Dosen Pengampu:
Ajeng Pipit Fitriani, SE., MSA
Disusun oleh :
Erlina 17441417
Kurniasari
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah
sesuai dengan waktu yang kami rencanakan. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi
salah satu syarat penilaian mata kuliah Manajemen Biaya.
Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Ibu Ajeng Pipit Fitriani, SE.,
MSA pada mata kuliah Manajemen Biaya yang telah membimbing kami dalam penyusunan
makalah ini. Makalah ini dibuat dengan banyak bantuan dari berbagai pihak sehingga kami
pribadi mengucapkan banyak terima kasih. Karena mungkin tanpa bantuan siapapun saya
tidak akan mampu menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan keterbatasan dalam penyajian data dalam pembuatan makalah ini. Maka dari itu, saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca sekalian demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa atau mahasiswi dan siapa saja yang membacanya. Saya berharap agar makalah ini
dapat diterima dengan baik.
Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan kami mohon maaf sebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum.wr.wb.
Penyusun
Page | i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
Page | ii
BAB I
PENDAHULUAN
Page | 1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Analisis Profitabilitas Pelanggan menggunakan sistem
ABC ?
2. Apa yang dimaksud dengan analisis biaya pelanggan ?
3. Apa pengertian dan bagaimana perhitungan dari analisis profitabilitas pelanggan ?
4. Apa yang dimaksud dengan nilai seumur hidup pelanggan dan ekuitas pelanggan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Analisis Profitabilitas Pelanggan
menggunakan sistem ABC ?
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan analisis biaya pelanggan ?
3. Untuk mengetahui dan memahami apa pengertian dan bagaimana perhitungan dari
analisis profitabilitas pelanggan ?
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan nilai seumur hidup pelanggan dan
ekuitas pelanggan ?
5. Untuk mengetahui bagaimana isu implementasi dan perluasan dari analisis
profitabilitas pelanggan ?
Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
Page | 3
Memperkenalkan produk dan jasa baru yang menguntungkan.
Menghentikan produk jasa atau pelanggan yang tidak menguntungkan.
Mengarahkan bauran pembelian pelanggan pada lini produk dan jasa dengan margin
yang kebih tinggi.
Menawarkakn diskon dengan tujuan untuk memperoleh volume penjualan yag lebih
besar bagi pelanggan dengan biaya pelayanan yang rendah.
Pemahaman yang baik mengenai profitabilitas pelanggan perusahaan, baik yang ada
saat ini maupun yang potensial, dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan laba
secara keseluruhan dan menjadi lebih kompetitif. Hal ini dimulai dengan analisis biaya
untuk melayani pelanggan.
Page | 4
Biaya pelanggan tingkat kelompok produk-sumber daya yang dikonsumsi untuk
setiap transaksi penjualan. Contohnya mencakup biaya pemrosesan pesanan, biaya
penagihan, dan pencatatan retur penjualan atau penyisihan setiap kali terjadi retur
atau penyisihan yang diperbolehkan.
Biaya mempertahankan pelanggan-sumber daya yang dikonsumsi untuk melayani
pelanggan tanpa memperhatikan jumlah unit atau batch produk yang terjual.
Contohnya adalah biaya perjalanan tenaga penjualan untuk mendatangi pelanggan,
biaya pemrosesan laporan bulanan dan biaya penagihan atas pembayaran yang
terlambat.
Biaya saluran distribusi-sumber daya yang dikonsumsi pada setiap saluran distribusi
yang digunakan oleh perusahaan untuk melayani pelanggan. Contohnya adalah biaya
operasional gudang regional untuk melayani pelanggan utama dan pusat distribusi
yang tersentralisasi untuk melayani took-toko ritel kecil.
Biaya mempertahankan penjualan-sumber daya dikonsumsi unntuk mempertahankan
aktivitas penjualan dan pelayanan yang tidak dapat ditelusuri pada setiap unit,
kelompok produk, pelanggan atau saluran distribusi. Contohnya adalah pengeluaran
umum perusahaan untuk aktivitas penjualan, gaji, tunjangan dan bonus manajer
penjualan umum.
Page | 5
yang sama. Jumlah pembelian ketiga pelanggan ini dari Winsome relative sama. Namun,
biaya untuk melayani pelanggan ini berkisar antara $1.555 hingga $20.395.
