Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

UTILITY DAN PERILAKU KONSUMEN 2


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro

Dosen Pengampu :
Firman Setiawan, S.HI.,M.E.I.
Disusun oleh :
Ulfatul Jinan (200721100176)
Marliyatul Halwa (200721100049)
Idrus Bin Mohammad Aidid (200721100154)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS KEISLAMAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya kepada penyusun makalah ini, sehingga bias menyelesaikan
tugas kelompok matakuliah Teori Ekonomi Mikro ini dengan baik.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan kita semua mengenai Teori Ekonomi Mikro. Penyusun
mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu
penyusun meminta kritik dan saran yang bersifat membangun guna tercapainya
pembuatan makalah yang maksimal.
Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Firman Setiawan selaku Dosen
mata kuliah Teori Ekonom Mikro yang telah melimpahkan ilmunya kepada
penyusun.

Bangkalan, 5 April 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah.................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kurva Indiferen.................................................................................................................... 3
B. Garis Anggaran..................................................................................................................... 5
C. Maksimasi Utility Untuk Multi Konsumsi........................................................................ 8
D. Akibat Perubahan Pendapatan dan Harga...................................................................10
E. Efek Penggantian dan Efek Pendapatan......................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................ 14
3.2 Saran................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang karena
berbagai alas an berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu,
termasuk mereka yang kepentingan utamanya adalah pemasaran, pendidikan,
dan perlindungan konsumen, serta kebijakan umum.
Sebelum perang dunia II, banyak perusahaan, tetapi berorientasi pada
produksi yang mencerminkan filosofi bahwa “produk yang baik akan menjual
diri sendiri”. Namun persoalannya berubah sesudah perang, ketika banyak
perusahaan mendapatkan bahwa mereka memiliki kapasitas yang lebih
produktif dari pada yang diserap pasar. Segera menjadi penting sekali untuk
mengubah fokus dari produksi ke pemasaran.
Elemen kunci dalam definisi ini adalah pertukaran antara pelanggan dan
penyuplai. Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada
pihak lain dengan tujuan memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Dalam
konteks pebelian yang normal, uang ditukar dengan barang atau jasa yang
diinginkan.
Perhatikan bahwa pelanggan terletak pada inti dari proses tersebut. Semua
yang dilakukan penyuplai dalam hal produk, harga, promosi dan distribusi
diadaptasikan dengan permintaan pasar. Oleh karena itu pelanggan
menjalankan pengaruh dominan pada semua yang dilakukan perusahaan.
Tidak mengherankan bahwa studi perilaku konsumen memiliki akar utamanya
di dalam bidang ekonomi, dan yang lebih baru dalam bidang pemasaran.

1
B. Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalahnya :
1. Apa pengertian dan ciri-ciri dari kurva indiferens?
2. Apa pengertian dari garis anggaran dan seperti apa pergeserannya ?
3. Seperti apa maksimasi utility untuk multi konsumsi?
4. Bagaimana akibat perubahan pendapatan dan harga?
5. Apa efek penggantian dan efek pendapatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami kurva indiferens
2. Untuk mengetahui dan memahami garis anggaran
3. Untuk mengetahui maksimasi utility untuk multi konsumsi
4. Untuk mengetahui akibat perubahan pendapatan dan harga
5. Untuk mengetahui efek penggantian dan efek pendapatan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurva indiferen
1. Pengertian Kurva Indiferen
Kurva indiferen adalah pendekatan dalam studi tentang perilaku
konsumen yang tidak memerlukan ukuran bilangan untuk utility. Kurva
indiferen memperlihatkan semua kombinasi dari pilihan konsumen yang
memberikan tingkat kepuasan atau utility yang sama bagi seorang
konsumen. Konsumen menganggap bahwa semua kombinasi yang
terdapat dalam suatu kurva indiferens mempunyai tingkat prefensi yang
sama.
Maka dari itu kurva indiferen dapat juga di definisikan sebagai kurva
yang menghubungkan setiap titik kombinasi barang tertentu yang
menghasilkan tingkat kepuasan dengan hasil yang sama.
Dapat pula dijelaskan bahwa konsumen merasa tidak peduli atas
seluruh kombinasi setiap barang yang di konsumsi selama menghasilkan
tingkat kepuasan yang sama. Menurut teori ordinal, tingkat utility dalam
kurva indiferens hanya bias dibandingkan dan tidak bisa dihitung. Teori
ordinal tidak menggunakan angka melainkan hanya menggunakan urutan
tingkat kepuasan.
Menurut teori ordinal tingkat utility dalam kurva indeferen tidak dapat
dihitung, hanya dapat dibandingkan. Contoh pengukuran dengan
pendekatan ordinal, yaitu :
Table 1.1
Situasi Makanan Pakaian
A 4 2
B 3 4
Apabila konsumen menyatakan bahwa :
a. A > B, berarti makan 4 kali sehari dengan membeli pakaian 2 kali
setahun lebih berdaya guna dan memuaskan konsumen dari pada
makan 3 kali sehari dan membeli pakaian 4 kali setahun.

