Disusun Oleh:
Muhammad Shaqil Akeyla (2023613060086)
Yenita Agustina (2023613060086)
Alhamdulillah atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya makalah yang berjudul “KEBIJAKAN MONETER DALAM
EKONOMI ISLAM” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas untuk Mata Kuliah Ekonomi Syariah.
Penulisan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
kami menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami bersedia menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini, dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB II Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 3
2.1 Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam......................................................... 3
2.2 Apa Tujuan Dari Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam............................. 5
2.3 Bagaimana Prinsip Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam ......................... 6
2.4 Dampak Dari Implementasi Sistem Ekonomi Islam........................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dapat dikatakan bahwa kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh
penguasa moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang beredar
dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
Jumlah uang beredar, dalam analisis makro, memilki pengaruh penting terhadap tingkat
output perekonomian, juga terhadap stabilitas harga-harga. Uang yang beredar terlalu
tinggi tanpa disertai kegiatan produksi yang seimbang, akan ditandai dengan naiknya
tingkat harga pada seluruh barang dalam perekonomian atau dikenal dengan istilah
inflasi1. Dalam hal ini, kebijakan moneter menjadi faktor penting dalam menstabilisasi
siklus perekonomian. Kebijakan moneter yang dikelola dengan baik akan menghasilkan
tingkat perekonomian yang stabil melalui mekanisme transmisinya pada harga dan
output, yang pada akhirnya membawa efek multiplier pada variabel-variabel lain, seperti
tenaga kerja. Sebaliknya, sistem moneter yang unrealiable akan membawa pada masalah
inflasi dan depresi.
1
Ivan R. Santoso, Ekonomi Islam, hal 108
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
Tinjauan Pustaka
Stabilitas nilai mata uang merupakan prioritas utama dalam kegiatan manajemen
moneter. Karena stabilitas tersebut akan mencerminkan stabilitas tingkat harga yang pada
akhirnya stabilitas harga akan memepengaruhi realisasi pencapaian tujuan pembangunan
ekonomi suatu negara. Seperti pemenuhan kebutuhan dasar, pemerataan disribusi
pendapatan dan kekayaan, tingkat pertumbuhan ekonomi riil yang optimum, perluasan
kerja dan stablitas ekonomi.Sehingga kegiatan manajemen moneter harus memiliki
kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Kebijakan moneter yang
sesuai dengan landasan syar’i ini diharapkan dapat membantu merealisasikan tujuan
Islam. Akan tetapi mengingat tiadanya bunga dan alat (instrumen) suku bunga diskon
serta open market operation dalam bentuk surat berharga yang berbasis bunga. Tentunya
akan memunculkan pertanyaan tentang bagaimana mekanisme untuk menyamakan
permintaan dan penawaran uang tanpa mekanisme bunga dan bagaimana kebijakan
moneter dapat berperan akitif untuk mencapai sasaran.
3
Penciptaan uang dalam sistem bebas bunga akan berorientasi pada investasi,
bukan pinjaman atau pemberian pinjaman. Ditinjau dari pandangan ini,
transaksi-transaksi dan permintaan uang sebagai tindakan pencegahan tetap
tidak dapat diganggu gugat. Mungkin dengan beberapa variasi kekuatan yang
bergantung pada akibat-akibat pendistribusian kembali zakat dampaknya terhadap
batas kecenderungan mengkonsumsi (Marginal Propensity to Consume =
MPC) dan seberapa jauh pengaturan-pengaturan jaminan sosial dalam
masyarakat Islam memperkecil perlunya memegang uang untuk motif berjaga-
jaga.
Pada dasarnya kebutuhan manusia dibedakan pada kebutuhan yang perlu serta
mendesak dan kebutuhan yang tidak perlu serta kurang bermanfaat. Dari sisi ini
dapat dilihat bahwa permintaan akan uang akan terdiri dari dua komponen.
Pertama, merupakan permintaan akan uang untuk memenuhi kebutuhan dan
investasi produktif (conspicious consumption), kedua, kebutuhan konsumsi
yang menyolok boros, investasi yang tdak produktif serta spekulatif. Upaya
meregulasi berbagai komponen permintaan uang melalui mekanisme suku bunga
cenderung menekan permintaan uang untuk pemenuhan kebutuhan dan
investasi produktif dan menggiring pada permintaan uang untuk tujuan
kedua, yang cendrung tidak perlu, kurang produktif dan spekulatif.
Namun yang penting untuk dicatat adalah bahwa semakin besar ketergantungan
sektor pemerintah terhadap sistem perbankan, makin sukar bank sentral
melakukan kebijakan moneter yang konsisten.
4
2.2 Apa Tujuan Dari Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam
Tujuan kebijakan moneter dalam ekonomi islam mirip dengan tujuan dalam
ekonomi konvensional, tetapi kebijakan-kebijakan moneter dalam perekonomian islam
tentu saja mendukung pencapaian tujuan akhir sistem ekonomi islam yaitu kesejahteraan
dunia dan akhirat. Umar Chapra mengungkapkan tiga sasaran utama kebijakan moneter
dalam sistem ekonomi Islam yaitu:
a) Tenaga kerja penuh dengan pertumbuhan ekonomi (full employment and
economic growth).
b) Keadilan sosio-ekonomi dan distribusi pendapatan serta kekayaan yang merata
(socio-economic justice and equitable distribution income and wealth).
c) Stabilitas nilai uang (stability in the value of money)
Sebagai hipotesis awal, kebijakan sistem bagi hasil (sebagai pengganti sistem
bunga), mekanisme zakat, dan rezim uang logam mulia (gold-silver coin regime) dapat
dikategorikan sebagai kebijakan moneter yang cukup penting dalam perekonomian Islam.
