Anda di halaman 1dari 48

Modul 7

Persaingan Monopolistik dan Oligopoli

Faried, W.M.

P E ND A HU L UA N

B entuk pasar persaingan murni dan monopoli murni merupakan dua


bentuk ekstrem pasar yang berlawanan. Dalam kenyataan, bentuk
pasar yang ada terletak di antara keduanya, mungkin lebih dekat dengan
bentuk monopoli murni atau lebih dekat dengan bentuk persaingan murni.
Tak mungkin menganalisis begitu banyak bentuk pasar yang ada di dunia
nyata. Karena itu, pusatkan pada dua bentuk antara dua bentuk ekstrim
tersebut. Hal ini dilakukan agar dapat lebih mudah memahami hal-hal yang
esensial saja tanpa mengurangi arti penting berbagai variasi bentuk pasar
lain. Pada modul ini dibahas bentuk pasar persaingan monopolistik yaitu
bentuk pasar yang mengandung unsur persaingan maupun unsur monopoli
namun lebih dekat pada bentuk pasar persaingan murni. Berikutnya dibahas
bentuk pasar oligopoli yang merupakan bentuk pasar yang lebih dekat dengan
bentuk pasar monopoli. Dua situasi utama merupakan model oligopoli tanpa
kolusi dan model oligopoli dengan kolusi.
Dengan mempelajari Modul Ketujuh ini para mahasiswa diharapkan
mampu menjelaskan mengenai penentuan harga dan output dalam struktur
pasar persaingan monopolistik dan oligopoli.
Secara khusus dengan mempelajari modul ini Anda mampu menjelaskan
penentuan harga dan output dalam pasar:
1. persaingan monopolistik;
2. oligopoli tanpa kolusi;
3. oligopoli dengan kolusi.
7.2 Pengantar Ekonomi Mikro 

Kegiatan Belajar 1

Harga dan Output Persaingan Monopolistik

P ersaingan monopolistik merusak organisasi pasar di mana terdapat


cukup banyak penjual barang yang berbeda. Persaingan monopolistik
banyak terjadi dalam usaha kecil dan sektor-sektor jasa. Sebagai contoh
persaingan monopolistik adalah usaha salon kecantikan/pemangkas rambut,
toko-toko kelontong, toko-toko obat, dan lain-lain yang terletak sangat
berdekatan satu sama lain. Pada pasar persaingan monopolistik, terdapat
unsur kompetisi yang didasarkan pada kenyataan ada banyak sekali
perusahaan produsen di mana tindakan satu perusahaan tidak mempunyai
pengaruh secara berarti pada perusahaan-perusahaan lain yang ada di pasar
tersebut. Ada unsur monopoli karena para penjual masing-masing menjual
barang yang berbeda dan bukan barang yang homogen.
Perlu diingat secara teknis, pasar persaingan monopolistik tidak dapat
didefinisikan karena masing-masing perusahaan menghasilkan barang-barang
yang berbeda. Yang dapat dilakukan hanyalah mengelompokkan perusahaan-
perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang erat hubungannya dan
menunjukkan sebagai satu kelompok produk. Meskipun demikian, karena
pembedaan produk, kurva-kurva permintaan dan penawaran pasar tidak dapat
dibentuk dan kita tidak hanya mempunyai satu harga keseimbangan
melainkan sekelompok harga. Karenanya analisis grafiknya dibatasi pada
perusahaan sejenis atau perusahaan yang mewakili saja.

A. KARAKTERISTIK PERSAINGAN MONOPOLISTIK

1. Ciri-ciri Penting Pasar Persaingan Monopolistik

a. terdapat cukup banyak perusahaan dalam industri tersebut, hingga;


b. tindakan atau keputusan tentang harga maupun kuantitas oleh satu atau
beberapa perusahaan akan mempengaruhi pasar, karena itu tindakan atau
keputusan suatu perusahaan akan selalu diperhatikan dan diperhitungkan
oleh perusahaan-perusahaan pesaing; akibatnya;
 ESPA4111/MODUL 7 7.3

c. kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan pesaing monopolistik


secara individu berlereng menurun dan cukup elastis meskipun tidak
elastis sempurna;
d. meskipun produknya sama tapi tidak sepenuhnya homogen, masing-
masing produsen berusaha membedakan produknya dari produk-produk
pesaing dengan memberi kemasan, merek, dan dengan mengiklankan;
e. persaingan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut bersifat
persaingan bukan harga untuk menaikkan penjualannya dan memperoleh
pangsa pasar lebih besar; dan
f. meskipun jumlah perusahaan cukup banyak, tetapi tidak ada rintangan
bagi perusahaan lain untuk masuk dan ke luar dari industri tersebut.

Terdapat persamaan dan beberapa perbedaan antara bentuk pasar


persaingan murni dan pasar persaingan monopolistik. Persamaannya adalah
perusahaan bebas masuk ke dan/atau ke luar dari industri atau pasar tersebut.
Perbedaannya sebagai berikut.

Pasar Persaingan Murni Pasar Persaingan Monopolistik


• Produknya homogen. • Produknya sama tetapi
dibedakan dengan merek,
kemasan dan dengan cara-cara
lain. Ada diferensiasi produk.
• Jumlah produsen sangat • Hanya ada sejumlah kecil
banyak dan secara individu perusahaan dalam industri dan
tidak dapat mempengaruhi masing-masing mempunyai
harga. pengaruh atas segmen pasar.
• Kurva permintaan merupakan • Kurva permintaan berlereng
garis lurus mendatar yang menurun tetapi tidak begitu
berarti elastisitasnya curam, yang berarti cukup
takterhingga. elastis.
• Tak perlu bersaing sebab • Persaingan bersifat bukan
produsen tidak bisa harga.
mempengaruhi harga.

2. Unsur Persaingan Monopolistik


Unsur-unsur persaingan monopolistik adalah jumlah perusahaan
produsen yang relatif cukup banyak, ada diferensiasi produk, dan ada syarat
untuk masuk ke dalam industri.
7.4 Pengantar Ekonomi Mikro 

a. Perusahaan jumlahnya cukup banyak. Dalam pasar persaingan


monopolistik terdapat cukup banyak produsen atau penjual skala kecil,
menawarkan barang yang sama tetapi tidak identik antara barang satu
dengan barang lain. Masing-masing produsen ukurannya kecil
dibandingkan dengan besarnya seluruh pasar industri. Karena jumlahnya
cukup banyak maka kolusi di antara mereka dengan tujuan membatasi
output yang diproduksi agar diperoleh harga lebih tinggi, tak mungkin
dilakukan. Dan akhirnya masing-masing merasa bebas tak saling
tergantung dan tak harus memperhatikan dan bereaksi terhadap tindakan
perusahaan lain saingannya.
b. Diferensiasi produk. Ini merupakan unsur pokok dalam pasar persaingan
monopolistik di mana terdapat variasi dari suatu jenis produk. Beberapa
perusahaan memproduksi dan menjual barang-barang kosmetik, tetapi
masing-masing produk berbeda antara satu dengan lain atau dengan
saingannya. Ada beberapa macam bentuk diferensiasi produk yaitu
diferensiasi produk nyata secara fisik, diferensiasi produk imajiner atau
tak nyata, serta diferensiasi produk kemudahan. Diferensiasi produk
secara nyata bisa berupa perbedaan wujud barang, fungsi, bahan mentah,
kualitas pengerjaan dan pemrosesan. Diferensiasi imajiner adalah
diferensiasi produk yang diciptakan oleh advertensi, pembungkus atau
pengepakan barang, dan pemberian merek. Diferensiasi produk
kemudahan bisa berupa letak atau lokasi toko yang strategis, tersedianya
fasilitas pembayaran dengan kredit, dan sebagainya.
Unsur diferensiasi produk mempunyai dua arti penting yaitu perusahaan
pesaing monopolistik mempunyai pengendalian secara terbatas atas
harga barang yang mereka produksi dan jual karena produknya di
diferensiasi atau dibedakan dari produk para pesaing, meskipun dalam
industri secara relatif terdapat cukup banyak perusahaan produsen
barang tersebut. Para konsumen mempunyai preferensi akan produk
yang dijual oleh produsen tertentu dan ia bersedia membeli pada harga
lebih tinggi daripada barang sama yang diproduksi oleh perusahaan lain
untuk memenuhi seleranya. Diferensiasi produk mempunyai arti penting
lain karena ia menimbulkan persaingan bukan harga. Dengan diferensiasi
produk maka produknya bisa ditonjolkan dengan advertensi dan promosi
penjualan sebagai sisi persaingan bukan harga.
c. Syarat masuk ke dalam industri. Untuk masuk ke dalam industri
persaingan monopolistik secara relatif adalah mudah. Meskipun
 ESPA4111/MODUL 7 7.5

perusahaan yang ada dalam industri merupakan perusahaan-perusahaan


kecil dan tak membutuhkan skala ekonomis dan kapital besar namun
mereka membutuhkan anggaran relatif cukup besar untuk mengadakan
advertensi guna menunjukkan diferensiasi produk dari produk-produk
para pesaing. Mereka memegang hak paten atau hak merek. Semua ini
menimbulkan halangan atau rintangan finansial bagi perusahaan-
perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut.

3. Penentuan Harga dan Output


Seperti pada analisis harga dan output dua bentuk pasar ekstrim
sebelumnya yaitu pasar persaingan murni dan pasar monopoli murni,
perusahaan persaingan monopolistik dalam penentuan harga dan output
berusaha memaksimumkan keuntungan dengan berproduksi pada tingkat
output di mana MR = MC. Kurva-kurva biayapun bentuknya sama karena
perusahaan pesaing monopolistik dianggap membeli input di pasar
persaingan murni dan menggunakan teknik produksi tertentu. Bedanya
terletak pada kurva permintaan yang dihadapi dan tentu saja juga pada bentuk
kurva-kurva Pendapatan Total dan Pendapatan Marjinal. Bentuk kurva
permintaan merupakan pencerminan serta konsekuensi dari ciri-ciri utama
pasar persaingan monopolistik, yaitu dalam industri tersebut hanya ada
beberapa perusahaan pesaing yang produknya merupakan barang pengganti
tak sempurna dan perusahaan-perusahaan cukup bebas masuk ke atau ke luar
dari industri. Kurva permintaan yang dihadapi sangat elastis namun tidak
sempurna. Bentuk kurva permintaan pada pasar persaingan monopolistik
berlereng menurun tetapi tak begitu curam.
7.6 Pengantar Ekonomi Mikro 

Perusahaan pesaing monopo-


listik berusaha memaksimumkan
keuntungan atau meminimumkan
kerugian tergantung pada posisi
kurva-kurva permintaan, pendapatan,
serta kurva biaya dengan
memproduksi pada tingkat output
jangka pendek di mana MR = MC.
Gambar 7.1 menunjukkan posisi
keseimbangan jangka pendek
perusahaan pesaing monopolistik Gambar 7.1.
yang memperoleh keuntungan. Di Keseimbangan Perusahaan Pesaing
sini ia memproduksi sebanyak QK Monopolistik Kasus Keuntungan
dan menjual dengan harga PK. Jangka Pendek

Keuntungan maksimum total yang diperoleh adalah sebesar PKC


dikalikan dengan kuantitas output sebanyak QK atau sebesar luas bidang segi
empat PKCAB.
Mungkin perusahaan pesaing
monopolistik menderita kerugian
dalam jangka pendek. Hal ini
ditunjukkan pada Gambar 7.2. Di
situ terlihat kurva AC terletak di atas
kurva permintaan. Perusahaan
tersebut meminimumkan kerugian
dengan memproduksi pada tingkat
output di mana MR = MC yaitu
sebesar Qr dan dijual dengan harga
Pr. Kerugian total adalah PrC Gambar 7.2. Keseimbangan
dikalikan dengan Qr atau sebesar luas Perusahaan Pesaing Monopolistik:
bidang segi empat PrCDE. Timbul Kasus Kerugian Jangka Panjang
pertanyaan apakah perusahaan terus
berusaha atau menghentikan produksi dan ke luar dari industri? Hal ini
tergantung pada posisi kurva Biaya Variabel Rata-rata (AVC) dan bukan
pada posisi kurva Biaya (Total) Rata-rata (AC). Perhatikan Gambar 7.3,
Gambar 7.4 dan Gambar 7.5 menunjukkan dua kasus tersebut.
 ESPA4111/MODUL 7 7.7

Bila kerugian lebih besar daripada Biaya Variabel Rata-rata maka sudah
pasti perusahaan menghentikan produksi dan ke luar dari industri, baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Gambar 7.3 menunjukkan hal
ini, di sini kurva AVC seluruhnya berada di atas kurva permintaan, bila
perusahaan menghentikan produksi hanya menderita kerugian sebesar Biaya
Tetap Rata-rata yaitu sebesar CaCv. Tetapi bila perusahaan tetap
memproduksi maka kerugian akan lebih besar daripada Biaya Tetap,
kerugian ini sebesar CaPb.
Bila kerugian yang diderita sebesar Biaya Tetap maka perusahaan akan
berada dalam situasi indiferensi (tak ada beda dalam jangka pendek apakah ia
meneruskan atau menghentikan produksi), kerugiannya sama saja sebesar
Biaya Tetap. Di sini kurva biaya rata-rata menyinggung kurva permintaan
dan kerugiannya sebesar PiC (lihat Gambar 7.4) tepat pada tingkat output di
mana MR = MC.

Gambar 7.3.
Gambar 7.4.
Kerugian Pada Perusahaan Pesaing
Kerugian pada Perusahaan:
Monopolistik: Kasus Penutupan
Monopolistik Kasus Indiferensi
Perusahaan
7.8 Pengantar Ekonomi Mikro 

Gambar 7.5.
Kerugian pada Perusahaan Pesaing Monopolistik:
Kasus Penerusan Produksi

Kasus berikutnya adalah bila kerugian lebih kecil daripada Biaya Total
maka perusahaan dalam jangka pendek terus berproduksi karena kerugian
lebih kecil, daripada bila ia menghentikan produksi, Gambar 7.5
menggambarkan hal ini. Di situ terlihat bila ia menghentikan produksi maka
kerugiannya sebesar biaya tetap yaitu PtCv, tetapi bila perusahaan tetap
berproduksi maka kerugian lebih kecil yaitu sebesar PtC yang merupakan
selisih antara biaya (total) rata-rata dengan harga produk. Pada Gambar 7.6
terlihat dalam keseimbangan jangka panjang, perusahaan pesaing
monopolistik tidak memperoleh keuntungan ekonomis tetapi hanya
memperoleh keuntungan normal. Di sini Harga sama dengan Biaya Total
Rata-rata, kuantitas yang diproduksi adalah Q0 di mana MR = MC, dan kurva
AC menyinggung kurva permintaan. Hal ini karena dalam jangka panjang
kemungkinan perusahaan-perusahaan baru masuk ke dalam atau perusahaan-
perusahaan lama ke luar dari industri.
 ESPA4111/MODUL 7 7.9

Bila ada keuntungan ekonomis,


perusahaan-perusahaan baru akan
masuk ke dalam industri. Ini menga-
kibatkan kurva permintaan (D) yang
dihadapi oleh masing-masing perusa-
haan bergeser ke kiri bawah. Di lain
pihak, masuknya perusahaan-perusa-
haan baru ke dalam industri menga-
kibatkan kurva-kurva biaya bergeser
naik ke atas. Hal ini karena persa-
Gambar 7.6.
ingan untuk memperoleh input guna
Posisi Keseimbangan Jangka Panjang
memproduksi barang-barang tersebut
Perusahaan Pesaing Monopolistik:
makin sulit.
Keuntungan Normal
Masuknya perusahaan-perusahaan baru akan berhenti sampai
keuntungan ekonomis hilang dan kurva AC menyinggung kurva permintaan.
Jadi dalam jangka panjang, perusahaan pesaing monopolistik hanya
memperoleh keuntungan normal.
Bila perusahaan-perusahaan menderita kerugian yang lebih besar
daripada Biaya Tetap maka sebagian mereka akan menghentikan produksi
dan ke luar dari industri tersebut. Hal ini mengakibatkan kurva permintaan
yang dihadapi oleh perusahaan yang masih ada secara individual bergeser ke
kanan atas. Di lain pihak, kurva AC akan bergeser ke bawah karena
permintaan faktor-faktor produksi turun dengan semakin sedikitnya
perusahaan-perusahaan yang menggunakan. Ke luarnya perusahaan-
perusahaan akan berhenti sampai kerugian yang diderita hilang dan kurva AC
kembali menyinggung kurva permintaan, harga output naik, kuantitas output
seluruh industri turun namun output perusahaan individual akan naik.
Meskipun di dalam jangka panjang perusahaan pesaing monopolistik
cenderung mengalami pulang pokok atau hanya memperoleh keuntungan
normal saja dan tidak memperoleh keuntungan ekonomis, pengertian ini
berbeda situasinya dan situasi pada pasar industri persaingan murni. Dalam
pasar persaingan monopolistik situasinya menjadi lebih kompleks karena
beberapa perusahaan pesaing monopolistik telah melakukan diferensiasi
produk hingga barangnya tak dapat ditiru oleh perusahaan pesaing selama
periode waktu tertentu hingga ia bisa mempertahankan keuntungan ekonomis
yang diperolehnya. Selanjutnya, untuk masuk ke dalam industri persaingan
7.10 Pengantar Ekonomi Mikro 

monopolistik tidak sepenuhnya tanpa rintangan. Kemungkinan adanya


rintangan finansial mengisyaratkan keuntungan ekonomis meskipun dalam
jangka panjang.

B. EFEK EKONOMI DAN PERSAINGAN BUKAN HARGA

1. Alokasi Input Tak Optimal


Bila kemungkinan masuk ke pasar persaingan monopolistik terbuka,
pasar akan berada dalam keseimbangan jangka panjang bila kurva
permintaan yang dihadapi oleh setiap perusahaan yang ada di pasar
bersinggungan dengan kurva AC hingga masing-masing perusahaan
mengalami titik pulang pokok. Selama kurva permintaan mempunyai
kemiringan negatif, titik persinggungan selalu terjadi di sebelah kiri titik
terendah kurva AC perusahaan. Jadi, terjadi alokasi input yang terlalu sedikit
dalam industri tersebut. Harga barang ditetapkan lebih tinggi daripada Biaya
Marjinal. Perusahaan pesaing monopolistik memproduksi output lebih kecil
daripada tingkat output paling efisien yang memberikan Biaya Rata-rata
terendah dan harganya lebih tinggi daripada harga pada pasar industri
persaingan murni.
Ada kecenderungan jumlah perusahaan di dalam pasar persaingan
monopolistik banyak yang bekerja pada tingkat kapasitas pabrik yang rendah.
Pemanfaatan atau penggunaan kapasitas produksi yang terlalu rendah
menyebabkan perusahaan-perusahaan menetapkan harga lebih tinggi agar
mereka hanya dapat memperoleh keuntungan normal saja dalam jangka
panjang.

2. Diferensiasi Produk dan Advertensi


Meskipun dalam jangka panjang perusahaan pesaing monopolistik
cenderung memperoleh keuntungan normal saja, namun kemungkinan
mengadakan diferensiasi produk dan rintangan finansial menyebabkan
mereka berusaha memperbaiki posisinya di dalam jangka panjang agar dapat
memperoleh keuntungan ekonomis. Hal ini dilakukan dengan mengadakan
pengembangan dan diferensiasi produk serta mengadakan advertensi dan
promosi penjualan.
Diferensiasi produk dilakukan dengan berbagai tipe, gaya, merek, atau
kualitas produk tertentu, yang memberikan manfaat kepada para konsumen
karena bagi mereka tersedia pilihan luas untuk memenuhi kebutuhan sesuai
dengan selera. Namun di lain pihak, pilihan yang banyak bisa
 ESPA4111/MODUL 7 7.11

membingungkan konsumen hingga untuk memilihnya diperlukan waktu


lama.
Dalam melakukan persaingan bukan harga, perusahaan pesaing
monopolistik berusaha mengembangkan produknya. Bila sebuah perusahaan
telah mengembangkan produknya maka perusahaan pesaingnya terdorong
melakukan hal yang sama karena mereka bersaing di bidang bukan harga. Di
samping itu, keuntungan ekonomis yang diperoleh dari pengembangan
produk bisa digunakan untuk membiayai pengembangan produk lebih lanjut.
Namun pengembangan produk sering kali bersifat semu tanpa ada perbaikan
daya tahan, efisiensi, ataupun kegunaan. Perbaikan pembungkus barang
bukan merupakan pengembangan produk. Bahkan sering kali pengembangan
produk yang dilakukan sangat kecil hingga tak memuaskan para pembeli/
pemakai.
Advertensi dan promosi penjualan mencoba membujuk para konsumen
mencocokkan permintaan dengan produk yang ditawarkan oleh penjual.
Diferensiasi produk merupakan usaha mengubah dan mencocokkan produk
dengan permintaan dan selera konsumen. Advertensi bisa bersifat informatif
atau bersifat kompetitif. Yang pertama. berisi deskripsi tepat mengenai
kualitas dan harga produk, sedangkan yang kedua berisi pesan produk kami
lebih baik daripada yang lain. Iklan sabun dan obat batuk, sakit kepala atau
pilek merupakan iklan kompetitif Bagi perusahaan pesaing monopolistik,
perlu mengiklankan produknya karena persaingan dalam industri merupakan
persaingan bukan-harga. Tujuan pengiklanan adalah untuk:
a. membedakan produk perusahaan tersebut dari produk perusahaan-
perusahaan lain dan menimbulkan kesetiaan atau kefanatikan merek,
hingga bisa mempertahankan atau memperluas pasar bagi perusahaan
yang bersangkutan. Dengan kata lain, tujuan iklan adalah untuk
mempertahankan posisi kurva permintaan dan kalau mungkin
menggesernya ke kanan; serta
b. membuat kurva permintaan menjadi kurang elastis, dengan kata lain agar
kurva permintaan lebih curam, hal ini membuat perubahan harga tidak
begitu mempengaruhi kuantitas yang diminta.

Bagi masyarakat keseluruhan ada beberapa kebaikan atau manfaat dan


keburukan advertensi. Kebaikan advertensi di antaranya sebagai berikut.
a. Advertensi memberikan informasi yang dapat membantu konsumen
membuat pilihan rasional. Konsumen memerlukan informasi tentang
7.12 Pengantar Ekonomi Mikro 

perusahaan-perusahaan yang baru didirikan, produk-produk jenis baru,


serta perbaikan produk-produk yang telah ada.
b. Advertensi mendukung sarana komunikasi dan media massa, radio,
televisi swasta, majalah dan surat kabar sebagian dibiayai melalui
advertensi.
c. Advertensi dapat mendorong perusahaan-perusahaan berusaha
mengembangkan produk sesuai dengan apa yang diiklankan.
d. Dengan berhasilnya advertensi maka produksi akan meningkat dan skala
ekonomis dapat dicapai. Pengeluaran konsumen secara agregat naik dan
demikian pula tingkat kesempatan kerja. Memang benar advertensi
menaikkan biaya produksi rata-rata tetapi advertensi bisa memperbesar
dan, memperluas penjualan.
e. Advertensi merupakan faktor atau kekuatan pendorong persaingan.
Dengan memberikan informasi tentang berbagai barang pengganti,
advertensi cenderung mengurangi kekuatan monopoli. Advertensi
umumnya merupakan pengenalan produk baru yang dimaksudkan
menyaingi produk yang telah ada.

Keburukan advertensi antara lain sebagai berikut.


a. Tujuan utama advertensi bukan memberikan informasi tetapi membujuk
dan bersaing. Dalam banyak kasus; konsumen terbujuk membayar harga
lebih tinggi untuk barang yang kualitasnya sama atau bahkan lebih
buruk.
b. Advertensi merupakan kegiatan tak produktif dan tak memberikan apa-
apa kepada masyarakat. Bahkan mendorong penggunaan atau alokasi
input yang salah. Misalkan kayu Kalimantan dapat digunakan untuk
membuat rumah tetapi digunakan untuk membuat papan reklame. Di
samping itu, advertensi mendorong produksi barang-barang swasta
(privat) terlalu banyak hingga terlalu sedikit diproduksi barang-barang
publik. Hal ini karena kebanyakan advertensi mengenai barang privat
dan tak banyak advertensi tentang pengeluaran riset kedokteran,
perbaikan jalan, jembatan, atau pembangunan taman rekreasi.
c. Advertensi mengandung biaya eksternal. Mobil reklame sebuah merek
rokok atau jamu tertentu membuat suara keras dan gaduh dengan suara
musik atau gamelan. Demikian juga papan reklame besar merusak
keindahan pemandangan di kota atau di daerah pedesaan.
 ESPA4111/MODUL 7 7.13

d. Advertensi tidak bisa memperluas output perusahaan dan menurunkan


biaya rata-rata. Hal ini karena keberhasilan advertensi untuk menaikkan
penjualan diimbangi dengan penurunan volume penjualan perusahaan-
perusahaan lain bila pasar sudah tertentu besarnya. Perusahaan-
perusahaan pesaing akan mengimbangi untuk mempertahankan pangsa
pasarnya. Akibatnya hanya kenaikan biaya rata-rata dan tentu juga
menaikkan harga.
e. Advertensi justru mendorong pertumbuhan monopoli. Advertensi gencar
menciptakan rintangan finansial untuk masuk ke dalam industri dan
karena itu menambah atau mempertinggi kekuatan monopoli
perusahaan-perusahaan yang telah ada. Hal ini juga menciptakan
kesetiaan atau kefanatikan merek hingga konsumen menjadi kurang
responsif terhadap penurunan atau persaingan harga, karena iklan
menambah kekuatan monopoli yang dimiliki oleh perusahaan yang
mengiklankan.

L AT IH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Jelaskan karakteristik utama dari pasar persaingan monopolistik!


2) Bandingkan karakteristik antara pasar industri persaingan murni dan
persaingan monopolistik.
3) Apa yang terjadi atas output dan harga pada pasar industri persaingan
monopolistik bila:
a. upah naik karena tuntutan serikat pekerja, dan
b. pemerintah mengenakan pajak yang bersifat tetap besarnya (lump
sum)?
4) Perlukah perusahaan dalam industri persaingan monopolistik
mengiklankan produknya? Apa tujuannya?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Jumlah perusahaan produsen cukup banyak. Ada diferensiasi produk,


produknya sama atau homogen meskipun kurva permintaan yang
7.14 Pengantar Ekonomi Mikro 

dihadapi berlereng menurun. Persaingan bersifat persaingan bukan


harga. Syarat masuk ke dalam industri relatif mudah.
2) Perbandingan bisa dilakukan antara keduanya dalam hal homogenitas
produk, jumlah produsen dan pengaruhnya atas harga, dan bentuk kurva
permintaan yang dihadapi.
3) a. Bila upah naik, ingat ini merupakan komponen Biaya Variabel maka
kurva Biaya Marjinal serta Biaya Rata-rata naik, dalam situasi
keseimbangan baru harga akan turun dan kuantitas yang diproduksi
bertambah. Dalam jangka panjang, tingkat output keseimbangan
adalah di mana kurva Biaya Rata-rata menyinggung kurva
permintaan. Tak ada keuntungan ekonomis dalam industri
persaingan industri ini.
b. Karena pengenaan pajak bersifat lump sum, tidak mempengaruhi
posisi kurva Biaya Marjinal namun menggeser kurva Biaya Rata-
rata naik ke kanan atas. Harga output turun dan kuantitas yang
diproduksi bertambah. Keuntungan (ekonomis) berkurang. Dalam
jangka panjang keadaannya seperti pada 3 (a) tersebut di atas.
4) Perlu mengiklankan untuk menunjukkan atau mengesankan bahwa
produknya berbeda dari produk perusahaan lain yang sejenis.
Diferensiasi produk benar-benar ada untuk memenuhi segmen-segmen
pembeli yang berbeda guna menaikkan (volume) penjualan.

RA NG K UM A N

Bentuk pasar (industri) persaingan monopolistik mengandung dua


unsur ekstrim yaitu unsur persaingan dan unsur monopoli walaupun
lebih dekat pada unsur persaingan. Contoh pasar industri persaingan
monopolistik adalah salon kecantikan, toko kelontong, dan toko obat.
Ciri-ciri atau karakteristik pasar persaingan monopolistik adalah terdapat
cukup banyak perusahaan dalam industri hingga tindakan beberapa
perusahaan dapat mempengaruhi pasar, kurva permintaan yang dihadapi
berlereng menurun cukup elastis, meskipun produknya sama tetapi tidak
homogen dan dapat dibedakan, persaingan lebih bersifat persaingan
bukan harga, dan tidak ada rintangan untuk masuk ke dalam industri
tersebut.
Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan pesaing
monopolistik berlereng menurun meskipun tidak begitu curam (elastis).
Keuntungan maksimum dicapai dengan berproduksi pada tingkat output
di mana MR = MC. Meskipun dalam jangka pendek perusahaan
 ESPA4111/MODUL 7 7.15

memperoleh keuntungan super normal, tetapi karena tak ada rintangan


masuk maka dalam keseimbangan jangka panjang hanya diperoleh
keuntungan normal. Posisi ini adalah pada titik singgung antara kurva
permintaan dengan bagian menurun kurva Biaya Rata-rata. Pada titik
keseimbangan, MR juga sama dengan MC. Ini menunjukkan AC tidak
mencapai minimum pada posisi keseimbangan. Kerugian atau
keuntungan ekonomis mungkin diperoleh dalam keseimbangan jangka
pendek.
Karena posisi keseimbangan jangka panjang mencerminkan biaya
tak minimal maka volume output terlalu sedikit, dan harga lebih tinggi
daripada Biaya Marjinal. Jumlah perusahaan pada pasar persaingan
monopolistik cenderung terlalu banyak, bekerja pada kapasitas pabrik
yang rendah dan kurang dimanfaatkan, karenanya harga ditetapkan
cukup tinggi agar diperoleh keuntungan normal.
Persaingan bukan harga mempunyai dimensi diferensiasi produk,
advertensi, dan promosi penjualan. Diferensiasi produk meliputi
pembuatan produk dalam berbagai tipe, gaya, merek, kualitas, serta,
pengembangan produk. Tetapi pengembangan produk sering kali bersifat
semu, tanpa perbaikan kualitas, efisiensi, daya tahan, maupun kegunaan.
Advertensi dan promosi penjualan yang dilakukan bisa bersifat
informatif maupun kompetitif. Tujuan advertensi untuk membedakan
produk sebuah perusahaan dari produk perusahaan lain serta
menimbulkan kesetiaan merek, dan membuat agar kurva permintaan
lebih curam. Beberapa manfaat advertensi adalah memberikan informasi
yang membantu konsumen menentukan pilihan secara rasional,
mendukung pembiayaan sarana komunikasi dan media masa, mendorong
perusahaan mengembangkan produk sesuai dengan iklannya,
meningkatkan penjualan dan produksi agar mencapai skala ekonomis,
dan mendorong persaingan yang akan menghasilkan efisiensi.
Sebaliknya keburukan advertensi adalah lebih banyak membujuk dan
bersaing daripada memberikan informasi, merupakan kegiatan tak
produktif dan tak memberikan nilai tambah pada masyarakat,
mengandung biaya eksternal, tak memperluas output keseluruhan serta
tak menurunkan biaya rata-rata, dan advertensi justru mendorong
konsentrasi serta pertumbuhan monopoli.
T ES FO R M AT IF 1

Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1) Pasar atau industri persaingan monopolistis mempunyai ciri ....


A. persaingan bukan-harga dan diferensiasi produk
7.16 Pengantar Ekonomi Mikro 

B. persaingan bukan-harga dan produknya homogen


C. diferensiasi produk dan persaingan harga
D. produknya homogen dan persaingan harga

2) Salon kecantikan, restoran, dan toko obat/apotek merupakan contoh


pasar ....
A. persaingan murni
B. oligopoli
C. monopoli
D. persaingan monopolistik

3) Dalam pasar persaingan monopolistik, slogan layanilah dengan


tersenyum merupakan contoh ....
A. diskriminasi harga karena memungkinkan perusahaan mengenakan
harga berbeda
B. persaingan harga karena senyum bisa menaikkan harga
C. ajaran moral untuk memelihara kualitas barang dan menurunkan
harga
D. persaingan bukan harga dengan maksud menaikkan penjualan

4) MV apakah dari hal-hal berikut bukan merupakan ciri industri


persaingan monopolistik?
A. Mudah masuk ke dalam industri.
B. Kurva permintaan agak elastis tetapi tidak elastis sempurna.
C. Produknya homogen.
D. Banyak produsen.

5) Posisi keseimbangan jangka panjang perusahaan pesaing monopolistik


terjadi pada tingkat output ....
A. di mana Biaya Total Rata-rata mencapai minimum
B. lebih besar dari titik minimum Biaya Total Rata-rata
C. kurang dari titik minimum Biaya Rata-rata
D. maksimum yang bisa diproduksi

6) Bila perusahaan-perusahaan dalam industri persaingan monopolistis


memperoleh keuntungan di bawah normal ....
A. beberapa perusahaan akan menghentikan produksi dan ke luar dari
industri, ini menyebabkan kurva-kurva permintaan yang dihadapi
oleh masing-masing perusahaan yang masih tinggal bergeser ke
kanan
B. beberapa perusahaan akan ke luar dan beberapa perusahaan baru
akan masuk ke dalam industri, ini menyebabkan kurva permintaan
 ESPA4111/MODUL 7 7.17

yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan tersebut tetap tidak


bergeser
C. beberapa perusahaan akan ke luar dari industri dan menyebabkan
kurva-kurva permintaan yang dihadapi masing-masing perusahaan
yang masih tinggal, bergeser ke kiri
D. harga output akan naik, ini menyebabkan output seluruh industri
naik dan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan-
perusahaan tersebut bergeser ke kanan
7) Pengeluaran untuk iklan oleh perusahaan pesaing monopolistik
dimaksudkan untuk ....
A. menaikkan elastisitas permintaan produk
B. menurunkan elastisitas permintaan produk
C. menunjukkan produknya merupakan barang pengganti
D. menyokong badan sosial dan amal
8) Kritik terhadap pasar persaingan monopolistik adalah ....
A. pengembangan produknya sangat signifikan yang merupakan
penemuan teknologi baru
B. advertensi lebih bersifat informatif, bahkan kadang-kadang
menyesatkan
C. advertensi yang lebih bersifat membujuk dan bersaing daripada
memberi informasi
D. membuat dan menawarkan barang yang homogen dengan produk
perusahaan pesaing
9) Misalkan sebuah perusahaan pesaing monopolistik mula-mula berada
dalam keseimbangan, selanjutnya misalkan ia melancarkan serangkaian
advertensi yang mencoba menaikkan kesetiaan/kefanatikan merek. Bila
keseimbangan baru jangka panjang dicapai maka ....
A. harga serta kualitas yang dijual lebih tinggi
B. harga lebih tinggi dan kuantitas yang dijual lebih rendah
C. harga lebih tinggi tetapi efek terhadap kuantitas yang terjual tak
diketahui
D. baik harga maupun kuantitas yang terjual turun
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
7.18 Pengantar Ekonomi Mikro 

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = × 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
 ESPA4111/MODUL 7 7.19

Kegiatan Belajar 2

Harga dan Output Oligopoli:


Oligopoli tanpa Kolusi

D i beberapa sektor usaha industri manufaktur, perkebunan, perikanan,


dan pertambangan, serta perdagangan besar, dijumpai beberapa
perusahaan besar dominan. Perusahaan-perusahaan ini disebut perusahaan
oligopolis dan industri serta pasarnya disebut oligopoli. Analisis industri ini
meliputi definisi serta unsur-unsur, perilaku penentuan tingkat output dan
harga serta aspek persaingan. Karena karakteristik perusahaan oligopolis
saling tergantung mereka bisa beroperasi secara independen atau melakukan
kolusi. Bermacam model mencoba menjelaskan penentuan harga dan output
pada industri ini yang cenderung tegar tak berubah meskipun ada perubahan
permintaan pasar dan biaya produksi.

A. KARAKTERISTIK DAN PERILAKU HARGA DAN OUTPUT

Industri oligopoli adalah bentuk organisasi pasar di mana hanya ada


beberapa atau sejumlah kecil produsen saja, sementara terdapat banyak sekali
konsumen. Bila hanya terdapat dua perusahaan saja maka keadaannya disebut
industri atau pasar monopoli. Pada dasarnya dibedakan dua bentuk industri
oligopoli. Yang pertama adalah oligopoli dengan diferensiasi produk di mana
produk sebuah perusahaan dibedakan dari produk perusahaan lain.
Contohnya industri alat-alat listrik, perakitan sepeda motor dan mobil, dan
industri rokok. Bentuk oligopoli kedua adalah industri oligopoli tanpa
diferensiasi produk. Di sini produknya homogen dan tak dibedakan antara
produk perusahaan yang satu dengan produk perusahaan lain. Contohnya
industri baja, aluminium, semen, dan pupuk. Situasi oligopoli timbul karena
skala ekonomis, penguasaan bahan mentah, dan pemilikan oleh pemerintah.
Saling ketergantungan di antara perusahaan-perusahaan di pasar
merupakan sifat terpenting yang membentuk pasar oligopoli berbeda dari
struktur bentuk pasar lain. Saling ketergantungan ini bersifat alamiah sebagai
akibat sedikitnya jumlah perusahaan di pasar. Selama hanya ada beberapa
perusahaan di pasar oligopoli maka bila salah satu dari mereka menurunkan
harga, melakukan kampanye advertensi atau memperkenalkan produk yang
7.20 Pengantar Ekonomi Mikro 

lebih baik, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan oligopolis lain
bergeser ke bawah. Jadi perusahaan oligopolis yang lain bereaksi terhadap
tindakan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan tersebut dan pola
reaksinya berbeda-beda. Kita tidak dapat mendefinisikan kurva permintaan
yang dihadapi oleh perusahaan oligopolis hingga pemecahan posisi
keseimbangan tidak tentu. Tetapi meskipun demikian bisa dianggap terdapat
pola reaksi tertentu hingga diperoleh pemecahan. Ini hanya merupakan salah
satu dari sekian banyak kemungkinan yang ada. Karena situasi seperti ini
maka tidak ada teori oligopoli yang umum. Semua merupakan kasus-kasus
atau model-model spesifik. Meskipun demikian model-model tersebut tetap
bermanfaat karena:
1. menunjukkan secara jelas sifat-sifat saling ketergantungan perusahaan-
perusahaan oligopolis;
2. teori-teori tersebut membuktikan belum ada teori yang memuaskan
tentang oligopoli;
3. teori-teori tersebut memberikan beberapa petunjuk betapa sulitnya Ilmu
Ekonomi Mikro menjelaskan ha1 ini.

Ciri-ciri pasar atau industri oligopolistik adalah sebagai berikut.


1. Hanya terdapat beberapa produsen penjual dalam industri yang
bersangkutan dan banyak sekali pembeli atau konsumen. Masing-masing
perusahaan mempunyai pengaruh atas harga dengan cara mengubah
jumlah yang ditawarkan atau diproduksi. Karena itu kurva permintaan
yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan berlereng menurun.
2. Di sini dibedakan dua macam oligopoli, yaitu oligopoli dengan
diferensiasi produk dan oligopoli tanpa diferensiasi produk. Pada kasus
pertama, produk sebuah perusahaan dibedakan dari produk perusahaan
lain baik oleh penjual maupun pembeli dan karenanya persaingan lebih
banyak bersifat persaingan bukan-harga. Pada kasus kedua, produk
perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut adalah sama dan
karenanya persaingan lebih banyak bersifat persaingan harga.
3. Terdapat halangan masuk ke dalam industri hingga hanya ada sejumlah
kecil produsen dalam industri tersebut.
4. Terdapat beberapa perusahaan dominan yang menunjukkan skala
ekonomis. Karena perubahan harga oleh sebuah perusahaan
menimbulkan reaksi oleh perusahaan-perusahaan lain dalam industri
tersebut maka harga-harga cenderung tegar.
 ESPA4111/MODUL 7 7.21

1. Unsur yang Menimbulkan Oligopoli


Gambaran utama industri oligopoli serta hal-hal yang menyebabkannya
adalah adanya beberapa atau sejumlah kecil perusahaan saja di dalam industri
tersebut. Bentuk pasar industri ini mengandung unsur monopoli murni dan
unsur pasar persaingan murni. Dalam sebuah industri mungkin hanya ada dua
perusahaan amat besar saja. Ini disebut sebagai duopoli. Atau bila hanya ada
10 sampai 15 perusahaan besar, masing-masing menguasai pangsa pasar
hampir sama besar. Konsep pasar oligopoli sering kali dihubungkan dengan
nisbah konsentrasi penjualan. Nisbah konsentrasi industri mengukur sejauh
mana beberapa perusahaan misalnya 4 atau 5 perusahaan terbesar
mendominasi suatu industri. Ini bisa diukur dengan jumlah atau persentase
aktiva mereka. Nisbah konsentrasi penjualan dalam suatu industri adalah
persentase penjualan total oleh beberapa, misalnya 4 atau 5, perusahaan
terbesar dalam industri terhadap volume penjualan total semua perusahaan.
Hal ini menunjukkan derajat oligopoli sebuah industri. Berikut ini adalah
contoh konsentrasi pada sebuah industri. Tabel 7.1 menunjukkan pangsa
pasar hipotetis dalam industri perakitan mobil di suatu negara Asean tertentu
pada Tahun 2002.
Tabel. 7.1.
Persentase Bagian Pasar pada Perusahaan Perakitan Mobil, Tahun 2002

Perusahaan Perakitan Mobil Pangsa Pasar (%)


Toyota 30
Honda 26
Mazda 12
Daihatsu 8
Ford 6
Peugeot 4
Lainnya 14

Derajat konsentrasi industri dapat diukur dengan, besarnya koefisien


nisbah konsentrasi berupa persentase pangsa atau bagian pasar yang dicakup
oleh beberapa perusahaan terbesar. Dari Tabel 7.1 terlihat tiga perusahaan
terbesar perakit mobil menguasai 66 persen pangsa pasar. Angka ini
menunjukkan nisbah konsentrasi.
Derajat konsentrasi juga bisa diperbandingkan secara relatif antarindustri
pada suatu waktu serta antarwaktu pada suatu industri. Berikut adalah
7.22 Pengantar Ekonomi Mikro 

contohnya. Tabel 7.2 menyajikan nisbah konsentrasi lima perusahaan


terbesar pada industri oligopoli untuk Tahun-tahun 1999 dan 2002 di negara
Kidultan.
Pada Tahun 1999, nisbah atau derajat konsentrasi terbesar berturut-turut
terjadi pada industri rokok, kemudian industri besi dan peralatan mesin, dan
selanjutnya pada industri ban karet; sedangkan pada Tahun 2002 urutannya
telah berubah berturut-turut adalah industri rokok, industri ban karet, dan
kemudian industri besi dan peralatan mesin. Industri rokok merupakan
industri yang paling terkonsentrasi. Di samping itu koefisien nisbah
konsentrasi juga mengalami kenaikan. Sedangkan produk peternakan
merupakan industri paling tak-terkonsentrasi, menyusul kemudian industri
radio dan televisi. Industri ban karet dan industri radio dan televisi
mengalami kenaikan koefisien nisbah konsentrasi sedangkan koefisien nisbah
konsentrasi mengalami penurunan pada industri produk peternakan dan
industri besi dan peralatan mesin.

Tabel 7.2.
Nisbah Konsentrasi Lima Perusahaan Terbesar pada Beberapa Industri
Terpilih (Oligopoli) pada Tahun 1999 dan 2002 di Negara Kidultan
(Data Hipotetis)

Nisbah Konsentrasi
Industri Lima Perusahaan Terbesar
1999 2002
Rokok 80 84
Ban 70 73
Radio dan Televisi 41 49
Produk Peternakan 23 18
Besi & Peralatan Mesin-mesin 74 66

Mengapa dalam sebuah industri hanya ada beberapa perusahaan saja?


Skala ekonomis serta beberapa manfaat untuk mengadakan merger atau
penggabungan perusahaan merupakan dua hal penting yang menyebabkan
hanya ada beberapa perusahaan saja dalam suatu industri. Skala ekonomis
memungkinkan memproduksi output secara efisien pada sebuah industri bila
di situ hanya ada beberapa perusahaan besar saja. Kapasitas produksi efisien
mensyaratkan perusahaan harus berskala besar secara relatif terhadap
 ESPA4111/MODUL 7 7.23

besarnya pasar agar bisa mencapai atau merealisasi manfaat skala ekonomis.
Skala pabrik yang besar memerlukan permintaan pasar yang cukup stabil.
Perusahaan-perusahaan akan berusaha memperluas atau memperbesar skala
pabrik, ini hanya menguntungkan bila dilakukan dengan menjatuhkan
perusahaan saingan. Skala pabrik yang ekonomis dapat dicapai oleh beberapa
perusahaan saja melalui merger (penggabungan perusahaan) atau melalui
kebangkrutan perusahaan-perusahaan lain.
Kemajuan teknologi memungkinkan tercapainya skala pabrik yang
ekonomis. Perkembangan industri biasanya mulai dengan menggunakan
teknologi sederhana dengan jumlah perusahaan pesaing cukup banyak.
Kemudian terjadi kemajuan teknologi yang memungkinkan dicapainya skala
pabrik yang ekonomis. Beberapa perusahaan kurang agresif dan tak bisa
memanfaatkan kesempatan usaha akan gagal dan bangkrut hingga hanya
tersisa beberapa perusahaan besar saja yang bisa bertahan.
Skala ekonomis pabrik yang memberikan biaya terendah mensyaratkan
investasi mesin-mesin serta peralatan-peralatan produksi dalam jumlah besar.
Hal ini merupakan penghalang atau rintangan berat bagi perusahaan lain
untuk masuk ke dalam industri tersebut. Hal ini juga merupakan penjelasan
mengapa dalam industri semacam ini kecil kemungkinan menjadi kompetitif.
Hal lain yang bisa merupakan faktor rintangan masuk ke dalam industri
oligopoli adalah pengendalian atau pemilikan bahan mentah strategis,
misalnya industri semen dan pupuk dan faktor hak paten dan merek dagang
serta advertensi, misalnya pada industri barang-barang elektronika.
Pengeluaran untuk advertensi serta promosi penjualan secara besar-besaran
mungkin merupakan rintangan masuk ke dalam suatu industri oligopoli.
Sebagai contoh industri rokok, jamu, dan barang-barang kosmetik modern
maupun tradisional.
Unsur oligopoli kedua adalah dorongan mengadakan merger atau
penggabungan dengan perusahaan lain. Motif bergabung didorong kenyataan,
yang sementara masih merupakan kemungkinan, dengan bergabung
perusahaan-perusahaan yang semula bersaing dapat menguasai dan
memperoleh pangsa pasar cukup besar hingga memungkinkan mereka
membangun satuan pabrik besar untuk mencapai skala ekonomis. Selain
untuk memperoleh biaya produksi yang rendah, dengan mengadakan
penggabungan perusahaan maka pangsa pasar mereka (secara relatif dan juga
absolut) akan cukup besar dibandingkan dengan besarnya pasar industri
tersebut. Dengan demikian, kemampuan mempengaruhi atau mengendalikan
7.24 Pengantar Ekonomi Mikro 

harga pasar lewat perubahan output akan lebih besar. Dari sisi input, sebagai
pembeli input dalam kuantitas cukup besar akan memungkinkan membeli
dengan harga lebih rendah.
Unsur lain industri oligopoli yang menonjol dan tak kalah penting adalah
saling ketergantungan di antara mereka. Misalkan dalam sebuah industri
oligopoli terdapat tiga perusahaan besar yaitu perusahaan X, Y, dan
perusahaan Z masing-masing menguasai sepertiga pasar output industri
tersebut. Bila salah satu perusahaan, katakanlah perusahaan X menurunkan
harga produk maka pangsa pasarnya akan naik, sementara perusahaan-
perusahaan lain saingannya akan berkurang pangsa pasarnya. Perusahaan-
perusahaan Y dan Z mungkin sekali langsung bereaksi terhadap tindakan
penurunan harga output oleh perusahaan X dengan mengimbangi atau bahkan
menurunkan harga lebih rendah lagi. Kemungkinan terjadi perang harga
menyebabkan perusahaan-perusahaan oligopolis menghindari penurunan
harga, dengan harapan menaikkan volume penjualan, karena bila ia ingin
melakukan maka ia harus memperhitungkan kemungkinan tindakan atau
reaksi perusahaan pesaing. Dalam mengambil keputusan harga maupun
output, perusahaan oligopolis tidak hanya mendasarkan pada data biaya
produksi dan permintaan pasar tetapi juga harus mempertimbangkan reaksi
pesaing. Hal terakhir ini merupakan faktor yang tak pasti.

2. Perilaku Penentuan Harga dan Output


Teori penentuan harga dan output yang telah dibicarakan sebelumnya
pada bentuk pasar industri persaingan murni, monopoli murni, dan industri
persaingan monopolistik merupakan analisis baku yang secara umum
diterima dalam Ilmu Ekonomi Mikro. Namun unsur saling ketergantungan
antar perusahaan serta berbagai keadaan spesifik yang terdapat di pasar
oligopoli menyebabkan tak mungkin menggambarkan analisis ekonomi
standar yang menjelaskan perilaku penentuan harga oleh perusahaan-
perusahaan oligopolis.
Oligopoli merujuk pada berbagai situasi pasar khusus hingga
penyusunan model untuk penarikan kesimpulan tentang perilaku harga dan
output pada bentuk pasar ini sukar dilakukan. Salah satu kasus adalah situasi
di mana dalam industri oligopoli terdapat hanya dua atau tiga perusahaan
yang mendominasi pasar sementara puluhan perusahaan-perusahaan lain
dalam industri tersebut saling bersaing. Pada kasus lain dalam suatu industri
hanya terdapat dua pengusaha besar yang berkolusi untuk menentukan harga
 ESPA4111/MODUL 7 7.25

dan output, atau di mana terdapat 6 perusahaan besar yang mengadakan


perjanjian diam-diam dan berkolusi membagi pasar secara geografis atau
menentukan kuota produksi dan kemudian membiarkan masing-masing
perusahaan menjual di mana pun. Semua kasus dapat terjadi pada industri
dengan diferensiasi produk, pada industri di mana terdapat rintangan yang
kuat, atau di mana rintangan masuk ke dalam industri tersebut boleh
dikatakan tak ada.
Unsur saling ketergantungan antarperusahaan dalam industri oligopoli
menyebabkan reaksi para pesaing harus dipertimbangkan dengan hati-hati
karena reaksinya bersifat tak pasti hingga analisisnya lebih kompleks.
Ketidakmampuan perusahaan memprediksi dengan pasti reaksi para pesaing
membuat sulit memperkirakan data permintaan serta Pendapatan Marjinal
yang dihadapi oleh perusahaan oligopolis. Dengan demikian sulit
menentukan harga dan tingkat output yang memberikan keuntungan
maksimum.
Harga output pada pasar oligopoli cenderung tegar atau sukar berubah
dan tidak fleksibel. Sementara, bila harga output berubah maka perubahan
akan dilakukan bersama-sama oleh semua perusahaan. Hal ini memberi
petunjuk adanya kolusi di antara perusahaan-perusahaan tersebut. Namun
demikian, ketergantungan harga dalam pasar oligopoli juga terjadi meskipun
di situ tak ada kolusi.
Dalam menganalisis perilaku harga dan output pada pasar oligopoli,
perlu dibedakan antara kasus-kasus oligopoli dengan kolusi dan kasus-kasus
oligopoli tanpa kolusi. Pada kasus oligopoli dengan kolusi dianalisis model-
model maksimisasi keuntungan bersama, kartel, dan model pembagian pasar.
Sedangkan pada kasus oligopoli tanpa kolusi akan dibicarakan model-model
permintaan patah, penentuan harga oleh perusahaan dengan biaya terendah,
dan model penentuan harga oleh perusahaan dominan.

B. MODEL OLIGOPOLI TANPA KOLUSI

Dalam industri oligopoli di mana hanya terdapat tiga buah perusahaan


saja maka terdapat saling ketergantungan di antara mereka. Bila salah satu
perusahaan memutuskan menurunkan atau menaikkan harga maka
perusahaan pesaing akan mengadakan reaksi dan selanjutnya akan
mempengaruhi kurva permintaan yang dihadapi. Reaksi tidak pasti
bentuknya. Misalkan tidak ada kolusi di antara tiga perusahaan tersebut dan
7.26 Pengantar Ekonomi Mikro 

mereka bertindak secara independen, lalu bagaimana bentuk kurva


permintaan? Bentuk kurva dan kolusi tergantung pada bagaimana
perusahaan-perusahaan lain bereaksi terhadap perubahan harga- yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut.
Reaksi perusahaan-perusahaan pesaing Y dan Z mungkin berupa
perubahan harga yang sama dengan perubahan harga yang semula dilakukan
oleh perusahaan X yang mula-mula mengambil inisiatif mengubah harga.
Kurva permintaan Perusahaan X nampak pada Gambar 7.1. Misalkan, mula-
mula kurva Permintaan adalah D1D1 dengan kurva Pendapatan Marjinal R1,
R1. Bila perusahaan X menurunkan harga maka volume penjualan hanya naik
sedikit karena kedua saingan akan mengambil tindakan serupa yaitu
menurunkan harga sama besarnya, dan ini dapat mencegah X memperoleh
kenaikan besar dalam volume penjualan. Karena itu, pada harga lebih rendah
dari P, kurva permintaan patah menjadi PD1, yang lebih curam dan kurang
elastis. Usaha menaikkan volume penjualan oleh Perusahaan X dengan
melakukan penurunan harga terjadi dengan mengambil sebagian pangsa pasar
perusahaan pesaing. Selanjutnya bila perusahaan X menaikkan sedikit harga
maka ia hanya mengalami penurunan volume penjualan sedikit, bila
perusahaan pesaing, yaitu Y dan Z juga bereaksi dengan juga menaikkan
harga.
Kemungkinan reaksi lain adalah perusahaan Y dan Z tidak berbuat apa-
apa atau tak bereaksi atas kenaikan harga yang dilakukan oleh perusahaan X.
Bila reaksinya demikian maka kurva yang dihadapi oleh X mirip dengan D2
D2 dengan kurva Pendapatan Marjinal SR1. Jadi bila perusahaan X
menaikkan harga di atas P sementara perusahaan pesaing tidak menaikkan
harga maka ia kehilangan sebagian besar atau semua pembeli. Karena itu,
bentuk kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan monopolis. patah
yang pada Gambar 7.7 nampak sebagai D2PD1. Kurva biaya marjinal adalah
R2Q. Lihat pada harga P, Pendapatan Marjinal tak dapat ditentukan. Ini
merupakan bagian patah pada kurva permintaan. Bagian kurva patah yang
terletak di atas harga P sangat elastis tetapi bukan merupakan garis mendatar.
Meskipun volume penjualan berkurang tetapi tidak sampai mencapai nol atau
kehilangan penjualan seluruhnya. Hal ini karena diferensiasi produk di mana
produk perusahaan X berbeda atau dapat dibedakan, paling tidak oleh para
konsumennya. Jadi D2P merupakan bagian kurva permintaan yang relevan
bagi kenaikan harga dan PD, merupakan bagian di mana perusahaan pesaing
mengadakan reaksi yang sama untuk menurunkan harga. Ini lebih realistis
untuk kasus penurunan harga.
 ESPA4111/MODUL 7 7.27

Model kurva permintaan patah


bisa digunakan untuk menerangkan
mengapa harga jarang berubah dalam
industri oligopoli tanpa kolusi. Kurva
permintaan patah dapat memberikan
petunjuk kepada perusahaan penjual
bahwa setiap perubahan harga akan
membawa konsekuensi yang lebih
buruk. Bila perusahaan oligopolis
menaikkan harga maka para pembeli
meninggalkannya dan pada bagian
kurva permintaan yang lebih elastis, Gambar 7.7.
setiap kenaikan harga justru akan Kurva Permintaan Patah
menurunkan Pendapatan Total.
Bila ia menurunkan harga, paling-paling volume penjualan hanya naik
sedikit saja. Mungkin penurunan harga menaikkan Pendapatan Total namun
Biaya Total juga naik dengan bertambahnya output yang diproduksi dan
dijual. Penurunan harga oleh perusahaan oligopolis memberikan efek lebih
buruk lagi bila para pesaing lain membalas dengan penurunan harga lebih
rendah lagi. Hal ini menimbulkan perang harga yang merugikan semua
perusahaan kecuali para konsumennya.
Dan segi biaya, model kurva permintaan patah menyimpulkan
ketidakluwesan atau ketegaran harga meskipun terjadi kenaikan Biaya
Produksi sampai sejumlah tertentu. Berikut adalah analisis kurva permintaan
patah di mana perusahaan-perusahaan oligopolis mencapai keseimbangan
dan memperoleh laba maksimal serta timbulnya ketegaran harga dan
kuantitas yang diproduksi.
Misalkan kurva Permintaan oligopoli yang patah APD dengan garis
putus-putus sebagai kurva Pendapatan Marjinal pada Gambar 7.8. Lihat pada
tingkat output Q0, Pendapatan Marjinal terputus sementara kurva Permintaan
patah pada titik P dengan harga sebesar P0. Perusahaan oligopolis ingin
memaksimumkan keuntungan. Ini dilakukan dengan memproduksi pada
tingkat output dan harga di mana Pendapatan Marjinal sama dengan Biaya
Marjinal. Bila kurva Biaya Marjinal maka ia akan memproduksi sebanyak Q0
pada harga P0, karena di sini terjadi perpotongan antara MR dan MC1 yaitu di
titik F.
7.28 Pengantar Ekonomi Mikro 

Misalkan terjadi kenaikan biaya


yang tercermin dalam pergeseran
kurva Biaya Marjinal ke atas dari
MR1 menjadi MR2 maka perusahaan
masih akan tetap memproduksi
sebesar Q0 dan menjual dengan harga
P0 serta tetap memperoleh keun-
tungan maksimum karena kurva MR
berpotongan dengan kurva MC2 di
titik E. Perhatikan bahwa harga dan
kuantitas tegar meskipun terjadi Gambar 7.8.
kenaikan atau penurunan biaya Maksimisasi Keuntungan pada
sampai sejauh tertentu. Perusahaan Oligopoli: Kurva
Permintaan Patah dan Ketegaran
Harga

1. Penentuan Harga oleh Perusahaan Biaya Terendah


Beberapa perusahaan pada industri oligopoli biasanya mempunyai skala
perusahaan yang berbeda, di samping itu juga ada perbedaan produktivitas
serta harga-harga input yang dipergunakan. Hal ini mengakibatkan perbedaan
biaya produksi. Pada model ini ditunjukkan harga keseimbangan pasar
ditentukan oleh perusahaan dengan biaya terendah sementara perusahaan-
perusahaan lain pesaingnya mengikuti serta menyesuaikan output yang
diproduksi dan dijual dengan keadaan permintaan pasar. Berikut adalah
contohnya.
Misalkan di pasar oligopoli hanya ada satu perusahaan dengan biaya
rendah dan satu perusahaan dengan biaya tinggi yang menjual barang
homogen. Mereka secara diam-diam setuju membagi pasar sama rata. D pada
Gambar 7.9 adalah kurva permintaan pasar secara keseluruhan untuk barang
tersebut, d adalah kurva permintaan separuh bagian masing-masing
perusahaan. MR adalah kurva Pendapatan Marjinal yang bersangkutan. Bila
angka 2 dan 1 masing-masing menunjukkan perusahaan dengan biaya tinggi
dan biaya rendah, apa yang ingin dikerjakan oleh masing-masing
perusahaan?
Pada Gambar 7.9 terlihat kurva permintaan yang dihadapi oleh masing-
masing perusahaan adalah d. Selanjutnya misalkan dua perusahaan tersebut
mempunyai pasar produk yang sama besar. Kurva permintaan pasar adalah
 ESPA4111/MODUL 7 7.29

penjumlahan secara horizontal dua permintaan individual yang sama besar


tersebut. Kurva permintaan pasar adalah D, dan D = 2d. Kurva Pendapatan
Marjinal masing-masing adalah MR.
Lihat posisi yang memberikan
keuntungan maksimal kepada
mereka masing-masing adalah titik-
titik E dan F, di mana MR sama
dengan MC masing-masing yaitu
MC1 dan MC2. Di sini perusahaan
oligopolis pertama memproduksi
sebanyak Q1 dan perusahaan ke dua
memproduksi sebanyak Q2.
Keduanya akan menjual dengan Gambar 7.9.
harga P1. Perusahaan ke dua akan Ketegaran Harga pada Industri
mengikuti ketentuan harga oleh Oligopoli: Model Kepemimpinan
perusahaan pertama, karena bila Harga oleh Perusahaan dengan Biaya
tidak maka perusahaan tidak bisa Rendah
menjual produknya dan semua pembeli, konsumen akan membeli dari
perusahaan pertama yang mempunyai biaya serta menentukan harga lebih
rendah. Output total yang diproduksi sebanyak Q1 ditambah dengan Q2.

