Dosen Pengampu :
Di Susun Oleh :
Zahra (215120116)
2023
KATA PENGANT AR
الر ِحيْم
الرحْ َم ِن ه ِبس ِْم ه
َّللاِ ه
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta„Ala atas sega-
la rahmat-Nya sehingga telah memberikan kami kemudahan untuk menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu nabi Muhammad
Shallallahu „Alaihi Wa Sallam yang kita nanti-nantikan syafa‟atnya di akhirat
nanti.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Abdul Aziz, R, SE.,MM
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wa-
wasan kami. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah penge-
tahuan dan pengalaman bagi pembaca, terutama teman-teman mahasiswa. Bahkan
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf sebesar-
besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mem-
bantu dalam membuat makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat ber-
manfaat terima kasih.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
dalam Islam telah diatur mekanismenya dalam suatu negara. Peran Negara Islam
sangat signifikan dalam menjamin kesejahteraan dan kebutuhan rakyatnya. Dalam
rangka menjamin kesejahteraan rakyat, negara akan melakukan berbagai ke-
bijakan. Kebijakan tersebut dinamakan kebijakan fiskal.
Menurut Wolfson sebagaimana dikutip Suparmoko, kebijakan fiskal (fis-
cal policy) merupakan tindakan-tindakan pemerintah untuk meningkatkan kese-
jahteraan umum melalui kebijakan penerimaan dan pengeluaran pemerintah, mo-
bilisasi sumberdaya, dan penentuan harga barang dan jasa dari perusahaan.
Di dalam teori moneter dan fiskal islam juga membahas tentang ke-
bijaksanaan fiskal dan belanja negara islami Maka permasalahan ini begitu
menarik bagi kami untuk bisa dikaji dan dianalisis lebih jauh lagi.1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
Lilik Rahmawati, “Sistem Kebijakan Fiskal Modern Dan Islam”, Oeconomicus Journal
Of Economics, Vol. 1, No. 1, (Desember, 2016), 22-23.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
merupakan salah satu dari berbagai perangkat untuk mencapai tujuantujuan syari-
ah, termasuk mencakup kesejahteraan masyarakat. Tujuantujuan syariah tersebut
secara spesifik berfungsi untuk melindungi aqidah (faith), jiwa (life), akal (intel-
lect), keturunan (posterity) dan kepemilikan (property), kehormatan, keamanan
dan kesatuan negara.
Perbedaan substansial antara Islam dengan konvensional dalam kebijakan
fiskal adalah tidak ada kebijakan moneter yang memakai alat suku bunga, khu-
susnya dalam peran dan manajemen dari kewajiban hutang publik. Seluruh
mekanisme pinjaman (loan) dalam Islam diproses dengan bebas bunga (free-
interest). Penekanan dalam sistem Islam mengenai kebijakan pembelanjaan
berorientasi pada keadilan dan bukan kepada pinjaman. Bandingkan dengan sis-
tem berbasis bunga yang menitik beratkan varian problematika pada keefisienan
dan ketidak efisienan, atau usaha-usaha menguntungkan dan tidak
menguntungkan. Artinya variasi-variasi sistem bunga relatif terbatas dan jarang
yang secara khusus didasarkan pada penerapan kriteria efisiensi dalam bidang
ekonomi yang secara informal memiliki sektor moneter yang sangat luas dan
terorganisasi.
Walaupun dalam beberapa tujuan hampir sama dengan kebijakan fiskal an-
tara ekonomi Islam dengan ekonomi modern seperti dalam aspek keseimbangan,
pertumbuhan dan pembagian yang adil. Akan tetapi, Islam mengaplikasikannya
dengan tujuan untuk menerjemahkan aspek dan nilai hukum Islam. Seperti
penetapan Islam terhadap kewajiban zakat merupakan bukti realisasi dari layanan
Islam. Juga larangan Islam terhadap pembayaran dalam segala model pinjaman
(loan) dengan mekanisme bunga, membuktikan bahwa ekonomi Islam tidak dapat
dimanipulasi oleh pekerjaan dengan perhitungan suku bunga tersebut untuk dapat
mencapai keseimbangan dalam pasar uang.
