Faried, W.M.
P E ND A HU L UA N
Kegiatan Belajar 1
Bila kerugian lebih besar daripada Biaya Variabel Rata-rata maka sudah
pasti perusahaan menghentikan produksi dan ke luar dari industri, baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Gambar 7.3 menunjukkan hal
ini, di sini kurva AVC seluruhnya berada di atas kurva permintaan, bila
perusahaan menghentikan produksi hanya menderita kerugian sebesar Biaya
Tetap Rata-rata yaitu sebesar CaCv. Tetapi bila perusahaan tetap
memproduksi maka kerugian akan lebih besar daripada Biaya Tetap,
kerugian ini sebesar CaPb.
Bila kerugian yang diderita sebesar Biaya Tetap maka perusahaan akan
berada dalam situasi indiferensi (tak ada beda dalam jangka pendek apakah ia
meneruskan atau menghentikan produksi), kerugiannya sama saja sebesar
Biaya Tetap. Di sini kurva biaya rata-rata menyinggung kurva permintaan
dan kerugiannya sebesar PiC (lihat Gambar 7.4) tepat pada tingkat output di
mana MR = MC.
Gambar 7.3.
Gambar 7.4.
Kerugian Pada Perusahaan Pesaing
Kerugian pada Perusahaan:
Monopolistik: Kasus Penutupan
Monopolistik Kasus Indiferensi
Perusahaan
7.8 Pengantar Ekonomi Mikro
Gambar 7.5.
Kerugian pada Perusahaan Pesaing Monopolistik:
Kasus Penerusan Produksi
Kasus berikutnya adalah bila kerugian lebih kecil daripada Biaya Total
maka perusahaan dalam jangka pendek terus berproduksi karena kerugian
lebih kecil, daripada bila ia menghentikan produksi, Gambar 7.5
menggambarkan hal ini. Di situ terlihat bila ia menghentikan produksi maka
kerugiannya sebesar biaya tetap yaitu PtCv, tetapi bila perusahaan tetap
berproduksi maka kerugian lebih kecil yaitu sebesar PtC yang merupakan
selisih antara biaya (total) rata-rata dengan harga produk. Pada Gambar 7.6
terlihat dalam keseimbangan jangka panjang, perusahaan pesaing
monopolistik tidak memperoleh keuntungan ekonomis tetapi hanya
memperoleh keuntungan normal. Di sini Harga sama dengan Biaya Total
Rata-rata, kuantitas yang diproduksi adalah Q0 di mana MR = MC, dan kurva
AC menyinggung kurva permintaan. Hal ini karena dalam jangka panjang
kemungkinan perusahaan-perusahaan baru masuk ke dalam atau perusahaan-
perusahaan lama ke luar dari industri.
ESPA4111/MODUL 7 7.9
L AT IH AN
RA NG K UM A N
Kegiatan Belajar 2
lebih baik, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopolis lain
bergeser ke bawah. Jadi perusahaan oligopolis yang lain bereaksi terhadap
tindakan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan tersebut dan pola
reaksinya berbeda-beda. Kita tidak dapat mendefinisikan kurva permintaan
yang dihadapi oleh perusahaan oligopolis hingga pemecahan posisi
keseimbangan tidak tentu. Tetapi meskipun demikian bisa dianggap terdapat
pola reaksi tertentu hingga diperoleh pemecahan. Ini hanya merupakan salah
satu dari sekian banyak kemungkinan yang ada. Karena situasi seperti ini
maka tidak ada teori oligopoli yang umum. Semua merupakan kasus-kasus
atau model-model spesifik. Meskipun demikian model-model tersebut tetap
bermanfaat karena:
1. menunjukkan secara jelas sifat-sifat saling ketergantungan perusahaan-
perusahaan oligopolis;
2. teori-teori tersebut membuktikan belum ada teori yang memuaskan
tentang oligopoli;
3. teori-teori tersebut memberikan beberapa petunjuk betapa sulitnya Ilmu
Ekonomi Mikro menjelaskan ha1 ini.
Tabel 7.2.
Nisbah Konsentrasi Lima Perusahaan Terbesar pada Beberapa Industri
Terpilih (Oligopoli) pada Tahun 1999 dan 2002 di Negara Kidultan
(Data Hipotetis)
Nisbah Konsentrasi
Industri Lima Perusahaan Terbesar
1999 2002
Rokok 80 84
Ban 70 73
Radio dan Televisi 41 49
Produk Peternakan 23 18
Besi & Peralatan Mesin-mesin 74 66
besarnya pasar agar bisa mencapai atau merealisasi manfaat skala ekonomis.
Skala pabrik yang besar memerlukan permintaan pasar yang cukup stabil.
Perusahaan-perusahaan akan berusaha memperluas atau memperbesar skala
pabrik, ini hanya menguntungkan bila dilakukan dengan menjatuhkan
perusahaan saingan. Skala pabrik yang ekonomis dapat dicapai oleh beberapa
perusahaan saja melalui merger (penggabungan perusahaan) atau melalui
kebangkrutan perusahaan-perusahaan lain.
Kemajuan teknologi memungkinkan tercapainya skala pabrik yang
ekonomis. Perkembangan industri biasanya mulai dengan menggunakan
teknologi sederhana dengan jumlah perusahaan pesaing cukup banyak.
Kemudian terjadi kemajuan teknologi yang memungkinkan dicapainya skala
pabrik yang ekonomis. Beberapa perusahaan kurang agresif dan tak bisa
memanfaatkan kesempatan usaha akan gagal dan bangkrut hingga hanya
tersisa beberapa perusahaan besar saja yang bisa bertahan.
Skala ekonomis pabrik yang memberikan biaya terendah mensyaratkan
investasi mesin-mesin serta peralatan-peralatan produksi dalam jumlah besar.
Hal ini merupakan penghalang atau rintangan berat bagi perusahaan lain
untuk masuk ke dalam industri tersebut. Hal ini juga merupakan penjelasan
mengapa dalam industri semacam ini kecil kemungkinan menjadi kompetitif.
Hal lain yang bisa merupakan faktor rintangan masuk ke dalam industri
oligopoli adalah pengendalian atau pemilikan bahan mentah strategis,
misalnya industri semen dan pupuk dan faktor hak paten dan merek dagang
serta advertensi, misalnya pada industri barang-barang elektronika.
Pengeluaran untuk advertensi serta promosi penjualan secara besar-besaran
mungkin merupakan rintangan masuk ke dalam suatu industri oligopoli.
Sebagai contoh industri rokok, jamu, dan barang-barang kosmetik modern
maupun tradisional.
Unsur oligopoli kedua adalah dorongan mengadakan merger atau
penggabungan dengan perusahaan lain. Motif bergabung didorong kenyataan,
yang sementara masih merupakan kemungkinan, dengan bergabung
perusahaan-perusahaan yang semula bersaing dapat menguasai dan
memperoleh pangsa pasar cukup besar hingga memungkinkan mereka
membangun satuan pabrik besar untuk mencapai skala ekonomis. Selain
untuk memperoleh biaya produksi yang rendah, dengan mengadakan
penggabungan perusahaan maka pangsa pasar mereka (secara relatif dan juga
absolut) akan cukup besar dibandingkan dengan besarnya pasar industri
tersebut. Dengan demikian, kemampuan mempengaruhi atau mengendalikan
7.24 Pengantar Ekonomi Mikro
harga pasar lewat perubahan output akan lebih besar. Dari sisi input, sebagai
pembeli input dalam kuantitas cukup besar akan memungkinkan membeli
dengan harga lebih rendah.
Unsur lain industri oligopoli yang menonjol dan tak kalah penting adalah
saling ketergantungan di antara mereka. Misalkan dalam sebuah industri
oligopoli terdapat tiga perusahaan besar yaitu perusahaan X, Y, dan
perusahaan Z masing-masing menguasai sepertiga pasar output industri
tersebut. Bila salah satu perusahaan, katakanlah perusahaan X menurunkan
harga produk maka pangsa pasarnya akan naik, sementara perusahaan-
perusahaan lain saingannya akan berkurang pangsa pasarnya. Perusahaan-
perusahaan Y dan Z mungkin sekali langsung bereaksi terhadap tindakan
penurunan harga output oleh perusahaan X dengan mengimbangi atau bahkan
menurunkan harga lebih rendah lagi. Kemungkinan terjadi perang harga
menyebabkan perusahaan-perusahaan oligopolis menghindari penurunan
harga, dengan harapan menaikkan volume penjualan, karena bila ia ingin
melakukan maka ia harus memperhitungkan kemungkinan tindakan atau
reaksi perusahaan pesaing. Dalam mengambil keputusan harga maupun
output, perusahaan oligopolis tidak hanya mendasarkan pada data biaya
produksi dan permintaan pasar tetapi juga harus mempertimbangkan reaksi
pesaing. Hal terakhir ini merupakan faktor yang tak pasti.
L AT IH AN
RA NG K UM A N
T ES FO R M AT IF 2
1) Industri oligopolistik berbeda dari tipe industri lain dalam hal ....
