Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KEBIJAKAN MONETER DALAM EKONOMI ISLAM

Di Ajukan Guna umtuk memenuhi


tugas mata kuliah ekonomi moneter islam

Dosen :
Rachmania Nurul Fitri Amijaya, M.SEI.

Penyusun :
1. Ajeng Tiara Putri (190810102030)
2. Miftakhul Jannah (190810102004)
3. Feni Firdatul Jamila (190810102011)
4. Khofifah Indar Parawansa (190810102100)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kebijakan Moneter
Dalam Ekonomi Islam”, ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas dari Mata
Kuliah Ekonomi Moneter Islam dan ditujukan untuk para pembaca agar dapat mengetahui
tentang Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rachmania Nurul Fitri Amijaya, M.SEI.
selaku dosen pengampu Ekonomi Moneter Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangunakan penulis nantikan demi kesempurnaan penyusunan
Makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh

Jember, 20 April 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak
kebijakan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakam laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai
macam sektor ekonomi yang secara tidak langsungmenggambarkan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi
yang tinggi tetapistabil tidaklah pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan, ini
ibaratnyamata uang 2 sisi, kadang dicapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapitidak
stabil. Untuk mencapai inilah diperlukan kebijakan moneter.Kebijakan moneter
bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik dan atau
diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut diukur dengan menggunakan indikator-indikator
makro utama seperti terpeliharanya pertumbuhan ekonomi yang baik, stabilitas harga
umumyang terkendali, dan menurunnya tingkat pengangguran.

Sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yangkegiatannya


bertumpu pada aset keuangan kredit perbankan, maka pemerintah perlu melaksanakan
kebijakan moneter melalui pengelolaanatau pengaturan sistem perkreditan secara
dinamis, sesuai dengankebutuhan dan kondisi struktur potensi ekonomi masyarakat
daerah (resource base) yang akan digerakkan. Kebijakan moneter tujuannya adalah
untuk mencapai stailisasi ekonomi. Berhasil tidaknya tujuan dari kebijakan moneter
tersebutdipengaruhi oleh dua faktor, pertama: kuat tidaknya hubungan
kebijakanmoneter dengan kegiatan ekonomi tersebut, kedua: jangka waktu perubahan
kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi.

Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kebijakan Moneter ?


2. Bagaimana Prinsip-Prinsip Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam?

3. Apa Saja Macam-Macam Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam?

4. Apa Saja Fungsi Dan Tujuan Kebijakan Moneter Dalam Ekomoni Islam?
5. Apa Saja Instrumen Kebijakan Moneter Dalam Islam?

6. Bagaimana Kebijakan Moneter Pada Masa Nabi, Sahabat atau Khulafaurrasyidin


dan Abad Pertengahan?

Tujuan

1. Mendeskripsikan Pengertian Kebijakan Moneter .


2. Mendeskripikan Prinsip-Prinsip Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam.

3. Mendeskipsikan Macam-macam Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam.

4. Mendeskripsikan Fungsi Dan Tujuan Kebijakan Moneter Dalam Ekomoni Islam.

5. Mendeskripsikan Instrumen Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam.

6. Mendeskripsikan Kebijakan Moneter Pada Masa Nabi, Sahabat atau


Khulafaurrasyidin dan Abad Pertengahan.
1. Prinsip-Prinsip Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam.

Secara khusus kebijakan moneter mempunyai pengertian sebagai tindakan


makro pemerintah melalui bank sentral dengan cara mempengaruhi penciptaan
uang. Dengan mempengaruhi proses penciptaan uang, pemerintah bisa
mempengaruhi jumlah, uang beredar, yang selanjutnya pemerintah bisa
mempengaruhi pengeluaran investasi, kemudian mempengaruhi permintaan
agregat dan akhirnya tingkat harga sehingga tercipta kondisi ekonomi

sebagaimana yang dikehendaki.

Kebijakan moneter dalam islam berpijak pada prinsip-prinsip dasar ekonomi islam
sebagai berikut :

1. Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah dan Allah lah pemilik yang mutlak.
2. Manusia merupakan pemimpin (kholifah) di bumi, tetapi bukan pemilik yang
sebenarnya.

