Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKONOMI SYARIAH

“KEBIJAKAN MONETER DALAM EKONOMI ISLAM”


Dosen Pengampuh : Haris Al amin, S.E.I., MA

Disusun Oleh:
Muhammad Shaqil Akeyla (2023613060086)
Yenita Agustina (2023613060086)

Jurusan Tata Niaga


PROGRAM STUDI Akutansi Lembaga Keuangan Syariah
Politeknik Negeri Lhokseumawe
2023-2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya makalah yang berjudul “KEBIJAKAN MONETER DALAM
EKONOMI ISLAM” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai tugas untuk Mata Kuliah Ekonomi Syariah.
Penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami bersedia menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini, dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

Table of Contents

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB II Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 3
2.1 Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam......................................................... 3
2.2 Apa Tujuan Dari Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam............................. 5
2.3 Bagaimana Prinsip Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam ......................... 6
2.4 Dampak Dari Implementasi Sistem Ekonomi Islam........................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam setiap penyelenggaraan negara, pemerintah menetapkan suatu keputusan


atau kebijakan yang bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi, politik, sosial budaya,
dan pertahanan yang di dalamnya tersirat supaya terwujud kesejahteraan seluruh
masyarakat. Kebijakan moneter ditetapkan dalam rencana pembangunan otoritas
moneter yang dalam hal ini adalah bank sentral yaitu dengan cara mengubah besaran
moneter dan suku bunga serta pelaksanaannya dilakukan oleh otoritas moneter dan
lembaga keuangan. Kebijakan moneter berperan sangat penting dalam perekonomian,
kehadirannya diharapkan dapat berfokus pada stabilitas harga dan mendorong
pertumbuhan output.Kebijakan moneter merupakan instrumen bank sentral yang sengaja
dirancang sedemikian rupa untuk memengaruhi variabel-variabel finansial, seperti suku
bunga dan tingkat penawaran uang. Sasaran yang ingin dicapai adalah memelihara
kestabilan nilai uang baik terhadap faktor internal maupun eksternal. Stabilitas nilai uang
mencerminkan stabilitas harga yang pada akhirnya akan memengaruhi realisasi
pencapaian tujuan pembangunan suatu negara, seperti pemenuhan kebutuhan dasar,
pemerataan distribusi, perluasan kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi riil yang
optimum dan stabilitas ekonomi.

Dapat dikatakan bahwa kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh
penguasa moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang beredar
dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
Jumlah uang beredar, dalam analisis makro, memilki pengaruh penting terhadap tingkat
output perekonomian, juga terhadap stabilitas harga-harga. Uang yang beredar terlalu
tinggi tanpa disertai kegiatan produksi yang seimbang, akan ditandai dengan naiknya
tingkat harga pada seluruh barang dalam perekonomian atau dikenal dengan istilah
inflasi1. Dalam hal ini, kebijakan moneter menjadi faktor penting dalam menstabilisasi
siklus perekonomian. Kebijakan moneter yang dikelola dengan baik akan menghasilkan
tingkat perekonomian yang stabil melalui mekanisme transmisinya pada harga dan
output, yang pada akhirnya membawa efek multiplier pada variabel-variabel lain, seperti
tenaga kerja. Sebaliknya, sistem moneter yang unrealiable akan membawa pada masalah
inflasi dan depresi.

Namun Sistem ekonomi konvensional memiliki pandangan yang berbeda tentang


kebijakan moneter dengan sistem ekonomi Islam.Tujuan dari sistem moneter Islam yang
hendak dicapai diantaranya adalah untuk mewujudkan keadilan dan kemashlahatan.
Maqashid Syariah menegakkan keadilan (Iqamah al ‘Adl), yaitu mewujudkan keadilan
dalam semua bidang kehidupan manusia dan menghasilkan kemaslahatan (Jalb al
Maslahah), yaitu menghasilkan kemaslahatan umum bukan kemaslahatan yang khusus
untuk pihak tertentu.