A. kurva permintaan yang dihadapi industri oligopolistik sebagai
keseluruhan berlereng menurun
B. perusahaan-perusahaan memaksimumkan laba dengan memproduksi
tingkat output di mana Pendapatan Marginal sama dengan Biaya
Marjinal
C. perusahaan-perusahaan memaksimumkan keuntungan setiap satuan
output, yaitu memaksimumkan jarak vertikal antara kurva
Permintaan dan kurva Biaya Rata-rata
D. pengakuan saling hubungan di antara beberapa perusahaan dominan,
akibatnya harga cenderung turun
7.34 Pengantar Ekonomi Mikro
4) Ketegaran harga merupakan ciri struktur pasar oligopoli. Ini berarti ....
A. harga-harga kurang responsif terhadap perubahan permintaan dalam
industri oligopoli daripada dalam industri yang lebih kompetitif
(bersaing)
B. perusahaan-perusahaan oligopolis menetapkan harga output
sedemikian rupa untuk mencegah masuknya perusahaan-perusahaan
baru ke dalam industri
C. perusahaan-perusahaan oligopolis menetapkan harga output mereka
sedemikian rupa hingga memperoleh keuntungan maksimal
sepanjang waktu
D. harga-harga merupakan datum bagi perusahaan oligopolis seperti
juga bagi perusahaan-perusahaan pesaing murni
Kegiatan Belajar 3
A. MODEL KOLUSI
halangan bersifat hukum, terlalu banyak perusahaan yang ada dalam industri
oligopoli, dan kecurangan harga.
a. Di beberapa negara terdapat larangan membentuk kartel yaitu
persetujuan secara tertulis maupun lisan di antara produsen untuk
mengatur harga dan output atau untuk membagi pasar secara geografis.
b. Jumlah perusahaan yang banyak mempersukar mengadakan kolusi
harga.
c. Bila output-nya identik dan demikian pula kurva-kurva biaya serta'
permintaan maka lebih mudah mengadakan kolusi. Diferensiasi produk
serta perbedaan biaya dan permintaan menyebabkan penentuan harga
berbeda-beda untuk masing-masing perusahaan. Karena itu sulit
mencapai kompromi dan saling memberikan konsesi agar dapat
mencapai penetapan harga kolusi-(bersama dan seragam).
d. Pengingkaran harga yang telah disetujui. Satu atau dua perusahaan
mungkin mencoba menjual pada harga di bawah harga yang telah
disetujui dan ditetapkan bersama, ada dua penyebabnya. Pertama, resesi
dapat mendorong, kegagalan kesepakatan atau pecahnya kolusi. Hal ini
karena dalam resesi terjadi penurunan permintaan yang menyebabkan
perusahaan mempunyai kelebihan kapasitas produksi. Karena itu, ia akan
menurunkan harga untuk menaikkan penjualan guna memperbaiki posisi
keuntungan atau kerugian yang mungkin diderita. Kedua adalah
kecurangan atau ketidakjujuran, di mana selalu ada godaan yang
dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang mengadakan kolusi untuk
menjual (secara rahasia diam-diam) pada harga lebih rendah daripada
harga kolusi. Tentu saja hal ini harus dijaga kerahasiaannya dari
perusahaan-perusahaan lain dalam kolusi tersebut serta dari para pembeli
yang bersedia membeli pada harga lebih tinggi.
L AT IH AN
1) Salah satu model oligopoli adalah tanpa kolusi yaitu model kurva
permintaan patah (kinked demand curve). Kurva ini berbentuk demikian
karena reaksi dari perusahaan pesaing bila sebuah perusahaan oligopolis
mengubah harga penawaran produknya di pasar. Pada bagian yang patah
kurva Pendapatan Marginalnya berbentuk garis tegak lurus. Akibatnya,
keputusan untuk memproduksi output yang memaksimumkan
keuntungan tidak berubah walaupun terjadi perubahan kurva-kurva
biaya, hingga harga dan kualitasnya tegar takberubah. Pilihan model
yang lain bisa juga model oligopoli dengan atau tanpa kolusi. Pelajari
kembali materi mengenai penentuan harga dan output pada pasar
Oligopoli yang menghasilkan ketegaran harga dan kuantitas output yang
diproduksi.
2) Rintangan yang dihadapi perusahaan oligopoli dalam mengadakan kolusi
adalah terlalu banyaknya perusahaan yang ada dalam pasar industri
tersebut hingga sulit mencapai persetujuan bersama, kemungkinan
diferensiasi produk perusahaan, serta sulitnya pengawasan atas
persetujuan bersama mengenai alokasi. output dan penentuan harga
ESPA4111/MODUL 7 7.43
RA NG K UM A N
T ES FO R M AT IF 3
Daftar Pustaka