Anda di halaman 1dari 16

KEBIJAKAN FISIKAL DALAM EKONOMI

ISLAM

Disusun Oleh:
Siti Sarah (2005906010018)
Nia Ariani (2005906010006)
Putri Bahri Veronica (2005906010009)

Dosen Pembimbing: M. Nasir

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKNOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH 2022/2022
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Meulaboh 23 September 2022

Penulis

DAFTAR ISI

2
COVER...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Produksi dan Tujuan Produksi............................................7
B. Prinsip-prinsip Produksi.......................................................................8
C. Faktor-faktor Produksi............................................................................
D. Kebijakan Perusahaan Islam dalam Produksi.......................................10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ekonomi Islam merupakan bagian dari shari’ah islam. Yang aturannya


bersifat fleksibel sehingga dapat mengikuti setiap perubahan, perkembangan
ekonomi, dan bisnis manusia. Sejatinya sistem ekonomi ini telah lahir seiring
dengan kelahiran shari’ah Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw ke jagad
raya ini. Kemudian beliau mempraktikkan dan dicontohkan secara langsung
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara pada masa itu. Setelah masa
ke-emasan seiring dengan kejayaan daulah-daulah Islamiyah, sistem ekonomi
ini akhirnya terkubur di saat melemahnya kekuasaan daulah Islam dengan
konsep de-Islamisasi yang dilakukan negara-negara barat.
Realitas baru menunjukkan ekonomi Islam tumbuh dan berkembang di
tengah-tengah sistem ekonomi konvensional (kapitalis-sosialis) yang di nilai
selalu menjadi penyebab krisis ekonomi. Ekonomi Islam hadir menjadi solusi
dari problem ekonomi dunia saat ini. Beliau mengajarkan nilai-nilai keadilan,
keseimbangan, kejujuran, mengharamkan riba, dan spekulasi yang diyakini
dapat mewujudkan sistem ekonomi yang mampu menjawab krisis ekonomi
ini.
Untuk mewujudkan sistem ekonomi Islam harus dijadikan sebagai sistem
ekonomi bangsa. Gerakan sistem ekonomi Islam harus dimulai dari gerakan
spiritual dan kultural, yaitu dengan menanamkan nilai etis secara luas dalam
perilaku ekonomi. Beliau memulai melalui transformasi nilai-nilai Islam yang
membentuk kerangka serta perangkat kelembagaan dan pranata ekonomi yang
hidup dan berproses dalam kehidupan masyarakat.
Ekonomi shari’ah sepertinya telah menjadi pilihan bagi pengembangan
ekonomi dunia. Salah satu indikator yang bisa dilihat adalah dengan semakin
banyaknya perbankan asing yang membuka layanan bank shari’ah. Bahkan di
Inggris dan Amerika Serikat juga tumbuh dengan subur sistem ekonomi
shari’ah yang dilakukan oleh perbankan di sana.

4
Kehadiran sistem ekonomi ini harus diimbangi dengan pemahaman yang benar
dan berdasarkan Al-Qur’an dan hadith. Untuk itu makalah ini akan membahas
tentang kebijakan fiskal dalam ekonimi islam.

1.2 Rumusan Masalah

 Jelaskan pengertian kebijakan fisikal?


 Jelaskan prinsip-prinsip kebijakan fisikal dalam ekonomi islam?
 Jelaskan instrumen fisikal islami?
 Jelasakan kebijakan fisikal pada masa nabi,sahabat dan khulafaur
rasyidin serta abad pertengahan ?

1.3 Tujuan Penulisan

 Memahami pengertian kebijakan fisikal


 Memahami prinsip-prinsip kebijakan fisikal dalam ekonomi islam
 Memahami instrumen fisikal islami
 Mengetahui kebijakan fisikal pada masa nabi,sahabat dan khulafaur
rasyidin serta abad pertengahan

5
BAB II LANDASAN TEORI

Menurut Zaini Ibrahim, “Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah


yang berkaitan dengan pengaturan kinerja ekonomi melalui mekanisme
penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah
serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan
dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui
penurunan permintaan total.Kebijaksanaan fiskal yang berupa pengurangan
pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan
total, sehinggga inflasi dapat ditekan
Menurut Rozalinda, “Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah
dalam mengatur setiap pendapatan dan pengeluaran negara yang digunakan untuk
menjaga stabilitas ekonomi dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi.”
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan fiskal
merupakan suatu kebijakan pemerintah yang di dalamnya terdapat peraturan yang
menyangkut penerimaan dan pengeluaran pemerintah dalam menjaga kegiatan
ekonomi yang diinginkan atau kondisi yang lebih baik.