2. Kepemimpinan Harga oleh Perusahaan Dominan


Sering kali dijumpai pada suatu industri oligopoli ada sebuah perusahaan
besar yang dominan sementara ada beberapa perusahaan kecil lain.
Produknya homogen tanpa diferensiasi. Gambar 7.10 menunjukkan
bagaimana proses penentuan harga dan output dalam model industri oligopoli
seperti ini. Perusahaan dominan sesungguhnya dapat mematikan perusahaan-
perusahaan lain dengan melancarkan perang harga atau menetapkan harga
lebih rendah hingga mereka rugi dan ke luar dari industri dan perusahaan
dominan berubah menjadi perusahaan monopolis. Perusahaan dominan dapat
menetapkan harga pasar dan membiarkan perusahaan-perusahaan kecil lain
menjual pada tingkat harga tersebut sejumlah yang diinginkan. Perusahaan-
perusahaan kecil lain menyadari posisinya sebagai perusahaan pesaing
sempurna dalam industri tersebut. Masalah bagi perusahaan dominan adalah
menentukan harga yang akan memberi keuntungan maksimum namun tetap
memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan kecil lain menjual
sebanyak yang mereka inginkan agar merekapun juga memperoleh
keuntungan maksimal dalam batas-batas posisinya dalam industri tersebut.
Lihat. Gambar 7.10, misalkan kurva permintaan pasar adalah DD dan YMC
7.30 Pengantar Ekonomi Mikro 

merupakan penjumlahan secara horizontal kurva-kurva Biaya Marjinal


perusahaan-perusahaan kecil. Kurva ini merupakan kurva penawaran kolektif
semua perusahaan-perusahaan kecil.
Misalkan perusahaan do-
minan menentukan harga sebe-
sar P1. Perusahaan-perusahaan
kecil bersama-sama menjual
sebanyak P1C satuan yaitu
jumlah seluruh kuantitas pasar
yang diminta pada harga
tersebut. Karenanya pada harga
tersebut kuantitas yang dijual
oleh perusahaan dominan
adalah nol, dan P1 merupakan
Gambar 7.10. salah satu titik pada kurva
Ketegaran Harga pada Industri Oligopoli: permintaan. Jika harga diten-
Model Kepemimpinan Harga oleh tukan sebesar P2 oleh perusa-
Perusahaan yang Dominan haan dominan maka perusa-
haan-perusahaan kecil secara
keseluruhan menjual sebanyak P2R satuan output dan perusahaan dominan
menjual sebanyak RE = P2S satuan output.
Oleh karenanya titik S juga merupakan salah satu titik pada kurva
permintaan. Selanjutnya misalkan harga ditetapkan sebesar P3, perusahaan
kecil secara bersama-sama menjual sebesar P3T satuan output dan perusahaan
dominan menjual sebanyak TF = P3d satuan output. Pada harga-harga di
bawah P3, hanya perusahaan dominan saja yang menjual output. Jadi kurva
Permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dominan adalah garis P1 dFD dan
kurva Pendapatan Marjinalnya adalah garis MRd. Dengan menyamakan MC
(biaya marjinal perusahaan dominan) dengan MR maka perusahaan tersebut
memperoleh keuntungan maksimal dengan menetapkan harga sebesar P dan
menjual sebesar Qd satuan output. Pada tingkat keseimbangan, perusahaan-
perusahaan kecil secara bersama-sama menjual sebanyak QS. Kuantitas
output total yang diproduksi industri tersebut pada harga P adalah sebesar
Qd + Qs.
 ESPA4111/MODUL 7 7.31

L AT IH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Kemukakan karakteristik pasar industri oligopoli. Apa yang terpenting?


Sebutkan dan mengapa?
2) a) Bedakan oligopoli menurut sifat produk atau outputnya.
b) Unsur apa yang menimbulkan kondisi oligopoli dalam suatu
industri? Apa arti nisbah konsentrasi industri?
3) Ketegaran dalam penentuan harga dan output di pasar industri oligopoli
bisa diterangkan dengan model-model tanpa kolusi perusahaan. Pilih dan
jelaskan salah satunya dan kemukakan arti pentingnya.

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Karakteristik pasar industri oligopoli adalah hanya terdapat beberapa


produsen dalam industri, karena ada halangan masuk ke dalam industri,
satu atau beberapa perusahaan dominan, oligopoli dibedakan menjadi
oligopoli dengan dan tanpa kolusi. Yang terpenting adalah jumlah
produsen yang sedikit dan mereka saling tergantung hingga tindakan
oleh salah satu atau beberapa dari mereka akan mengundang reaksi.
2) a. Dibedakan antara oligopoli dengan dan tanpa diferensiasi produk.
b. Unsur yang menimbulkan munculnya oligopoli adalah rintangan
masuk yang menimbulkan situasi di mana jumlah produsen sedikit
dan menjadi saling tergantung dalam bereaksi terhadap tindakan
perusahaan pesaingnya.
Nisbah konsentrasi (industri) adalah angka persentase yang
menunjukkan penguasaan volume penjualan atau kapasitas produksi dari
sekelompok kecil (tiga atau empat) perusahaan atau terbesar dalam suatu
industri.
Pelajari kembali materi mengenai saling ketergantungan dan reaksi serta
mengenai konsentrasi industri.
3) Ketegaran bisa dikemukakan dengan model analisis industri ini dengan
atau tanpa kolusi. Model oligopoli tanpa kolusi adalah model permintaan
patah dan kepemimpinan harga oleh perusahaan biaya rendah atau
perusahaan dominan. Sedangkan model dengan kolusi adalah model
keuntungan bersama, pembagian pasar dengan kartel atau persetujuan
diam-diam (tak formal). Pelajari kembali materi mengenai perubahan
kurva serta konsekuensinya.
7.32 Pengantar Ekonomi Mikro 

RA NG K UM A N

Oligopoli menunjuk pada situasi di mana hanya ada sejumlah kecil


atau beberapa perusahaan dalam sebuah industri. Contohnya adalah
industri alat-alat listrik, perakitan mobil dan motor, industri rokok,
semen, dan lain-lain. Unsur bentuk pasar ini adalah persaingan bukan
harga dan monopoli, tetapi yang dominan adalah unsur monopoli.
Produknya ada yang didiferensiasikan dan ada pula yang tidak. Contoh
jenis produk yang terakhir adalah peleburan baja dan aluminium; semen,
dan pupuk. Saling ketergantungan serta pengaruh tindakan perusahaan
individual cukup besar. Boleh dikatakan tak ada penyelesaian umum
modelnya dan hanya ada pola atau kasus reaksi yang berbeda-beda.
Ciri-ciri atau karakteristik pasar industri oligopoli adalah jumlah
perusahaan hanya sedikit atau beberapa saja karena terdapat rintangan
masuk ke dalam industri tersebut, produknya ada yang homogen dan ada
yang didiferensiasikan, serta terdapat beberapa perusahaan yang
mencapai skala ekonomis. Unsur oligopoli ditunjukkan oleh derajat atau
nisbah konsentrasi industri atau penjualan. Ini mengukur sejauh mana 4
atau 5 perusahaan terbesar mendominasi suatu industri. Skala ekonomis
dan manfaat mengadakan merger agar output dapat diproduksi secara
lebih efisien mendorong industri ini terkonsentrasi hanya pada beberapa
perusahaan besar saja. Hal ini memerlukan permintaan yang cukup
stabil. Dengan merger atau penggabungan mereka berhenti bersaing dan
menguasai pangsa pasar lebih besar. Model-model dasar serta kasus-
kasusnya dianalisis, kesimpulannya menunjukkan ada kecenderungan
ketegaran harga, dan output yang dihasilkan.
Model atau kasus industri oligopoli ada dua kelompok yaitu kasus
industri oligopoli tanpa dan dengan kolusi. Pada kasus tanpa kolusi,
dikemukakan model kurva permintaan patah, model perusahaan biaya
terendah, dan model perusahaan dominan. Pada kasus oligopoli dengan
kolusi, dikemukakan model maksimisasi keuntungan bersama, serta
model kartel pembagian pasar. Dengan berbagai kondisi berbeda
perusahaan produsen oligopolis berusaha memaksimumkan keuntungan
dengan mempertimbangkan reaksi perusahaan-perusahaan lain yang ada
pada industri tersebut atas tindakannya. Karena cukup bervariasinya
bentuk pasar industri ini maka penarikan kesimpulan secara umum agak
sukar dilakukan, kalau pun dilakukan maka sifatnya khusus berlaku
lebih banyak pada kasus tersebut.
Kurva permintaan patah pada model oligopoli didasarkan pada
skenario anggapan mengenai reaksi pesaing bila perusahaan mengubah
 ESPA4111/MODUL 7 7.33

harga output. Di sini dianggap perusahaan-perusahaan lain tak bereaksi


bila sebuah perusahaan menaikkan harga produk. Tetapi bila perusahaan
tersebut menurunkan harga maka perusahaan-perusahaan pesaing lain
akan mengimbangi dengan juga menurunkan harga bahkan mungkin
lebih rendah. Akibatnya pada tingkat harga tersebut kurva permintaan
yang dihadapi oleh perusahaan menjadi patah lebih tak elastis. Para
pembeli akan beralih ke perusahaan-perusahaan lain. Sedangkan pada
keadaan pertama di mana perusahaan menaikkan harga sementara yang
lain tidak berbuat demikian maka ia dengan cepat kehilangan para
pembeli karena mereka beralih ke perusahaan-perusahaan lain yang tak
menaikkan harga. Pada bagian yang patah, kurva MR tak dapat
ditentukan (terputus tegak lurus) pada tingkat output yang bersangkutan.
Akibatnya, dengan prinsip maksimisasi keuntungan MR = MC, output
dan harganya akan tegar tak berubah meskipun kurva-kurva biaya,
termasuk MC berubah.
Pada model (tanpa kolusi) perusahaan dengan biaya terendah maka
perusahaan tersebut yang menentukan harga dan kuantitas output yang
diproduksi dengan pedoman MR = MC, sementara perusahaan lain
mengikuti harga tersebut dan memproduksi serta menjual atau mengisi
sebanyak sisa pasar. Pada model perusahaan dominan, perusahaan
tersebut membiarkan perusahaan-perusahaan kecil lainnya menjual di
pasar dengan harga yang menghasilkan keuntungan maksimal kepada
mereka, kemudian perusahaan dominan menentukan harga dan kuantitas
yang diproduksi.

T ES FO R M AT IF 2

Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1) Industri oligopolistik berbeda dari tipe industri lain dalam hal ....
A. kurva permintaan yang dihadapi industri oligopolistik sebagai
keseluruhan berlereng menurun
B. perusahaan-perusahaan memaksimumkan laba dengan memproduksi
tingkat output di mana Pendapatan Marginal sama dengan Biaya
Marjinal
C. perusahaan-perusahaan memaksimumkan keuntungan setiap satuan
output, yaitu memaksimumkan jarak vertikal antara kurva
Permintaan dan kurva Biaya Rata-rata
D. pengakuan saling hubungan di antara beberapa perusahaan dominan,
akibatnya harga cenderung turun
7.34 Pengantar Ekonomi Mikro 

2) Ciri-ciri industri oligopoli adalah ....


A. bebas masuk dan ke luar, persaingan bukan-harga, dan skala
ekonomis
B. halangan masuk, persaingan bukan-harga, dan skala ekonomis
C. rintangan masuk, persaingan harga, biaya tetap tinggi
D. bebas masuk dan ke luar, persaingan bukan-harga, dan biaya tetap
yang rendah

3) Dari hal-hal berikut, manakah yang bukan merupakan karakteristik


struktur pasar oligopoli?
A. Rintangan masuk melalui skala ekonomi.
B. Dominasi industri oleh beberapa perusahaan saja.
C. Kesadaran perusahaan-perusahaan bahwa mereka akan bereaksi
terhadap perubahan harga.
D. Dalam jangka panjang, keuntungan ekonomis adalah nol.

4) Ketegaran harga merupakan ciri struktur pasar oligopoli. Ini berarti ....
A. harga-harga kurang responsif terhadap perubahan permintaan dalam
industri oligopoli daripada dalam industri yang lebih kompetitif
(bersaing)
B. perusahaan-perusahaan oligopolis menetapkan harga output
sedemikian rupa untuk mencegah masuknya perusahaan-perusahaan
baru ke dalam industri
C. perusahaan-perusahaan oligopolis menetapkan harga output mereka
sedemikian rupa hingga memperoleh keuntungan maksimal
sepanjang waktu
D. harga-harga merupakan datum bagi perusahaan oligopolis seperti
juga bagi perusahaan-perusahaan pesaing murni

5) Manakah dari hal-hal berikut yang bukan merupakan rintangan masuk ke


pasar industri oligopolistik?
A. Biaya tinggi untuk memperoleh pengakuan produk.
B. Perlunya memperkenalkan produk agar dapat bersaing dengan
produk perusahaan-perusahaan yang telah ada.
C. Pemilikan input-input eksklusif oleh perusahaan-perusahaan yang
telah mapan.
D. Biaya produksi lebih rendah dari pada perusahaan-perusahaan yang
telah mapan karena tenaga kerja dan manajemen telah
berpengalaman.
 ESPA4111/MODUL 7 7.35

6) Pada umumnya semakin berat rintangan masuk ke dalam, industri


tertentu maka semakin ....
A. banyak perusahaan yang ada dalam industri tersebut
B. besar kemungkinan industri tersebut merupakan industri persaingan
monopolistis daripada oligopolistis
C. mungkin setiap perusahaan menghadapi kurva permintaan mendatar
bagi produknya
D. tak berarti peran perusahaan yang sudah mapan dalam industri
tersebut dalam penentuan harga

7) Rasio konsentrasi industri mengukur ....