Instrumen kebijakan model pinjaman tanpa bunga diaplikasikan dengan
beragai ragam model, seperti equity financing (penyertaan modal) dalam skim
mudharabah, yaitu fully-equity financing atau penyertaan modal secara penuh da-
lam suatu proyek usaha bagi negara dan skim musyarakah atau penyertaan modal
secara bersama-sama antara negara dengan swasta dalam suatu proyek- proyek
5
tertentu. Ada juga skim ijarah untuk suatu kontrak usaha dalam pengadaan atau
pembangunan infrastruktur yang dapat dikerjakan oleh negara ataupun swasta un-
tuk kepentingan publik.2
3
Ayief Fathurrahman, “Kebijakan Fiskal Indonesia Dalam Perspektif Ekonomi Islam:
Studi Kasus Dalam Mengentaskan Kemiskinan”, Vol. 13, No.1, (April, 2012), 72-73.
4
La Jamaa, “Dimensi Ilahi Dan Dimensi Insani Dalam Maqashid Al-Syari’ah”, Asy-
Syir‟ah Jurnal Ilmu Syari‟ah Dan Hukum Vol. 45 No. II, (Juli-Desember, 2011), 1258-1259.
7
Belanja Modal
Belanja Modal adalah pengeluaran yang digunakan dalam rangka mem-
peroleh atau menambah nilai aset tetap dan aset lainnya yang memberikan
manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya 1 tahun periode) serta
melebihi batas minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan
pemerintah Batas minimal kapitalisasi dapat ditetapkan oleh pemerintah, Men-
teri Keuangan menetapkan batas minimal kapitalisasi untuk pemerintah pusat
dan Kepala Daerah dapat menetapkan batas kapitalisasi untuk pemerintah dae-
rah Di pemerintah pusat, batas minimal nilai kapitalisasi untuk pengadaan
peralatan dan mesin adalah batas minimal harga pasar per unit barang sebesar
Rp 300.000,00 dan untuk bangunan minimal sebesar Rp 10.000.000,00. Aset
tetap tersebut dipergunakan untuk operasional kegiatan sehari-hari suatu satuan
kerja atau dipergunakan oleh masyarakat/publik namun tercatat dalam registra-
si aset K/L terkait serta bukan untuk dijual.
Bunga Utang
Bunga utang adalah akun belanja untuk pembayaran yang dilakukan atas
kewajiban penggunaan pokok utang, baik utang dalam negeri maupun utang
luar negeri yang dihitung berdasarkan jaminan. Jenis belanja ini khusus
digunakan dalam kegiatan dari bagian anggaran BUN (Bendahara Umum
Negara).
Belanja Subsidi
Belanja subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perus-
ahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor atau mengimpor ba-
rang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa se-
hingga harga jualnya dapat dijangkau oleh masyarakat. Contohnya adalah bela-
ja subsidi untuk BBM. Jenis belanja ini khusus digunakan dalam kegiatan dari
bagian anggaran BUN.
Belanja Bantuan Sosial (Bansos)
Belanja bantuan sosial adalah transfer uang atau barang yang diberikan
oleh Pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat guna melindungi dari
10
5
Dr. Syahril Effendi, S.E., M.Ak., “Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual”, (Batam:
CV Batam Publisher, 2021), 37-40.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun dan semoga bermanfaat untuk menambah
khazanah keilmuan kita. Kritik dan Saran yang membangun kami harapkan untuk
perbaikan penyusunan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Desi Isnaini, “Peranan Kebijakan Fiskal Dalam Sebuah Negara”, Al-Intaj, Vol.
3, No. 1, Maret, 2017.
Dr. Syahril Effendi, S.E., M.Ak., “Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual”, Ba-
tam: CV Batam Publisher, 2021.
12