Anda di halaman 1dari 11

PENTINGNYA OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH

MAKALAH

OLEH :

AHMAD HUDA (11629190004)

YAYASAN MA’ARIF SYAICHONA MOH. CHOLIL

STAI SYAICHONA MOH. CHOLIL BANGKALAN

PRODI EKONOMI SYARIA

JUNI 2022
PENTINGNYA OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH

MAKALAH

Disusun Untuk Memenui Tugas

Mata Kuliah OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH

Dosen Pembina : A. TAUFIQ BUHARI, M,EI

OLEH :

AHMAD HUDA (116291190004)

YAYASAN MA’ARIF SYAICHONA MOH. CHOLIL

STAI SYAICHONA MOH. CHOLIL BANGKALAN

PRODI EKONOMI SYARIAH

JUNI 2022

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat terrsusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makala ini bisa pembaca praktek kan dalam keidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 2 juni 2022

Penyusun

Ahmad Huda

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………... ii

Kata Pengantar ……………………………………………………….. iii

Daftar Isi ………………………………………………………………. iv

BAB I Pendahuluan ………………………………………………..…. 1

A. Latar Belakang …………………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………… 2
C. Tujuan Masalah ………………………………………………… 2

BAB II Pembahasan …………………………………………………... 3

A. Operasional Perbankan Syariah ………………………………… 3


B. Pentingnya Operasional Perbankan Syariah ………………….… 3
BAB II Penutup ………………………………………………………... 6
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 7

iv
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Dalam menjalankan Aktivitasnya, Bank konvensional dan Bank syariah
berupaya memberikan keuntungan kepada para nasabahnya. Penghimpunan dana
di Bank syariah dapat berbentuk giro, tabugan dan deposito. Prinsip operasional
syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip
Wadi’ah dan Mudharabah.
Perbankan syariah mengalami perkembangan pesat di Indonesia selama 20
tahun terakhir dan tetap menunjukkan kinerjanya walaupun dalam krisis ekonomi.
Pasar perbankan syariah terus tumbuh yang didukung oleh populasi muslim
terbesar yang dimiliki Indonesia.
Produk-produk perbankan syariah berbasis syariah compliance harus
dipahami oleh semua Suber Daya Insani (SDI) perbankan Syariah untuk dapat
menjalankan system operasional, mekanisme, dan produk yang sesuai dengan
syariah.
Budi Pranata (2013:18) pengertian operasional merupakan kapasitasi atau
kualitas yang tidak sesuai.
Husein Umar (2008:125) pengertian operasional merupakan penentuan
suatu construct sehingga menjadi variable maupun variable-variabel yang dapat
diukur.1
Banyaknya masyarakat yang kurang mementingkan terhadap perbankan
syariah menjadi faktor utama dalma kurangnya nasabah sehingga kita perlu
mengenal kan betapa pentingnya operasional tersebut.
Untuk membuat operasional perbankan syariah menjadi penting bagi para
nasabah diperlukan mejelaskan tahapan dan akad yang diterapkan dalam
operasional tersebut.

1
http://respository.stei.ac.id/932/3/Bab%20II%20Kajian%20Pustaka.pdf
2

B. Rumusan Maslah
Dari latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah operasional perbankan syariah ?
2. Bagaimanakah pentingnya operasional perbankan syariah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui operasional perbankan syariah
2. Untuk mengetahui pentingnya operasional perbankan syariah
BAB II
Pembahasan
A. Operasional Perbankan Syariah
Manajemen Bank Syariah sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
manajemen Bank Konvensional. Namun yang membedakan adanya landasan
syariah serta peratursn pemerintah yang menyangkut Bank Syariah diantaranya
UU No. 10 Tahun 1998 revisi dari UU N0.7 Tahun 1992, Oleh sebab itu
Organisasi maupun Sistem operasional Bank Syariah terdapat perbedaan bengan
bank konvensional, terutama pada Dewan Pengawas Syariah dan adanya sistem
bagi hasil.2
Dewan Penawas Syariah bertuas melakukan pengawasan secara aktif
maupun pasif dalam memberikan pengarahan/pengawasan atas produk/jasa dan
kegiatan usaha agar sesuai dengan prinsip syariah.
B. Pentingnya Operasional Perbankan Syariah
Operasional perbankan Syariah merupakan konsep yang bersifat abstrak
untuk memudahkan pengukuran suatu variable, dimana terdapat banyak aspek
penting didalamnya. Terdapat banyak tahapan untuk mengetahui seberapa
pentingkah operasional perbankan syariah tersebut.
Sistem pembangunan perbankan syariah memiliki beberapa aspek, yaitu:
1. Prinsip al-Wadiah (Simpanan)
Disini dapat diartikan sebagai titipan murni dari pihak satu kepihak
lainnya, baik secara individu maupun bardan hukum dan dapat diambil dan
dikembalikan kapan saja ketika penyimpan menghendakinya.
Dasar hukum prinsip al-Wadiah ini meliputi dari Al-Qur’an dalam surah
An-Nisa’ ayat 58 juga dalam surah Al-Baqarah ayat 283, dan juga
berlandaskan terhadap Hadis serta Ijma’.
2. Prinsip Syarikah/Musyarokah (Prinsip Bagi Hasil)
Pembagian antara dua pihak atau lebi dimana masing-masing berhak atas
segala keungtungan serta bertanggung jawab atas segala kerugian yang terjadi.

