ISLAM
Disusun Oleh:
Siti Sarah (2005906010018)
Nia Ariani (2005906010006)
Putri Bahri Veronica (2005906010009)
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
2
COVER...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Produksi dan Tujuan Produksi............................................7
B. Prinsip-prinsip Produksi.......................................................................8
C. Faktor-faktor Produksi............................................................................
D. Kebijakan Perusahaan Islam dalam Produksi.......................................10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
3
BAB I PENDAHULUAN
4
Kehadiran sistem ekonomi ini harus diimbangi dengan pemahaman yang benar
dan berdasarkan Al-Qur’an dan hadith. Untuk itu makalah ini akan membahas
tentang kebijakan fiskal dalam ekonimi islam.
5
BAB II LANDASAN TEORI
6
BAB III PEMBAHASAN
7
Akan tetapi, apabila tingkat perekonomian baik, kesempatan kerja penuh
tercapai, kenaikan harga seimbang, belanja negara dapat dihemat, sehingga
pemerintah dapat melakukan saving terhadap pendapatannya. Keadaan inilah
yang dinamakan dengan anggaran belanja surplus.
3.2 Prinsip- Prinsip Kebijakan Fisikal dalam Ekonomi Islam
يسألونك عن اخلمر وامليسر قل فيهما إمث كبري ومنافع للناس وإمثهما أكرب من نفعهما
“dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan,
katakanlah yang lebih dari keperluan.” (QS Al-Baqarah [2]:219).
8
tatanan kehidupan manusia yang di pantulkan dari norma-norma dan
ketentuan shari’ah.
1. Pajak, adalah pungutan wajib yang dibayar oleh rakyat untuk negara dan
akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum.
Seperti: bea cukai, PBB, PPN, PPh, PPnBM, dan lain-lain.
2. APBN (Anggaran Pendaptan dan Belanja Negara), adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh
DPR. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana
pemerintah dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran.
3. Subsidi, adalah bentuk bantuan keuangan yang dibayarkan kepada suatu
busnus atau sektor ekonomi.
Sebenarnya kebijakan fiskal sejak lama dikenal dalam teori ekonomi Islam, yaitu
sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, dan kemudian
dikembangkan oleh para ulama’.
Tujuan dari kebijakan fiskal dalam Islam adalah untuk menciptakan stabilitas
ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan pendapatan,
ditambah dengan tujuan lain yang terkandung dalam aturan Islam, yaitu Islam
menetapkan pada tempat yang tinggi akan terwujudnya persamaan dan demokrasi
yang tinggi. Ekonomi Islam akan dikelola untuk membantu dan mendukung
ekonomi masyarakat yang terbelakang dan untuk memajukan dan menyebarkan
ajaran Islam.
9
1) Jizyah, adalah pajak perlindungan yang diberikan kepada penduduk non-
Muslim pada suatu negara dibawah pengaturan Islam.
2) Ghanimah, adalah harta rampasan perang yang diperoleh dari suatu
wilayah yang didahului dengan peperangan.
3) Fa’I, yakni harta rampasan perang yang diperoleh dari suatu wilayah
tanpa melalui peperangan artinya penduduk kabur, tidak mengadakan
perlawanan, atau terjadinya kesepakatan damai.
4) Zakat, adalah harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh orang yang
beragama islam dan diberikan kepada golongan yang berhak
menerimanya (mustahiq zakat).
5) Ushr, merupakan pajak yang harus dibayar oleh para pedagang muslim
maupun non-muslim atau dikenal dengan bea cukai.
6) Kharaj, merupakan pajak yang dibebankan kepada tanah-tanah yang
ditaklukkan ole kaum muslim yang dibiarkan tetap dimiliki sebelumnya
guna untuk produktivitaskan tanah tersebut (hasil pertanian).
7) Nawaib, merupakan pajak yang dibebankan kepada orang kaya muslim
dikarenakan negara kekurangan dana akibat perang yang panjang dan
menghabiskan kas negara.
8) Amwal Fahla, berasal dari harta kaum muslim yang meninggal tanpa ahli
waris, atau berasal dari barang-barang seorang muslim yang
meninggalkan negrinya.
3.4 Kebijakan Fisikal Pada Masa Nabi,Sahabat, Kurafaur Rasyidin Serta Abad
Pertengahan
Masa Rasulullah
10
Dalam bidang perdagangan, Beliau telah meletakkan aturan yang
harus/wajib di lakukan oleh manusia, misalnya dalam melakukan jual beli harus
jujur, larangan melakukan jual beli yang mengandung unsur tipuan, pelarangan
riba. Mekanisme pasar yang diterapkan Nabi adalah sistem pasar bebas, harga-
harga barang dipasar diserahkan interaksi permintaan dan penawaran. Adapun
yang menjadi sumber pendapatan negara pada masa Rasulullah adalah:
o Zakat mal
o Khums min al-ghanaim
o Jizyah
o Kharaj
o Usyur
o Fai
o Harta warisan kalalah.
o Wakaf, sedekah.
