Pendekatan Grafis
Pendekatan Grafis dilakukan dengan memotongkan dua kurva, yaitu kurva IS dan kurva
LM. Berdasarkan titik potong kedua kurva IS dan kurva LM akan diperoleh titik keseimbangan
yang menunjukkan Pendapatan Nasional dan Tingkat Bunga Keseimbangan.
Model Keseimbangan IS – LM
Berdasar gambar diatas dapat dilihat perpotongan antara dua kurva, yaitu kurva IS dan
LM. Titik potong kurva IS dan LM terjadi pada titik E sehingga pada titik E terjaadi
keseimbangan di Pasar Barang dan Jasa (direpresentasikan oleh kurva IS) maupun di Pasar
Uang (direpresentasikan oleh kurva LM). Sebagai titik Keseimbangan, titik E menunjukkan
adanya Tingkat Bunga Keseimbangan (ieq) dan Pendapatan Nasional Keseimbangan (Yeq).
Titik A dilalui kurva IS tetapi tidak dilalui kurva LM. Hal ini menunjukkanbahwa pada
titik A terjadi keseimbangan di Pasar Barang dan Jasa tetapi tidak terjadi keseimbangan di
Pasar Uang. Titik B dilalui kurva LM tetapi tidak dilalui kurva IS. Hal ini menunjukkanbahwa
pada titik A tidak terjadi keseimbangan di Pasar Barang dan Jasa tetapi terjadi keseimbangan
di Pasar Uang.
Titik Adan B merupakan titik Keseimbangan Parsial. Berdasar penjelasan dapat
disimpulkan bahwa satu-satunya titik yang menunjukkkan adanya keseimbangan di Pasar
Barang dan Jasa maupun di Pasar Uang hanya titik E sebagai titik potong kurva IS dan LM.
Pendekatan Matematis
Pendekatan Matematis dilakukan dengan mencari titik potong kedua kurva IS dan LM
dengan cara eliminasi maupun substitusi. Seperti Pendekatan Grafis, titik potong kedua kurva
IS dan LM menunjukkan Pendapatan Nasional dan Tingkat Bunga Keseimbangan. (mustofa,
2014)
Karakteristik analisis keseimbangan Klasik dapat dilihat dari beberapa aspek : asumsi-asumsi,
fondasi mikronya, fokus perhatian pada sisi penawaran dan dimensi waktu.
1) Asumsi-Asumsi
Dua asumsi paling penting dari model Klasik, adalah: Pertama, perekonomian tersusun
dari pasar-pasar yang berstruktur persaingan sempurna, Kedua, uang bersifat netral.
KOnsekuensi dari asumsi tersebut adalah harga bersifat fleksibel, dalam arti mampu
melakukan penyesuaian seketika itu juga. Dengan demikian pasar akan senantiasa berada
dalam keseimbangan.
2)Pentingnya Fondasi AnalisisKeseimbangan Makro
Analisis keseimbangan makro Klasik merupakan pengembangan lebih lanjut dari
analisis keseimbangan mikro. Perekonomian secara makro akan berada dalam keseimbangan
jika individu-individu (konsumen dan produsen ) telah berada dalam keseimbangan. Artinya,
setiap konsumen telah mencapai kepuasan/kegunaan maksimum, sedangkan setiap produsen
telah mencapai laba maksimum.
3)Pentingnya Analisis Sisi Penawaran
Model keseimbangan Klasik lebih memfokuskan perhatian pada analisis sisi
penawaran.Pentingnya analisis sisi penawaran dapat dimaklumi bila melihat situasi dan kondisi
masyarakat Barat (abad ke-18), pada saat ilmu ekonomi modern mulai berkembang. Pada
waktu itu masyarakat Barat baru dalam tahap awal perkembangan. Teknologi belum
begitumaju, perekonoian masih berada dalam tahap pemenuhan sendiri.
Tingkat pengunaan uang dalam perekonomian juga masih sangat rendah. Mereka juga
hidup dialam yang relatif keras dan pelit dimana kegiatan pertanian tidak dapat dilakukan
sepanjang tahun. Karena itu yang menjadi masalah adalah bagaimana mengusahakan agar alam
dapat menghasilkan lebih banyak dan lebih baik. Itulah sebabnya sisi penawaran sangat perlu
diperhatikan.