2
Muhammad, sistem dan prosedur operasional bank syariah, Yogyakarta, 2000, hal 1
4

Dasar hukum prinsip Musyarokah berlandaskan Al-Qur’an dalam surah


An-Nisa’ ayat 12 juga dalam surah Ash-Shad ayat 24, dan juga berlandaskan
Hadis serta Ijma’.
Secara garis besar musyarokah dibagi menjadi dua yaitu Syarikah Amlak dan
Syarikah Uqud.
Ada juga akad yang hampir sama namun berbeda, yaitu
Mudharabah, Pembagian antara dua pihak dimana sohibul mal menyediakan
dana, dan pihak mudhorib bertanggung jawab mengelola usaha. Keuntungan
dibagikan sesuai dengan ratio laba yang tela ditentukan atau disepakati.
Dasar hukum prinsip Mudharabah berlandaskan Al-Qur’an dalam surah
Al-Muzammil ayat 20, surah Al-Jum’ah ayat 10, dalam surah Al-Baqarah ayat
198, dan juga berlandaskan Hadis serta Ijma’.
3. Prinsip Tijarah (Pengembalian Keuntungan)
Proses pemindahan hak milik barang atau asset dimana menggunakan
uang sebagai mediumnya.
Dasar hukum prinsip Tijarah berlandaskan Al-Qura’n surah Al-Baqarah
ayat 275 dalam surah An-Nisa’ ayat 29, dan juga berlandaskan Hadis serta
Ijma’.
Dalam prinsip ini terdapat konsep yang sama, yaitu
Murabahah, Menjual barang dengan menaikkan harga dengan menggunakan
margin keuntungan yang telah disepakati. Dasar hukumnya saman dengan
prinsip tijarah.
Muwadhah, Ini berbanding terbalik dengan murabahah dimana harga jualnya
lebih rendah dari harga beli.
Ijaroh, memberi penyewa kesempatan untuk mengambil manfaat dari barang
yang disewa dengan waktu yang telah ditentukan berdasarkan imbalan yang
telah disepakati bersama.
Dasar hukum ijaroh berlandaskan Al-Qur’an dalam surah A-Qoshasayat
26, serta berlandaskan hadis dan Ijma’.
4. Prinsip Al-Ajr
Prinsip ini diambil dari beberapa akad, yaitu
Kafala
5

Suatu jaminan yang diberikan oleh penanggung jawab kepada pihak ketiga
untuk memenuhi kewajiban pihak yang ditanggung.
Dasar hukum kafala berlandaskan Al-Qur’an dalam surah Yusuf ayat 72,
serta berlandaskan Hadis.
Wakalah
Mewakilkan suatu urusan kepada orang lain untuk bertindak atas
namanya.
Dasar hukum wakalah berlandaskan Al-Qur’an dalam surah Al-Kahfi ayat
19 dalam surah An-Nas ayat 35, serta berlandaskan Hadis.
Hiwalah
Proses pemindahan hutang dimana A mempunyai hutang ke C dalam hal
itu pula B mempunyai hutang ke A atas persetujuan bersama B melunasi
hutang A ke B.
Dasar kuhu, hiwalah berlandaskan Hadis yang di riwayatkan oleh Bukhari
Muslim, serta berlaandaskan Ijma’.
Jo’alah
Kontrsk yang dimana pihak pertama menjanjikan imbalan kepada pihhak
kedua atas pelak sanan usaha atau tuas.
Dasar huku jo’alah berlandaskan Al-Qur’an dalam surah Yusuf ayat 72.
5. Prinsip Qard (Biaya Administrasi)
Suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban soaial semata,
dimana sipeminjam tidak dituntut untuk mengenbalikan apapun kecuali modal
pinjaman.
Dasar hukum Qard berlandaskan Al-Qur’an dalam surah Al-Baqarah ayat
245 dalam surah Al-Muzammil ayat 20, serta berlandaskan Hadis.
Dengan adanya penjelasan prinsip operasional perbankan syariah tersebut
menjadikan sebuah keyakinan bahwasanya operasonal perbankan syariah ini
begitu penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya itu saja operasional
perbankan syariah ini bsa menjadi suatu dasar hukum untuh menjalankan sebuah
kegiatan yang bersifat positif tentunya seperti menjalankan sebuah usaha/bisnis.
BAB III
Penutup
kegiatan operasional perbankan syariah harus dilakukan oleh suatu bank
yang dimana seluru kegiatan operasionalnya berdasarkan syariah islam, sehhingga
diperlukan suatu lembaga yang bertugas untuk memberikan nasehat kepada bank
tersebut mengenaik produk yang menyimpan atau menyalahi aturan dalam islam.
Dalam melaksanakan tugasnya lembaga tersebut dapat memberikan saran-sara
untuk menjalakan perbankan syariah tersebut.
Operasional perbankan syariah sangantlah penting karena prinsip yang
diterapkan oleh perbankan tersebut bisa menjadi pedoman dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam hakekatnya operasional perbankan ada untuk memudahkan
masyarakat dalam bertransaksi danjuga agar masyarakat dapat membedakan mana
yang syariah dan mana yang konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
http://respository.stei.ac.id/932/3/Bab%20II%20Kajian%20Pustaka.pdf, diases
pada 16 juni 2022 pukul 22.32
Muhammad. 2000. sistem dan prosedur operasional bank syariah, Yogyakarta:
UII pres

Anda mungkin juga menyukai