6
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Kebijakan Fisikal

Kebijakan Fiskal adalah merupakan sebuah kebijakan ekonomi yang


digunakan pemerintah untuk mengelola perekonomian ke dalam kondisi yang
lebih baik dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah
untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam rangka mendorong pertumbuhan
ekonomi dan kebijakan pemerintah dalam memungut pajak, membelanjakan
pajak untuk membiayai kegiatan dalam ekonomi. Kebijakan fiskal dapat juga
diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang
anggaran belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian.

Kebijakan fiskal dilakukan oleh pemerintah dalam rangka melayani


umat. Kemudian dilihat dari berbagai fakta permasalahan secara mendalam
terungkap bahwa permasalahan ekonomi terletak pada bagaimana distribusi
harta dan jasa di tengah-tengah masyarakat, titik berat permasalahan
ekonomi adalah bagaimana menciptakan suatu mekanisme distribusi
ekonomi yang adil.

Pada dasarnya pemerintah harus menjadi panutan bagi masyarakat.


Pemerintah haruslah belanja sesuai dengan pendapatan. Keadaan inilah yang
dinamakan dengan anggaran belanja berimbang. Apabila belanja pemerintah
melebihi penerimaan sehingga mengharuskan pemerintah meminjam dari
masyarakat atau mencetak uang baru, tentulah tindakan ini sangat tidak
bijak. Zaman sekarang pemerintah dikebanyakan negara selalu berusaha agar
belanjanya dalam keadaan seimbang. Apabila tingkat kegiatan ekonomi
rendah dan terdapat banyak pengangguran, kemiskinan, musibah. Pemerintah
akan melakukan belanja yang akan melebihi pendapatan. Keadaan inilah
yang menimbulkan defisit anggaran.

7
Akan tetapi, apabila tingkat perekonomian baik, kesempatan kerja penuh
tercapai, kenaikan harga seimbang, belanja negara dapat dihemat, sehingga
pemerintah dapat melakukan saving terhadap pendapatannya. Keadaan inilah
yang dinamakan dengan anggaran belanja surplus.
3.2 Prinsip- Prinsip Kebijakan Fisikal dalam Ekonomi Islam

Dalam prinsip Islam tentang kebijakan fiskal dan anggaran belanja


negara bertujuan untuk mengembangkan suatu masyarakat yang didasarkan
atas distribusi kekayaan berimbang dengan menempatkan nilai-nilai material
dan spiritual pada tingkatan dan standar yang sama. Dalam masalah
pengeluaran Al-Qur’an telah menetapkan suatu kebijakan pengeluaran yang
sangat luas untuk distribusi pendapatan kekayaan yang berimbang. Dalam Al-
Qur’an Allah telah berfirman :

‫يسألونك عن اخلمر وامليسر قل فيهما إمث كبري ومنافع للناس وإمثهما أكرب من نفعهما‬
“dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan,
katakanlah yang lebih dari keperluan.” (QS Al-Baqarah [2]:219).

Anggaran belanja pada masa awal pemerintahan Islam adalah sangat


sederhana dan tidak serumit sistem anggaran modern. Dasar anggarannya pada
awal pemerintahan Islam adalah pengeluaran ditentukan oleh jumlah
penghasilan yang tersedia dan ketika ini kebijakan anggaran belum
beriorentasi pada pertumbuhan.
Prinsip dasar muamalah adalah setiap muslim bebas melakukan apa saja
yang dikehendakinya sepanjang tidak dilarang oleh Allah, dan berdasarkan Al-
Qur’an dan As-Sunnah. Untuk mewujudkan kemaslahatan umat dalam
kehidupan di bidang ekonomi, perlu dikembangkan beberapa instrumen
ekonomi. Salah satu instrumen yang sangat penting saat ini adalah Lembaga
Keuangan Shariah (LKS), pengelolaan Lembaga Keuangan Shariah yang
sesuai dengan prinsip shari’ah bagi umat Islam adalah merupakan salah satu
bentuk pengabdian (ibadah) dalam artian yang luas. Dan lembaga ini di
jalankan sesuai shari’ah merupakan aplikasi dari cermin keimanan dalam

8
tatanan kehidupan manusia yang di pantulkan dari norma-norma dan
ketentuan shari’ah.

