Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KURVA DAMPAK KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI

DALAM PEREKONOMIAN TERTUTUP

Dosen Pengampu:
Dr. Ririt Iriani, SE, ME

Disusun Oleh :
Rizal Permana (22011010196)

KELAS E

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

EKONOMI MAKRO II

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2023
BAB 1 (TABEL 1)

● Dampak kebijakan fiskal dan moneter terhadap output dan tingkat bunga

1. Kebijakan Fiskal:

- Peningkatan Pengeluaran Pemerintah: Menambah pengeluaran pemerintah dapat


meningkatkan output ekonomi karena masyarakat memiliki lebih banyak uang untuk
dibelanjakan.

- Peningkatan Pajak: Peningkatan pajak dapat mengurangi belanja konsumen dan


investasi, yang mungkin menurunkan output ekonomi.

2. Kebijakan Moneter:

- Penurunan Suku Bunga: Menurunkan suku bunga dapat mendorong pinjaman dan
investasi, meningkatkan output ekonomi.

- Kenaikan Suku Bunga: Kenaikan suku bunga dapat mengurangi pinjaman dan
investasi, yang mungkin menurunkan output tetapi dapat membantu mengendalikan
inflasi.

- Operasi Pasar Terbuka: Pembelian atau penjualan sekuritas oleh bank sentral dapat
mempengaruhi jumlah uang beredar, memengaruhi tingkat bunga.

Penting untuk dicatat bahwa efeknya dapat bervariasi tergantung pada kondisi ekonomi
dan respons agen ekonomi.

● Perubahan fiskal dan moneter dalam pergeseran IS & LM


Dalam konteks model IS-LM (Investment-Savings, Liquidity preference-Money supply),
pergeseran kurva IS (Investment-Savings) dapat terjadi karena perubahan dalam
kebijakan fiskal, sedangkan pergeseran kurva LM (Liquidity preference-Money supply)
terjadi akibat perubahan dalam kebijakan moneter.

1. Pergeseran IS (Investment-Savings):

-Ekspansif Fiskal:Peningkatan pengeluaran pemerintah atau penurunan pajak

dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan belanja konsumen dan


investasi. Ini menyebabkan pergeseran ke kanan pada kurva IS.

- Kontraktif Fiskal:Kebijakan sebaliknya, seperti pemotongan belanja pemerintah atau


kenaikan pajak, dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan memindahkan kurva IS ke
kiri.

2. Pergeseran LM (Liquidity preference-Money supply):

- Ekspansif Moneter: Kebijakan moneter yang mengarah pada peningkatan

pasokan uang atau penurunan suku bunga cenderung mendorong pinjaman dan investasi.
Hal ini menyebabkan pergeseran kurva LM ke kanan.

- Kontraktif Moneter:Kebijakan moneter yang menyebabkan penurunan pasokan uang


atau kenaikan suku bunga dapat mengurangi aktivitas pinjaman dan investasi,
memindahkan kurva LM ke kiri.

Dalam situasi di mana terjadi perubahan baik dalam kebijakan fiskal maupun moneter,
hasil akhirnya tergantung pada interaksi antara kedua kebijakan tersebut. Misalnya,
kebijakan fiskal yang ekspansif dapat mengatenuasi efek dari kebijakan moneter yang
kontraktif, dan sebaliknya.

Penting untuk memahami bahwa model IS-LM menyederhanakan realitas ekonomi dan
tidak selalu mencerminkan kompleksitas faktor-faktor ekonomi sebenarnya. Namun,
model ini memberikan kerangka dasar untuk memahami bagaimana perubahan dalam
kebijakan fiskal dan moneter dapat memengaruhi tingkat output dan tingkat suku bunga
dalam ekonomi makro.
● Perubahan fiskal dan moneter perubahan dalam tingkat bunga (I) dan output (Y)

Perubahan dalam kebijakan fiskal dan moneter dapat mempengaruhi tingkat bunga (I) dan
output (Y) dalam ekonomi. Mari kita bahas secara terpisah:

1. Perubahan dalam Tingkat Bunga (I):

- Kebijakan Moneter: Jika bank sentral menaikkan suku bunga, hal ini dapat

mengurangi investasi karena biaya pinjaman menjadi lebih tinggi. Sebaliknya,

penurunan suku bunga dapat merangsang investasi karena pinjaman lebih terjangkau.