1
Ivan R. Santoso, Ekonomi Islam, hal 108

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Itu Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam?


2. Apa Tujuan Dari Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam ?
3. Bagaimana Prinsip Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam?
4. Bagaimana Dampak Dari Implementasi Kebijakan Moneter Ekonomi Islam ?

1.3 Tujuan

1. Memberikan Pengertian Tentang Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam


2. Memberikan Pemahaman Tentang Prinsip-Prinsip Kebijakan Moneter Dalam
Ekonomi Islam
3. Membandingkan Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam Dengan Pendekatan
Kebijakan Moneter Konvensional

1.4 Manfaat

1. Menambah Wawasan Terkait Dengan Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam


Serta Dapat Membedakan Kebijakan Moneter Konvensional

2
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam

Stabilitas nilai mata uang merupakan prioritas utama dalam kegiatan manajemen
moneter. Karena stabilitas tersebut akan mencerminkan stabilitas tingkat harga yang pada
akhirnya stabilitas harga akan memepengaruhi realisasi pencapaian tujuan pembangunan
ekonomi suatu negara. Seperti pemenuhan kebutuhan dasar, pemerataan disribusi
pendapatan dan kekayaan, tingkat pertumbuhan ekonomi riil yang optimum, perluasan
kerja dan stablitas ekonomi.Sehingga kegiatan manajemen moneter harus memiliki
kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Kebijakan moneter yang
sesuai dengan landasan syar’i ini diharapkan dapat membantu merealisasikan tujuan
Islam. Akan tetapi mengingat tiadanya bunga dan alat (instrumen) suku bunga diskon
serta open market operation dalam bentuk surat berharga yang berbasis bunga. Tentunya
akan memunculkan pertanyaan tentang bagaimana mekanisme untuk menyamakan
permintaan dan penawaran uang tanpa mekanisme bunga dan bagaimana kebijakan
moneter dapat berperan akitif untuk mencapai sasaran.

Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus stabitas Islam tidak


menggunakan instrumen bunga atau penawaran uang melalui pencetakan defisit
anggaran. Dalam Islam yang dilakukan adalah mempercepat perputaran uang dan
pembangunan infrastruktur sektor riil. Faktor pendukung percepatan perputaran adalah
disebabkan oleh kelebihan likuiditas uang yang tidak boleh ditimbun dan tidak bolah
dipinjamkan dengan bunga. Sedangkan faktor penarik uang yang dianjurkan adalah
dengan jalan qardh (pinjaman kebajikan), sedekah dan kerjasama bisnis berbentuk
syirkah atau mudharabah. Keuntungan utama dari sistem kerjasama ini adalah pelaku dan
penyandang dana bersama-sama mendapatkan pengalaman, infomasi, metode supervisi,
manajemen dan pengetahuan akan resiko suatu bisnis. Terdapat beberapa teori seputar
pengaturan moneter dalam perspektif syari’ah ini yang meliputi permintaan uang (money
demand), penawaran uang (money supply), kebijakan moneter dan instrumen-instrumen
yang dapat dipergunakan.

a. Permintaan Uang (Money Demand).


Dalam sebuah perekonomian yang berbasis syari’ah, permintaan terhadap uang
hanya akan lahir terutama dari motif transaksi dan tindakan berjaga-jaga yang
ditentukan pada umumnya oleh tingkatan pendapatan uang dan distribusinya.
Permintaan terhadap uang karena motif spekulasi pada dasarnya didorong
oleh fluktuasi suku bunga pada ekonomi kapitalis. Penurunan suku bunga
dibarengi harapan terhadap kenaikannya akan mendorong individu dan
perusahaan untuk meningkatkan jumlah uang yang dipegang.

