Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS ASPEK KEUANGAN

Dosen Pengampu : Dr.Abdur Rahman, S.Ag., M.E.I.

Kelompok 7
Rani Dewi Husnayati 200721100002
Moh.Syaifur Rijal H 200721100064
A.Muharram Alafi 200721100124
Ulfatul Jinan 200721100176
ASPEK KEUANGAN DALAM KONSEP ISLAM
Analisis aspek keuangan syariah adalah kegiatan manajerial keuangan untuk mencapai tujuan usaha
dengan menjalankan dan memerhatikan kesesuaian antara perhitungan keuangan dengan prinsip-
prinsip syariah.
dalam perencanaan, pengorganisasian, penerapan dan pengawasan yang berhubungan dengan
keuangan secara syariah ada 4.
Dalam manajemen keuangan syariah terdapat tiga aktivitas yang harus berlandaskan syariah, yaitu
Dalam manajemen keuangan syariah terdapat tiga aktivitas yang harus berlandaskan syariah, yaitu:
1. Aktivitas Perolehan dana
2. Aktivitas pengelolaan aktiva
3. Aktivitas penggunaan dana
PENILAIAN INVESTASI
Investasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasionalnnya. Investasi
dapat dibedakan menjadi dua yaitu investasi pada aktiva tetap dan aktiva lancar. kedua investasi
tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu mengharapkan return dari nilai investasinya.
Untuk mencapai sasaran untuk memaksimumkan return investasi, seorang investor harus
melakukan analisis terhadap dua faktor penentu utama, yaitu tingkat risiko dan tingkat
pengembalian.
Pada umumnya investasi dalam sudut pandang konvensional dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Investasi pada financial asset
2. Investasi pada real asset
Investasi yang baik, harus memenuhi kriteria-kriteria yang menjadi landasan utama dalam melakukan investasi. Adapun kriteria-kriteria
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Cash Flow
a. Cash outflow
b. Cash Inflow
Rumus : NCF = (1 - T) + Depresiasi
NCF = EBDIT (1 - T) + (T x Depresiasi)
NCF = N1 + I (1 - T) + Depresiasi
Apabila perusahaan tidak menggunakan utang maka rumus cash inflow:
NCF = NI + Depresiasi
Keterangan:
NCF = Net Cash Inflow
EBIT = Laba sebelum bunga dan pajak
EBDIT= Laba sebelum depresiasi, bunga dan pajak
I = Bunga
NI = Laba bersih
T = Pajak
2. Playback Period
Metode ini sering dikritik karena dua sebab, yaitu:
a. Tidak memperhitungkan nilai waktu uang
b. Tidak mempertimbangkan hasil setelah biaya awal dikembalikan, juga tidak
memberikan beban karena biaya periode berjalan
PENILAIAN INVESTASI DALAM PERSPEKTIF KONVENSIONAL
1. Net Present Value (NPV)
Rumus : NPV =
2. Profitability Index (PI)
Rumus : PI = PV Arus Kas
Investasi
3. Internal Rate of Return (IRR)
Rumus : IRR = PI - CI + [ ] x 1%
Keterangan : P1 = Tingkat bunga ke-1
P2 = Tingkat bunga ke-2
C1 = NPV ke-1
C2 =NPV ke-2
PENILAIAN INVESTASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM
1. Gold Value Method (GVM)
Rumus : GVn = = LBt x Nt) : (HEt) INV
Keterangan : ISn = surplus investasi selama n tahun
LBt = Laba Bersih (aliran kas masuk)
Nt = Nisbah bagi Hasil
HEt = Laba Bersih (aliran kas masuk)
INV = Investasi Awal
n = umur proyek
t = suatu periode waktu
2. Gold Index (GI)
Rumus : GI = Total Pendapatan Emas (gram)
Jumlah Investasi Awal (gram)
Jika nilai GI lebih dari satu maka usaha tersebut layak untuk dijalankan
3. Investible Surplus Method (ISM)
Rumus : ISn (Bt Ct) (nt), untuk semua Bt dan Ct > 0.
Keterangan : ISn = Surplus investasi setelah ke-n tahun
Bt = Keuntungan (Benefit) yang diperoleh, misal kas masuk
Ct = Biaya (Cost) yang dibutuhkan, misal penganggaran kas
n = usia usaha
t = periode waktu
Bt – Ct >0 menandakan perbedaan hanya positif yang terjadi dalam keuangan, berasumsi
bahwa semua kas masuk berjalan sampai akhir periode.
Persamaan biaya usaha dapat dibandingkan dengan Peningkatan Investasi (Investible Surplus)
untuk menghitung Investible Surplus Rate (ISR) digunakan rumus:
ISR = n (Ct) (Bt1) x 100%
Persamaan (1) dan (2) di atas dapat digunakan hanya ketika kas digunakan secara hati-hati dan
dianggap terjadi pada permulaan sebuah periode.
Dengan catatan:
1. Tidak ada pembebanan yang memberikan laba kas sampai titik impas, misal jika Bt – Ct < 0.
2. Bt – Ct memberikan sebuah efektif kumulatif sampai semua biaya pulih (impas). Sesudah
peningkatan keuangan tiap tahun yang terjadi.
3. Pembebanan diberikan dari peningkatan investasi untuk sejumlah tahun, peningkatan terakhir
tidak akan memberikan akibat yang didasarkan pada asumsi bahwa laba kas terjadi pada akhir
periode. Dengan kata lain terjadi selama 5 tahun (n – t) = 5 – 5 = 0.
4. Dengan arti lain, biaya dianggap untuk semua 5 tahun, didasarkan pada asumsi bahwa semua
biaya akan kembali pada permulaan awal periode.
CUKUP SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai