Anda di halaman 1dari 24

KESEIMBANGAN IS-LM DENGAN PENDEKATAN EKONOMI ISLAM

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pengantar Ekonomi Macro Syariah

Yang dibina oleh Ibu Imrona Hayati, M.Pd

Oleh :

Teguh Kantong Nim 18.1.021.078

Ditha Faradillah M. Nim 18.1.021.028

Siti Saijah Nim 18.1.021.049

Fitriani Nim 18.1.021.076

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SANGATTA

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah yang berjudul “KESEIMBANGAN IS-LM DENGAN PENDEKATAN
EKONOMI ISLAM”

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan agar makalah ini
dapat lebih baik.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sangatta, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Pengertian pasar barang dan pasar uang dalam model IS-LM ............. 3
B. Keseimbangan pasar barang dan kurva IS ........................................... 3
C. Keseimbangan pasar uang dan kurva LM ............................................ 6
D. Keseimbangan kurva IS-LM ................................................................ 8
E. Dampak kebijakan pada keseimbangan IS-LM ................................... 9
F. Pasar barang dalam perspektif Islam.................................................... 11
G. Permintaan uang pada perspektif Islam ............................................... 11
H. Keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam
perekonomian Islam ............................................................................. 14
I. Kebijakan fiskal dalam perspektif Islam ............................................. 15
J. Kebijakan moneter dalam perspektif Islam.......................................... 16

BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perekonomian tentunya kita tidak asing lagi dengan istilah


uang, barang dan pasar. Ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Uang adalah alat perantaraan untuk melancarkan kegiatan tukar menukar
dan perdagangan1. Dalam ekonomi pembagian pasar dibagi menjadi dua
yaitu pasar barang dan pasar uang.

Idealnya kajian mengenai pasar barang dan pasar uang ini bisa
masuk menjadi bagian kajian makroekonomi yang Islami. Namun, ada hal-
hal yang menjadikannya tidak sesuai atau bertentangan dengan nilai-nilai
Islam. Sehingga disinilah bahasan mengenai konsep IS-LM dalam
konvensional dan mengakomodir sejumlah pemikiran yang mencoba
membawa kajian tentang pasar uang dan pasar barang ini dalam sebuah
analisis yang Islami akan dibahas.

B. Rumusan Masalah

Dari penulisan latar belakang di atas, maka akan dirumuskan


permasalahan sebagai berikut:

1. Apa pengertian pasar barang dan pasar uang dalam model IS-LM?
2. Bagaimana keseimbangan pasar barang dan kurva IS?
3. Bagaimana keseimbangan pasar uang dan kurva LM?
4. Bagaimana keseimbangan kurva IS-LM?
5. Bagaimana dampak kebijakan pada keseimbangan IS-LM?
6. Bagaimana pasar barang dalam perspektif Islam?
7. Bagaimana permintaan uang pada perspektif Islam?

s
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015),
cet.23, hlm 167

1
2

8. Bagaimana keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam


perekonomian Islam?
9. Bagaimana Kebijakan Fiskal dalam Perspektif Islam ?
10. Bagaimana Kebijakan Moneter dalam Perspektif Islam?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan pengertian pasar barang dan pasar uang dalam model


IS-LM
2. Mendeskripsikan keseimbangan pasar barang dan kurva IS
3. Mendeskripsikan keseimbangan pasar uang dan kurva LM
4. Mendeskripsikan keseimbangan kurva IS-LM
5. Mendeskripsikan dampak kebijakan pada keseimbangan IS-LM
6. Mendeskripsikan pasar barang dalam perspektif Islam
7. Mendeskripsikan permintaan uang pada perspektif Islam
8. Mendeskripsikan keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam
perekonomian Islam
9. Mendeskripsikan kebijakan fiskal dalam perspektif Islam
10. Mendeskripsikan kebijakan moneter dalam perspektif Islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pasar barang dan pasar uang dalam model IS-LM

IS-LM terdiri dari IS dan LM. IS adalah Invesment Saving yang


berarti pasar barang sedangkan LM adalah Liquidity Money yang berarti
pasar uang.

Model IS-LM menjelaskan interaksi antara dua pasar, yaitu pasar


barang dan pasar uang. Di kedua pasar ini peranan tingkat suku bangsa
sangat penting karena akan memengaruhi komponen terutama variabel
konsumsi dan investasi. Perubahan-perubahan indikator makro di kedua
pasar yang terbentuk akan memengaruhi komposisi pendapatan nasional dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara.2

B. Keseimbangan Pasar Barang dan Kurva IS

Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang
diproduksi oleh suatu Negara dan dalam jangka waktu tertentu.3

Sebagai pasar, maka terdapat penawaran dan pemintaan begitupula


pada pasar barang. Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi dari
semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang
menjadi penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi
dalam negeri.

Jika permintaan total dari barang dan jasa dalam suatu Negara
diasumsikan penjumlahan dari konsumsi, investasi dan pengeluaran
pemerintah, maka rumusnya adalah sebagai berikut :

Z=C+1+G

2
Erni Umi Hasanah dan Danang Sunyoto, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, (Yogyakarta:
CAPS, 2014), hlm.135
3
Nurul Huda, dkk, Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana, 2009),
cet.2, hlm.122

3
4

Dari persamaan sebelumnya, didapatkan bahwa besaran konsumsi


ditentukan oleh besaran disposable income yang dalam hal ini adalah total
pendapatan dikurangi dengan pajak, sehingga persamaan menjadi:

Z = C (Y - T) + I + G

Secara dengan pendekatan matematis, pendekatan grafis juga dapat


digunakan untuk menggambarkan ekuilibrium di pasar barang.

Gambar 1 : Keseimbangan pasar barang

Dari keseimbangan di pasar barang ini dapat diturunkan kurva IS.


Pada bagian ini, IS bukan lagi sesuatu yang autonomous melainkan
dipengaruhi oleh tingkat bunga dan pendapatan. Jika, diasumsikan terjadi
kenaikan tingkat bunga, maka hal ini akan berpengaruh terhadap besaran
investasi.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, kenaikan tingkat bunga akan


mengakibatkan turunnya investasi dan akibatnya akan mengakibatkan
turunya output nasional. Pergeseran nilai output, Y yang lebih besar
dibandingkan dengan berkurangnya nilai investasi, dikarenakan adanya
faktor multiplier efek.

Turunnya output, dikarenakan turunnya suku bunga, dapat


digambarkan dalam suatu kurva, yang disebut dengan kurva IS. Proses
5

penurunan kurva IS dari keseimbangan di pasar barang ini dapat dijelaskan


sebagai berikut

Jika suku bunga mengalami kenaikan yang akan berdampak pada


turunya total permintaan terhadap barang dan jasa. Yang disebabkan turunya
investasi, selain itu kenaikan tingkat suku bunga akhirnya berdampak pada
penurunan Y sebagai akibat turunya tingkat investasi. jika terjadi perubahan
pajak (T) yang akan mengakibatkan perubahan konsumsi, ataupun
perubahan dalam pengeluaran pemerintah maka kurva IS akan bergeser ke
kiri maupun kanan.

Gambar 2 : Pergeseran kurva IS

Pergeseran kurva IS terjadi disaat apabila pajak (T) naik maka


output mengalami penurunan. Hal ini karena naiknya pajak mengakibatkan
Yd menurun. sehingga berakibat konsumsi masyarakat pun mengalami
penurunan. Turunya pendapatan ini akan diperlihatkan oleh bergesernya
kurva IS ke kiri. Sehingga jika pajak meningkat maka kurva IS bergeser ke
kiri bawah. Sebaliknya jika pajak diturunkan berdampak pada konsumsi
masyarakat meningkat, dan kurva IS akan bergeser ke kanan atas.

Pergeseran kurva juga akan terjadi jika terjadi perubahan G. Jika


pengeluaran pemerintah atau G meningkat, maka kurva IS akan bergeser ke
kanan atas. Turunnya G akan mengakibatkan kurva IS bergeser ke kiri
bawah.
6

C. Keseimbangan Pasar Uang dan Kurva LM

Pasar uang merupakan suatu tempat dimana terjadi transaksi


keuangan.4 Sama halnya dengan pasar lainnya, keseimbangan akan tercapai
pada saat jumlah permintaan uang di pasar sama dengan jumlah
penawarannya. Dalam sistem ekonomi di luar ekonomi islam permintaan
uang dipengaruhi oleh tingkat bunga sedangkan penawarannya merupakan
otoritas dari bank sentral, sehingga bentuk kurva penawarannya menjadi
inelastis sempurna.