Page | 6
Aktivitas yang Berkaitan dengan Pelanggan untuk Para Pelanggan Terpilih pada
Winsome Office Supply
GereCo HomeServ Inc Advance Tek
Penjualan bersih $463.917 $477.600 $472.576
Page | 7
Retur penjualan (sales return) adalah factor-faktor yang berkontribusi terhadap
profibilitas yang rendah dari Advance Tek. Meskipun Advance Tek. Memiliki total
penjualan tertinggi, namun Advance Tek menghasilkan laba terendah diantara ketiga
pelanggan. Winsome harus memerhatikan retur yang tinggi serta frekuensi permintaan
dan jumlah percepatan pesanan dari Advance Tek. Retur yang tinggi bisa jadi
merupakan wujud ketidakpuasan pelanggan terhadap produk Winsome, Winsome
perlu melihat penyebab retur yang tinggi sebelum kehilangan pelanggan
keterlambatan pembayaran juga menambah biaya pelanggan Advance Tek. Hsl ini
mungkin mengindentifikasikan ketidakpuasan Advance Tek terhadap penjualan dan
pelayanan Winsome atau kelemahan dari kondisi keuangan Advance Tek.
Analisis profabilitas pelanggan menyediakan informasi berharga untuk pengukuran
nilai bagi pelanggan. Selain itu, perusahaan harus mempertimbangkan factor-faktor
relevan lainnya sebelum menentukan tindakan yang sesuai untuk setiap pelanggan.
Berikut ini merupakan factor-faktor yang relevan.
1. Potensi pertumbuhan pelanggan, industry pelanggan, dan potensi penjualan silang.
2. Reaksi tepat dari pelanggan terhadap perubahan persyaratan penjualan atau pelayanan
Page | 8
untuk tiga tahun berikutnya. Lebih lanjut, andaikan Johnson menggunakan tingkat
diskonto 6 persen (faktor diskonto relevan adalah sebesar 2,673.
CLV= $53.460 = $20.000 x 2,673
CLV dapat digunakan untuk mengukur nilai pelanggan atau kelompok pelanggan
serta menentukan bagaimana pemasaran dan jasa pendukungnya harus dialokasikan
kepada pelanggan ini untuk meningkatkan keseluruhan profitabilitas perusahaan. Karean
CLV sulit untuk meramalkan laba dimasa yang akan datang dengan tingkat keakuratan
yang tinggi, dan karena pilihan dari tingkat diskonto melibatkan penilaian, CLV penting
untuk membandingkan berbagai kalkulasi dari CLV yang dibuat dengan asumsi yang
berbeda –beda mengenai peramalan laba dan tingkat diskonto.
Perluasan dari CLV adalah ekuitas pelanggan (customer equity—CE) yang
merupakan jumlah dari CLV untuk seluruh pelanggan perusahaan. Tujuan pemakaian CE
adalah menyediakan peta bagi perusahaan untuk menggunakan CE dalam
mengimplementasikan strateginya. CE dipandang sebagai ukuran total nilai
perusahaan,mirip dengan ukuran lainnya dari nilai perusahaan. Kunci untuk memahami
pemicu CE yang dapat dideskripsikan pada tiga kategori umum : ekuitas nilai, ekuitas
merek, dan ekuitas retensi. Ekuitas nilai meruapakan nilai yang ditempatkan pelanggan
pada produk atau jasa perusahaan karena kualitas atau fitur dibandingkan dengan harga.
Ekuitas nilai lebih tinggi ketika pelanggan berfikir bahwa nilai (kualitas dan fitur) relatif
tinggi dibandingkan dengan harga. Salah satu kompenen ekuitas nilai adalah pelayanan
pelanggan, yang dikaji secara luas. Contohnya, survey Bain & Company yang dilakukan
terhadap 362 perusahaan pada tahun 2006 menunjukkan bahwa 80 % dari perusahaan-
perusahaan tersebut merasakan bahwa mereka diberikan “ pelayanan Pelanggan “ ketika
hanya 8% dari pelanggan perusahaan setuju. Secara jelas, perusahaan-perusahaan ini
memiliki pekerjaan yang harus dilakukan pada ekuitas nilai mereka. Manajemen ekuitas
nilai adalah salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk membangun CLV
setiap pelanggan dan dengan perluasan melalui ekuitas pelanggan.