- Kebijakan Fiskal: Pengaruh kebijakan fiskal terhadap tingkat bunga mungkin tidak
langsung. Namun, jika kebijakan fiskal bersifat ekspansif dan meningkatkan output, bank
sentral dapat merespons dengan menaikkan suku bunga untuk mencegah potensi inflasi.

2. Perubahan dalam Output (Y):

- Kebijakan Moneter: Penurunan suku bunga dapat merangsang aktivitas

ekonomi, meningkatkan output. Sebaliknya, kenaikan suku bunga dapat menghambat


pertumbuhan ekonomi.

- Kebijakan Fiskal: Kebijakan fiskal ekspansif, seperti pemotongan pajak atau


peningkatan belanja pemerintah, cenderung meningkatkan output dengan meningkatkan
belanja konsumen dan investasi. Sebaliknya, kebijakan fiskal kontraktif dapat
menurunkan output karena mengurangi belanja.

Penting untuk dicatat bahwa interaksi antara kebijakan fiskal dan moneter, bersama
dengan faktor-faktor lain seperti ekspektasi pasar dan kondisi global, dapat menghasilkan
hasil yang kompleks dan tidak selalu langsung. Dalam praktiknya, kebijakan fiskal dan
moneter sering kali dikoordinasikan untuk mencapai tujuan ekonomi yang seimbang.
● Keterkaitan Kebijakan Moneter dengan Fiskal dalam Tingkat Suku Bunga
dan IS-LM :

Kebijakan moneter dan fiskal merupakan dua alat utama yang digunakan oleh pemerintah
dan bank sentral untuk mengatur perekonomian suatu negara. Kebijakan moneter
berkaitan dengan pengaturan jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga oleh bank
sentral, sementara kebijakan fiskal berkaitan dengan pengeluaran dan penerimaan
pemerintah. Dalam konteks tingkat suku bunga dan model IS-LM, kebijakan moneter
dapat mengatur tingkat suku bunga dengan mengubah jumlah uang yang beredar.
Kebijakan moneter yang ekspansif cenderung menurunkan suku bunga dengan
meningkatkan pasokan uang, sedangkan kebijakan kontraktif cenderung menaikkan suku
bunga dengan mengurangi pasokan uang.

Sementara itu, kebijakan fiskal berkaitan dengan perubahan dalam pengeluaran dan
penerimaan pemerintah. Kebijakan fiskal ekspansif mencakup peningkatan pengeluaran
pemerintah atau pemotongan pajak, yang dapat merangsang aktivitas ekonomi dan
mendorong pertumbuhan. Kebijakan fiskal kontraktif, sebaliknya, melibatkan
pengurangan pengeluaran atau peningkatan pajak untuk menahan pertumbuhan ekonomi
yang terlalu cepat atau mengatasi masalah inflasi. Model IS-LM menggambarkan
interaksi antara pasar barang dan pasar uang. Pergeseran kurva IS dapat disebabkan oleh
perubahan dalam kebijakan fiskal, seperti peningkatan pengeluaran pemerintah.
Pergeseran kurva LM, di sisi lain, dapat disebabkan oleh kebijakan moneter yang
mempengaruhi tingkat suku bunga. Interaksi antara kedua kurva ini menciptakan titik
kesetimbangan di mana output dan tingkat suku bunga terjadi.

Dengan memahami hubungan antara kebijakan moneter, fiskal, tingkat suku bunga, dan
model IS- LM, pemerintah dapat merumuskan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan
makroekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang stabil, tingkat inflasi yang terkendali,
dan tingkat pengangguran yang wajar.

Anda mungkin juga menyukai