Besarnya permintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan nominal dan


suku bunga. Secara matematis hubungan ini akan dapat ditulis sebagai
berikut:

M = $YL(i)

Berdasarkan hubungan ini dinyatakan bahwa kenaikan pendapatan


akan meningkatkan permintaan uang nominal, sedangkan kenaikan suku
bunga akan menurunkan permintaan uang. Jika hubungan dalam bentuk
nominal ini akan di rubah dalam bentuk riil, maka

M/P = YL(i)

Dari persamaan ini diketahui bahwa permintaan uang riil akan


dipengaruhi oleh pendapat rill dan tingkat bunga. Perbedaan antara uang
nominal dan uang riil akan terlihat dari daya belinya. Uang nominal hanya
menyatakan jumlah uang yang tertera di uang fiat, sedangkan uang riil
mengukur uang dari daya belinya.

Hubungan antara permintaan dan penawaran uang secara grafis


adalah sebagai berikut :

4
Ibid., hlm.127
7

Gambar 3 : Permintaan dan Penawaran Uang

Perhatikan keseimbangan lama ada pada titik A dengan jumlah uang


beredar M, dan suku bunga i. sedangkan ekuilibrium yang baru ada pada
kombinasi jumlah keseimbangan sebesar M, dengan suku bunga i’. Suku
bunga yang baru atau i’ lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga yang
lama atau i. Dari kejadian ini, kita dapat melihat hubungan yang lebih
spesifik bahwa ketika jumlah uang beredar tetap, kenaikan pendapatan,
maka akan mengakibatkan suku bunga meningkat.

Jika hubungan antara suku bunga dengan pendapatan ini


digambarkan secara lebih khusus, maka akan kita temukan pada kurva LM.
Proses penurunan keseimbangan pada pasar uang (LM) terjadi apabila
pendapatan naik maka akan menyebabkan money demand meningkat yang
berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga dan menyebabkan kurva LM
bergeser ke sebelah kanan atas.

Gambar 4 : Pergeseran kurva LM


8

Kebijakan moneter dengan menambah atau mengurangi jumlah uang


beredar akan mengakibatkan pergeseran kurva LM. Jika bank sentral
menambah jumlah uang beredar, maka kurva LM akan bergeser ke bawah,
sebaliknya jika jumlah uang beredar dikurangi, maka kurva LM akan
bergeser ke kiri atas.

D. Keseimbangan Kurva IS-LM

Sebagaimana telah dibahas pada bagian sebelumnya bahwa kurva IS,


merupakan kurva yang menghubungkan antara i dan Y pada saat pasar
barang dalam kondisi ekuilibrium. Sedangkan kurva LM, merupakan kurva
yang menghubungkan antara Y dan i pada saat pasar uang dalam kondisi
ekuilibrium. Jika kurva IS dan kurva LM bertemu pada satu titik maka titik
(i, Y), maka titik tersebut menggambarkan sekaligus keseimbangan yang
terjadi di pasar barang maupun pasar uang.

Gambar 5 : keseimbangan pasar barang dan pasar uang

Keseimbangan IS-LM, merupakan keseimbangan dalam


perekonomian. Pada gambar diatas keseimbangan terjadi pada titik A, yaitu
pada tingkat pendapatan sebesar Y, dan tingkat bunga sebesar io. Dalam
keseimbangan ini diasumsikan pasar uang dan pasar barang dalam kondisi
ekuilibrium.
9

E. Dampak kebijakan pada keseimbangan IS-LM

Jika pemerintah menetapkan kebijakan fiskal (T, G) maka perubahan


ini hanya akan mengakibatkan perubahan di kurva IS, sedangkan kurva LM
relatif tetap. Sedangkan jika bank sentral menerapkan kebijakan moneter,
maka hal ini hanya akan memengaruhi kurva LM, sedangkan kurva IS tetap.
Jika pemerintah menerapkan kebijakan campuran, yaitu kebijakan fiskal dan
moneter maka akan terjadi pergeseran kurva IS maupun kurva LM.