3
Penciptaan uang dalam sistem bebas bunga akan berorientasi pada investasi,
bukan pinjaman atau pemberian pinjaman. Ditinjau dari pandangan ini,
transaksi-transaksi dan permintaan uang sebagai tindakan pencegahan tetap
tidak dapat diganggu gugat. Mungkin dengan beberapa variasi kekuatan yang
bergantung pada akibat-akibat pendistribusian kembali zakat dampaknya terhadap
batas kecenderungan mengkonsumsi (Marginal Propensity to Consume =
MPC) dan seberapa jauh pengaturan-pengaturan jaminan sosial dalam
masyarakat Islam memperkecil perlunya memegang uang untuk motif berjaga-
jaga.
Pada dasarnya kebutuhan manusia dibedakan pada kebutuhan yang perlu serta
mendesak dan kebutuhan yang tidak perlu serta kurang bermanfaat. Dari sisi ini
dapat dilihat bahwa permintaan akan uang akan terdiri dari dua komponen.
Pertama, merupakan permintaan akan uang untuk memenuhi kebutuhan dan
investasi produktif (conspicious consumption), kedua, kebutuhan konsumsi
yang menyolok boros, investasi yang tdak produktif serta spekulatif. Upaya
meregulasi berbagai komponen permintaan uang melalui mekanisme suku bunga
cenderung menekan permintaan uang untuk pemenuhan kebutuhan dan
investasi produktif dan menggiring pada permintaan uang untuk tujuan
kedua, yang cendrung tidak perlu, kurang produktif dan spekulatif.

b. Penawaran Uang (Money Supply).


Ketika permintaan uang distabilisasikan dan dihubungkan dengan kebutuhan
pencapaian kesejahteraan masyarakat dan pembangunan maka permasalahan
yang perlu diperhatikan adalah pertama, bagaimana agregat money supply
bertemu dengan money demand sehingga terjadi equilibrium, selanjutnya
bagaimana mengalokasikan money supply ini sesuai dengan kebutuhan
untuk merealisasikan tujuan umum.

Dalam mencapai pertumbuhan money supply yang sesuai target


diperlukan instrumen yang dipergunakan bank sentral untuk menciptakan
keselarasan antara pertumbuhan money supply yang ditargetkan dan yang aktual
terjadi. Oleh karena dekatnya hubungan antara pertumbuhan kredit dengan
pertumbuhan uang (Mo) atau high-powered money, maka bank sentral
berkewajiban untuk mengatur dengan ketat pertumbuhan uang (Mo).

Untuk menjamin bahwa pertumbuhan moneter “mencukupi” dan tidak


berlebihan perlu memonitor secara hati-hati tiga sumber utama ekspansi moneter
dua diantaranya adalah domestik, yaitu: Pertama, membiayai defisit anggaran
pemerintah dengan meminjam dari bank sentral. Kedua, ekspansi deposito
melalui penciptaan kredit pada bank-bank komersial. Ketiga bersifat eksternal,
yaitu “meng-uangkan”surplus neraca pembayaran luar negeri.

Namun yang penting untuk dicatat adalah bahwa semakin besar ketergantungan
sektor pemerintah terhadap sistem perbankan, makin sukar bank sentral
melakukan kebijakan moneter yang konsisten.

4
2.2 Apa Tujuan Dari Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam

Tujuan kebijakan moneter dalam ekonomi islam mirip dengan tujuan dalam
ekonomi konvensional, tetapi kebijakan-kebijakan moneter dalam perekonomian islam
tentu saja mendukung pencapaian tujuan akhir sistem ekonomi islam yaitu kesejahteraan
dunia dan akhirat. Umar Chapra mengungkapkan tiga sasaran utama kebijakan moneter
dalam sistem ekonomi Islam yaitu:
a) Tenaga kerja penuh dengan pertumbuhan ekonomi (full employment and
economic growth).
b) Keadilan sosio-ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata
(socio-economic justice and equitable distribution income and wealth).
c) Stabilitas nilai uang (stability in the value of money)

