Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, model indeks tunggal
berasumsi bahwa harga saham menjadi berbeda-beda hanya karena pergerakan umum dalam
satu indeks, atau secara spesifik adalah pasar. Beberapa peneliti telah mencoba untuk melihat
beberapa pengaruh dari non-pasar dengan membentuk model multi-indeks. Salah satu contoh
yang paling nyata dari pengaruh non-pasar adalah faktor industri.
Salah satu bentuk model multi-indeks:
Dimana NF adalah faktor non-pasar, dan seluruh variabel lainnya sesuai dengan apa yang telah
dijelaskan sebelumnya. Persamaan 19-19 dapat diperluas menjadi tiga, empat, hingga beberapa
indeks.
Menjadi logis apabila model multi-indeks harus memiliki kinerja yang lebih baik
dibandingkan dengan model indeks tunggal karena model multi-indeks menggunakan lebih
banyak informasi terkait hubungan keterkaitan antara laba saham. Sebenarnya, model multi-
indeks berada diantara metode varian-kovarian milik Markowitz dengan model indeks tunggal
milik Sharpe.
Seberapa baikkah kinerja dari model-model tersebut? Dengan banyaknya kemungkinan
yang tercipta dari model multi-indeks, menjadi sulit untuk membuat pernyataan konklusif
terkait model ini. Namun demikian, salah satu studi terkenal oleh Cohen dan Pogue
menemukan bahwa model indeks tunggal mengungguli model multi-indeks karena dapat
membuat portofolio yang lebih efisien.
Dengan menggunakan klasifikasi industri, studi tersebut melihat bahwa model indeks
tunggal tidak hanya lebih sederhana, tetapi juga memiliki resiko kerugian yang lebih rendah.
Perlu diperhatikan bahwa model multi-indeks yang telah diuji oleh Cohen dan Pogue (juga oleh
Elton dan Gruber) sebenarnya memproduksi korelasi historis yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan model indeks tunggal. Tetapi, model tersebut tidak memiliki kinerja yang
lebih baik, yang mana hal inilah yang menjadi perhitungan yang lebih penting, mengingat
portofolio dibentuk untuk jangka waktu yang panjang.
Beberapa Kesimpulan Terkait Model Indeks Tunggal
Model indeks tunggal sangat menyederhanakan perhitungan dari varian portofolio.
Meski demikian, model indeks tunggal memiliki asumsi spesifik terkait proses dalam
menghasilkan laba portofolio – residu dari sejumlah jaminan yang ada tidak saling berkorelasi.
Dengan demikian, ketepatan estimasi varian portofolio menjadi bergantung pada ketepatan dari
asumsi utama dalam model ini. Sebagai contoh, apabila kovarian dari residu jaminan adalah
positif, bukan nol seperti yang diasumsikan, maka residu yang sebenarnya dari varian
portofolio menjadi terabaikan. Tujuan akhir dari model indeks tunggal sesuai dengan analisis
oleh Markowitz, yaitu menelusuri batasan efisien portofolio, yang mana seorang investor akan
memilih portofolio yang paling optimal. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan
perhitungan yang diperlukan.
Model indeks tunggal merupakan penyederhanaan dari matriks varian-kovarian yang
diperlukan dalam model Markowitz. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, model ini
mengurangi estimasi yang diperlukan untuk jaminan portfolio. Pertanyaan yang perlu
ditanyakan adalah bagaimana model ini bekerja dalam keterkaitannya dengan model
Markowitz. Dalam tulisannya yang mengembangkan model indeks tunggal, Sharpe
menemukan bahwa terdapat dua set dari portofolio yang efisien – salah satunya menggunakan
model Markowitz dan lainnya menggunakan penyederhanaannya sendiri – yang dihasilkan dari
sampel saham yang sangat mirip. Setelah itu, terdapat studi yang menemukan bahwa model
yang dibuat oleh Sharpe tidak lebih buruk dari model yang dibuat oleh Markowitz dari seluruh
tes yang dilakukan, bahkan didalam tes yang menggunakan periode waktu yang lebih pendek
juga kinerjanya masih lebih baik.