak melebihi jumlah yang dianggarkan. Tujuan anggaran biaya
operasional adalah mengarahkan kegiatan perusahaan atau organisasi yang menyangkut operasi dapat
tercapai. Anggaran biaya operasional merupakan pernyataan yang disusun secara tertulis mengenai
rencana biaya operasional perusahaan mendatang, guna mencapai tujuan perusahaan memperoleh laba
yang maksimal. Penyusunan anggaran biaya operasional sangat diperlukan karena memiliki tujuan dan
manfaat bagi kegiatan perusahaan atau organisasi.

Prosedur penyusunan anggaran biaya opersional pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan prosedur
penyusnan anggaran secara umum dalam suatu perusahaan, namun yang perlu diperhatikan adalah
keterlibatan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran operasional dalam proses
penyusunan anggaran biaya operasional.

DAFTAR PUSTAKA
ii
·         Ebert,      R.J., Ronald J., Grifin, Ricky W.,2003, Introducing of Business, 6th      Edition, Prentice Hall.
Inc. New York.

·         Kismono,      Gugup.,2001, Bisnis Pengantar, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta

·         Bp      Djatmiko, Kuliah Pengantar Bisnis UEU, 2011-2012

·         http://organisasi.org/definisi-pengertian-harga-tujuan-metode-pendekatan-penetapan-harga-
manajemen-pemasaran

·        http://organisasi.org/tujuan_strategi_penetapan_harga_bagi_perusahaan_bisnis_motif_penentu

https://www.academia.edu/38974841/MAKALAH_ANGGARAN_BIAYA_OPERASIONAL

https://mylifesukses.blogspot.com/2019/11/makalah-anggaran-operasional.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai