Oleh : Kelompok 1
NAMA NIM
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL’’ VETERAN’’
YOGYAKARTA
2019
14-1 APAKAH PASAR KOMPETITIF ITU?
Tujuan kita di bab ini adalah menelaah bagaimana perusahaan membuat keputusan produksi
dalam pasar persaingan. Sebagai latar belakang analisis, marilah kita mulai dengan melihat
apa yang dimaksud dengan pasar persaingan.
14-1a Arti dari Persaingan
Sebuah pasar kompetitif ( competitive market), yang terkadan di sebut juga pasar kompetitif/
persaingan sempurna (perfectly competitive market), memiliki tiga karakteristik/ciri sebagai
berikut :
1. Di Pasar tersebut terdapat banyak penjual dan banyak pembeli.
2. Barang barang /jasa yang ditawarkan para penjual pada umumnya sama/homogeny.
3. Setiap perusahaan/penjual dapat dengan bebas meninggalkan atau memasuki pasar yang
bersangkutan.
Dua kolom terahir dalam Tabel 14-1 menjawab kedua pertanyaan ini.
Kolom keempat menunjukan Pendapatan rata-rata (average revenue), yakni total
pendapatan (data tersaji pada kolom ketiga) dibagi dengan jumlah produksi/out put (datanya
terdapat pada kolom pertama). Pendapatan rata-rata menunjukan seberapa banyak pendapatan
yang dapat diterima perusahaan atas setiap unit produksi yang dijualnya. Dalam Tabel 14-1,
kita dapat melihat bahwa pendapatan rata-rata adalah $6, yang sama dengan harga satu galon
susu. Hal ini mengilustrasikan pelajaran umum yang berlaku tidak hanya bagi perusahaan
persaingan sempurna ,tapi jugabagi semua perusahaan lainnya. Total pendapatan adalah
harga dikalikan jumlah (PxQ), dan pendapatan rata-rata adalah total pendapatan (PXQ) dibagi
Jumlah produksi/kuantitas (Q). Dengan demikian, bagi semua perusahaan, pendapatan rata-
rata sam dengan haega yang dijual.
Tidak dipungkiri lagi bahwa salah satu tujuan sebuah perusahaan adalah untuk mencapai
keuntungan semaksimal mungkin, terlebih lagi apabila perusahaan tersebut adalah
perusahaan kompetitif.
Untuk meneruskan analisis sampai pada keuntungan maksimal kurva-kurva biaya ini
menjelaskan hampir semua jenis perusahaan:
kurva biaya marginal (MC) arahnya naik,
biaya total rata-rata (ATC) berbentuk U, dan
kuva biaya marginal memotong biaya total rata-rata dititik terendah ATC.
Harga berada pada garis horisontal karena perusahaan adalah penerima harga, sama dengan
AR dan MR.
Jika pendapatan marginal lebih besar daripada biaya marginal perusahaan dapat
meningkatkan keuntungannya dengan cara meningkatkan jumlah produksinya, tetapi jika
pendapatan marginal lebih kecil daripada biaya marginal perusahaan juga dapat menaikkan
keuntungan dengan cara mengurangi jumlah produksinya.
Untuk memaksimalkan keuntungan, suatu perusahaan akan memilih jumlah barang yang
menyeimbangkan pendapatan marginal dengan biaya marginalnya. Karena pendapatan
marginalnya bagi suatu perusahaan kompetitif sama besarnya dengan harga, maka
perusahaan tersebut memilih jumlah tertentu di mana harga sama dengan biaya marginal.
Maka kurva biaya marginal itu adalah kurva penawaranya.
Gambar 1. Maksimalisasi Keuntungan Untuk Perusahaan Kompetitif
Keterangan:
Figur diatas menujukkan kurva biaya marjinal (MC), kurva biaya rata-rata (ATC), dan kurva
biaya variabel rata-rata (AVC). Figur ini menunjukkan harga pasar (P), yang sama dengan
pendapatan marginal (MR) dan pendapatan rata-rata (AR). Pada jumlah Q1, pendapatan
marginal MR1 melebihi biaya marjinal MC1.
Jadi meningkatkan jumlah produksi akan meningkatkan keuntungan. Pada Q2, biaya marjinal
MC2 diatas pendapatan marjinal MR2 sehingga mengurangi produksi akan meningkatkan
keuntungan. Jumlah memaksimalkan keuntungan (Q max) terletak dimana garis harga
horizontal memotong kurva biaya marginal.
Maksimalisasi keuntungan terjadi pada kuantitas dimana pendapatan marjinal sama dengan
biaya marjinal.
Ketika MR> MC x peningkatan Q
Ketika MR <MC x penurunan Q
Ketika MR = MC x Laba dimaksimalkan
Tutup sementara adalah keputusan jangka pendek untuk tidak menghasilkan apa-
apa selama jangka waktu tertentu karena kondisi paasar yang tidak menguntungkan. Secara
matematik perusahaan tutup sementara dapat digambarkan sebagai berikut:
Perusahaan tutup sementara jika total pendapatan kurang dari biaya variabel, dengan
membagi kedua pertidaksamaan dengan Q maka tutup sementara jika P < AVC.
Artinya perusahaan memlilih untuk tutup sementara jika harga barang tersebut lebih kecil
daripada biaya variabel rata-rata.
Jika harganya tidak menutupi biaya variabel rata-rata perusahaan benar-benar berhenti
memproduksi, perusahaan dapat kembali berproduksi dimasa depan jika kondisi-kondisi
dipasar telah berubah, dimana harga melebihi biaya variabel rata-rata.
Sebuah perusahaan yang shutdown (tutup) mengacu pada keputusan jangka pendek untuk
tidak menghasilkan apa-apa selama periode waktu tertentu karena kondisi pasar saat ini.
1. Shutdown atau tutup mengacu pada keputusan jangka pendek untuk tidak berproduksi
selama periode tertentu karena kondisi pasar yang memaksa.
2. Exit atau keluar mengacu pada keputusan jangka panjang untuk meninggalkan pasar sama
sekali.
3. Keputusan-keputusan jangka pendek dan jangka panjang berbeda karena kebanyakan
perusahaan tidak dapat menghindari biaya tetap mereka dalam jangka pendek tapi dapat
melakukannya dalam jangka panjang. Artinya, sebuah perusahaan yang menutup sementara
masih harus membayar biaya tetap, sedangkan perusahaan yang keluar pasar menghemat
tetap dan biaya variabel nya.
4. Jika perusahaan tutup maka akan kehilangan semua pendapatan dari penjualan produknya.
Pada saat yang sama ia menghemat biaya variabel pembuatan produk (tetapi masih harus
membayar biaya tetap). Dengan demikian, perusahaan menutup jika pendapatan yang akan
dapatkan dari memproduksi kurang dari biaya variabel produksi.
5. Kurva penawaran jangka pendek perusahaan kompetitif merupakan bagian dari kurva
biaya marjinalnya yang terletak diatas kurva biaya variable rata-rata.
6. Biaya tertanam (sunk cost) adalah biaya yang hilang begitu saja tanpa mendapatkan hasil.
7. Biaya hangus adalah biaya yang telah berkomitmen dan tidak dapat dipulihkan.
Dalam jangka pendek kurva penawaran suatu perusahaan kompetetif adalah kurva
biaya marjinal MC diatas biaya variabel AVC. Jika harga turun kebawah biaya variabel rata-
rata (AVC) perusahaan berhenti.
Para ekonom mengatakan bahwa sebuah biaya merupakan biaya tertanam (sunk scot)
saat biaya tersebut telah dikomitmenkan (telah dibayarkan) dan tidak dapat dikembalikan .
Dalam arti lain biaya tertanam adalah kebalikan dari biaya kesempatan (opportunity cost).
Biaya kesempatan adalah apa yang harus anda berikan jika anda memilih untuk melakukan
sesuatu daripada melakukan hal lain, sedangkan biaya tertanam tidak dapat dihindari, tanpa
melihat piihan yang anda buat. Analisis terhadap keputusan menutup sementara yang diambil
oleh perushaan adalah salah satu contoh pengabaian biaya tertanam.
14-2e Keputusan Jangka Panjang Perusahaan untuk Masuk atau Keluar Pasar
Suatu perusahaan akan keluar dari pasar jika pendapatan yang seharusnya diperolehnya dari
produksi lebih sedikit daripada biaya totalnya. Secara matematis dapat dituliskan:
Perusahaan keluar dari pasar jika pendapatan total lebih kecil daripada biaya total. Dengan
membagi kedua pertidaksamaan dengan Q, maka pendapatan rata-rata sama dengan harga/P
dan TC/Q adalah biaya total rata-rata, artinya suatu perusahaan memilih keluar dari pasar jika
harga barang yang dijualnya kurang dari biaya total rata-rata.
Kriteria perusahaan masuk ke pasar jika tindakannya menguntungkan, apabila harga barang
melebihi biaya total rata-rata dari produksinya.
Keputusan jangka panjang perusahaan untuk keluar dari pasar mirip dengan keputusan tutup
tersebut. Jika perusahaan itu keluar, ia akan kehilangan semua pendapatan dari penjualan
produk lagi, tetapi menghemat baik biaya tetap dan variabel produksi.
Dengan demikian, perusahaan keluar pasar jika pendapatan itu akan mendapatkan produksi
kurang dari biaya total.
Bagian dari kurva biaya marjinal yang terletak di atas biaya variabel rata-rata jangka pendek
kurva penawaran perusahaan kompetitif itu. Dalam jangka panjang, keluar perusahaan jika
pendapatan itu akan mendapatkan dari memproduksi kurang dari biaya total.
Jika TR melambangkan pendapatan total, dan TC melambangkan biaya total maka kriteria
perusahaan dapat ditulis sebagai berikut:
Perusahaan akan memasuki pasar jika tindakan tersebut menguntungkan, yang terjadi jika
harga barang melebihi biaya total rata-rta produksi. Kriteria untuk masuk (entry) adalah:
Dalam jangka pendek, sulit bagi perusahaan untuk masuk atau keluar dari pasar, sehingga
asumsi pertama tepat untuk digunakan. Tetapi dalam jangka panjang, jumlah perusahaan
disuatu pasar persaingan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pasarnya saat itu.
Pada harga tingkat berapapun, setiap perusahaan menawarkan jumlah tertentu keluaran yang
dapat menyeimbangkan biaya marginal dengan harganya, seperti gambar pada Gambar 6.
Artinya, selama harga diatas biaya variabel rata-rata, kurva biaya jumlah marginal dari
masing-masing perusahaan menjadi kurva penawarannya jumlah barang yang ditawarkan ke
pasar sama dengan jumlah barang yang ditawarkan masing-masing perusahaan.
Dalam jangka pendek, jumlah perusahaan dalam suatu pasar adalah tetap. Oleh karena itu,
kurva penawaran pasar, dipanel (a). Disini, disuatu pasar dengan 1000 perusahaan identik,
jumlah yang ditawarkan oleh pasar sama dengan 1000 kali jumlah yang ditawarkan oleh
masing-masing perusahaan.
14-3b Jangka Panjang : Penawaran Pasar dengan Adanya Perusahaan yang Masuk dan
Keluar.
Keuntungan = ( P – ATC ) x Q
Jika harga berada diatas biaya rata-rata, keuntungannya adalah positif, yang mendorong
perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke pasar. Jika harga berada di bawah biaya total
rata-rata, keuntungan adalah negatif, yang mendorong perusahaan-perusahaan lama untuk
keluar. Proses masuk-keluar pasar ini hanya akan berakhir jika harga dan total biaya rata-
rata adalah sama.
Panel (a) Gambar 7 menunjukkan suatu perusahaan dalam kondisi keseimbangan jangka
panjang. Pada gambar ini, harga P sama dengan biaya marginal MC, jadi perusahaan tersebut
memaksimalkan keuntungan. Harga juga sama dengan biaya total rata-rata ATC, jadi
keuntungannya adalah nol. Perusahaan-perusahaan baru tidak memiliki insentif untuk masuk
pasar, sementara perusahaan lama tidak memiliki insentif untuk keluar dari pasar.
Keterangan :
Dalam jangka panjang, produsen akan masuk atau keluar pasar ketika profit mencapai
nol. pada saat tersebut P = minimum AC (kurva sebelah kiri). Kemudian setiap
produsen menyesuaikan diri untuk memastikan setiap permintaan sesuai dengan harga
yang berlaku.
Konsenkuensi, kurva penawaran jangka panjang di pasar persaingan sempurna
berbentuk garis lurus mendatar atau elasatis sempurna.
Pada titik keseimbangan keuntungan sebesar nol, pedapatan yang diperoleh perusahaan harus
bisa memberikan kompensasi pada pemiliknya atas waktu dan uang yang telah mereka
habiskan untuk terus menjalankan bisnis mereka.
Perusahaan dapat masuk dan keluar dari pasar pada jangka panjang tapi tidak jangka pendek,
respons pasar terhadap perubahan permintaan bergabung pada panjangnya waktu.
Menunjukkan apa yang terjadi pada jangka pendek ketika permintaan naik dari D1 ke D2,
maka keseimbangan bergeser pada titik A ke B, harga naik dari P1 ke P2 dan jumlah terjual
di pasar naik dari Q1 ke Q2. Karena harga berada diatas biaya total rata-rata, setiap
perusahaan mendapatkan keuntungan, sehingga seiring dengan waktu, perusahaan-
perusahaan baru tertarik untuk masuk ke pasar.
Inti dari analisis ini adalah bahwa terdapat banyak biaya-biaya yang sama. Hasilnya, kurva
penawaran jangka panjang dari pasar berbentuk horizontal pada nilai minimum biaya total
rata-rata. Ketika permintaan barang naik, hasil jangka panjangnya ada;ah peningkatan dalam
jumlah perusahaan dan jumlah total yang ditawarkan, tanpa ada perubahan harga.
Terdapat dua alasan yang dapar membuat kurva penawaran jangka panjang suatu pasar ini
kemiringannya positif. Alasan pertama, bahwa sebagian sumber-sumber daya yang
digunakan dalam produksi tersedia terbatas. Alasan kedua, perusahaan-perusahaan bisa jadi
memiliki biaya-biaya yang berbeda nilainya.
Sumber:
Mankiw, Gregory. 2006. Pengantar Ekonomi Mikro: Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.
PRODUSEN TAHU TEMPE MENGHADAPI KENAIKAN HARGA KEDELAI
Harga beras kualitas menengah di Kota Batam naik sekitar 30 persen dari Rp10.000
hingga Rp11.000 per kg menjadi Rp13.000 per kg akibat berhentinya pasokan beras dari luar
negeri.Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota
Batam Amsakar Achmad mengakui berhentinya kegiatan impor beras ilegal berdampak pada
kenaikan harga beras karena kini seluruh pasokan beras didatangkan dari Jakarta.
"Selama ini yang masuk beras impor ilegal. Kebijakan pemerintah itu di-stop
semua.Sekarangdistributor mendatangkan beras dari Cipinang," kata Rudi di Batam,
Rabu(21/10).
Menurut Amsakar, harga beras impor relatif jauh lebih murah dibandingkan beras
lokal sehingga ketika pasokan impor ilegal dihentikan dan distributor beralih ke
beras lokal,maka harganya pun melampung.
"Kualitasnya lebih bagus harganya lebih murah," kata dia.Meski kini sudah tidak ada
lagi beras impor ilegal, namun Amsakar yakin Batam tidakakan pernah kekurangan pasokan
bahan pangan karena distributor akan mendatangkan dari daerah lain.Memang, distributor
belum mau memasok beras Cipinang terlalu banyak, hanya untuk memenuhi kebutuhan
warga selama beberapa hari karena masih berharap pemerintah mengizinkan impor
beras.Amsakar mengakui mendatangkan beras dari Jakarta tidak semudah mengimpor beras
melalui pedagang di Singapura."Berbeda dengan impor yang bisa cepat masuk barang, tiga
sampai empat jam saja sampai. Sekarang butuh waktu satu hingga dua hari," kata dia.
Beras sebagai pasar persaingan sempurna tidak hanya memiliki keuntungan, tetapi
juga memiliki kelemahan.Kelemahan pertama, yaitu dalam pengembangan teknologi. Beras
memiliki model pasar persaingan sempurna sehingga keseimbangan dalam jangka panjang
akan tercapai dan perusahaan akan mendapatkan laba normal.Masalahnya laba normal yang
didapatkan perusahaan tidak akan cukup untuk membiayai perusahaan dalam melakukan
kegiatan riset atau pengembangan.Padahal kegiatan riset dan pengembangan sangat
dibutuhkan bagi perusahaan untuk mendapatkan teknologi produksi yang meningkatkan
efisiensi produksi.
KASUS PRODUSEN TAHU TEMPE MENGHADAPI KENAIKAN HARGA
KEDELAI
Pusat Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) Jateng mendesak
pemerintah segera merealisasikan pelimpahan kewenangan kepada Badan Urusan Logistik
(Bulog) untuk mengendalikan harga empat komoditas. Beras, gula, jagung, dan kedelai.
Realisasi pelimpahan itu sangat penting guna mengendalikan harga kedelai, salah satu
komoditas yang saat ini memicu isu hangat, agar tidak terus melonjak tinggi. "Kabarnya saat
ini, keputusannya masih menjadi evaluasi tim yang dibentuk pemerintah. Kami berharap agar
secepatnya direalisasikan," ujar Sekretaris Puskopti Jateng Rifai, Selasa (4/9).
Dikatakan, prediksi Bank Investasi Goldman Sachs tanggal 10 Aguistus lalu, harga
komoditas kedelai masih akan melambung tinggi. Diprediksi harga kedelai akan mencapai
angka Rp 8.700 di tingkat pengecer, dan Rp 8.400 di tingkat distributor. Harga normal di
kisaran Rp 5.000 - Rp 6.000.Ketua Puskopti Jateng Sutrisno Supriyantoro mengatakan,
melambungnya harga kedelai akan menjadi salah satu isu penting yang akan dibahas dalam
rapat kerja Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) tahun ini.
Dalam kasus ini pembeli sudah mengetahui terjadinya kenaikan harga kedelai melalui
informasi dari media dan meningkatnya harga tahu dan tempe. Sehingga, mereka cenderung
mengurangi konsumsi tahu dan tempe dan kurangnya permintaan pasar. Menyebabkan
keuntungan yang diperoleh oleh penjual menjadi berkurang dan pendapatan mereka relatif
sama.