3
b. A < B, berarti makan 3 kali sehari dengan membeli pakaian 4 kali
setahun lebih berdaya guna dan memuaskan konsumen dari pada
makan 4 kali sehari dengan membeli pakaian 2 kali setahun.
c. A = B, berarti makan 4 kali sehari dengan membeli pakaian 2 kali
setahun dan makan 3 kali sehari dengan membeli pakaian 4 kali
setahun memberikan utilitas yang sama kepada konsumen.
Contoh situasi tersebut dapat digambarkan dalam kurva berikut :

Gambar 1.1

2. Ciri-ciri kurva indiferen


a) Kurva indiferen mempunyai kemiringan yang negatif
b) Kurva indiferen cembung ke arah titik orgin, menunjukkan adanya
perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah
kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi

4
c) Kurva indiferen tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh
kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferen yang berbeda.
Beberapa asumsi yang harus ada pada pendekatan ordinal dalam
pembentukan kurva indiferen yang harus dipatuhi, yaitu :
a) Rationality, konsumen diasumsikan rasional artinya konsumen
memaksimalkan utilitas denganpendapatan pada harga pasar tertentu
dan konsumen dianggap mempunyai pengetahuan sempurna mengenai
informasi pasar
b) Utility adalah bersifat ordinal artinya konsumen cukup memberikan
peringkat kombinasi mana saja yang ia sukai dengan demikian
konsumen tidak perlu memberikan satuan kepuasan terhadap barang
yang dikonsumsi
c) Adanya hokum tingkat subsitusi marginal yang menurun, kurva
indiferen melengkung ke bawah, ke arah titik nol.
d) Total utility yang diperoleh konsumen tergantung dari jumlah barang
yang di konsumsikan.
e) Bersifat konsisten dan transivity of choice artinya jika A>B>C maka
barang A lebih disukai dari B dan barangB lebih disukai dari C,
kesimpulannya bahwa A>B<C maka A>C.

B. Garis Anggaran
1. Pengertian Garis Anggaran
Kurva garis anggaran adalah kurva yang menunjukkan kombinasi
konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang
sma besar. Garis anggaran bisa juga digunakan untuk menunjukkan batas
skemampuan belanja seseorang. Kemampuan belanja selalu dibatasi oleh
pendapatan dan harga dari barang dan jasa.
Persamaan garis anggaran adalah :

5
Dimana :
I = Pendapatan konsumen
P = Harga barang atau jasa yang dikonsumsi
X,Y = Jenis Barang X dan Y

Misalnya seorang konsumen mengonsumsi barang X dan Y, harga


barang X (Px) dan harga barang Y (Py) adalah Rp1.000,00 dan
pendapatan konsumen (I) pada saat itu adalah Rp10.000,00 dan semuanya
dibelanjakan untuk barang X dan Y. dapat di gambarkan. pada gambar
dibawah ini:

Jika konsumen membelanjakan semua pendapatannya untuk barang Y,


dia dapat membeli sebanyak 10 unit barang X 10000., hal tersebut
ditunjukkan oleh titik A. Sebaliknya 10=1000, jika konsumen
membelanjakan semua pendapatannya untuk barang 10000.X, dia dapat

6
membeli sebanyak 0 unit barang Y, 10=1000 ditunjukkan oleh titik B.
Menghubungkan titik A dan B dengan suatu garis lurus dapat diperoleh
garis anggaran AB yang memperlihatkan kombinasi yang berbeda dari dua
jenis barang yang dapat dibeli konsumen dengan tingkat pendapatan yang
terbatas.
Selanjutnya untuk mengetahui pada saat kapan konsumen optimalisasi
dalam mengonsumsi secara optimal, yaitu pada saat kurva indiferen (IC2)
bersinggungan dengan garis anggaran (AB), terjadi di titik (E). Adapun
kurva indiferen (IC1) dan kurva indiferen (IC3) merupakan kurva yang
tidak diharapkan oleh konsumen, karena kurva-kurva tersebut tidak
menunjukkan keseimbangan barang dan jasa yang dikonsumsi.
2. Pergeseran Garis Anggaran
Pergeseran garis anggaran terjadi karena dua sebab utama, yaitu
perubahan pendapatan dan perubahan harga barang dan jasa. Dalam hal
terjadi kenaikan pendapatan, dan harga barang konstan, maka garis
anggaran akan bergeser ke kanan atau batas kemampuan belanja seseorang
akan meningkat. Demikian pula sebaliknya jika pendapatan menurun dan
harga barang konstan, maka garis anggaran bergeser ke kiri atau batas
kemampuan belanja seseorang berkurang.
Kemudian dalam terjadi kenaikan harga dan pendapatan konstan,
maka garis anggaran akan bergeser ke kiri atau batas kemampuan belanja
seseorang akan berkurang. Sebaliknya jika harga turun dan pendapatan
konstan, maka batas kemampuan belanja seseorang akan meningkat atau
garis anggaran bergeser ke kanan. Hal ini dapat diilustrasikan dalam grafik
berikut :

7
Grafik di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Grafik 1 menunjukkan kenaikan garis anggaran akibat kenaikan
pendapatan.
b. Grafik 2 menunjukkan penurunan garis anggaran akibat penurunan
pendapatan.
c. Grafik 3 menunjukkan kenaikan garis anggaran akibat penurunan
harga barang Y
d. Grafik 4 menunjukkan penurunan garis anggaran akibat kenaikan
harga barang Y

C. Maksimasi Utility Untuk Multi Konsumsi


Ketika sudah mengetahui kombinasi dari dua jenis barang yang tingkat
utility nya sama dan yang bisa di beli dengan anggaran yang sama, hal yang
dilakukan selanjutnya adalah menentukan kombinasi konsumsi yang dapat
memberikan utility maksimal pada konsumen.
Untuk menentukan titik perpotongan ada dua cara, pertama dengan melihat
table 1.1 dan gambar 1.1 dan cara yang kedua dengan cara melihat kurva
berikut ini.

