Anda di halaman 1dari 6

KEGIATAN BELAJAR 1

PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN

A. URAIAN:
Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang
karena memenuhi persyaratan akademis maka dapat dipergunakan sebagai
alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai
suatu variabel. Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat untuk
mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk kebutuhan
penelitian. Pada dasarnya instrumen dapat dibagi menjadi dua macam yakni
tes dan non-tes. Yang termasuk kelompok tes, misalnya tes prestasi belajar,
tes inteligensi, tes bakat; sedangkan yang termasuk non-tes misalnya
pedoman wawancara, angket atau kuesioner, pedoman observasi, daftar cocok
(check list), skala sikap, skala penilaian, dan sebagainya.

1. Pengembangan Instrumen
Untuk memahami konsep penyusunan dan pengembangan instrumen,
maka di bawah ini akan disajikan proses atau langkah-langkah yang ditempuh
dalam penyusunan instrumen dilenghapi dengan bagan proses penyusunan
item-item instrumen suatu penelitian. Secara garis besar langkah-langkah
penyusunan dan pengembangan instrumen adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan sintesis dari teori-teori yang dikaji tentang suatu konsep dari
variabel yang hendak diukur, kemudian dirumuskan konstruk dari variabel
tersebut. Konstruk pada dasarnya adalah bangun pengertian dari suatu
konsep yang dirumuskan oleh peneliti.
b. Berdasarkan konstruk tersebut dikembangkan, dimensi dan indikator
variabel yang sesungguhnya telah tertuang secara eksplisit pada rumusan
konstruk variabel pada langkah 1.
c. Membuat kisi-kisi instrumen dalarn bentuk tabel spesifikasi yang memuat
dimensi, indikator, nomor butir dan jumlah butir untuk setiap dimensi dan
indikator.
d. Menetapkan besaran atau parameter yang bergerak dalam suatu rentangan
kontinum dari suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan, misalnya. darl

Metodologi Penelitian 116


rendah ke tinggi, dari negatif ke positif, dari otoriter ke demokratik, dari
dependen ke independen, dan sebagainya.
e. Menulis butir-butir instrumen yang dapat berbentuk pernyataan atau
pertanyaan. Biasanya butir instrumen yang dibuat terdiri atas dua kelompok
yaitu kelompok butir positif dan kelompok butir negatif. Butir positif adalah
pernyataan mengenai ciri atau keadaan, sikap atau persepsi yang positif
atau mendekat ke kutub positif, sedang butir negatif adalah pernyataan
mengenai ciri atau keadaan, persepsi atau sikap negatif atau mendekat ke
kutub negatif.
f. Butir-butir yang telah ditulis merupakan konsep instrumen yang harus
melalui proses validasi, baik validasi teoretik maupun validasi empirik.
g. Tahap validasi pertama yang ditempuh adalah validasi teoretik, yaitu
melalui pemeriksaan pakar atau melalui panel yang pada dasarnya
menelaah seberapa jauh dimensi merupakan jabaran yang tepat dari
konstruk, seberapa jauh indiketor merupakan jabaran yang tepat dari
dimensi, dan seberapa jauh butir-butir instrumen yang dibuat secara tepat
dapat mengukur indikator.
h. Revisi atau perbaikan berdasarkan saran dari pakar atau berdasarkan hasil
panel.
i. Setelah konsep instrumen dianggap valid secara teoretik atau secara
konseptual, dilakukanlah penggandaan instrumen secara terbatas untuk
keperluan ujicoba.
j. Uji coba instrumen di lapangan merupakan bagian dari proses validasi
empirik. Melalui ujicoba tersebut, instrurnen diberikan kepada sejumlah
responden sebagai sampel uji-coba yang mempunyai karakteristik sama
atau ekivalen dengan karakteristik populasi penelitian. Jawaban atau
respon dari sampel ujicoba merupakan data empiris yang akan dianalisis
untuk menguji validitas empiris atau validitas kriteria dari instrumen yang
dikembangkan.
k. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria baik kriteria
internal maupun kriteria eksternal. Kriteria internal adalah instrumen itu
sendiri sebagai suatu kesatuan yang dijadikan kriteria sedangkan kriteria