1. Kebijakan Fiskal

Perubahan pengeluaran pemerintah dapat ditinjau dari dua


perspektif, yaitu peningkatan pengeluaran pemerintah atau penurunan
pengeluaran pemerintah, tetapi kedua-duanya berdampak pada
pergeseran kurva keseimbangan pasar barang (IS), jika pengeluaran
pemerintah mengalami kenaikan maka kurva IS bergeser ke atas,
berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga begitu juga income naik
begitu juga sebaliknya

Selain pengeluaran pemerintah (G), kebijakan fiskal dapat pula


berupa perubahan kebijakan perpajakan. Jika penerimaan dari sektor
pajak menurun maka kurva IS bergeser ke atas seperti terlihat pada
gambar 6(1)

Gambar 6 : Dampak perubahan penerimaan pajak terhadap


keseimbangan IS-LM
10

Akibat bergesernya kurva IS ke IS’ berdampak pada kenaikan


tingkat suku bunga dari i menjadi i’ begitu juga income naik dari Y
menjadi Y’ dengan asumsi kurva LM tetap. Sebaliknya jika pemerintah
menaikkan pajak berdampak pada bergesernya kurva IS ke bawah.

2. Kebijakan moneter

Kebijakan moneter biasanya terikat dengan kebijakan jumlah


uang beredar atau money supply yang dilakukan oleh otoritas moneter
yang dalam hal ini bank sentral. Adanya kebijakan dalam bidang
moneter berdampak pada pergeseran kurva LM.

Jika jumlah uang beredar meningkat maka akan menyebabkan


bergesernya kurva LM kebawah, bergesernya kurva ini berdampak pada
penurunan tingkat suku bunga dan meningkatnya output. Begitupun
sebaliknya, jika jumlah uang beredar berkurang maka kurva LM akan
bergeser ke atas dan berdampak pada kenaikan tingkat suku bunga dan
menurunkan output.

Tabel 1
Dampak kebijakan Fiskal dan moneter terhadap IS dan LM

Pergeseran Pergeseran Suku


Output
IS LM Bunga
Pajak Naik Kiri bawah Tetap Turun Turun
Pajak Turun Kanan atas Tetap Naik Naik
Belanja Pemerintah
Kanan atas Tetap Naik Naik
Naik
Belanja Pemerintah
Kiri bawah Tetap Turun Turun
Turun
Uang Beredar
Tetap Turun Naik Turun
Bertambah
Uang Beredar
Tetap Naik Turun Naik
Menurun
11

F. Pasar barang dalam perspektif Islam

Kalau kita telaah pasar barang dalam pemikiran konvensional,


komponen-komponen penyusunannya antara lain adalah konsumsi (C),
investasi (I), dan pengeluaran pemerintah (G). Jika secara matematis
hubungan ini dapat dituliskan sebagai berikut:

Kurva IS: Y = C (Y-T), I (Y,i) dan G

Ada satu hal yang menjadi ciri dari pasar barang dalam sistem
ekonomi kovensional adalah kehadiran instrumen suku bunga yang menjadi
faktor penentu besaran investasi di masyarakat. Hal ini tentunya akan
bertentangan dengan konsep perekonomian dalam Islam yang
mengharamkan suku bunga karena suku bunga sama dengan riba.

Dalam Islam, suku bunga diganti dengan ekonomi bagi hasil,


sehinggga insentif dalam melakukan investasi adalah besaran bagi hasil.
Besaran bagi hasil yang menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan
investasi adalah share dari keuntungan yang dibagi kepada investor dan
kepada pengelola.

Terkait dengan keuntungan, besarnya keuntungan ini akan diukur


dengan menggunakan besaran standar upah minimum. Untuk mendapatakn
suatu tingkat keuntungan tertentu akan sangat dipengaruhi oleh besaran
modal yang digunakan dalam berinvestasi.

Secara umum, kondisi ini hanya dapat terjadi pada kondisi dimana
modal yang tersedia tidak dalam bentuk bunga, melainkan dalam bentuk
bagi hasil, mudarabah, ataupun musyarakah.

G. Permintaan uang dalam perspektif Islam

Permintaan uang dalam suatu sistem perekonomian yang Islami akan


dipengaruhi oleh motif seorang muslim dalam memegang uang. Menurut
12

Metwally ada dua motif utama seorang muslim dalam memegang uang,
yaitu : motivasi transaksi dan motivasi berjaga-jaga.