A. derajat sejauh mana upah dan gaji yang ditawarkan oleh perusahaan
diterima oleh direksi
B. proporsi saham perusahaan yang dimiliki oleh 10 persen investor
terbesar
C. sejauh mana serikat kerja mendominasi perundingan penentuan
upah dan syarat-syarat lain dengan perusahaan
D. sejauh mana kelompok beberapa perusahaan mendominasi sebuah
industri

8) Dalam hubungannya dengan industri oligopoli, koefisien rasio


konsentrasi yang tinggi memberi petunjuk ....
A. jumlah perputaran di antara perusahaan-perusahaan terbesar juga
tinggi
B. perusahaan terbesar jauh lebih kuat daripada perusahaan-perusahaan
terbesar ke dua dan ke tiga
C. sekelompok kecil perusahaan hanya menguasai sebagian kecil
penjualan industri atau nilai tambah
D. lima atau sekelompok kecil perusahaan-perusahaan besar menguasai
bagian besar nilai penjualan industri atau nilai tambah

9) Dalam model kurva permintaan patah, perusahaan-perusahaan


oligopoli ....
A. mengakui independen dan tidak ada saling ketergantungan di antara
mereka
B. bermufakat menurunkan harga untuk mematahkan daya saing
perusahaan-perusahaan baru
C. cenderung mempertahankan harga, bila perusahaan lain menaikkan
harga
D. mempertahankan harga bila perusahaan lain menurunkan harga
7.36 Pengantar Ekonomi Mikro 

10) Dalam kasus kepemimpinan harga oleh perusahaan dominan, seberapa


sering semua perusahaan dalam pasar industri oligopoli akan
menghasilkan pada tingkat output terbaik?
A. Selalu.
A. Tidak pernah.
B. Kadang-kadang.
C. Sering.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = × 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
 ESPA4111/MODUL 7 7.37

Kegiatan Belajar 3

Harga dan Output Oligopoli:


Oligopoli dengan Kolusi

T erdapat dorongan kuat bagi perusahaan-perusahaan oligopolis untuk


mengadakan kolusi karena mereka saling tergantung dan tindakan
perubahan harga oleh sebuah perusahaan akan memancing reaksi perusahaan-
perusahaan lain hingga bisa menimbulkan perang harga yang merugikan
mereka semua. Situasi yang digambarkan oleh kurva permintaan patah
menunjukkan kemungkinan reaksi tak pasti dari perusahaan-perusahaan
pesaing. Meskipun dalam situasi tanpa kolusi terdapat kecenderungan
kestabilan atau ketegaran harga namun situasi seperti ini sering kali sukar
dipertahankan. Misalnya dalam situasi resesi di mana terjadi penurunan
permintaan maka masing-masing perusahaan mungkin berusaha menaikkan
pangsa pasar guna mempertahankan tingkat penjualan. Di samping itu,
masuknya perusahaan-perusahaan baru ke dalam industri oligopoli dengan
menembus rintangan masuk yang ada dan secara agresif mulai menurunkan
harga untuk memperoleh landasan tempat terpijak dalam industri.
Model kurva permintaan patah untuk menjelaskan terjadinya ketegaran
harga dalam industri oligopoli tanpa kolusi mempunyai kelemahan analisis.
Model tersebut tidak menjelaskan bagaimana proses terjadinya harga pada P0
yaitu pada titik di mana kurva permintaan tersebut patah (perhatikan kembali
Gambar 7.8). Model tersebut hanya menjelaskan mengapa perusahaan-
perusahaan oligopolis segan menyimpang dari harga yang telah memberikan
kepada mereka tingkat keuntungan cukup memuaskan. Oleh karena
ketidakpastian ini maka perusahaan-perusahaan dalam industri oligopoli
berusaha mengadakan kolusi dan ini memberikan penjelasan yang lebih
memuaskan mengenai perilaku harga dan output. Pada kasus oligopoli
dengan kolusi dikenal beberapa model, di antaranya adalah model
maksimisasi keuntungan bersama, kartel, dan model pembagian pasar.

A. MODEL KOLUSI

Misalkan pada kasus sederhana di mana pada industri oligopoli tanpa


diferensiasi produk terdapat tiga perusahaan yaitu X, Y, dan Z yang
produknya homogen. Masing-masing mempunyai kurva-kurva biaya identik.
Masing-masing kurva permintaan tak bisa ditentukan karena reaksi
7.38 Pengantar Ekonomi Mikro 

perusahaan-perusahaan pesaing tak diketahui dengan pasti bila sebuah


perusahaan mengambil inisiatif mengadakan perubahan harga. Anggaplah
mereka mengimbangi setiap perubahan harga, baik terhadap kenaikan
maupun penurunan, yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pesaing.
Selanjutnya, misalkan kurva permintaan yang dihadapi oleh masing-masing
perusahaan adalah identik dan demikian pula Biaya Marjinalnya.
Bila perusahaan X misalnya merupakan perusahaan oligopolis maka
penentuan harga dan output cukup jelas, yaitu pada tingkat di mana
Pendapatan Marjinal sama dengan Biaya Marjinal, menetapkan harga sebesar
Po dan memproduksi sebesar Q0 agar diperoleh keuntungan maksimum yang
mungkin dicapai. Seperti pada Gambar 7.11.
Pada industri oligopoli ini,
perusahaan X mempunyai dua
perusahaan pesaing, bila mereka
justru bereaksi menetapkan
harga lebih rendah dari pada P0
maka kurva permintaan yang
dihadapi oleh perusahaan X
bergeser ke kiri karena para
pelanggan potensial beralih dan
membeli produk perusahaan-
perusahaan yang menawarkan
Gambar 7.11.
harga lebih rendah. la bisa
Kolusi Menuju Maksimisasi Keuntungan
membalas dengan menawarkan
Bersama
harga lebih rendah lagi, tetapi
hal ini akan menimbulkan perang harga dan menggeser kurva-kurva
permintaan mereka lebih lanjut ke kiri, menurunkan keuntungan bahkan
mungkin mereka menderita kerugian. Jelas mereka tak menginginkan hal ini
terjadi dan semua terdorong mengadakan kolusi untuk menetapkan harga
yang sama hingga mereka memperoleh keuntungan maksimal. Bila terjadi
kolusi maka industri oligopoli ini berubah menjadi, industri monopoli dengan
sebuah perusahaan monopolis yang mempunyai tiga pabrik di mana masing-
masing hanya bertindak sebagai unit produksi saja. Keputusan harga dan
tingkat output ditetapkan bersama-sama dalam kolusi tersebut.
 ESPA4111/MODUL 7 7.39

Kartel dan Pembagian Pasar


Bentuk lain kolusi dalam oligopoli adalah kartel dan persetujuan
pembagian pasar. Kartel merupakan kolusi perusahaan-perusahaan oligopolis
untuk mengontrol harga serta kuantitas yang diproduksi dalam industri demi
kepentingan perusahaan anggota. Kartel bisa merupakan kartel harga yaitu
dengan menetapkan harga bersama di mana perusahaan-perusahaan anggota
tidak diizinkan menjual di bawah harga yang ditetapkan bersama. Bentuk lain
kartel adalah pembagian pasar atau pembagian kuantitas yang diminta pada
harga yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Bisa juga kartel berupa
pembagian pasar secara geografis di mana pasar dibagi kepada masing-
masing perusahaan dan mereka hanya boleh menjual produk di daerah
pemasaran masing-masing dan tidak diperkenankan menjual di daerah
pemasaran perusahaan lain. Kartel ataupun kolusi perusahaan-perusahaan
dalam industri oligopoli lebih mudah dibentuk dan diawasi serta dipelihara
kelangsungannya bila jumlah perusahaan hanya sedikit.
Kartel bisa terjadi di dalam sebuah negara, misalnya beberapa
perusahaan semen atau perusahaan pupuk membentuk asosiasi yang
membagi wilayah pemasaran secara geografis atau secara internasional,
misalkan OPEC, yang berusaha mengontrol harga dan kuantitas penawaran
minyak dunia dengan menetapkan harga serta kuota produksi bagi negara
penghasil minyak para anggotanya.
Kelangsungan kartel dipengaruhi oleh sejauh mana kartel dapat
memaksakan dan mengawasi harga penjualan yang telah disetujui oleh para
anggota. Produsen barang sejenis yang tidak menjadi anggota kartel
mengancam kelangsungan hidup kartel tersebut. Perusahaan bukan anggota
dapat menjual produk dengan harga sedikit di bawah harga yang ditetapkan
oleh kartel, merebut pangsa pasar perusahaan anggota dengan menjual ke
wilayah mana saja yang mengalami kekurangan pasokan dan mengurangi
pangsa pasar atau penjualan perusahaan anggota kartel. Munculnya barang
substitusi dapat melemahkan kedudukan dan kelangsungan kartel yang
bersangkutan karena ia tidak bisa lagi mengawasi pasar sepenuhnya.

B. KOLUSI DAN EFISIENSI EKONOMI

1. Halangan Mengadakan Kolusi


Meskipun perusahaan-perusahaan dalam industri oligopoli berusaha
berkolusi memaksimumkan keuntungan bersama, namun akan sulit
mempertahankan kolusi. Halangan-halangan tersebut di antaranya adalah
7.40 Pengantar Ekonomi Mikro 

halangan bersifat hukum, terlalu banyak perusahaan yang ada dalam industri
oligopoli, dan kecurangan harga.
a. Di beberapa negara terdapat larangan membentuk kartel yaitu
persetujuan secara tertulis maupun lisan di antara produsen untuk
mengatur harga dan output atau untuk membagi pasar secara geografis.
b. Jumlah perusahaan yang banyak mempersukar mengadakan kolusi
harga.
c. Bila output-nya identik dan demikian pula kurva-kurva biaya serta'
permintaan maka lebih mudah mengadakan kolusi. Diferensiasi produk
serta perbedaan biaya dan permintaan menyebabkan penentuan harga
berbeda-beda untuk masing-masing perusahaan. Karena itu sulit
mencapai kompromi dan saling memberikan konsesi agar dapat
mencapai penetapan harga kolusi-(bersama dan seragam).
d. Pengingkaran harga yang telah disetujui. Satu atau dua perusahaan
mungkin mencoba menjual pada harga di bawah harga yang telah
disetujui dan ditetapkan bersama, ada dua penyebabnya. Pertama, resesi
dapat mendorong, kegagalan kesepakatan atau pecahnya kolusi. Hal ini
karena dalam resesi terjadi penurunan permintaan yang menyebabkan
perusahaan mempunyai kelebihan kapasitas produksi. Karena itu, ia akan
menurunkan harga untuk menaikkan penjualan guna memperbaiki posisi
keuntungan atau kerugian yang mungkin diderita. Kedua adalah
kecurangan atau ketidakjujuran, di mana selalu ada godaan yang
dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang mengadakan kolusi untuk
menjual (secara rahasia diam-diam) pada harga lebih rendah daripada
harga kolusi. Tentu saja hal ini harus dijaga kerahasiaannya dari
perusahaan-perusahaan lain dalam kolusi tersebut serta dari para pembeli
yang bersedia membeli pada harga lebih tinggi.

2. Persaingan Bukan Harga


Persaingan harga dalam industri oligopoli selalu dihindari karena hal ini
merugikan semua perusahaan dalam industri tersebut. Mereka berusaha
mengadakan persaingan bukan harga. Hal ini terutama karena penurunan
harga dengan cepat dapat diketahui. Perusahaan-perusahaan lawan segera
mengadakan reaksi dan membalas dengan juga menurunkan harga. Hal ini
menyebabkan kemungkinan terjadinya perang harga yang merugikan semua
pihak. Persaingan bukan harga lebih dapat memberikan manfaat karena
variasi produk dan perbaikan teknik produksi serta advertensi karena tidak
 ESPA4111/MODUL 7 7.41

segera dapat ditiru oleh perusahaan-perusahaan pesaing. Selain itu, para


konsumen lebih sadar dan lebih memperhatikan kualitas produk serta
advertensi daripada perubahan harga. Faktor kedua yang lebih menekankan
pada persaingan bukan harga adalah kenyataan pada umumnya perusahaan-
perusahaan oligopolis mempunyai sumber-sumber finansial yang cukup guna
menopang kampanye advertensi dan pengembangan produk.