Metodologi Penelitian 117


eksternal adalah instrumen atau hasil ukur tertentu di luar instrumen yang
dijadikan sebagai kriteria.
l. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh kesimpulan mengenai valid atau
tidaknya sebuah butir atau sebuah perangkat instrumen. Jika kita
menggunakan kriteria internal, yaitu skor total instrumen sebagai kriteria
maka keputusan pengujian adalah mengenai valid atau tidaknya butir
instrumen dan proses pengujiannya biasa disebut analisis butir. Dalam
kasus lainnya, yakni jika kita menggunakan kriteria eksternal yaitu
instrumen atau ukuran lain di luar instrumen yang dibuat yang dijadikan
kriteria maka keputusan pengujiannya adalah mengenai valid atau tidaknya
perangkat instrumen sebagai suatu kesatuan.
m. Untuk kriteria internal atau validitas internal, berdasarkan hasil analisis butir,
maka butir-butir yang tidak valid dikeluarkan atau diperbaiki untuk diujicoba
ulang, sedang butir-butir yang valid dirakit kembali menjadi sebuah
perangkat instrumen untuk melihat kembali validitas kontennya berdasarkan
kisi-kisi. Jika secara konten butir-butir yang valid tersebut dianggap valid
atau memenuhi syarat maka perangkat instrumen yang terakhir ini menjadi
instrumen final yang akan digunakan untuk mengukur variabel penelitian
kita.
n. Selanjutnya dihitung koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas dengan
rentangan nilai (0-1) adalah besaran yang menunjukkan kualitas atau
konsistensi hasil ukur instrumen. Makin tinggi koefisien reliabilitas makin
tinggi pula kualitas instrumen tersebut. Mengenai batas nilai koefisien
reliabilitas yang dianggap layak tergantung pada presisi yang dikehendaki
oleh suatu penelitian. Untuk itu kita dapat merujuk pendapat-pendapat yang
sudah ada, karena secara eksak tidak ada tabel atau distribusi statistik
mengenai angka reliabilitas yang dapat dijadikan rujukan.
o. Perakitan butir-butir instrumen, yang valid untuk dijadikan instrumen final.

Metodologi Penelitian 118


Alur tahapan penyusunan dan pengembangan instrumen dapat dilihat
pada bagan berikut.

Variabel Teori

Konstruk

Definisi Konseptual

Definisi Operasional

Penetapan Jenis Instrumen

Menyusuan Butir Instrumen

Dari bagan tersebut di atas terlihat bahwa untuk keperluan penyusunan


dan pengembangan instrumen pertama-tama yang dilakukan adalah
menetapkaji konstruk variabel penelitian yang merupakan sistesis dari
teori-teori yang telah dibahas dan dianalisis yang penyajiannya diuraikan
dalarn pengkajian teoritik atau tinjauan pustaka. Konstruk tersebut dijelaskan
dalam definisi konseptual variabel, yang di dalamnya tercakup demensi dan
indikator dari variabel yang hendak diukur, berdasarkan konstruk tersebut
ditetapkan indikator-idikator yang akan diukur dari variabel tersebut.
Selanjutnya item-item instrumen dibuat untuk mengukur indikator-
indikator yang telah ditetapkan dengan cara, seperti telah dikemukakan pada
proses penyusunan dan pengembangan instrumen point d an e. Karena bentuk
item-item instrumen yang akan dibuat harus sesuai dengan instrumen yang
dipilih, maka. sebelum menulis item-item instrumen terlebih dahulu peneliti
harus memilih jenis instrumen apa yang sesuai untuk mengukur indikator dari
variabel yang akan diteliti.