Permintaan uang untuk tujuan spekulasi sebagaimana yang


dikemukakan Keynes, tidak akan ada dalam suatu sistem perekonomian
yang Islami. Permintaan uang dalam ekonomi Islam menurut Metwally juga
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan.

Motivasi berjaga-jaga, meskipun dibenarkan namun tidak


berlebihan, untuk berjaga-jaga hanya dibenarkan dengan jumlah yang
terbatas. Terbatasnya jumlah uang untuk berjaga-jaga ini tidak terlepas dari
kepercayaan seorang muslim akan janji Allah di al-Qur’an bahwa Allah aka
menjamin rezeki mereka.

Selain dipengaruhi oleh tingkat pendapatannya, permintaan uang


dalam sistem ekonomi Islam juga tergantung kepada ekspetasi return dari
financial aset. Ekspetasi return yang tinggi dari financial aset menyebabkan
uang menjadi kurang bermanfaat jika uang hanya dipegang dan tidak
diinvestasikan.

Meski demikian, adanya rasa tanggung jawab seorang muslim dalam


membantu sesama muslim lainnya, maka motif memegang uang sering kali
dilandasi sikap untuk dapat memberikan pinjaman qardhul hasan kepada
orang lain sebagai upaya untuk membantu mereka yang membutuhkan dana
pinjaman jangka pendek. Dengan jumlah uang tunai yang lebih banyak,
maka seorang muslim idealnya akan dapat memberikan lebih banyak
pinjaman kebaikan kepada sesamanya. Permintaan uang yang di
dedikasikan untuk pinjaman kebaikan ini selanjutnya disebut dengan motif
altruistic.

Kegiatan dasar untuk memegang uang pada saat return rendah dan
dorongan untuk investasi pada saat return tinggi. Dengan kondisi ini, maka
motif memegang uang untuk tujuan altruistic akan lebih besar pada saat
return investasi dari aset finansial rendah daripada saat ekspektasi return
13

investasi tinggi. Fahim Khan menambahkan bahwa dalam Islam terdapat


suatu institusi pengendali dari permintaan uang yang spekulative yaitu
zakat. Dengan adanya zakat maka akan memperkuat motif memegang uang
untuk motif altruistic.

Hubungan antara permintaan uang dengan sikap altruistic oleh


Fahim Khan dijelaskan bahwa permintaan uang real dipengaruhi oleh
peningkatan pendapat real dan penurunan tingkat ekspektasi return dan
financial aset. Maka keseimbangan di pasar uang secara matematis adalah
sebagai berikut :

Keseimbangan di pasar uang ini dibangun berdasarkan asumsi


jumlah uang beredar dan tingkat harga yang tetap, sehingga jumlah uang riil
yang beredar pun tetap. Hubungan antara a dan y, jika a atau bagi hasil
dengan tingkat pendapatan terdapat suatu hubungan yang positif. Secara
grafis, hubungan positif antara a dan y akan di gambarkan pada suatu
dengan kurva LAM. Seperti gambar

Gambar 7 : Hubungan antara a dan Y di dalam pasar uang dalam sistem


ekonomi Islam

Meskipun antara kurva LM dengan kurva LAM memiliki slope yang


sama, dan menggambarkan sisi yang sama, yaitu moneter, namun menurut
14

Khan, terdapat perbedaan mendasar diantara kedua kurva ini. Kurva LM


yang menggambarkan hubungan antara tingkat bunga (i) dan pendapat (Y)
pada saat pasar uang dalam kesetimbangan. Kurva ini dibangun berdasarkan
motif spekulasi dalam permintaan uang, akibat dari perubahan yang terjadi
pada suku bunga. Sedangkan kurva LAM dibangun dari permintaan uang
yang berlandaskan motif untuk mendapatkan profit dari investasi dengan
mempertimbangkan sikap altruistic.