3. Efisiensi Ekonomi Oligopoli


Seperti pada bentuk pasar atau industri lain, ada aspek positif bentuk
industri oligopoli yang menunjang efisiensi ekonomi serta aspek negatifnya
akibat unsur-unsur serta ciri-ciri yang ada padanya. Bentuk pasar oligopoli
bisa memberi efek ekonomis bersifat restriktif atau bersifat progresif Bentuk
pasar ini mirip dengan bentuk industri monopoli dengan rintangan, masuk
dan menghasilkan pembatasan output jangka pendek yang memberikan biaya
produksi terendah. Hal ini memungkinkan memperoleh keuntungan
ekonomis. Penentuan harga dan output dalam industri oligopoli dengan
ataupun tanpa kolusi cenderung menghasilkan penetapan harga dan output
mendekati situasi monopoli.
Di beberapa negara industri maju di Eropa Barat dan Amerika Serikat
atau di negara-negara industri baru di Asia, pengalaman menunjukkan bentuk
industri oligopoli di sektor manufakturing seperti alat-alat elektronika dan
alat-alat rumah tangga, serta komputer menghasilkan penurunan harga
dengan adanya perbaikan kualitas produk serta perluasan output. Tetapi
mungkin pula industri oligopoli produk manufakturing akan mengalami
kemajuan Seandainya industri tersebut merupakan industri persaingan murni.
Karena perusahaan-perusahaan mencoba menghindari persaingan harga
maka mereka lebih memusatkan pada persaingan bukan-harga. Ini
mendorong mereka mengadakan pengembangan teknik produksi serta
perbaikan kualitas produk. Akibatnya adalah penurunan biaya per satuan
output serta kenaikan permintaan bila disertai dengan advertensi. Terdapat
dorongan kuat dalam industri oligopoli untuk memacu kemajuan teknologi.
a. Perusahaan oligopolis akan memusatkan diri pada perbaikan kualitas
produk dan teknik produksi yang akan memperluas pasar dan
menurunkan biaya produksi per satuan. Hal ini tak bisa dengan cepat
ditiru atau diimbangi oleh perusahaan pesaing.
b. Keunggulan teknologi merupakan upaya utama perusahaan oligopolis
untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha terutama dalam
situasi perang harga yang tak dapat dihindari.
7.42 Pengantar Ekonomi Mikro 

c. Beberapa pesaing kuat memaksa perusahaan berproduksi dengan


efisiensi maksimum, yang merupakan cara mempertahankan
kelangsungan usaha.
d. Rintangan untuk masuk ke dalam industri merupakan jaminan bahwa
sebuah perusahaan oligopolis memperoleh keuntungan yang merupakan
balas jasa bagi usaha mencapai kemajuan teknologi.

L AT IH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Kemukakan dan jelaskan salah satu model oligopoli yang menimbulkan


ketegaran dalam menentukan output dan harga!
2) Rintangan atau halangan apa yang dihadapi perusahaan oligopoli dalam
mengadakan kolusi?
3) Bagaimana efek oligopoli terhadap efisiensi ekonomi?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Salah satu model oligopoli adalah tanpa kolusi yaitu model kurva
permintaan patah (kinked demand curve). Kurva ini berbentuk demikian
karena reaksi dari perusahaan pesaing bila sebuah perusahaan oligopolis
mengubah harga penawaran produknya di pasar. Pada bagian yang patah
kurva Pendapatan Marginalnya berbentuk garis tegak lurus. Akibatnya,
keputusan untuk memproduksi output yang memaksimumkan
keuntungan tidak berubah walaupun terjadi perubahan kurva-kurva
biaya, hingga harga dan kualitasnya tegar takberubah. Pilihan model
yang lain bisa juga model oligopoli dengan atau tanpa kolusi. Pelajari
kembali materi mengenai penentuan harga dan output pada pasar
Oligopoli yang menghasilkan ketegaran harga dan kuantitas output yang
diproduksi.
2) Rintangan yang dihadapi perusahaan oligopoli dalam mengadakan kolusi
adalah terlalu banyaknya perusahaan yang ada dalam pasar industri
tersebut hingga sulit mencapai persetujuan bersama, kemungkinan
diferensiasi produk perusahaan, serta sulitnya pengawasan atas
persetujuan bersama mengenai alokasi. output dan penentuan harga
 ESPA4111/MODUL 7 7.43

bersama karena kemungkinan ketidakjujuran dari perusahaan peserta


kolusi yang sangat mungkin atau lesunya permintaan pasar akan
produknya.
3) Efek oligopoli menurunkan tingkat efisiensi ekonomi karena menetapkan
harga lebih tinggi dan kuantitas output yang lebih sedikit dibandingkan
dengan pada kasus/kondisi pasar industri, persaingan murni.
Karakteristik industri ini yang menimbulkan ketegaran harga dan
kuantitas output yang diproduksi lebih memperkuat hal ini. Pelajari
kembali materi mengenai efek oligopoli terhadap efisiensi ekonomi,
terutama mengenai kurva-kurva permintaan pasar dan biaya.

RA NG K UM A N

Pada model oligopoli dengan kolusi, maksimisasi keuntungan


bersama mendorong perusahaan berkolusi menjadi satu dan bertindak
sebagai perusahaan monopolis yang memaksimumkan keuntungan,
kemudian membaginya. Jadi masing-masing perusahaan hanya bertindak
sebagai unit produksi atau pabrik saja. Pada model kartel, pembagian
pasar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan berkolusi menentukan
harga jual bersama dan kemudian membagi pasarnya mungkin secara
geografis, atau menentukan kuota produksi masing-masing yang harus
dipatuhi dan dipenuhi. Masing-masing perusahaan harus menjual di
daerah geografis yang telah ditentukan bersama atau memproduksi dan
menjual sebanyak yang telah disepakati bersama.
Ada beberapa halangan mengadakan kolusi yaitu adanya larangan
mengadakan kartel (kolusi) baik berdasarkan persetujuan bersama atau
menurut undang-undang, jumlah perusahaan yang terlalu banyak dalam
industri mempersulit kolusi harga, output yang tak identik mempersulit
kolusi, dan akhirnya kemungkinan di antara mereka ada yang tak jujur
dan melanggar harga dan kuota produksi yang telah disetujui bersama.
Karena persaingan harga bisa mengakibatkan timbulnya perang
harga yang tak diinginkan dan merugikan semua, perusahaan-perusahaan
oligopoli cenderung mengadakan persaingan bukan harga. Mereka
ditopang dengan dana-dana untuk mengadakan pengembangan produk,
pengembangan teknologi, dan kampanye advertensi serta promosi
penjualan
Rintangan masuk membuat industri oligopoli bersifat restriktif
dengan output lebih sedikit dan biaya produksi lebih tinggi. Perusahaan
7.44 Pengantar Ekonomi Mikro 

pada industri ini cenderung memperoleh laba ekonomis. Penetapan


harga dan output cenderung mendekati situasi industri monopoli. Tetapi
industri oligopoli juga mempunyai efek yang baik. Beberapa produk
pada bentuk pasar industri ini mengalami penurunan biaya dan harga
disertai perluasan produksi dan perbaikan kualitas. Persaingan bukan
harga mendorong mereka mengembangkan teknik produksi dan
perbaikan kualitas. Advertensi dilakukan untuk menaikkan permintaan.

T ES FO R M AT IF 3

Pilih satu jawaban yang paling tepat!

1) Kartel adalah ....


A. sekelompok perusahaan yang bersepakat menentukan harga bersama
dan membagi pasar
B. nama yang sama yang diberikan pada perusahaan besar
multinasional
C. perbedaan kurva Pendapatan Marginal dalam pasar industri
oligopoli
D. nama yang diberikan pada perusahaan yang sebagian sahamnya
dimiliki oleh orang asing

2) Kartel yang dipusatkan ....


A. untuk mendorong pada pemecahan monopoli
B. agar berperilaku seperti monopolis dengan berbagai skala produksi
C. untuk dibentuk bila perusahaan-perusahaan ingin meminimisasi
biaya total
D. untuk dibentuk untuk memaksimumkan kuantitas yang terjual

3) Manakah dari keadaan-keadaan berikut yang mengurangi kemungkinan


berhasilnya pelaksanaan persetujuan kolusi?
A. Penjualan dalam industri mengalami perluasan atau kenaikan pesat.
B. Output perusahaan-perusahaan individual tidak dapat dibedakan.
C. Perusahaan-perusahaan yang ada dalam industri jumlahnya sedikit.
D. Perusahaan-perusahaan baru sangat sukar masuk ke dalam industri.

4) Kolusi dalam sebuah industri paling mungkin terjadi bila ....


A. perusahaan yang ada jumlahnya banyak hingga pengorbanan
masing-masing perusahaan dalam bentuk penurunan output adalah
kecil
B. perusahaan yang ada jumlahnya sedikit dan perjanjian kolusi secara
relatif dengan mudah dapat dibuat dan diawasi pelaksanaannya
 ESPA4111/MODUL 7 7.45

C. biaya masing-masing perusahaan sangat berbeda hingga


menyebabkan setiap perusahaan hanya melayani sekelompok
konsumen
D. perubahan permintaan yang sukar diperkirakan saat terjadinya
membuat persaingan cukup mengandung risiko

5) Pada model oligopoli dengan kolusi, perusahaan berupaya


maksimumkan keuntungan bersama ....
A. pada hakikatnya industri ini berubah menjadi monopoli di mana
masing-masing perusahaan hanya bertindak sebagai unit produksi
saja
B. di mana masing-masing perusahaan masih bertindak sepenuhnya
sebagai perusahaan oligopoli dan kemudian membagi
keuntungannya sama rata
C. menurunkan rasio konsentrasi dan membuat industri menjadi makin
kompetitif dari keuntungan bersama
D. kurva permintaan yang dihadapi tidak lagi berbentuk patah tapi
berubah menjadi garis lurus

6) Kartel yang dibentuk oleh perusahaan-perusahaan oligopoli


dimaksudkan ....
A. agar bisa dilakukan pembagian pasar secara geografis
B. untuk menetapkan harga yang berbeda serta membebaskan
penentuan kuantitas dan penjualan masing-masing perusahaan
C. untuk melawan industri monopoli dengan memproduksi barang
substitusi
D. untuk menghalang persatuan di antara mereka guna menghadapi dan
mencegah kemungkinan perusakan pesaing potensial masuk ke
dalam industri

7) Hal-hal berikut merupakan halangan bagi perusahaan-perusahaan


oligopolis untuk mengadakan kolusi di antara mereka, kecuali ....
A. larangan pemerintah di banyak negara secara tertulis atau tidak
B. diferensiasi produk menyulitkan penentuan harga seragam bersama-
sama
C. jumlah perusahaan dalam industri oligopoli cukup banyak
D. rasio konsentrasi perusahaan adalah kecil
7.46 Pengantar Ekonomi Mikro 

8) Industri oligopoli ....


A. tidak mempunyai dorongan kuat memacu kemajuan teknologi
karena ini merupakan upaya untuk mempertahankan dan
mengembangkan usaha
B. termotivasi berproduksi dengan efisiensi maksimum untuk
mempertahankan kelangsungan usaha dari pesaing yang kuat
C. berupaya memecah menjadi kecil-kecil agar bisa bersaing secara
sempurna di pasar dan membuat produksinya homogen
D. seperti juga perusahaan persaingan murni memandang harga pasar
komoditinya sebagai datum

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = × 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang
belum dikuasai.
 ESPA4111/MODUL 7 7.47

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2 Tes Formatif 3


1) A 1) D 1) A
2) D 2) B 2) B
3) D 3) D 3) B
4) C 4) A 4) B
5) C 5) C 5) B
6) A 6) C 6) A
7) B 7) D 7) C
8) C 8) D 8) B
9) C 9) C
10) A
7.48 Pengantar Ekonomi Mikro 

Daftar Pustaka

Boediono. (2000). Seri Sinopsis: Pengantar Ekonomi. Seri I. Yogyakarta:


BPFE.

Mankiw, N. Gregory. (2001). Principles of Economics. Harcout Publishers.

Mansoer, Faried Wijaya. (1999). Pengantar Mikroekonomika. Yogyakarta:


BPFE.

________. (1992). Seri Tes Ujian: Konsep Dasar Mikroekonomika.


Yogyakarta: BPFE.

Kembali ke Daftar Isi

Anda mungkin juga menyukai