Ekonomi Makro
Rina Oktaviani, Ph.D.
Tanti Novianti, S.P., M.Si.
PE NDAHUL UA N
D alam modul ini akan dibahas konsep dasar ekonomi makro, jenis-jenis
pasar yang meliputi pasar tenaga kerja (labor market), pasar komoditas
(commodity market), dan pasar keuangan (financial market). Dalam
pembahasan pasar keuangan, akan dibahas pasar uang (money market) dan
pasar modal (capital market). Selain itu juga dalam modul ini akan dibahas
mengenai pelaku ekonomi dan kegiatan perekonomian yang terjadi. Materi
dalam modul ini merupakan lanjutan dari materi pokok yang telah diuraikan
dalam BMP Pengantar Ilmu Ekonomi makro.
Pemahaman materi modul ini berguna bagi Anda untuk memahami
konsep dasar ekonomi makro, sehingga pada akhirnya Anda dapat
menjelaskan mengapa sebagian negara mengalami pertumbuhan pendapatan
yang cepat di abad yang lalu sedangkan sebagian lainnya tetap miskin?
Mengapa sebagian negara mengalami tingkat inflasi yang tinggi sedangkan
negara lainnya berhasil mempertahankan tingkat harga yang stabil? Faktor-
faktor apa yang menyebabkan perbedaan tersebut? Ekonomi makro yang
merupakan studi tentang perekonomian secara menyeluruh berusaha
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Dengan mempelajari materi modul ini dengan seksama, di akhir proses
pembelajaran Anda akan dapat menjelaskan:
1. Pengertian dan konsep ekonomi makro;
2. Jenis-jenis pasar dalam ekonomi makro;
3. Pelaku ekonomi dan alur kegiatan perekonomian; serta
4. Pengukuran kegiatan perekonomian.
meliputi pasar tenaga kerja, pasar komoditas dan pasar keuangan, dan ketiga,
pelaku ekonomi dan alur kegiatan perekonomian serta pengukuran kegiatan
dalam perekonomian.
ESPA4220/MODUL 1 1.3
Kegiatan Belajar 1
Model
Variabel Eksogen Variabel Endogen
Gambar 1.1.
Bagaimana Model Bekerja
Gambar 1.2.
Model Permintaan dan Penawaran Beras
E2
E1
Gambar 1.3.
Perubahan Ekuilibrium akibat Pergeseran Permintaan
Gambar 1.4.
Perubahan Ekuilibrium akibat Pergeseran Penawaran
1.8 Teori Ekonomi Makro
LA TIH AN
RA NGK UMA N
Pendapatan Nasional
Dr. Sonny Harry B. Harmadi
PEN D A HU L UA N
uraian materi, konsep, rumus, contoh, tabel, latihan, rangkuman dan tes
formatif untuk menguji kemampuan Anda terhadap kompetensi yang telah
disajikan.
Setelah mempelajari modul ini, secara khusus Anda dapat:
1. menjelaskan definisi produk domestik bruto (PDB);
2. menjelaskan komponen-komponen PDB;
3. menghitung nilai tambah;
4. menghitung PDB;
5. menjelaskan PDB nominal;
6. menjelaskan PDB riil;
7. membedakan antara PDB nominal dan PDB riil;
8. menunjukkan indikator pengukuran kinerja perekonomian selain PDB.
Anda akan berhasil mempelajari modul dengan cara membaca modul ini secara
cermat, pelajari kompetensi khusus yang ingin dicapai, buatlah catatan kecil
tentang hal-hal yang Anda anggap penting. Silakan Anda coba menghitung nilai
tambah
Selamat Belajar Sukses Selalu!
ESPA4110/MODUL 2 2.3
Kegiatan Belajar 1
tidak masuk dalam perhitungan PDB karena tidak pernah masuk ke dalam
pasar sehingga tidak memiliki nilai pasar.
Frase “…barang/jasa…” menunjukkan bahwa PDB dihitung dengan
memasukkan barang nyata (seperti mobil dan tas) dan barang tidak nyata
(seperti pendidikan yang diberikan guru dan pelayanan kesehatan oleh
dokter). Barang yang tidak nyata ini dikenal juga dengan sebutan jasa.
Frase “…akhir…” menunjukkan bahwa barang/jasa yang dimasukkan
dalam perhitungan PDB adalah barang/jasa jadi (yaitu yang dapat langsung
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia), bukan produk yang
setengah jadi yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut sebelum dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, ataupun produk
mentah yang belum diolah sama sekali. Misalnya terhadap meja belajar; yang
dimasukkan dalam perhitungan PDB adalah nilai pasar dari meja belajar,
sementara nilai pasar dari kayu gergajian yang dibeli oleh tukang untuk
menghasilkan meja tidak dimasukkan dalam perhitungan. Kenapa kayu
gergajian tidak dimasukkan dalam perhitungan PDB padahal kayu ini
memiliki nilai pasar dan diperdagangkan secara legal di pasar? Hal ini
ditujukan untuk menghindari persoalan double counting ‘perhitungan ganda’
dari suatu produk. Nilai kayu sebenarnya telah diperhitungkan dalam
menentukan nilai pasar dari meja, sehingga ketika nilai kayu juga
dimasukkan dalam perhitungan PDB, maka nilai kayu ini akan tercatat dua
kali.
Frase “…dihasilkan..” merujuk pada kondisi bahwa PDB
memperhitungkan barang/jasa yang dihasilkan pada masa sekarang.
Misalnya, penjualan sepeda motor baru oleh Yamaha akan diperhitungkan
dalam PDB, namun jika yang melakukan penjualan adalah kalian, maka tidak
dimasukkan dalam perhitungan PDB karena sepeda motor yang kalian jual
bukanlah barang/jasa yang dihasilkan pada masa sekarang.
Frase “…oleh suatu negara dalam periode waktu tertentu”
menunjukkan bahwa barang/jasa yang diperhitungkan dalam PDB adalah
barang/jasa yang dihasilkan oleh daerah-daerah yang berada dalam kawasan
suatu negara, dan pengukuran dilakukan dalam kurun waktu tertentu,
misalnya dalam kurun waktu satu tahun dan tiga bulan.
ESPA4110/MODUL 2 2.5
Pendapatan (1)
Barang/Jasa (3)
Pengeluaran (4)
Gambar 2.1
Pengukuran PDB sebagai Pendekatan Pendapatan dan Pendekatan
Pengeluaran
2.6 Pengantar Ekonomi Makro
Pada Gambar 2.1 di atas terlihat bahwa aliran sebelah luar merupakan
aliran uang, sementara aliran sebelah dalam merupakan aliran barang/jasa
dan aliran tenaga kerja. Rumah tangga sebagai penyedia tenaga kerja menjual
jasa tenaga kerjanya kepada perusahaan (aliran 2) sehingga perusahaan
menjadi mampu untuk menghasilkan barang/jasa yang nantinya akan dibeli
oleh rumah tangga (aliran 3). Pembelian barang/jasa ini oleh rumah tangga
akan menimbulkan aliran uang dari rumah tangga ke perusahaan (aliran 4).
Aliran uang ini merupakan pengeluaran bagi rumah tangga (atau pendapatan
bagi perusahaan). Pengeluaran rumah tangga ini (yang merupakan
pendapatan bagi perusahaan) ini nantinya akan digunakan oleh perusahaan
untuk membayar upah pekerjanya.
Berdasarkan gambaran ini, terlihat bahwa setiap transaksi yang
mempengaruhi pengeluaran akan ikut mempengaruhi pendapatan, dan setiap
transaksi yang mempengaruhi pendapatan pasti akan mempengaruhi
pengeluaran, sehingga tidak salah untuk mengatakan bahwa pengeluaran
yang terjadi akan sama dengan pendapatan yang diterima.
PDB = C + I + G + NX
atau dengan kata lain, PDB merupakan penjumlahan dari konsumsi, investasi,
pengeluaran pemerintah, dan net ekspor.
Karena persamaan di atas merupakan terjemahan matematis dari definisi
PDB dengan pendekatan pengeluaran, maka persamaan ini disebut juga
dengan persamaan identitas, yaitu persamaan identitas pendapatan nasional.
a. Pengeluaran Konsumsi
Komponen yang termasuk ke dalam variabel konsumsi adalah barang
dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga, yang dapat berupa barang tahan
lama, barang tidak tahan lama, dan jasa. Yang dimaksud dengan barang tahan
lama adalah barang yang dapat bertahan dalam jangka waktu lama, seperti
ESPA4110/MODUL 2 2.7
mobil dan televisi; dan barang yang tidak tahan lama merupakan barang yang
bertahan dalam jangka pendek seperti makanan dan pakaian.