Metodologi Penelitian 119


Berkaitan dengan instrumen penelitian, peneliti perlu memahami
bagaimana mengembangkan instrumen penelitian yang diperlukan untuk
mengumpulkan data sesuai dengan yang dibutuhkannya. Secara umum ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis butir instrumen, baik
instrumen dalam bentuk skala sikap, skala penilaian, maupun tes. Hal-hal yang
perlu diperhatikan di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Butir harus langsung mengukur indikator, yaitu penanda konsep yang
berupa sesuatu kenyataan atau fakta (das solen) seperti keadaan,
perasaan, pikiran, kualitas, kesediaan, dan sebagainya.
b. Jawaban terhadap butir instrumen dapat mengindikasikan ukuran indikator
apakah keadaan responden berada atau dekat ke kutub positif atau ke
kutub negatif. Misalnya jika berada atau dekat ke kutub positif menandakan
sikap positif, motivasi tinggi, produktivitas tinggi, dan seterusnya. Sedang
jika berada atau dekat ke kutub negatif berarti menanclakan sikap negatif,
motivasi renclah, produktivitas renclah, dan seterusnya.
c. Butir dapat berbentuk pertanyaan atau pernyataan dengan menggunakan
bahasa yang sederhana, jelas, ticlak menganclung tafsiran ganda, singkat
dan komunikatif.
d. Opsi dari setiap pertanyaan atau pernyataan itu harus relevan menjawab
pertanyaan atau pernyataan tersebut.
Banyaknya skala menunjukkan panjang skala yang secara konseptual
kontinum. Karena distribusi jawaban responden secara teoretik mendekati
distribusi normal untuk jumlah populasi cukup besar, maka sebaiknya
menggunakan skala ganjil.

B. TES FORMATIF:
1. Apa yang dimaksud dengan instrumen?
2. Sebutkan langkah-langkah pengembangan instrumen?

C. KUNCI:
1. Instrumen adalah suatu alat yang karena memenuhi persyaratan
akademis maka dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu
obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.

Metodologi Penelitian 120


2. Langkah-langkah penyusunan dan pengembangan instrumen adalah
sebagai berikut.
a. Sintesis dari teori-teori yang dikaji tentang suatu konsep dari variabel
yang hendak diukur, kemudian dirumuskan konstruk dari variabel
tersebut.
b. Dari konstruk dikembangkan dimensi dan indikator.
c. Membuat kisi-kisi instrumen dalarn bentuk tabel spesifikasi yang
memuat dimensi, indikator, nomor butir dan jumlah butir.
d. Menetapkan besaran yang bergerak dalam suatu rentangan
kontinum dari suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan.
e. Menulis butir-butir instrumen yang dapat berbentuk pernyataan atau
pertanyaan.
f. Proses validasi, baik validasi teoretik maupun validasi empirik.
g. Pemeriksaan melalui pakar atau melalui panel.
h. Revisi atau perbaikan berdasarkan saran dari pakar/panel.
i. Penggandaan instrumen secara terbatas untuk keperluan ujicoba.
j. Uji coba instrumen di lapangan.
k. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria baik
kriteria internal maupun kriteria eksternal.
l. Untuk kriteria internal atau validitas internal, berdasarkan hasil
analisis butir, maka butir-butir yang tidak valid dikeluarkan atau
diperbaiki untuk diujicoba ulang,
m. Perhitungan koefisien reliabilitas.
n. Perakitan butir-butir instrumen, yang valid untuk dijadikan instrumen
final.

Metodologi Penelitian 121

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal Pas SBDP Kelas 6
    Soal Pas SBDP Kelas 6
    Dokumen3 halaman
    Soal Pas SBDP Kelas 6
    Popi Sukma Dewi Khyuhyun
    Belum ada peringkat
  • Soal Pas SBDP Kelas 6
    Soal Pas SBDP Kelas 6
    Dokumen2 halaman
    Soal Pas SBDP Kelas 6
    Popi Sukma Dewi Khyuhyun
    Belum ada peringkat
  • Soal Pas Ips Kelas 6
    Soal Pas Ips Kelas 6
    Dokumen4 halaman
    Soal Pas Ips Kelas 6
    Popi Sukma Dewi Khyuhyun
    Belum ada peringkat
  • Soal Pas PKN Kelas 6
    Soal Pas PKN Kelas 6
    Dokumen6 halaman
    Soal Pas PKN Kelas 6
    Popi Sukma Dewi Khyuhyun
    Belum ada peringkat
  • Latihan SBDP
    Latihan SBDP
    Dokumen3 halaman
    Latihan SBDP
    Popi Sukma Dewi Khyuhyun
    Belum ada peringkat
  • Surat Kuasa
    Surat Kuasa
    Dokumen1 halaman
    Surat Kuasa
    Popi Sukma Dewi Khyuhyun
    Belum ada peringkat
  • Asparagus
    Asparagus
    Dokumen6 halaman
    Asparagus
    Popi Sukma Dewi Khyuhyun
    Belum ada peringkat
  • Metodologi
    Metodologi
    Dokumen6 halaman
    Metodologi
    Popi Sukma Dewi Khyuhyun
    Belum ada peringkat