8
Pada kurva di atas dapat di ketahui bahwa kurva indeferen (IC)
berpotongan dengan garis anggaran (BL) pada titik DC. Itu artinya bahwa
utility maksimal yang diperoleh oleh konsumen berada pada kombinasi 6
coklat dan 3 pizza. Titik tersebut adalah kombinasi dimana konsumen bisa
mendapatkan utility yang sama dengan kombinasi yang lain, tetapi dapat
dijangkau dengan anggaran yang dimiliki oleh konsumen.
Jika konsumen memilih kombinasi yang lain pada kurva indiferen, maka
pilihan tersebut tidak dapat di jangkau dengan garis anggaran yang artinya
konsumen tidak dapat membelinya. Begitu juga jika konsumen memilih
kombinasi yang lain pada garis anggaran, maka pilihan tersebut tidak dapat
memberikan utility maksimal sebagaimana kombinasi pada titik DC. Oleh
karena itu, konsumen mutlak harus memilih kombinasi pada titik DC untuk
memaksimalkan utility yang diperoleh.
Maksimasi utility ini harus di dasarkan pada prinsip bahwa konsumen harus
menggunakan seluruh anggaran yang dimiliki. Oleh karena itu, jika garis

9
anggaran bergeser ke kanan sebagai akibat dari peningkatan pendapatan atau
penurunan harga, maka kurva indeferen juga harus mengikuti untuk
menemukan titik perpotongan yang ideal.

D. Akibat Perubahan Pendapatan dan Harga


Pengaruh perubahan pendapatan konsumen terhadap keseimbangan
konsumen :
- Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2) menunjukkan naiknya jumlah Y
dan jumlah X, disebabkan oleh naiknya anggaran konsumen.
- Income Consumption Curve (ICC), yang merupakan tempat titik-titik
keseimbangan (equilibrium) sebagai kombinasi produk yang di
konsumsi untuk memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada
konsumen pada berbagai tingkat pendapatan. Asumsi pada kondisi ini
adalah bila hanya pendapatan konsumen yang berubah, bukan oleh
sebab lain.
- Lihat gambar kurva ICC :

Kurva konsumsi pendapatan dibentuk dengan menghubungkan titik-


titik persinggungan, dimana ketiga titik tersebut merupakan kepuasan
maksimal pada garis kendala anggaran masing-masing.

10
Pengaruh perubahan harga terhadap keseimbangan konsumen :
- Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), naiknya jumlah X dan jumlah Y,
disebabkan oleh turunnya harga barang X.
- Price Consumption Curve (PCC), merupakan kombinasi barang atau
jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang memberikan kepuasan
(utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat harga.
Asumsi pada kondisi ini adalah bila hanya terjadi penurunan harga
salah satu barang, bukan oleh sebab lain.
- Lihat gambar kurva PCC :

E. Efek Penggantian dan Efek Pendapatan


Perbedaan efek substitusi dan pendapatan dapat digunakan untuk
menentukan apakah suatu barang merupakan barang normal, superior, inferior
atau giffen. Pengertian barang normal adalah barang yang memiliki efek
pendapatan selalu positif sedangkan untuk barang superior dapat ditentukan
bila efek pendapatan lebih besar dari nilai absolute efek substitusi.
Efek pendapatan :
Penentuan Kurva Permintaan Individu
 Ada 2 barang X dan Y yang dikonsumsi.
 Asumsi ceteris paribus: harga barang Y dan pendapatan konstan.

11
 Jika harga X turun, pendapatan rill naik sehingga kuantitas barang X
yang diminta meningkat.
 Garis anggaran berotasi (memutar) ke kanan.
 Perubahan harga berarti mengubah daya beli rill.
 Individu akan berpindah ke kurva indiferens baru yang konsisten
dengan daya beli yang baru.
 Garis anggaran akan berotasi mengikuti perpindahan kurva indiferens
dan daya beli yang baru.
Efek substitusi :
Penurunan kurva permintaan individu
 Ada 2 barang X dan Y yang dikonsumsi
 Asumsi ceteris paribus: harga barang Y dan utilitas konstan.
 Jika harga X turun, pendapatan “diimbangi”(compensated) agar
utilitas tetap (untuk mencegah peningkatan kesejahteraan sebagai
akibat penurunan harga).
 Pergerakan atau perpindahan disepanjang kurva indiferens.
 Individu bertahan pada kurva indiferens yang sama.
 Konsumsinya harus di ubah agara MRS-nya sama dengan rasio harga
yang baru dari kedua barang.
Perpindahan (perubahan) konsumsi terjadi di sepanjang kurva indiferens.