4)Analisis Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Perbedaan dimensi waktu analisi dalam model keseimbangan Klasik juga mencakup
pengertian kronologis. Analisis jangka pendek umumnya berdimensi waktu <5 tahun. Dalam
jangka panjang semua input bersifat variabel. Sementara itu dilihat dari sisi penawaran, dalam
jangka panjang perekonomian dianggap berada dalam kondisi dimanfaatkan / dikaryakan
secara penuh. Yang dimaksud dengan kondisi ini adalah kondisi dimana faktor-faktor produksi
yang ada, terutama barang modal dan tenaga kerja, tingkat pemanfaatannya >96%. (ardi,
2012)
Dalam efisiensi produksi perlu memikirkan adanya alokasi sumber daya yang efisien
secara teknis, yaitu suatu pengalokasian sumber daya yang tersedia sedemikian rupa, sehingga
untuk memproduksi satu atau lebih produk menyebabkan pengurangan produksi barang-barang
lainnya. Alokasi sumber daya tersebut haruslah efisien secara ekonomis, yaitu sebuah alokasi
sumber daya yang efisien secara teknis di mana kombinasi output yang diproduksi juga
mencerminkan preferensi masyarakat.
Tingkat transformasi produk merupakan slope dari batas kemungkinan produksi yang
menunjukkan biaya oportunitas yang terlibat dalam memproduksi suatu produk lebih banyak
dengan mengurangi produk lainnya. Tingkat transformasi produk merupakan bentuk rasio dari
biaya marjinal.
Pasar bersaing sempurna mengandung faktor insentif sesuai dengan asumsi pelaku
ekonomi, yaitu memaksimumkan utility/profit pelaku ekonomi. Insentif tersebut memberikan
garansi bahwa pelaku ekonomi akan mengalokasikan sumberdaya mereka secara efisien. Oleh
karena itu, struktur pasar tersebut akan menghasilkan output yang optimal. Namun, struktur
pasar bersaing sempurna tidak memberikan garansi bahwa kue perekonomian akan terbagi
secara merata kepada semua pelaku ekonomi.
Keseimbangan umum Pasar sempurna contohnya pasar tomat dan tiga pasar lainnya
yang terkait, yaitu (1) Pasar pemetik tomat, (2) pasar untuk produk terkait dan (3) pasar untuk
pemetik ketimun.
Pasar persaingan tidak sempurna merupakan situasi pasar di mana penjual atau pembeli
mempunyai pengaruh pada harga barang atau jasa. Aspek penting dari seluruh situasi ini adalah
bahwa penerimaan marjinal berbeda dengan harga pasar karena perusahaan tidak lagi bertindak
sebagai penerima harga.
Sistem harga dapat pula mengalami kegagalan dalam mengalokasikan sumber daya
secara efisien apabila terdapat hubungan antar perusahaan atau antara perusahaan dengan
individu yang tidak dapat dicerminkan dengan baik oleh harga pasar. Hal ini terjadi karena
adanya eksternalitas, yaitu suatu pengaruh dari aktivitas perusahaan terhadap kehidupan
individu yang tidak secara langsung diperhitungkan oleh bekerjanya sistem harga
normal. (Manaf, 2011)
Harga keseimbangan adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva
permintaan dan kurva penawaran, atau dengan kata lain adalah harga kesepakatan antara
penjual dengan pembeli. Pada harga keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas
barang/jasa, sedangkan permintaan/konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva
harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang
disebut Equilibrium Price.Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar
merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana
kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah
tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak
pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.(ilmu pengetahuan sosial, 2013)
Misalkan keseimbangan produksi awal diperoleh pada titik A di mana jumlah barang
X dan Y yang diproduksi adalah X1 dan Y1. Jika misalkan terdapat perubahan preferensi
konsumen terhadap X, maka kurva iso-mashlahah akan berputar searah jarum jam dari
IM1 menuju IM. Keseimbangan baru yang dihasilkan adalah titik B dengan jumlah yang
diproduksi adalah X2 dan Y2. Keseimbangan baru ini menunjukkan adanya substitusi antara X
dan Y yang mendorong jumlah X yang diproduksi meningkat dan produksi Y menurun. (Anak
Ekp, 2013)
Keseimbangana umum antarkomuditas menunjukkana bagaimana perubahan produksi
pada suatu barang mempengaruhi produksi komoditas lain dengan jalan mereka harus bersaing
dalam mendapatkan input. Keseimbangan pasar antarakomoditas mereka bersaing untuk
mendapatkan input yang terbatas ketersediaannya.