b. Investasi
Yang dimaksud dengan investasi adalah kegiatan yang dapat
meningkatkan kemampuan perekonomian dalam menghasilkan output di
masa depan, yang dapat berupa peningkatan stok fisik dari modal, maupun
stok nonfisik. Dengan konsep ini, tindakan membeli saham/obligasi
merupakan tindakan yang tidak dikategorikan ke dalam investasi. Tindakan
yang dapat dikategorikan sebagai investasi di antaranya adalah membangun
rumah, membeli mesin, penambahan persediaan produk perusahaan, dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tindakan membangun rumah,
membeli mesin, penambahan persediaan produk perusahaan dikategorikan
sebagai tindakan untuk meningkatkan stok fisik dari modal, sementara
tindakan peningkatan kualitas SDM merupakan tindakan meningkatkan stok
non-fisik dari modal.
c. Pengeluaran pemerintah
Yang termasuk ke dalam kategori pengeluaran pemerintah adalah
tindakan pemerintah dalam membeli barang/jasa seperti pembelian peralatan
militer dan pembangunan jalan. Namun, tindakan pemerintah yang
memberikan transfer kepada individu, seperti tindakan pemberian Bantuan
Langsung Tunai (BLT) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM, tidak
dikategorikan sebagai pengeluaran pemerintah karena tindakan pemerintah
ini tidak menyebabkan perubahan kemampuan perekonomian dalam
memproduksi barang/jasa.
d. Ekspor Bersih
Komponen net ekspor ini merupakan komponen dalam PDB yang
menghitung transaksi perdagangan suatu negara dengan negara lainnya. Net
ekspor ini dapat menggambarkan besarnya permintaan luar negeri terhadap
barang yang dihasilkan oleh suatu negara. Nilai net ekspor ini dihitung
dengan mengurangkan antara nilai ekspor dengan nilai impor suatu negara.
Negara dengan nilai net ekspor yang positif berarti bahwa negara tersebut
memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impornya.
Sebaliknya jika negara tersebut memiliki net ekspor yang negatif, berarti nilai
impor negara tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai ekspornya.
2.8 Pengantar Ekonomi Makro
Boks 1
Konsumsi Rumah Tangga Mencapai 63,5 Persen
Indonesia menggunakan Rp2.511,3 triliun atau sekitar 63,5 persen (dari produk
domestik bruto/PDB pada 2007 yang mencapai Rp3.957,4 triliun) untuk konsumsi
rumah tangga (RT). Penggunaan PDB untuk konsumsi rumah tangga meningkat sebesar
0,8 persen dibandingkan 2006 yang mencapai 62,7 persen. Hal tersebut diungkapkan
Deputi Bidang Neraca dan Analisa Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Slamet
Soetomo, dalam konferensi pers mengenai laporan BPS tentang pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada 2007 di Jakarta, Jumat (15/2), seperti dikutip dari Antara.
"Konsumsi rumah tangga masih cukup besar. Hal ini karena makin banyaknya
penawaran konsumsi rumah tangga. Di mal-mal kita temui kredit nol persen untuk
keperluan rumah tangga," kata Slamet Soetomo.
Data BPS juga menunjukkan, PDB untuk pembentukan modal tetap bruto atau
investasi fisik sebesar Rp983,8 triliun (8,3 persen) meningkat sebesar 0,8 persen dari
2006 yang mencapai 24,9 persen. Sedangkan, penggunaan PDB untuk konsumsi
pemerintah mencapai Rp329,8 triliun atau menurun sebesar 0,3 persen dibanding
2006. Penurunan juga terjadi pada transaksi ekspor dan impor. Penggunaan PDB untuk
transaksi ekspor 2007 sebesar Rp1.162 triliun (29,4 persen) atau menurun sebesar 0,6
persen dari tahun 2006, sedangkan impor sebesar Rp1.002,5 triliun (25,3 persen) atau
menurun 0,3 persen.
pendekatan pendapatan ini, akan dikupas terlebih dahulu apa yang dimaksud
dengan pendapatan.
Pendapatan pada dasarnya adalah balas jasa terhadap input/faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dalam perekonomian,
terdapat empat kelompok besar faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal,
sumber daya alam, dan keahlian/kewirausahaan. Masing-masing faktor
produksi ini akan memperoleh balas jasa masing-masing berupa upah, bunga
atas modal, sewa, dan laba usaha.
Tabel 2.1
Faktor Produksi dan Balas Jasa yang Diterima
PDB = w + r + S + π
Tabel 2.2
Contoh Perhitungan PDB dengan Pendekatan Produksi
*) nilai tambah dari kayu gelondongan sama dengan nilai pasarnya karena kayu gelondongan ini
merupakan input primer, yaitu input yang diperoleh langsung dari alam dan belum diolah
lebih lanjut.