11
Dalam sistem ekonomi Islam dan kebijakan fiskal pada masa sahabat,
sebenarnya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Para sahabat masih
meneruskan apa yang telah dirintis dan di tegakkan oleh beliau.
1. Tugas berat yang pertama harus dilalui dan dihadapi adalah memerangi
orang murtad.
2. Menegakkan hukum bagi orang yang tidak mau membayar zakat dan pajak.
3. Memerangi nabi palsu.
4. Secara individu Abu Bakar seorang praktisi akad-akad perdagangan.
1. Pembangunan pengairan.
2. Pembangunan gedung-gedung pengadilan.
3. Pembentukan organisasi kepolisian untuk menjaga keamanan perdagangan.
12
Damaskus, Baghdad, dan Makkah. Pada masa ini kekayaannya digunakan untuk
membangun infrastruktur, seperti pembangunan gedung pemerintahan, pabrik-
pabrik, jalan yang dilengkapi dengan sumur agar kafilah dapat minum ketika
melewati jalan tersebut.
Pada masa Abasyiah merupakan masa keemasan (awal abad ke-2 sampai
pertengahan abad ke-4 H) daulah Islamiah. Pada masa ini Islam mencapai puncak
kejayaan dalam seluruh sektor, politik, budaya, ekonomi dan ilmu pengetahuan.
Kebijakan yang dilakukan oleh pendiri daulah Abasiyah Abu Mansur as-safah
dalam bidang ekonomi adalah memindahkan ibu kota negara dari Damaskus ke
Baghdad. Dan kebijakan di sektor perdagangan yaitu memberikan kebebasan
kepada pedagang asing untuk memperdagangkan barang dagangan mereka di
wilayah abasiyah. Di samping itu juga, didirikan baitul mal untuk membantu
proses perdagangan luar negri. Untuk membantu pada sektor pertanian,
pemerintah membangun irigasi, memperluas area pertanian dan membangun
sarana trasportasi. Dan dalam sektor industri yaitu pemerintah menaruh perhatian
yang cukup besar dengan melakukan eksplorasi dan pembangunan sumber daya
alam, pertambangan seperti biji besi, emas dan perak.
13
BAB IV PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan hasil dan pembahasan studi di atas, penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
Secara global kebijakan fiskal adalah sebuah kebijakan pemerintah dalam
pemungutan pajak dan pembelanjaan pajak, yang dimana kebijakan tersebut untuk
membiayai kegiatan ekonomi dan juga kebijakan pemerintah dalam mengatur setiap
pendapatan, pengeluaran negara yang digunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam
rangka untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar tidak ada hambatan dalam
menjalankan roda perekonomian.
a. Memelihara terhadap hukum, keadilan dan juga petahanan dalam suatu negara.
b. Perumusan dan melakukan pelaksanaan terhadap kebijakan ekonomi yang
berdasarkan Al-Qur’an dan hadith.
c. Manajemen kekayaan pemerintah yang ada dalam APBN.
d. Intervensi ekonomi oleh pemerintah jika diperlukan.
e. Untuk pembangunan insfratuktur dalam negeri.
f. Penyediaan layanan kesejahteraan sosial, dll.
Dalam kebijakan di bidang ekonomi pada masa Rasulullah beliau menerapkan dari
prinsip-prinsip Qur’ani, pada masa ini Al-Qur’an merupakan sumber rujukannya,
dibidang perdagangan beliau telah meletakkan aturan misalnya harus jujur dalam
perdagangan, pelarangan riba dll. Sedangkan kebijakan fiskal pada masa sahabat tidak
mengalami perubahan, hanya saja pada masa ini para sahabat lebih merinci dan juga
membagi pemasukan, pengeluaran agar kebijakannya lebih merata
14
1.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada para pihak
yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa, kami menyadari bahwa
dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan yang membangun untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2009. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani.
Djamil, Fathurrahman. 2013. Hukum Ekonomi Islam: Sejarah, Teori dan Konsep.
Jakarta: Sinar Grafika.
Nawawi, Ismail. 2009. Ekonomi Islam: Perspektif Teori, Sistem dan Aplikasi Hukum.
Surabaya: CV. Putra Media Nusantara.
Rozalinda. 2014. Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktifitas ekonomi. Jakarta:
Rajawali pers.
16