H. Keseimbangan antara pasar barang dan pasar uang dalam pereokonomian


Islam

Keseimbangan antara pasar barang dan pasar uang dalam


perekonomian Islam menurut Khan, secara grafis direpsentasikan dengan
terjadinya perpotongan antara kurva IS, yang menggambarkan
keseimbangan di pasar barang dengan kurva LAM, keseimbangan di pasar
uang. Perpotongan antara kedua kurva ini menunjukkan tingkat bagi hasil,
atau rasio profit sharing dengan pendapatan nasional. Bedanya dengan
keseimbangan kurva IS-LM konvensiomal adalah keberadaannya yang
menggantikan suku bunga (i). ilustrasi keseimbangan ini dalam analisis
grafis adalah sebagai berikut:

Gambar 8 : Keseimbangan IS-LAM

Berdasarkan gambar diatas, keseimbangan pasar barang dan pasar


uang terjadi pada saat pendapatan nasional, berada di posisi Yo dan rasio
15

profit sharing sebesar ao. hal ini memberikan dampak negatif terhadap minat
pelaku bisnis untuk berinvestasi. Sementara kurva LAM, di pengaruhi
besaran A. jika nilai a rendah, maka orang akan lebih senang memegang
uang dalam bentuk tunai dan memanfaatkannya dalam kegiatan yang
sifatnya altruistic. Sebaliknya, jika a besar, maka masyarakat akan
melakukan investasi yang lebih besar dalam sejumlah aset-aset finansial.

I. Kebijaksanaan Fiskal dalam Perspektif Islam

Dalam negara Islam, kebijaksanaan fiskal merupakan salah saru


perangkat untuk mencapai tujuan syariah yang dijelaskan Imam Al-Ghazali
termasuk meningkatkan kesejahteraan dengan tetap menjaga keimanan,
kehidupan, intelektualitas, kejayaan, dan kepemilikan.

Pada masa kenabian dan kekhalifahan setelahnya, kaum muslimin


cukup berpengalaman dalam menerapkan beberapa instrument sebagai
kebijakan fiskal, yang diselenggarakan pada lembaga baitulmaal (national
treasury). Dari berbagai macam instrumen, pajak diterapkan atas individu
(jizyah dan pajak khusus muslim), tanah kharaj, dan ushur (cukai) atas
barang impor dari negara yang mengenakan cukai terhadap pedagang kaum
muslimin, sehingga tidak memberikan beban ekonomi yang berat bagi
masyarakat. Semisal krisis ekonomi yang menyebabkan warga negara jatuh
miskin otomatis mereka tidak dikenai beban pajak baik jizyah maupun pajak
atas orang Islam, sebaliknya mereka akan disantuni negara dengan biaya
yang diambil dari orang-orang muslim yang kaya

Aspek politik dari kebijakan fiskal yang dilakukan oleh khalifah


adalah dalam rangka mengurusi dan melayani umat. Allah SWT
mengingatkan kita tentang betapa sangat urgennya masalah distribusi harta
ini dalam Firman-Nya QS. Al-Hasyr ayat 7 :
16

َ ُ َّ ‫َّوا ٓ أَفَا ٓ َء‬


‫َم‬
ۡ ۡ َّ ‫ى فَن َِّنٍِ َول‬
ٰ َ ‫ِنر ُسِ ِل َو ِِلِي ٱم ُق ۡر‬
ٰ َ ٰ‫َب َوٱۡلَ َت‬ ٰ ‫ِِلِۦ و ِۡي أ َۡل ۡٱم ُق َر‬
ِ ٰ َ َ ‫ٱَّلل‬
ُ ‫لَع َر‬
‫س‬
ِ
ُ َّ ُ ُ ٰ َ َ ٓ َ َ ۡ ُ ٓ َۡۡ ََۡ َ ُ َ ُ َ َ َۡ َّ ۡ َ ‫سك‬ َ َۡ َ
‫ٱلر ُسِل‬ ‫ني ٱۡلغٌ َِياءِ وٌِك ۚۡه ووا ءاتىكه‬ ‫يل َك ل يكِن دومَۢة ب‬ ِ ِ ‫ِني وٱب ِي ٱلسب‬ ِ ٰ ‫وٱلى‬
َ ۡ ُ َ َ َّ َّ َ َّ ْ ُ َّ َ ْ ُ َ َ ُ ۡ َ ۡ ُ َ َ َ َ ُ ُ ُ َ
ِ ‫فخذوه ووا نُىٰكه عٌٍ فٱًتُ ِۚۡا وٱتقِا ٱَّللَۖ إِن ٱَّلل شدِيد ٱم ِعق‬
٧ ‫اب‬

“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada


Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota
maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan,
supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di
antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah.
Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras
hukumannya.”