Misalkan keseimbangan produksi awal diperoleh pada titik A di mana jumlah barang
X dan y yang diproduksi adalah X1 dan Y1. Jika misalkan terdapat perubahan preferensi
konsumen terhadap X, maka kurva Iso-Maslhahah akan berputar searah jarum jam dari
IM1 menuju IM2. Keseimbangan baru yang dihasilkan adalah titik B dengan jumlah yang
diproduksi adalah x2 dan Y2. Keseimbangan baru ini menunjukkan adanya substitusi antara X
dan Y yang mendorong jumlah X yang diproduksi meningkat dan produksi Y menurun.
Perubahan jumlah yang diproduksi ini dikarenakan adanya pengalaman efisiensi di perusahaan
dalam memproduksi X. Efisiensi dalam memproduksi X diharapkan akan menurunkan biaya
dan meningkatkan laba. Lebih jauh lagi, hal ini memberikan insentif bagi produsen mampu
untuk menawarkan harga yang lebih tinggi di pasar input. Dengan demikian, produksi X
akan lebih banyak menggunakan input dan hal ini akan meningkatkan jumlah X yang
diproduksi. Di sisi lain, adany kenaikan input yang digunakan untuk produksi X berakibat
menurunnya jumlah input yang yang akan diproduksi. (Nasty, 2013)
Pada subbab sebelumnya telah dianalisis keseimbangan umum statis, di mana tidak
mempertimbangkan adanya efek reaksi balik (feedback) yang mungkin berdampak pada
cakupan yang lebih luas. Dalam penjelasan berikut ini akan dipaparkan dinamika
keseimbangan umum terhadap perubahan yang terjadi pada suatu kelompok atau perubahan.
Dalam penjelasan sebelum ini lebih menekan pada keseimbangan umum di pasar
komoditas. Dalam praktiknya dalam proses mencapai keseimbangan ini terdapat mekanisme
aliran uang dalam perekonomian. Bagaimana peran aliran uang dalam perekonomian,
bagaimana efek adanya uang ini terhadap keseimbangan akan di bahas dalam subbab ini.
1. Dampak Uang Terhadap Output
Perhatian utama dalam bahasan ini adalah peran uang dan output perekonomian.
Karena output dihasilkan melalui proses teknologi pemrosesan input, maka diskusi diawali dari
penjelasan mengenai teknologi. Teknologi yang dikendalikan oleh nilai-nilai Islam adalah
teknologi dengan input konstan. Di sisi lain, uang secara langsung berkaitan dengan garis
anggaran dimana kurva iso-maslahah berada.
Jika diasumsikan bahwa hanya terdapat satu orang dalam perekonomian dan individu
tersebut memiliki sejumlah uang sebagaimana ditunjukkan oleh garis anggaran BL1. Prefensi
individu tersebut ditunjukkan oleh kurva iso-maslahah IM1 dan IM2.Dengan uang sejumlah
tersebut, individu hanya dapat memperoleh barang X yang diminta sebesar X1 dan barang Y
sebesar Y1 dengan menggunakan seluruh anggaran yang ada.
Sekarang misalkan otoritas moneter meningkatkan jumlah uang beredar dalam
perekonomian. Kebijakan moneter ini akan meningkatkan jumlah uang yang biasa dipegang
oleh individu tersebut dan akan menggeser garis anggaran ke atas dari BL1 ke BL2. Sebagai
konsekuensinya individu tersebut sekarang mampu meraih maslahah yang lebih tinggi yang
dicerminkan dengan pergeseran kurva iso-maslahah dari dari IM1 ke IM2. Maslahah optimum
adalah pada titik B pada gambar 1.10(a) dengan jumlah X yang diminta sebesar X2 dan barang
Y sebesar Y2. Pada titik ini tampak permintaan untuk kedua jenis barang meningkat.
Untuk melihat dampak adanya kebijakan moneter terhadap output. Gambar ini
menunjukkan bahwa solusi optimum awal bagi produsen adalah titik C dengan jumlah barang
X dan Y masing-masing adalah X1 dan Y1. Output ini hanyalah untuuk memenuhi permintaan
atas barang di pasar sebagaimana ditunjukkan dalam gambar (a). Sekarang jika permintaan
barang naik sebagai akibat naiknya jumlah uang yang beredar dalam perekonomian, maka
fungsi produksi pada gambar (b) tetaplah tidak berubah. Hal ini dikarenakan fungsi produksi
merupakan ekspresi atas teknologi menghasilkan barang. Oleh karena itu, jika kombinasi input
ini tidak berubah, maka bisa dipastikan bahwa teknologi tidaklah berubah. Dalam hal ini,
kenaikan permintaan terhadap kedua barang tidaklah mengubah cara bagaimana input
digunakan dan karenanya tidak mengubah teknologi. Sebagai hasilnya maka jumlah produksi,
dan jumlah penawaran di pasar, tidaklah berubah pula does not change.