3. Semua yang dimiliki dan didapatkan oleh manusia adalah karena seizin
Allah,dan oleh karena itu saudara-saudaranya yang kurang beruntung
memiliki hak atas sebagian kekayaan yang dimiliki saudara-saudaranya yang
lebih beruntung.

4. Kekayaan tidak boleh ditumpuk terus atau ditimbun.

5. Kekayaan harus diputar.

6. Menghilangkan jurang perbedaan antara individu dalam perekonomian, dapat


menghapus konflik antar golongan.

7. Menetapkan kewajiban yang sifatnya wajib dan sukarela bagi semua individu,
termasuk bagi anggota masyarakat yang miskin.

Dalam aspek teknis, kebijakan moneter islam harus bebas dari unsur riba dan
bunga bank. Dalam islam riba yang termasuk didalamnya bunga bank diharamkan
secara tegas. Dengan adanya pengharam ini maka bunga bank yang dalam
ekonomi kapitalis, Dalam aspek teknis, kebijakan moneter islam harus bebas dari
unsur riba dan bunga bank. Dalam islam riba yang termasuk didalamnya bunga
bank diharamkan secara tegas Dengan adanya pengharam ini maka bunga bank
yang dalam ekonomi kapitalis.

2. Macam-Macam Kebijakan Moneter Dalam Ekonomi Islam.

Dalam sebuah perekonomian Islam, permintaan terhadap uang akan terjadi


terutama dari motif transaksi dan tindakan berjaga-jaga yang ditentukan pada
umumnya oleh tingkat pendapatan uang dan distribusinya. Penghapusan bunga
dan kewajiban membayar zakat dengan laju 2,5 persen per tahun tidak saja akan
meminimalkan permintaan spekulatif terhadap uang dan mengurangi efek suku
bunga “terkunci”, tetapi juga akan memeberikan stabilitas yang lebih besar bagi
permintaan total terhadap uang.

Hal ini akan lebih kuat oleh sejumlah faktor yang terdapat dalam macam-macam
kebijakan moneter sebagai berikut:

- Aset pembawa bunga tidak akan tersedia dalam sebuah perekonomian Islam,
sehingga orang yang hanya memegang dana likuid menghadapi pilihan apakah
tidak mau terlibat dengan risiko dan tetap memegang uangnya dalam bentuk
cash tanpa memperoleh keuntungan atau turut berbagi risiko dan
menginvestasikan uangnya pada aset bagi hasil sehingga mendapatkan
keuntungan atau turut berbagi resiko dan menginfestasikan uang nya pada
asset bagi hasil sehingga mendapatkan keuntungan.
- Peluang investasi jangka pendek dan panjang dengan berbagai tingkatan risiko
akan tersedia bagi para investor tanpa memandang apakah mereka adalah
pengambilan risiko tinggi atau rendah, sejauh mana risiko yang dapat
diperkirakan akan diganti dengan laju keuntungan yang diharapkan.

- Tidak akan ada pemegang dana yang cukup irasional untuk menyimpan sisa
uangnya setelah dikurangi oleh keperluan-keperluan transaksi dan berjaga-
jaga selama ia dapat menggunakan sisanya yang menganggur untuk
melakukan investasi pada aset bagi hasil untuk menggantikan paling tidak
sebagian efek erosit zakat dan inflasi, sejauh dimungkinkan dalam sebuah
perekonomian Islam.
Tidak mungkin menegakkan sesuatu bangunan kuat tanpa adanya suatu fondasi
yang kokoh, begitu pula tidak mungkin menegakkan suatu ekonomi bebas riba
yang berbasis pada penyertaan modal dan merealisasikan keseluruhan tujuan
Islam, tanpa adanya suatu lingkungan yang mendukung. Meskipun penghapusan
riba itu penting, namun hal itu tidak memadai karena ia bukan satu-satunya nilai
yang ditegakkan oleh Islam. Penghapusan riba hanyalah salah satu dari beberapa
nilai dan institusi penting yang secara bersama-sama membentuk pandangan
hidup Islam. Hal ini sangat intergrasi dan terjalin sedemikian rupa sehingga tak
satu pun dapat dikeluarkan tanpa menyebabkan kelemahan pada sistem atau
membuatnya kurang efektif.

Anda mungkin juga menyukai