Adapun ciri-ciri kebijakan fiskal dalam sistem ekonomi Islam adalah:


1. Pengeluaran negara dilakukan sesuai pendapatan sehingga jarang terjadi
defisit anggaran.
2. Sistem pajak proporsional, pajak dalam ekonomi Islam dibebankan
berdasarkan tingkat produktivitas. Misalnya pada kharaj, besarnya pajak
ditentukan sesuai tingkat kesuburan tanah, sistem irigasi.
3. Penghitungan zakat berdasarkan hasil keuntungan bukan pada jumlah
barang.

3.3 Instrumen Fisikal Islami

1. Pajak, adalah pungutan wajib yang dibayar oleh rakyat untuk negara dan
akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum.
Seperti: bea cukai, PBB, PPN, PPh, PPnBM, dan lain-lain.
2. APBN (Anggaran Pendaptan dan Belanja Negara), adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh
DPR. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana
pemerintah dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran.
3. Subsidi, adalah bentuk bantuan keuangan yang dibayarkan kepada suatu
busnus atau sektor ekonomi.

Sebenarnya kebijakan fiskal sejak lama dikenal dalam teori ekonomi Islam, yaitu
sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, dan kemudian
dikembangkan oleh para ulama’.

Tujuan dari kebijakan fiskal dalam Islam adalah untuk menciptakan stabilitas
ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan pendapatan,
ditambah dengan tujuan lain yang terkandung dalam aturan Islam, yaitu Islam
menetapkan pada tempat yang tinggi akan terwujudnya persamaan dan demokrasi
yang tinggi. Ekonomi Islam akan dikelola untuk membantu dan mendukung
ekonomi masyarakat yang terbelakang dan untuk memajukan dan menyebarkan
ajaran Islam.

Kebijakan Fiskal dalam Islam ada beberapa instrument berikut:

9
1) Jizyah, adalah pajak perlindungan yang diberikan kepada penduduk non-
Muslim pada suatu negara dibawah pengaturan Islam.
2) Ghanimah, adalah harta rampasan perang yang diperoleh dari suatu
wilayah yang didahului dengan peperangan.
3) Fa’I, yakni harta rampasan perang yang diperoleh dari suatu wilayah
tanpa melalui peperangan artinya penduduk kabur, tidak mengadakan
perlawanan, atau terjadinya kesepakatan damai.
4) Zakat, adalah harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh orang yang
beragama islam dan diberikan kepada golongan yang berhak
menerimanya (mustahiq zakat).
5) Ushr, merupakan pajak yang harus dibayar oleh para pedagang muslim
maupun non-muslim atau dikenal dengan bea cukai.
6) Kharaj, merupakan pajak yang dibebankan kepada tanah-tanah yang
ditaklukkan ole kaum muslim yang dibiarkan tetap dimiliki sebelumnya
guna untuk produktivitaskan tanah tersebut (hasil pertanian).
7) Nawaib, merupakan pajak yang dibebankan kepada orang kaya muslim
dikarenakan negara kekurangan dana akibat perang yang panjang dan
menghabiskan kas negara.
8) Amwal Fahla, berasal dari harta kaum muslim yang meninggal tanpa ahli
waris, atau berasal dari barang-barang seorang muslim yang
meninggalkan negrinya.

3.4 Kebijakan Fisikal Pada Masa Nabi,Sahabat, Kurafaur Rasyidin Serta Abad
Pertengahan

 Masa Rasulullah

Pada masa pemerintahan Rasulullah, beliau telah meletakkan dasar-dasar


berupa nilai-nilai dan hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia dalam
melakukan aktifitas perekonomian. Dan sistem ekonomi yang diterapkan beliau
berakar dari prinsip-prinsip Qur’ani, ketika itu Al-Qur’an menjadi sumber
rujukan dan dasar dalam menentukan aturan yang mengatur manusia dalam
semua aspek kehidupan yang dijalaninya, salah satunya termasuk perilaku
ekonomi.