Jenis kebijakan ini mampu melayani terpenuhinya tujuan kebijakan moneter Islam yang
diungkapkan oleh Umer Chapra, yaitu tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi (full
employment and economu growth), keadilan sosio-ekonomi dan distribusi pendapatan
serta kekayaan yang merata (socio-economie justice and equitable distribution come and
wealth), dan stabilitas nilai uang (stability in the salur of Money).
2
Syarifuddin, F., & Sak , A. (2020). Prak k ekonomi dan keuangan syariah oleh kerajaan Islam di
Indonesia, hal 160.
5
2.3 Bagaimana Prinsip Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam
b. Stabilitas Harga
Kebijakan moneter harus bertujuan untuk menjaga stabilitas harga agar inflasi
dan deflasi tetap dalam batas yang dapat diterima. Hal ini penting untuk menjaga
daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
d. Pembiayaan Produktif
Kebijakan moneter dalam ekonomi Islam harus mendukung pembiayaan yang
produktif dan berkelanjutan. Hal ini mencakup pembiayaan proyek-proyek yang
memberikan manfaat bagi masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.4
Dengan demikian, kebijakan moneter dalam ekonomi Islam tidak hanya bertujuan untuk
mencapai tujuan ekonomi, tetapi juga untuk mempromosikan nilai-nilai keadilan dan
kesejahteraan sosial dalam masyarakat.
3
Siddiqi, M. N. (2006). Islamic banking and finance in theory and prac ce: A survey of state of
the art. Islamic economic studies Brill, hlm. 45.
4
Khan, M. M., & Bha , M. I. (2008). Islamic banking and finance: on its way to globaliza on.
Managerial finance, hlm. 72.
6
2.4 Dampak Dari Implementasi Sistem Ekonomi Islam
Indonesia, Malaysia, dan Thailand adalah contoh yang baik dari negara-
negara yang telah berhasil mengurangi tingkat kemiskinan melalui strategi tidak
langsung. Negara-negara tersebut konsisten menerapkan kebijakan makro
ekonomi yang mampu menjamin pertumbuhan ekonomi enam persen atau lebih
dan peningkatan belanja publik di sektor pendidikan, kesehatan, keluarga
berencana, selama beberapa dekade. Sebaliknya, Bangladesh adalah contoh
negara yang menerapkan kebijakan langsung di mana pemerintah dan organisasi
non-pemerintah menyediakan satu set layanan bagi penduduk miskin seperti
memastikan akses kredit, perawatan kesehatan, dan pelayanan pendidikan kepada
individu yang kurang mampu
Islam sebagai pedoman hidup yang lengkap dan komprehensif sangat mendorong
pengembangan pertanian, industri, dan perdagangan karena sumber daya
dimobilisasi untuk pemenuhan kebutuhan manusia melalui bisnis. Bisnis
dikembangkan dan dikelola dengan baik oleh pengusaha. Jadi, untuk
mengembangkan bisnis, keterampilan kewirausahaan harus dikembangkan
5
Anwar, E. S., Said, I. A., & Luthfi, M. (2019). Pengantar Falsafah Ekonomi dan Keuangan
Syariah. hal 75
7
dengan baik. Sebelum Beliau diangkat menjadi seorang rasul, Nabi Muhammad
(Saw.) sudah terlibat dalam perdagangan. Beliau adalah seorang pengusaha yang
sukses, dikenal karena integritasnya. Rasulullah diberi gelar kehormatan Al-Amin
(terpercaya).
Nabi (Saw.) bersabda, "Cari mata pencarian kamu jauh di bawah tanah- pada
setiap lapisan dari permukaan bumi". Ini adalah semangat Islam bahwa tidak ada
sepotong tanah yang bisa diolah diperbolehkan untuk dibiarkan tidak terpakai.
Islam mengarahkan pengikutnya untuk menjadi produktif dan efisien di semua
kehidupan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem moneter kapitalis telah menempatkan uang berfungsi ganda, yaitu selain
sebagai alat tukar juga sebagai juga sebagai komoditi yang bisa
diperdagangkan.Sementara itu, dalam ekonomi syariah fungsi uang hanya sebagai alat
tukar. Basis mata uangnya adalah emas dan perak, sehingga nilai intrinsik dan nominal
bias selalu sama. Dengan model seperti ini maka krisis ekonomi yang disebabkan dari
sektor moneter dapat dihindari.
Kebijakan moneter dalam islam tidak hanya ditunjukan untuk mengatur keseimbangan
antara penawaran uang dengan permintaan rill terhadap uang dan menjaga stabilitas nilai
tukar,tetapi juga ditunjukan untuk menetapkan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan,
meningkatkan kesempatan kerja, membantu membiayai defisit pemerintah dan mencapai
sasaran-sasaran sosio-ekonomi masyarakat islam lainnya.
3.2 Saran
Kebijakan moneter islam saat ini masih belum mencapai level signifikan pada
sektor keuangan nasional,oleh karna itu kita memerluhkan pengembangan keuangan
islam yang merumuskan secara benar dan tepat agar mencapai bentuk ideal dari
instrument moneter tersebut.
9
DAFTAR PUSTAKA
Syarifuddin, F., & Sakti, A. (2020). Praktik ekonomi dan keuangan syariah oleh kerajaan
Islam di Indonesia.
Dr. Eng. Saiful Anwar, S.E., M.Si.,CA., dkk pengantar falsafah ekonomi dan
keuangan syariah
Khan, M. M., & Bhatti, M. I. (2008). Islamic banking and finance: on its way to
globalization. Managerial finance, 34(10), 708-725.
Anwar, E. S., Said, I. A., & Luthfi, M. (2019). Pengantar Falsafah Ekonomi dan
Keuangan Syariah.
10