12
Pemecahan efek substitusi dan efek pendapatan dapat dilakukan melalui
2 metode yakni : Metode Hicks dan Metode Slutsky. Pertama akan di paparkan
tentang metode Hicks. Dari gambar di atas terlihat keseimbangan awal pada
titik 1 (pada BL1 dan IC1). Misalkan sekarang tingkat harga X mengalami
penurunan, dan BL berubah dari BL1 menjadi BL2. Keseimbangan akhir ada
pada titk 3 dengan kurva indiferen yang lebih tinggi (disini keseimbangan
konsumen meningkat, walaupun tingkat pendapatan nominal tetap, karena
pendapatan riil konsumen terhadap komoditas X naik).
Sebelum keseimbangan bergeser ke titik 3, sebenarnya sejara teoritis
terlebih dahulu keseimbangan bergeser ke titik 2. Perhatikan titik 2 yang
menunjukkan persinggungan IC1 dengan BL2. Pada keadaan tersebut
komposisi X dan Y telah berubah. Fenomena ini telah menunjukkan antara
titik 1 dan 2 sama tingkat kepuasannya (pada kurva indiferen yang sama)
tetapi jumlah barang X yang di konsumsi meningkat (sedangkan jumlah
barang Y yang dikonsumsi turun). Keadaan ini terjadi karena harga barang X
mengalami penurunan. Jadi jelas sekarang konsumen mensubstitusikan barang
Y dengan barang X karena barang X lebih murah untuk satu tingkat kepuasan
yang sama. Inilah yang dinamakan efek substitusi (es).

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal, utilitas suatu barang
tidak perlu di kuantifikasi, tetapi secara relatif konsumen dapat membuat
urutan tinggi rendahnya utilitas dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Analisis kurva indiferen atau teori utility ordinal adalah pendekatan dalam
studi tentang perilaku konsumen yang tidak memerlukan ukuran bilangan
untuk utility. Kurva indiferen menunjukkan semua kombinasi barang yang
dapat memberikan tingkat kepuasan atau utility yang sama bagi konsumen.
Kurva garis anggaran (budget line curve) adalah kurva yang menunjukkan
kombinasi konsumsi 2 macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran)
yang sama besar. Pergeseran garis anggaran disebabkan oleh dua factor, yaitu
(i) perubahan harga dan (ii) perubahan pendapatan.
Kepuasan maksimum untuk dua jenis barang/jasa yang di konsumsi akan
dicapai pada perpotongan antara kurva indiferen dengan garis anggaran.
Perbedaan efek substitusi dan pendapatan dapat digunakan untuk
menentukan apakah suatu barang merupakan barang normal, superior, inferior
atau giffen.

B. Saran
Demikian penulisan makalah yang membahas terkait teori utility dan
perilaku konsumen (pendekatan teori ordinal). Dalam penulisan ini terdapat
banyak kesalahan dan belum sempurna. Penulis berpedoman pada beberapa
referensi yang dapat di pertanggung jawaban.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
tercapainya pembuatan makalah berikutnya. Semoga dengan adanya makalah
ini dapat menjadi bermanfaat dan menambah wawasan para pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agung Abdul Rasul, Nuryadi Wijiharjono, Tupi Setyowati. Ekonomi Mikro.


Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media, 2013.
Firman Setiawan, S.H.I., M.E.I., Buku Ajar Teori Ekonomi Mikro.
Bangkalan : Duta Media Publishing, 2020.
Sadono Sukirno. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta : Penerbit Rajawli
Press, 2005.
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Jakarta : PT Raja Grafindo
Perkasa, 2012.
Tati Suhartati Joesron, M.Fathorrazi,Teori Ekonmi Mikro. Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2012.

15

Anda mungkin juga menyukai