Ekuitas merek (brand equity) merupakan persepsi terhadap produk dan jasa
perusahaan yang tidak dijelaskan oleh atribut yang obyektif. Ekuitas merek dibentuk
dengan strategi pemasaran perusahaan. Sub- penggerak utama dari ekuitas merek adalah
kesadaran merek, sikap pelanggan terhadap merek, dan persepsi pelanggan terhadap
etika merek. Ekuitas merek dalam konteks strategi perusahaan.
Ekuitas retensi (retention equity) terdiri dari program dan aktivitas untuk membangun
hubungan yang meningkatkan loyalitas pelanggan—program loyalitas yang memberikan
Page | 9
manfaat istimewa bagi pelanggan yang sering membeli, program daya tarik yang
memungkinkan pelanggan untuk memperoleh manfaat berupa harga produk yang rendah
dari perusahaan lain, serta pelayanan pelanggan yang konsisten di antaranya.
Sementara ketiga penggerak ekuitas pelanggan itu penting, kajian telah menunjukkan
bahwa pentingnya hubungan dari penggerak ekuitas pelanggan tersebut bervariasi dari
satu industri ke industri lain. Contohnya, berbeda dengan industri penerbangan yang
seringkali memangkas manfaat yang diterima oleh pilot, industri perhotelan sangat
berfokus pada ekuitas retensi. Kini, hal itu jauh lebih umum untuk melihat hotel dengan
program loyalitas, di mana keanggotaan pada program memicu perbaikan ruangan, kopi
gratis, dan manfaat lainnya. Hilton dan Hyatt termasuk hotel-hotel yang menjalankan
program-program tersebut; hotel-hotel ini biasa disebut juga berturut-turut Hilton
HHonors*, dan Hyatt Gold Passport.
CLV dan CE merupakan pendekatan yang paling tepat di mana pelanggan adalah
pelanggan terakhir dari produk. Pelanggan ini disebut juga B2C (bisnis untuk menjalin
hubungan dengan pelanggan-business to customer relationship), berbeda dengan
hubungan B2B (bisnis kepada bisnis-business to bisiness). Dalam hubungan B2B,
hubungan pelanggan dipelihara dengan berbagai cara, serta isu ekuitas merek dan retensi
tidak dapat diaplikasikan.
Page | 10
menciptakan sistem perhitungan Mereka kemudian dapat menjadi lebih ingin
biaya berdasarkan
mengimplementasikan sistem tersebut karena
aktivitas
mereka merasa terlibat dan memiliki sistem yang
baru
Menggunakan Menunjukkan bagaimana dan mengapa proses
perhitungan/manajemen biaya
tersebut dapat bekerja. Kesuksesan dalam
berdasarkan aktivitas pada
pesanan yang akan sukses mnyelesaikan satu pesanan akan memungkinkan
seseorang untuk melihat manfaat dari
perhitungan/manajemen biaya berdasarkan aktivitas
secara jelas
Menjaga agar desain awal Menghindari pemakai yang berlebihan dan menjaga
perhitungan/ manajemen biaya agar biaya tetap turun juga menurunkan waktu
berdasarkan aktivitas tetap implementasi
sederhana
Perluasan dari model perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menjadi lebih lazim
untuk digunakan. Kita mendiskusikan ketika model di bawah ini ; perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas banyak tahap, akuntansi sumber daya (resource comsumption
accounting-RCA), dan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang dikendalikan oleh
waktu (time-driven activity-based costing-TDABC). Ketigannya merespon secara
langsung terhadap kompleksitas yang melekat pada pembedaan biaya sumber daya dan
aktivitas pada pembebanan actual, dicatat sebagai salah satu isu implementasi di atas.
Dua model terakhir mengambil pendekatan yang berfokus pada sumber daya untuk
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
Page | 11
dibebankan pada objek biaya terakhir—produk, jasa, atau pelanggan perusahaan.
Aktivitas dengan banyak tahap. Setelah mengalokasikan banyak tahap, sebesar $25
dibebankan pada produk, sebesar $20 dibebankan pada aktivitas yang berkaitan dengan
pelanggan, dan sebesar $25 dibebankan pada biaya yang berkaitan dengan infrastruktur
(peralatan computer dan dan peranti lunak, bangunan, peralatan lainnya, dan
sebagainya).