10
Dalam bidang perdagangan, Beliau telah meletakkan aturan yang
harus/wajib di lakukan oleh manusia, misalnya dalam melakukan jual beli harus
jujur, larangan melakukan jual beli yang mengandung unsur tipuan, pelarangan
riba. Mekanisme pasar yang diterapkan Nabi adalah sistem pasar bebas, harga-
harga barang dipasar diserahkan interaksi permintaan dan penawaran. Adapun
yang menjadi sumber pendapatan negara pada masa Rasulullah adalah:

o Zakat mal
o Khums min al-ghanaim
o Jizyah
o Kharaj
o Usyur
o Fai
o Harta warisan kalalah.
o Wakaf, sedekah.

Segala kegiatan yang dilakukan oleh Rasulullah pada zaman itu


dilakukan dengan berdasarkan keihlasan sebagai kegiatan dari dakwah yang
ada. Dengan adanya perang badar pada abad ke-2 Hijriah, negara mulai
mempunyai pendapatan 1/5 rampasan perang (ghanimah) yang disebut
Khums, sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Anfal ayat 41 :

‫فأن للَّه مخسه وللرسول ولذي القرىب واليتامى واملساكني‬


َّ ‫واعلموا أمنا غنمتم من شيء‬
‫وابن السبيل إن كنتم آمنتم باللَّه وما أنزلنا على عبدنا يوم الفرقان يوم التقى اجلمعان‬
‫واللَّه على كل شيء قدي‬

“Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai


rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rosul,
kerabat Rosul anak-anak yatim, orang-orang miskin dan Ibnu Sabil, jika
kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada
hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua
pasukan dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

 Pada Masa Khulafaur Rasyidin

11
Dalam sistem ekonomi Islam dan kebijakan fiskal pada masa sahabat,
sebenarnya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Para sahabat masih
meneruskan apa yang telah dirintis dan di tegakkan oleh beliau.

a. Pada masa Abu Bakar (51 SH-13H/584-644 M):

1. Tugas berat yang pertama harus dilalui dan dihadapi adalah memerangi
orang murtad.
2. Menegakkan hukum bagi orang yang tidak mau membayar zakat dan pajak.
3. Memerangi nabi palsu.
4. Secara individu Abu Bakar seorang praktisi akad-akad perdagangan.

b. Pada masa Umar ibn Khatab (40 SH-23H/584-644 M):

1. Undang-undang perubahan milik tanah.


2. Pengembangan pajak pertanian.
3. Pemerintah bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan makanan
dan
pakaian terhadap warganya.

c. Pada masa Usman Bin Affan (47 SH-35H/577-656 M):

1. Pembangunan pengairan.
2. Pembangunan gedung-gedung pengadilan.
3. Pembentukan organisasi kepolisian untuk menjaga keamanan perdagangan.

d. Pada masa Ali Bin Abi Thalib (40 H/600-661 M):

1. Adanya kebijakan pengetatan anggaran.


2. Pengeluaran angkatan laut dihilangkan.

 Pada Abat Pertengahan

Pada masa Bani Umaiyyah dalam mendukung pembangunan ekonomi ini


Khalifah Abdul Malik ibn Marwan melakukan pembangunan sektor pertanian
dan perindustrian. Hasilnya, di pasarkan ke India dan Asia Tengah melalui
Iskandariah dan Konstantinopel. Pusat perdagangan pada masa ini adalah

12
Damaskus, Baghdad, dan Makkah. Pada masa ini kekayaannya digunakan untuk
membangun infrastruktur, seperti pembangunan gedung pemerintahan, pabrik-
pabrik, jalan yang dilengkapi dengan sumur agar kafilah dapat minum ketika
melewati jalan tersebut.