Juga dalam Hadis Nabi shallallahu’alaihi wasallam: “Jika pada


suatu kampong terdapat seseorang yang kelaparan, maka Allah berlepas
diri dari merek. “Dalam kesempatan lain” Tidak beriman pada-Ku, tidak
beriman pada-Ku, orang yang tidur dalam keadaan kenyang, sementara ia
tahu tetangganya kelaparan.” (Hadis Qudsi).

Sejarah Islam mencatat bagaimana perkembangan peran kebijakan


fiskal dalam sistem ekonomi Islam mulai dari zaman awal Islam sampai
kepada puncak kejayaan Islam pada zaman pertengahan. Setelah zaman
pertengahan, seiring dengan kemunduran dalam pemerintahan Islam sedikit
demi sedikit mulai ditinggal dan digantikan dengan kebijakan fiskal lainnya
dari sistem ekonomi yang sekarang kita kenal dengan nama sistem ekonomi
konvensional.

J. Kebijaksanaan Moneter dalam Perspektif Islam

Dalam perekonomian Islam, sektor perbankan tidak mengenal


instrument suku bunga. Sistem keuangan Islam menerapkan sistem
pembagian keuntungan dan kerugian (profit and loss sharing), bukan
17

kepada tingkat bunga yang telah menetapkan tingkat keuntungan di muka.


Jadi, dalam sistem keuaangan Islam, hasil dari investasi dan pembiayaan
yang dilakukan bank di sektor riil yang menentukan besar kecilnya
pembagian keuntungan di sektor moneter. Sehingga kita bias menyimpulkan
bahwa kondisi sektor moneter merupakan cerminan kondisi sektor riil.

Sistem keuangan Islam sesungguhnya merupakan pelengkap dan


penyempurna sistem ekonomi Islam yang berdasarkan kepada produksi dan
perdagangan, atau dikenal dengan istilah sektor riil. Kegiatan yang tinggi
dalam bidang produksi dan perdagangan akan mempertinggi jumlah uang
beredar, sedangkan kegiatan ekonomi yang lesu akan berakibat rendahnya
perputaran dan jumlah uang beredar.

Dalam perekonomian Islam, keseimbangan antara aktivis ekonomi


rill dengan tinggi rendahnya jumlah uang senantiasa dijaga. Salah satu
instrimen untuk menjaga adalah sistem perbankan Islami.

Salah satu sebab terjadinya peredaran uang yang terlalu tinggi adalah
terjadinya defisit anggaran yang ditutup dengan pinjaman. Karena itu agar
kebijakan moneter dan fiskal untuk mewujudkan tujuan-tujuan nasional.
Diperlukan suatu kebijakan anggaran yang tidak inflasioner dan realistis di
negara-negara muslim. Suatu pemerintahan muslim yang sungguh-sungguh
berkomitmen pada pencapaian sasaran, haruslah mampu melaksanakan satu
kebijakan anggaran yang konsisten dengan sasarannya. Ini penting bagi
suatu pemerintahan muslim, karena pasar uang di negara muslim relatif
terbelakang saat ini, dan kebijakan moneter tidak dapat berperan efektif
dalam meredam peredaran uang. Namun itu bukan berarti defisit anggaran
tidak dimungkinkan.

Menekan defisit anggaran bukanlah pekerjaan gampang. Di antara


penyebabnya adalah :

1. Sulitnya pemerintah meningkatkan pembiayaan yang memadai


melalui perpanjakan dan sumber-sumber pemasukan
18

noninflasioner lainnya untuk memenuhi pengeluaran produktif


dan penting lainnya.
2. Kurangnya kesediaan pemerintah untuk mereduksi secara
substansial pengeluaran negara yang mubazir dan tidak produktif

Suatu pemerintahan muslim haruslah berani menghapus kedua


sumber defisit anggaran itu agar lebih efektif dalam menjalankan kebijakan
moneternya.