2. Dampak Uang terhadap Harga
Untuk mengetahui dampak kebijakan moneter terhadap harga, perlu pertama kali
dilihat kondisi di pasar untuk kedua barang, baik barang X maupun Y. Gambar 1.11
memberikan gambaran mengenai itu.
Sebagaimana bisa dilihat pada gambar 1.11, penawaran untuk kedua jenis barang di
setiap pasar adalah tetap tidak berubah ketika permintaan untuk barang tersebut meningkat.
Sebagai akibatnya harga-harga barang di pasar akan meningkat. Secara singkat dapat
disimpulkan bahwa dampak akhir dari kenaikan jumlah uang yang ditawarkan akan menaikkan
harga di setiap pasar dan tidak memiliki dampak terhadap output perekonomian. Hal ini
menunjukkan bahwa uang tidak mempunyai dampak yang nyata dalam menciptakan output.
Uang hanya memberi dampak pada pergerakan harga barang.
3. Peran Uang Dalam Transaksi
Diskusi di atas menuju pada kesimpulan bahwa uang tidak memiliki dampak apa pun
terhadap output. Subbab ini akan membahas peran lain dalam uang terhadap transaksi.
Misalkan uang yang diperlukan untuk transaksi (T) adalah uang yang digunakan untuk
memfasilitasi selruh transaksi dalam perekonomian. Secara aljabar, uang transaksi ini bias
diekspresikan menjadi:
T1 = PX1X1 + PY1Y1
Persamaan di atas tidak lain menunjukkan garis anggaran. Jumlah uang untuk transaksi
ini merupakan fraksi dan seluruh uang yang ada dalam perekonomian atau sumber daya uang.
M1 = T1 + S1
Persamaan M1 yang menunjukan sumber daya uang diatas secara intuitif mencerminkan
kemungkinan terjadinya kelebihan uang transaksi. Kelebihan uang ini akan ditabung, S1, yang
secara umum dikenal dengan penawaran uang. Tabungan ini juga menunjukkan suatu
kelonggaran untuk meningkatkan permintaan uang di masa depan. Karena tabungan dapat di
defenisikan sebagai salah satu sumber penawaran uang.
Misalkan kemudian terdapat kenaikan secara simultan antara kebutuhan masyarakat
dan harga-harga barang., hal ini kemudian mendorong uang transakasi akan berubah menjadi :
T2 = PX2X2 + PY2Y2
Jika misalkan sumber daya uang tidak berubah, maka akan menjadi:
M1 = T2 + (S1 + S)
Dari persamaan di atas terdapat suatu terma baru yaitu S, yang menunjukkan adanya
penurunan tabungan karena digunakan untuk pembelian tambahan barang dan kenaikan harga.
Karenanya persamaan di atas dapat ditulis menjadi:
M1 = T2 + S2
Di mana, S2 = S1 + S. Hal ini mengikui domain persamaan di atas sehingga S2 ≥ 0.
Jika persamaan di atas bukanlah domain dari persamaan ini, maka tidak diperlukan untuk
menstrukturisasi sumber daya uang, M. Hal ini di sebabkan jika:
S2 = 0 M1 = T2 dan jika S2 > 0 M1 = T2 + S2 > 0
JIKA S2 < 0 maka
M1 = T2 – S2
Persamaan di atas telah keluar dari domain persamaan sebelumnya. Hal ini
mengimplikasikan bahwa terdapat 2 alternatif yang dapat dipilih. Pertama, mempertahankan
jumlah uang transaksi pada tingkat M1 dengan konsekuensi bahwa nilai transaksi menurun.
Kedua, mempertahankan nilai transaksi pada tingkat T2 dengan konsekuensi bahwa jumlah
sumber daya uang harus meningkat, setidaknya menjadi tinggi S2. Jika tambahan uang ini,
dengan jumlah sebesar S2, disuntikkan kedalam kedua persamaan di atas maka akan di
dapatkan :
M1 + S2 = T2 – S2 +S2
M2 = T2, dimana M2 = M1 + S2
Uang yang diekspresikan dalam persamaan ini sesungguhnya merupakan uang yang di
butuhkan untuk kebutuhan uang transaksi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa uang adalah
diperlukan untuk menutupi kebutuhan transaksi dalam perekonomian ketika tidak cukup
tersedia uang dalam system ekonomi.