150 (= nilai dari kayu gelondongan (100) + dengan nilai tambah dari kayu
gergajian (50)). Nilai ekonominya bukanlah 250 (= nilai pasar kayu
gelondongan (100) + kayu gergajian (150)) karena jika nilai ekonomi kayu
gergajian dihitung dengan konsep ini, maka akan terjadi perhitungan ganda.
Kenapa? Hal ini karena nilai pasar dari kayu gergajian yang bernilai 150 pada
dasarnya telah memasukkan nilai pasar dari kayu gelondongan yang menjadi
bahan dasar untuk menghasilkan kayu gergajian. Hal yang sama juga
diterapkan untuk menghitung nilai ekonomi dari mebel, yaitu dengan
menjumlahkan seluruh nilai tambah yang tercipta.
Penjumlahan total dari nilai tambah ini merupakan nilai dari pendapatan
nasional. Bila diamati, nilai ini sama dengan nilai akhir dari mebel seperti
yang tercantum dalam Tabel 2.2 kolom 2.
Jika diamati lebih dalam, perhitungan PDB dengan pendekatan nilai
tambah ini pada dasarnya adalah perhitungan nilai ekonomi yang diciptakan
oleh sektor-sektor ekonomi yang terdapat di suatu negara. Pada Tabel 2.2 di
atas, input-input yang digunakan dalam proses produksi mebel di atas pada
dasarnya dapat dikelompokkan atas tiga kelompok sektor ekonomi, yaitu
sektor primer (kayu gelondongan), sektor industri (kayu gergajian dan
kerangka mebel), dan sektor perdagangan (mebel). Jadi secara tidak langsung
perhitungan PDB dengan pendekatan nilai tambah ini merupakan perhitungan
PDB yang dilakukan per sektor ekonomi. Di Indonesia, hasil perhitungan
PDB dengan pendekatan nilai tambah ini disajikan menurut sembilan sektor
ekonomi.
Tabel 2.3
Perhitungan Pendapatan Nasional per Sektoral
Boks 2
Sektor Pertanian Kontributor terbesar Pertumbuhan Ekonomi
Menanggapi capaian sektor pertanian, Kepala BPS, Rusman Heriawan, berkata: ―Ini
baru kali pertama terjadi. Ini adalah rahmat tak terduga di saat terjadi euphoria
ESPA4110/MODUL 2 2.17
Kegiatan Belajar 2
Tabel 2.4.
Ilustrasi Pengukuran PDB Nominal dan PDB Riil
Jumlah
Jumlah Harga
Harga Padi produksi
Tahun Produksi Jagung
(Rp/Kg) Jagung
Padi (Kg) (Rp/Kg)
(Kg)
2004 200 100 100 50
2005 300 150 200 100
2006 400 200 300 150
2007 500 250 400 200
2.18 Pengantar Ekonomi Makro
perbandingan antara PDB nominal dan PDB riil. Deflator PDB dirumuskan
sebagai:
PDB Nominal
PDB deflator = × 100
PDB Rill
Karena PDB nominal dan PDB riil pasti sama pada tahun dasar, PDB
deflator pada tahun dasar selalu sama dengan 100. PDB deflator pada tahun
yang berurutan mengukur perubahan PDB nominal dari tahun pokoknya yang
tidak disebabkan oleh perubahan PDB riil. Deflator PDB mengukur tingkat
harga-harga saat ini relatif terhadap tingkat harga-harga di tahun pokok.
Tabel 2.5.
PDB Indonesia Berdasarkan Pendekatan Pengeluaran
(dalam ribuan rupiah)
LAT IH A N
Kegiatan Belajar 3
S ebelum ini kita telah membahas tentang produk domestik bruto nominal
dan PDB riil dan penghitungan PDB deflator, kemudian pembahasan
akan dilanjutkan indikator lain yang digunakan untuk mengukur kinerja
ekonomi suatu negara. Untuk lebih jelasnya silakan Anda baca sajian berikut
ini.
Mengamati kelemahan yang dimiliki oleh PDB, digunakanlah berbagai
indikator untuk mengakomodasi berbagai kelemahan PDB tersebut. Di antara
indikator perhitungan kinerja ekonomi yang berkembang adalah Produk
Nasional Bruto (PNB), Pendapatan Nasional Neto (PNN), Pendapatan
Nasional, Pendapatan Persolan, dan Pendapatan Disposable.