Sesungguhnya, menghapus pengeluaran yang tidak produktif dan


mubazir, merupakan kewajiban muslim. Bagi pemerintah itu menjadi satu
keniscayaan, karena mereka menggunakan sumber daya yang disediakan
oleh rakyat sebagai satu amanah. Sumber-sumber daya itu harus
dimanfaatkan secara efesien dan efektif, dibarengi dengan perasaan
tanggung jawab kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang
sudah diberi aman oleh rakyat tetapi tidak melaksanakannya dengan jujur,
tidak akan mencium bau surga”.

Seteleah semua pengeluaran yang tidak perlu bisa dihilangkan,


neraca pengeluaran pemerintah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni: (1)
pengeluaran rutin; (2) pengeluaran proyek; dan (3) pengeluaran darurat.
BAB III

KESIMPULAN

IS-LM terdiri dari IS dan LM. IS adalah Invesment Saving yang berarti
pasar barang sedangkan LM adalah Liquidity Money yang berarti pasar uang.
Model IS-LM menjelaskan interaksi antara dua pasar, yaitu pasar barang dan
pasar uang.

Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi
oleh suatu Negara dan dalam jangka waktu tertentu. Jika permintaan total dari
barang dan jasa dalam suatu Negara diasumsikan penjumlahan dari konsumsi,
investasi dan pengeluaran pemerintah, maka rumusnya adalah sebagai berikut :

Z=C+1+G

Pasar uang merupakan suatu tempat dimana terjadi transaksi keuangan.


Besarnya permintaan uang dipengaruhi oleh pendapatan nominal dan suku bunga.
Secara matematis hubungan ini akan dapat ditulis sebagai berikut:

M = $YL(i)

Jika kurva IS dan kurva LM bertemu pada satu titik maka titik, maka titik
tersebut menggambarkan sekaligus keseimbangan yang terjadi di pasar barang
maupun pasar uang. Keseimbangan IS-LM, merupakan keseimbangan dalam
perekonomian.

Jika pemerintah menetapkan kebijakan fiskal maka perubahan ini hanya


akan mengakibatkan perubahan di kurva IS, sedangkan kurva LM relatif tetap.
Sedangkan jika bank sentral menerapkan kebijakan moneter, maka hal ini hanya
akan memengaruhi kurva LM, sedangkan kurva IS tetap. Jika pemerintah
menerapkan kebijakan campuran, yaitu kebijakan fiskal dan moneter maka akan
terjadi pergeseran kurva IS maupun kurva LM.

Pasar barang dalam pemikiran konvensional terdiri atas komponen-


komponen penyusunannya antara lain adalah konsumsi (C), investasi (I), dan

19
20

pengeluaran pemerintah (G). Jika secara matematis hubungan ini dapat dituliskan
sebagai berikut:

Kurva IS: Y = C (Y-T), I (Y,i) dan G

Permintaan uang dalam suatu sistem perekonomian yang Islami akan


dipengaruhi oleh motif seorang muslim dalam memegang uang. Menurut
Metwally ada dua motif utama seorang muslim dalam memegang uang, yaitu :
motivasi transaksi dan motivasi berjaga-jaga.

Keseimbangan di pasar uang secara matematis adalah sebagai berikut :

Keseimbangan antara pasar barang dan pasar uang dalam perekonomian


Islam menurut Khan, secara grafis direpsentasikan dengan terjadinya perpotongan
antara kurva IS, yang menggambarkan keseimbangan di pasar barang dengan
kurva LAM, keseimbangan di pasar uang.

Dalam negara Islam, kebijaksanaan fiskal merupakan salah saru perangkat


untuk mencapai tujuan syariah yang dijelaskan Imam Al-Ghazali termasuk
meningkatkan kesejahteraan dengan tetap menjaga keimanan, kehidupan,
intelektualitas, kejayaan, dan kepemilikan.

Dalam sistem keuaangan Islam, hasil dari investasi dan pembiayaan yang
dilakukan bank di sektor riil yang menentukan besar kecilnya pembagian
keuntungan di sektor moneter. Sehingga kita bias menyimpulkan bahwa kondisi
sektor moneter merupakan cerminan kondisi sektor riil.
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Erni Umi dan Danang Sunyoto. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro.
Yogyakarta: CAPS.

Huda, Nurul, dkk. 2009. Ekonomi Makro Islam : Pendekatan Teoritis. Jakarta:
Kencana.

Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:


Raja Grafindo Persada.

21

Anda mungkin juga menyukai