Pada masa Abasyiah merupakan masa keemasan (awal abad ke-2 sampai
pertengahan abad ke-4 H) daulah Islamiah. Pada masa ini Islam mencapai puncak
kejayaan dalam seluruh sektor, politik, budaya, ekonomi dan ilmu pengetahuan.
Kebijakan yang dilakukan oleh pendiri daulah Abasiyah Abu Mansur as-safah
dalam bidang ekonomi adalah memindahkan ibu kota negara dari Damaskus ke
Baghdad. Dan kebijakan di sektor perdagangan yaitu memberikan kebebasan
kepada pedagang asing untuk memperdagangkan barang dagangan mereka di
wilayah abasiyah. Di samping itu juga, didirikan baitul mal untuk membantu
proses perdagangan luar negri. Untuk membantu pada sektor pertanian,
pemerintah membangun irigasi, memperluas area pertanian dan membangun
sarana trasportasi. Dan dalam sektor industri yaitu pemerintah menaruh perhatian
yang cukup besar dengan melakukan eksplorasi dan pembangunan sumber daya
alam, pertambangan seperti biji besi, emas dan perak.

13
BAB IV PENUTUP
1.1 Kesimpulan

Setelah penulis menyelesaikan hasil dan pembahasan studi di atas, penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
Secara global kebijakan fiskal adalah sebuah kebijakan pemerintah dalam
pemungutan pajak dan pembelanjaan pajak, yang dimana kebijakan tersebut untuk
membiayai kegiatan ekonomi dan juga kebijakan pemerintah dalam mengatur setiap
pendapatan, pengeluaran negara yang digunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam
rangka untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar tidak ada hambatan dalam
menjalankan roda perekonomian.

Adapun prinsip-prinsip kebijakan fiskal dalam Islam adalah berdasarkan Al-Qur’an


dan hadith, yang dimana kebijakan fiskal dalam suatu negara tentulah diharapkan sesuai
dengan prinsip dan nilai-nilai Islam karena tujuan pokok agama Islam adalah mencapai
kesejahteraan umat manusia secara menyeluruh.

Adapun fungsi kebijakan fiskal menurut Islam adalah:

a. Memelihara terhadap hukum, keadilan dan juga petahanan dalam suatu negara.
b. Perumusan dan melakukan pelaksanaan terhadap kebijakan ekonomi yang
berdasarkan Al-Qur’an dan hadith.
c. Manajemen kekayaan pemerintah yang ada dalam APBN.
d. Intervensi ekonomi oleh pemerintah jika diperlukan.
e. Untuk pembangunan insfratuktur dalam negeri.
f. Penyediaan layanan kesejahteraan sosial, dll.

Dalam kebijakan di bidang ekonomi pada masa Rasulullah beliau menerapkan dari
prinsip-prinsip Qur’ani, pada masa ini Al-Qur’an merupakan sumber rujukannya,
dibidang perdagangan beliau telah meletakkan aturan misalnya harus jujur dalam
perdagangan, pelarangan riba dll. Sedangkan kebijakan fiskal pada masa sahabat tidak
mengalami perubahan, hanya saja pada masa ini para sahabat lebih merinci dan juga
membagi pemasukan, pengeluaran agar kebijakannya lebih merata

14
1.2 Saran

Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada para pihak
yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa, kami menyadari bahwa
dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.

Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2009. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani.

Djamil, Fathurrahman. 2013. Hukum Ekonomi Islam: Sejarah, Teori dan Konsep.
Jakarta: Sinar Grafika.

Nawawi, Ismail. 2009. Ekonomi Islam: Perspektif Teori, Sistem dan Aplikasi Hukum.
Surabaya: CV. Putra Media Nusantara.

Rozalinda. 2014. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktifitas ekonomi. Jakarta:
Rajawali pers.

Ilham, Kebijakan fiskal dalam perekonomiaan, dalam


http://fileperbankansyariah.blogsport.com/ artikel (23 September 2022).

Safitri, Imas, Kebijakan fiskal dalam Islam, dalam http://jendelailmusebi.blogspot.com/


artikel (23 september 2022).

Siddharta, Hendrawinata Eddy, jelaskan kebijakan fiskal di Indonesia, dalam


http://www.fiskal.co.id/berita (23 aeptember 2022)

16

Anda mungkin juga menyukai