PNB nominal
PNB riil =
deflator PNB
3. Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional (National Income); untuk memperoleh gambaran
tentang total penerimaan yang diperoleh oleh faktor produksi dalam negeri,
maka dikembangkan variabel Pendapatan Nasional (PN). Seperti yang
diketahui, penerimaan yang diperoleh faktor produksi sebenarnya tidak hanya
berupa upah, bunga atas modal, sewa, dan laba usaha yang merupakan
imbalan atas faktor produksi yang dimilikinya, namun juga dapat berupa
subsidi yang diberikan pemerintah.
Contoh nyata yang baru-baru ini diberikan pemerintah adalah dana BLT
(bantuan langsung tunai) yang merupakan dana kompensasi kenaikan harga
BBM bagi keluarga miskin. Dana ini, meskipun tidak diperoleh dari aktivitas
penawaran faktor produksi yang dilakukan rumah tangga, namun menjadi
sumber penerimaan rumah tangga. Perbedaannya dengan PNN adalah bahwa
pendapatan nasional tidak menghitung pajak usaha tidak langsung dan
menghitung subsidi usaha. Selain itu ketidakcocokan statistika juga
membedakan antara PNN dengan pendapatan nasional.
4. Pendapatan Perseorangan
Pendapatan perseorangan didefinisikan sebagai pendapatan yang
diterima rumah tangga dan usaha yang bukan perusahaan. Pendapatan
perorangan tidak mengikutsertakan pendapatan tertahan (retained earnings),
yaitu pendapatan yang diperoleh perusahaan namun tidak dibagikan pada
para pemiliknya.. pendapatan perorangan mengurangi pajak pendapatan
perusahaan dan kontribusi terhadap tunjangan sosial. Selain itu pendapatan
perorangan menghitung pendapatan bunga yang diterima rumah tangga yang
berasal dari kepemilikan atas utang negara.
5. Pendapatan Perorangan
Pendapatan perorangan yang dapat dibelanjakan (disposable personal
income) adalah pendapatan yang tersisa dalam rumah tangga dan usaha
bukan perusahaan setelah semua kewajiban pada pemerintah dibayar.
Pendapatan ini adalah alat ukur untuk mengamati berapa banyak nominal
uang yang sebenarnya dimiliki oleh individu dalam perekonomian yang dapat
digunakan untuk membeli barang/jasa yang dibutuhkannya, dengan konsep
perhitungan yang dapat diamati pada bagan di atas.
Adapun perhitungan masing-masing jenis pendapatan di atas adalah
sebagai berikut:
PDB = C + I + G + NX
+ Pendapatan Faktor Produksi Domestik yang terdapat di Luar Negeri
- Pendapatan Faktor Produksi Asing yang terdapat di Dalam Negeri
= PNB (Produk Nasional Bruto)
= Penyusutan
= Pendapatan Nasional Neto (PNN)
- Pajak Tidak Langsung
+ Subsidi
= Pendapatan Nasional
- Laba ditahan
- Pembayaran Asuransi
+ Pendapatan bunga personal dari pemerintah dan konsumen
+ Penerimaan bukan balas jasa
= Pendapatan Personal (PI)
- Pajak Langsung
= Pendapatan Disposable
ESPA4110/MODUL 2 2.29
Tabel 2.7
Penghitungan Pendapatan Nasional Indonesia, 2000 (triliun rupiah)
LAT IH A N
1) Kata kunci untuk jawaban pertanyaan nomor satu ini adalah menghitung
pendapatan dari seluruh warga negara, baik yang ada di dalam ataupun
luar negeri.
2) Perhatikan kata ”depresiasi” untuk menjawab pertanyaan nomor dua ini.
3) Kaitkan jawaban nomor tiga ini dengan definisi dari kata ”perseorangan”
yang berarti individu dan usaha yang bukan perusahaan.
4) Seperti kita ketahui pendapatan yang dapat dibelanjakan tentunya
pendapatan yang ada di tangan kita. Hubungkan jawaban ini dengan
pajak, dan instrumen lain yang sekiranya mengurangi gaji kita sebelum
kita dapat membawanya pulang dan membelanjakannya.
5) Pendapatan tertahan merupakan suatu alat ukur. Kalimat kuncinya
adalah alat ukur untuk mengamati berapa banyak nominal uang yang
sebenarnya dimiliki.
R A NG KU M AN