Page | 12
sumber daya sehingga informasi biaya dapat dikumpulkan atau dilacak pada banyak
tingkat anatara sumber daya dan objek. Keempat, karena informasi terperinci telah
tersedia, RCA mampu menghubungkan biaya dari kapasitas menganggur atau berlebihan
ke pusat biaya yang tepat. Kelima, pendekatan RCA menggunakan ukuran depresiasi
berdasarkan biaya penggantian beban depresiasi di dasarkan pada estimasi biaya
penggantian untuk aktiva dari pada biaya pembelian, seperti pada akuntansi
konvensional.
Page | 13
total biaya sebagai $45.000 x 4 karyawan x 50% dari waktunya = $90.000; kemudian
TDABC mengalkulasikan total waktu yang tersedia untuk aktivitas seperti 180.000 menit
(asumsikan 30 jam per minggu dengan cuti 2 minggu: 50% x 4 pekerja x 50 minggu x 30
jam x 60 menit per jam = 180.000 menit per tahun). Tarif TDABC untuk aktivitas adalah
sebesar $50 per menit ($90.000/180.000). Biaya aktivitas validasi tertentu adalah
sebesar $0,50 x 17 menit = $8,50; jika dibutuhkan waktu untuk melakukan validasi
selama 20 menit, kemudian alokasinya akan menjadi $0,5 x 20 = $10.
TDABC kemudian dapat mengalkulasikan biaya kapasitas yang tidak digunakan
dengan cara menetukan biaya aktivitas dan mendapatkan biaya bersih dari total beban.
Pada contoh ini, biaya aktivitas TDABC di kalkulasikan sebagai $85.0000 ( yaitu, 17
menit x 10.000 validasi x $0,50 / validasi). Hal ini berarti bahwa kapasitas yanmg tidak
digunakan sebesar $5.000 ( atau 10.000 menit dengan $ 0,50 per menit ) secara potensial
tersedia digunakan bagi pekerjaan lainnya.
TDABC dapat diperluas untuk mencakup kompleksitas pada aktivitas, pada apa yang
disebut persamaan waktu. Contohnya, kita asumsikan waktu untuk memvalidasi alamat
meningkat secara signifikan untuk alamat internasional-dibututhkan tambahan waktu 22
menit. Kemudian persamaan waktu dapat ditentukan sebagai berikut :
Waktu untuk memvalidasi alamat = 17 menit + 22 menit
(jika waktu untuk alamat internasional )
Penentuan biaya per menit dilakukan dengan cara yang sama, tetapi dengan tambahan
waktu yang diharapkan untuk alamat internasional.
Perbedaan antara TDABC dengan ABC adalah TDABC peka terhadap kapasitas dan
menghitung biaya aktivitas standar dengan menggunakan tarif standar, yaitu tarif
penggerak biaya yang tetap konstan. Sebaliknya, ABC mungkin tidak menvakup
,kapasitas, seperti pada kasus HBT dan AIRCO Ltd yang disajikan sebelumnya
( meskipun biaya kapasitas dapat dimasukan kedalamnya, seperti pada kasus Bellhaven).
ABC menghitung biaya aktivitas setiap periode sebagai biaya aktual dan biaya per unit
objek biaya akhir berfluktuasi setiap periode. TDABC membutuhkan investasi awal untuk
mengukur waktu aktivitas terus memeliharanya.
Perlu diingat bahwa perhitungan biaya berdasarkan aktivitas depat diadaptasi untuk
jumlah waktu aktivitas, dengan maksud meningkatkan keakuratan tarif ABC. Contohnya,
ABC yang menggunakan jumlah persiapan untuk membebankan biaya persiapan malahan
dapat ditingkatkan dengan menggunakan jumlah waktu persiapan yang digunakan untuk
setiap persiapan. Biaya perbaikan merupakan kebutuhan untuk menentukan waktu yang
Page | 14
yang dianggarkan untuk aktivitas dan waktu aktual untuk setiap persiapan. Namun perlu
dicatata bahwa adaptasi ABC ini berbeda dari TDABC; TDABC menggunakan waktu
untuk menggerakkan biaya secara langsung dari sumber daya untuk membebankan biaya
ke objek biaya-tidak ada pembebanan biaya sumber daya ke aktivitas dan kemudian dari
aktivitas ke objek biaya.