Tujuan kebijakan moneter yang direkomendasikan Chapra mengingatkan kita


pada sasaran yang juga dimiliki oleh sistem konvensional, yaitu tenaga kerja penuh (full
employment), pertumbuhan ekonomi (economic growth), dan stabilitas harga (price
stability). Hal senada dilihat oleh pakar ekonomi Munawar Iqbal yang menegaskan
bahwa sasaran antara (semi-objectives) dari sasaran akhir kebijakan moneter Islam yaitu
memaksimalkan kesejahteraan manusia (maximize human welfare).2
Fokus kebijakan moneter Islam lebih tertuju pada pemeliharaan perputaran sumber daya
ekonomi sebagai inti dari ekonomi Islam pada semua bentuk kebijakan dan ketentuan
yang diperkenankan oleh svariah. Dengan demikian, dalam ekonomi Islam para regulator
secara sederhana perlu memastikan ketersediaan usaha-usaha ekonomi atau produk
keuangan syariah yang mampu menyerap "potensi investasi masyarakat atau ketentuan-
ketentuan yang mendorong preferensi penggunaan "potensi investasi" pada usaha
produktif

Sebagai hipotesis awal, kebijakan sistem bagi hasil (sebagai pengganti sistem
bunga), mekanisme zakat, dan rezim uang logam mulia (gold-silver coin regime) dapat
dikategorikan sebagai kebijakan moneter yang cukup penting dalam perekonomian Islam.
Jenis kebijakan ini mampu melayani terpenuhinya tujuan kebijakan moneter Islam yang
diungkapkan oleh Umer Chapra, yaitu tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi (full
employment and economu growth), keadilan sosio-ekonomi dan distribusi pendapatan
serta kekayaan yang merata (socio-economie justice and equitable distribution come and
wealth), dan stabilitas nilai uang (stability in the salur of Money).

2
Syarifuddin, F., & Sak , A. (2020). Prak k ekonomi dan keuangan syariah oleh kerajaan Islam di
Indonesia, hal 160.

5
2.3 Bagaimana Prinsip Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam

Kebijakan moneter dalam ekonomi Islam didasarkan pada prinsip-prinsip etika


dan keadilan yang diatur dalam ajaran agama Islam. Prinsip utama yang menjadi landasan
kebijakan moneter dalam ekonomi Islam adalah menghindari riba (bunga) dan
memastikan distribusi kekayaan yang adil dalam masyarakat. Beberapa prinsip yang
mendasari kebijakan moneter dalam ekonomi Islam antara lain:
a. Penolakan terhadap Riba
Dalam islam riba dianggap sebagai praktik yang tidak etis dan merugikan.Oleh
karena itu,kebijakan moneter dalam ekonomi islam harus menghindari
penggunaan sistem bunga dan mempromosikan pembiayaan yang tidak
menggandakan riba.3

b. Stabilitas Harga
Kebijakan moneter harus bertujuan untuk menjaga stabilitas harga agar inflasi
dan deflasi tetap dalam batas yang dapat diterima. Hal ini penting untuk menjaga
daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

c. Distribusi Kekayaan yang Adil


Prinsip keadilan sosial dalam Islam menuntut agar distribusi kekayaan dan
pendapatan didasarkan pada prinsip keadilan dan kesetaraan. Oleh karena itu,
kebijakan moneter harus memperhatikan distribusi kekayaan yang adil dan
memastikan manfaat ekonomi dapat dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan
masyarakat.

d. Pembiayaan Produktif
Kebijakan moneter dalam ekonomi Islam harus mendukung pembiayaan yang
produktif dan berkelanjutan. Hal ini mencakup pembiayaan proyek-proyek yang
memberikan manfaat bagi masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.4

Dengan demikian, kebijakan moneter dalam ekonomi Islam tidak hanya bertujuan untuk
mencapai tujuan ekonomi, tetapi juga untuk mempromosikan nilai-nilai keadilan dan
kesejahteraan sosial dalam masyarakat.

3
Siddiqi, M. N. (2006). Islamic banking and finance in theory and prac ce: A survey of state of
the art. Islamic economic studies Brill, hlm. 45.
4
Khan, M. M., & Bha , M. I. (2008). Islamic banking and finance: on its way to globaliza on.
Managerial finance, hlm. 72.