Konsep uang yang ada dalam islam adalah uang endogenous yang mana artinya uang
diperoleh dari dalam perekonomian yang bersangkutan. Uang mencerminkan tingkat volume
transaksi dan potensi tabungan yang ada dalam suatu perekonomian. Hal ini berarti menuntut
bahwa uang tersebut harus berada dalam bentuk uang komoditas. Adapun jumlah uang yang
beredar harus mereflesikan (dalam proporsi yang konstan) jumlah output yang di produksi.
(Nasty, 2013)
Permintaan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga sangat dipengaruhi oleh
pendapatan. Sedangkan permintaan uang untuk spekulasi sangat dipengaruhi oleh suku bunga.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi permintaan uang, diantaranya :
Pendapatan riil. Semakin tinggi pendapatan, permintaan akan uang akan semakin besar.
Ini karena konsumsi dan tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya
pendapatan.
Tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, permintan uang untuk motif spekulasi
akan berkurang. Tingginya suku bunga akan membuat biaya pinjaman uang untuk
berspekulasi bertambah mahal. Selain itu, jika tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih
baik menabung di bank dengan jaminan suku bunga yang ada daripada berspekulasi.
Tingkat harga umum. Semakin tinggi tingkat harga umum, permintaan akan uang akan
semakin bertambah. Ini karena harga barang/jasa bertambah mahal, sehingga dibutuhkan
lebih banyak uang untuk membelinya.
Pengeluaran konsumen. Misalnya saja pengeluaran konsumen pada bulan-bulan
menjelang Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah. Akibatnya, permintaan
uang juga akan bertambah. (zulaikha, 2012)
Daftar Pustaka
Bibliography
Anak Ekp. (2013, oktober 1). Ekonomi Pembangunan. Dipetik agustus 6, 2016, dari Anak Ekp
Website: http://anakekp.blogspot.co.id/2013/10/keseimbangan-umum.html
ardi, r. t. (2012, januari minggu). catatan kecil sang pemalas. Dipetik agustus 2016, 2016, dari raka tri
bayu ardi website: http://7kuadrat.blogspot.co.id/2012/01/analisis-keseimbangan.html
ilmu pengetahuan sosial. (2013). ilmu pengetahuan sosial. Dipetik agustus senin, 2016, dari ilmu
pengetahuan sosial web site: http://ips-mrwindu.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-harga-
kesimbangan.html
jamal, j. (2015, agustus sabtu). keseimbangan umum dan kesejahteraan ekonomi. Dipetik agustus
senin, 2016, dari jamal jamal web site: http://gogle21.blogspot.co.id/2015/08/keseimbangan-umum-
dan-kesejahteraan.html
Khair, M. A. (2010, april). Analisis Kurva Keseimbangan Umum Antar Pasar. Dipetik agustus 6, 2016,
dari Muhaimin Abd Khair Web Site: https://muhaiminkhair.wordpress.com/2010/04/29/analisis-kurva-
keseimbangan-umum-antar-pasar/
Manaf, R. D. (2011, agustus 2). Keseimbangan Umum. Dipetik agustus 6, 2016, dari Keseimbangan
Umum Web Site: http://journeyofarose88.blogspot.co.id/2011/08/keseimbangan-umum.html
mustofa, z. (2014, juni). keseimbangan umu pasar uang dan pasar barang. Dipetik agustus 1, 2016,
dari zaenal mustofa web site: https://zaenalaktif.wordpress.com/2014/06/13/keseimbangan-umum-
dari-pasar-uang-dan-pasar-barang/
Nasty, M. I. (2013, November 6). Keseimbangan Umum Antar Ekonomi. Dipetik Agustus 6, 2016, dari
Muhammad Idris Nasty Web Site: http://idrisnasty92.blogspot.co.id/
wahyuni, s. (2014, mei). keseimbangan pasar uang dan pasar barang. Dipetik agustus senin, 2016,
dari sri wahyuni: http://yhunie-manyun.blogspot.co.id/2014/05/keseimbangan-pasar-uang-dan-pasar-
barang.html
zulaikha, s. (2012, juni sabtu). penawaran dan permintaan uang serta teori keseimbangan umum.
Dipetik agustus 2016, 2016, dari siti zulaikha web site:
http://apasihmaumu.blogspot.co.id/2012/06/penawaran-dan-permintaan-uang.html
▼ 2016 (1)
o ▼ Oktober (1)
keseimbangan umum
Tema Sederhana.