Contoh yang megilustrasikan adaptasi ABC yang mencakup waktu adalah sebagai
berikut. Perhatikan ketiga aktivitas-persiapan mesin, inspeksi, dan pengemasan-
membutuhkan rata-rata waktu secara berturut-turut 80 menit, 15 menit, dan 20 menit.
Berdasarkan ABC, penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas pada aktivitas-aktivitas ini
didasarkan pada total biaya aktivitas dibagi dengan jumlah menit yang tersdia untuk
aktivitas tersebut. Contohnya, jika total biaya persiapan adalah sebesar $50.000, da nada
kapasitas dengan waktu persiapan selama 1.250 menit, kemudian tarif aktivitas adalah
sebesar $50.000/1.250 = $40 per menit. Pendekatan ini dapat meningkatkan aplikasi ABC
ketika waktu aktual digunakan untuk membebankan biaya. Contohnya, jika waktu
persiapan untuk persamaan pelanggan khusus membutuhkan waktu tambahan selama 15
menit, biaya persiapan yang dibebankan sebesar $40 per menit akan didasarkanj pada
total waktu 80 + 15 = 95 menit: 95 menit x $40 = $3.800.
Kerugian TDABC adalah ketrgantungannya pada tingkat keakuratan estimasi waktu :
selain itu, upaya untuk menentukan estimasi waktu sangat menhabiskan waktu dan mahal.
Beberapa aktivitas tidak dikendalikan oleh waktu dan tidak dimasukan ke TDABC secara
menyeluruh; misalnya, pada perusahaan kimia, biaya aktivitas persiapan dan pembersihan
melibatkan biaya bahan baku yang signifikan, terpisah dari biaya waktu yang dilibatkan.
Namun, biaya bahan baku dapat dimasukan ke TDABC yang dimodifikasi dimana jumlah
pon bahan baku dapat digunakan, bukan jumlah menit persiapan atau pembersihan; hal ini
merupakan kombinasi dari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang dikendalikan
oleh waktu dan jumlah pon. Pada akhirnya, karena perbedaanya dari sumber daya dan
aktivitas, ABC yang masih tradisional pada beberapa kasus dapat menyediakan kerangka
yang lebih baik untuk megidentifikasi peluang penghematan biaya, sementara TDABC
dapat menyediakan kerangka yang lebih baik untuk mengidentifikasi kapasitas yang tidak
digunakan.
Page | 15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing—ABC) merupakan
metode untuk menemukan biaya yang akurat. Analisis profitabilitas pelanggan (customer
profitability analysis) mengidentifikasi aktivitas pelayanan pelanggan dan penggerak
biaya serta menentukan profitabilitas setiap pelanggan atau kelompok pelanggan.
Analisis biaya pelanggan (customer cost analysis) mengidentifikasi aktivitas dan
penggerak biaya untuk melayani pelanggan sebelum dan setelah penjualan, tidak
termasuk biaya produk. Aktivitas yang berbeda-beda sering kali mempunyai penggerak
biaya yang berbeda-beda pula.
Banyak perusahaan kini melihat pentingnya memandang nilai jangka panjang dari
pelanggan, kontribusi yang diharapkan terhadap laba selama periode sepenuhnya dimana
perusahaan mempertahankan pelanggan. Kondisi ini disebut nilai seumur hidup
pelanggan (customer lifetime value—CLV) dan nilai tersebut dikalkulasikan sebagai
nilai sekarang bersih dari seluruh estimasi laba di masa yang akan datang dari pelanggan.
Implementasi perhitungan /manajemen biaya berdasarkan aktivitas perlu bertindak
sebagai satu tim dalam mengidentafikasi aktivitas, penggerak biaya, dan informasi yang
dibutuhkan, baik yang bersifat keuangan maupun non-keuangan. Memahami proses
produksi dan mengidentifikasi penggerak biaya membutuhkan upaya secara saksama.
Upaya untuk mendesain ulang sistem biaya akan bermanfaat jika organisasi memiliki
beragam produk, berbagai penggerak biaya, beberapa saluran distribusi , dan ukuran
batch produk yang heterogen.
Page | 16
DAFTAR PUSTAKA
Edwar J.Blocher., David, E. Stout., & Gary Colins. 2013. Manajemen Biaya, Penekanan
Strategis. Jakarta: Salemba empat
Page | 17