6
2.4 Dampak Dari Implementasi Sistem Ekonomi Islam

Negara yang menerapkan kebijakan moneter dalam ekonomi islam seperti


Malaysia,Pakistan,Indonesia, Saudi Arabia dan Qatar telah memperoleh manfaat yang
signifikan dalam menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil, adil dan berkelanjutan
bagi masyarakat mereka. Berbagai dampak dari kebijakan moneter dalam ekonomi islam
antara lain:

a. Pecahnya Kemiskinan Struktural


Pemerintah harus menjamin masyarakat dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya, mempunyai akses yang sama terhadap pendidikan, dan mendapatkan
pelayanan kesehatan.Terdapat banyak strategi untuk mengurangi kemiskinan
tetapi secara umum dapat digolongkan menjadi dua, strategi langsung dan tidak
langsung Strategi tidak langsung dilakukan dengan merumuskan kerangka
kebijakan makro ekonomi yang mampu menjamin pertumbuhan yang
berkelanjutan, peningkatan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan per kapita,
sehingga mampu menurunkan tingkat kemiskinan. Strategi langsung dilakukan
dengan memberikan bantuan kepada golongan yang kurang mampu untuk
menjamin akses kredit, meningkatkan kondisi kesehatan, meningkatkan tingkat
melek huruf dan akhirnya memberantas kemiskinan.5

Indonesia, Malaysia, dan Thailand adalah contoh yang baik dari negara-
negara yang telah berhasil mengurangi tingkat kemiskinan melalui strategi tidak
langsung. Negara-negara tersebut konsisten menerapkan kebijakan makro
ekonomi yang mampu menjamin pertumbuhan ekonomi enam persen atau lebih
dan peningkatan belanja publik di sektor pendidikan, kesehatan, keluarga
berencana, selama beberapa dekade. Sebaliknya, Bangladesh adalah contoh
negara yang menerapkan kebijakan langsung di mana pemerintah dan organisasi
non-pemerintah menyediakan satu set layanan bagi penduduk miskin seperti
memastikan akses kredit, perawatan kesehatan, dan pelayanan pendidikan kepada
individu yang kurang mampu

b. Tumbuhnya Gaya Hidup Entrepreneur


Entrepreneur disebut sebagai faktor produksi keempat mesin
pertumbuhan ekonomi karena pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan
oleh entrepreneur yang berkualitas. Entrepreneurship adalah sebab dan sekaligus
akibat dari pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi, dan inovasi konseptual.
Mereka saling terajut, saling berhubungan, dan terjalin satu sama lain.

Islam sebagai pedoman hidup yang lengkap dan komprehensif sangat mendorong
pengembangan pertanian, industri, dan perdagangan karena sumber daya
dimobilisasi untuk pemenuhan kebutuhan manusia melalui bisnis. Bisnis
dikembangkan dan dikelola dengan baik oleh pengusaha. Jadi, untuk
mengembangkan bisnis, keterampilan kewirausahaan harus dikembangkan

5
Anwar, E. S., Said, I. A., & Luthfi, M. (2019). Pengantar Falsafah Ekonomi dan Keuangan
Syariah. hal 75

7
dengan baik. Sebelum Beliau diangkat menjadi seorang rasul, Nabi Muhammad
(Saw.) sudah terlibat dalam perdagangan. Beliau adalah seorang pengusaha yang
sukses, dikenal karena integritasnya. Rasulullah diberi gelar kehormatan Al-Amin
(terpercaya).
Nabi (Saw.) bersabda, "Cari mata pencarian kamu jauh di bawah tanah- pada
setiap lapisan dari permukaan bumi". Ini adalah semangat Islam bahwa tidak ada
sepotong tanah yang bisa diolah diperbolehkan untuk dibiarkan tidak terpakai.
Islam mengarahkan pengikutnya untuk menjadi produktif dan efisien di semua
kehidupan.

c. Terbukanya Akses Informasi dan Politik


Implementasi sistem ekonomi Islam yang terbuka terhadap akses
informasi dan politik dapat memiliki beberapa dampak yang signifikan.Yaitu
transparansi yang akan mendorong atau akan memungkinkan informasi ekonomi
yang lebih mudah diakses oleh masyarakat. Ini dapat meningkatkan kepercayaan
publik terhadap institusi keuangan dan pemerintah. Dengan akses yang lebih
mudah terhadap informasi, masyarakat dapat lebih terlibat dalam proses politik.
Mereka dapat memantau kebijakan ekonomi dan mengambil bagian dalam proses
pembuatan keputusan politik yang lebih transparan. Dengan akses yang lebih
besar terhadap informasi dan partisipasi politik yang lebih aktif, penerapan
prinsip-prinsip ekonomi Islam dapat membantu mempromosikan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

d. Ketahanan Terhadap krisis ekonomi

Kebijakan moneter dalam ekonomi islam cenderung mengedepankan


kehati-hatian dalam pengelolaan keuangan dan investasi, Kebijakan dalam
ekonomi islam fokus pada pembiayaan yang produktif ke sektor-sektor yang
memiliki nilai tambah nyata dan berpotensi pertumbuhan jangka panjang, serta
mempromosikan investasi dalam pengembangan sumber daya lokal dan
mengurangi ketergantungan pada sumber daya eksternal, oleh karna itu kebijakan
moneter dalam ekonomi islam dapat membantu meningkatkan kemandirian
ekonomi yang membuat negara lebih tahan terhadap guncangan global serta
meminimalkan resiko kegagalan sistem keuangan dan mengurangi dampak resiko
krisis keuangan yang mungkin terjadi.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sistem moneter kapitalis telah menempatkan uang berfungsi ganda, yaitu selain
sebagai alat tukar juga sebagai juga sebagai komoditi yang bisa
diperdagangkan.Sementara itu, dalam ekonomi syariah fungsi uang hanya sebagai alat
tukar. Basis mata uangnya adalah emas dan perak, sehingga nilai intrinsik dan nominal
bias selalu sama. Dengan model seperti ini maka krisis ekonomi yang disebabkan dari
sektor moneter dapat dihindari.
Kebijakan moneter dalam islam tidak hanya ditunjukan untuk mengatur keseimbangan
antara penawaran uang dengan permintaan rill terhadap uang dan menjaga stabilitas nilai
tukar,tetapi juga ditunjukan untuk menetapkan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan,
meningkatkan kesempatan kerja, membantu membiayai defisit pemerintah dan mencapai
sasaran-sasaran sosio-ekonomi masyarakat islam lainnya.

3.2 Saran

Kebijakan moneter islam saat ini masih belum mencapai level signifikan pada
sektor keuangan nasional,oleh karna itu kita memerluhkan pengembangan keuangan
islam yang merumuskan secara benar dan tepat agar mencapai bentuk ideal dari
instrument moneter tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ivan Rahmat Santoso. EKONOMI ISLAM, (2016).

Syarifuddin, F., & Sakti, A. (2020). Praktik ekonomi dan keuangan syariah oleh kerajaan
Islam di Indonesia.

Dr. Eng. Saiful Anwar, S.E., M.Si.,CA., dkk pengantar falsafah ekonomi dan
keuangan syariah

Siddiqi, M. N. (2006). Islamic banking and finance in theory and practice: A


survey of state of the art. Islamic economic studies, 13(2).

Khan, M. M., & Bhatti, M. I. (2008). Islamic banking and finance: on its way to
globalization. Managerial finance, 34(10), 708-725.

Anwar, E. S., Said, I. A., & Luthfi, M. (2019). Pengantar Falsafah Ekonomi dan
Keuangan Syariah.

Kholiq, A. (2016). Teori Moneter Islam (Edisi Revisi).

10

Anda mungkin juga menyukai