Anda di halaman 1dari 42

PENGANGGARAN MODAL

Pengertian
Keseluruhan proses perencanaan dan
pengambilan keputusan mengenai
pengeluaran dana, yang melebihi jangka
waktu satu tahun disebut capital budgeting.
Dengan kata lain, capital budgeting adalah
proses perencanaan untuk membeli assets
yang return-nya diharapkan diterima selama
beberapa tahun.
Kategori Investasi :
Investasi penggantian (replacement)
Perluasan investasi (expansion)
Perluasan usaha baru (new product activities)
Penelitian dan pengembangan (research and
development)
Eksplorasi (exploration)
Keamanan dan lingkungan (safety and
surroundings)
Proyek Pengeluaran Modal
Pembelian perlengkapan baru untuk cost reduction dan
mempertahankan bisnis, pembangunan real estate atau sebuah
gedung untuk memperluas product atau service line yang ada
atau untuk memasuki bisnis baru.
Pengeluaran untuk periklanan.
Pengeluaran untuk program riset dan pengembangan.
Investasi secara permanen untuk meningkatkan persediaan dan
piutang.
Investasi untuk pendidikan pelatihan karyawan.
Pendanaan kembali obligasi lama dengan obligasi baru yang
suku bunganya lebih rendah.
Kontrak jangka panjang : analisis sewa guna usaha (leasing)
atau pembelian assets.
Evaluasi merger dan akuisisi.
Pentingnya Capital Budgeting
Proyeksi mengenai kebutuhan aktiva yang keliru dapat
berakibat serius, bila investasi terlalu banyak akan
menanggung depresiasi dan biaya tinggi, sebaliknya bila
investasi tidak cukup (under investment), ada dua masalah
yang kemungkinan terjadi :
1. Perlengkapan dan software computer yang digunakan tidak
cukup moderen untuk berproduksi secara kompetitif.
2. Perusahaan akan kehilangan market share-nya, dan untuk
mendapatkan kembali konsumen memerlukan biaya yang
sangat tinggi, melakukan pengurangan harga atau perbaikan
produk yang semuanya itu adalah mahal.
Pentingnya..... …
Waktu (timing); bila perusahaan memproyeksikan kebutuhan
aktivanya terlebih dahulu, ia dapat membeli dan menginstal
aktiva tersebut sebelum diperlukan, sehingga bila penjualan
meningkat tidak akan terjadi waktu tunggu yang terlalu lama.
Capital budgeting pada umumnya menyangkut pengeluaran
(biaya) yang sangat besar dan sebelum perusahaan dapat
menggunakan dana yang besar tersebut, ia harus membuat
rencana keuangan terlebih dahulu supaya yakin bahwa dana
tersebut dapat disediakan.
Proses Capital Budgeting
1. Estimasi cashflow
• Cash flow harus diukur atas dasar peningkatan aliran
kas (incremental basis)
• Waktu terjadinya cash flow
• Cash flow harus diukur atas dasar setelah pajak (after-
tax basis).
• Semua efek tak langsung dari proyek harus
dicantumkan dalam perhitungan cash flow.
• Nilai sumber daya yang digunakan oleh proyek harus
diukur dalam hubungannya dengan opportunity costs.
2. Resiko arus kas proyek ditentukan dan digunakan bersama
WACC (weight average cost of capital) untuk memperkirakan
discount rate proyek, disebut project cost of capital
3. Arus kas didiskonto untuk menghitung present value-nya
Klasifikasi Cashflow
Initial Cashflow/Net Investment (NI); adalah
pengeluaran kas bersih awal dari suatu proyek
ICF/NI = harga mesin baru + biaya pemasangan –
proses atas penjualan mesin lama + pajak
penjualan mesin lama
Net/operating Cash flow (NCF); sebagai laba setelah
pajak ditambah dengan pengeluaran non tunai seperti
depresiasi.
NCF = EAT + depresiasi
Untuk menghindari double counting bila sebagian sumber
dana proyek dalam bentuk hutang, maka rumus di atas perlu
disesuaikan dengan menambah bunga yang dibayar dikurangi
dengan pajak ( t )
NCF = EAT + depresiasi + bunga (1 – t)
Klasifikasi…..
Terminal Cash flow (TCF) atau nilai sisa
proyek; adalah aliran kas dari
penghentian dan pembubaran suatu
proyek pada akhir umur ekonomis.
TCF = perolehan setelah pajak dari penjualan
aktiva baru + perolehan setelah pajak
dari penjualan aktiva lama + perubahan
dalam net working capital
Proyek Independen dan Proyek
Mutually Exclusive
Proyek independen adalah proyek yang penerimaan
atau penolakannya tidak berkaitan dengan
penerimaan atau penolakan proyek yang lain.
Dengan kata lain, proyek independent adalah proyek
yang cash flow-nya tidak dipengaruhi (independen)
oleh proyek lain.
Proyek yang bersifat mutually exclusive berarti
bahwa jika sebuah proyek diterima, maka proyek
lainnya ditolak. Dengan kata lain, pilih salah satu
proyek dari dua proyek yang saling bersaing.
Metode Capital Budgeting
Payback Period (PP) dan Discounted
Payback Period (DP)
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Profitability Index (PI)
Modified IRR (MIRR)
Payback Period & Discounted
Payback Period
Payback period merupakan periode waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan investasi pada
proyek
Tahun Perkiraan NCF NCF Komulatif
(setelah pajak)
0 (1.000.000) (1.000.000)
1 500.000 500.000
2 400.000 900.000
3 300.000 1.200.000
4 100.000 1.300.000
Payback…..
bc
PP  t 
d c
t = tahun terakhir dimana jumlah cashflow komulatif
belum menutup investasi awal
b = investasi awal
c = cash inflow komulatif pada tahun t
d = cash inflow komulatif pada tahun t+1

PP = 2 + 1.000.000 – 900.000
1.200.00 – 900.000
PP = 2,3 tahun atau 2 tahun 4 bulan
Payback…..
Kriteria : tidak ada batas waktu yang
jelas, namun umumnya PP yang pendek
lebih disukai
Kelemahan PP mengabaikan arus kas
setelah PP dan nilai waktu uang,
sehingga PP dimodifikasi dimana arus
kas didiskonto terlebih dahulu baru
dicari PP-nya
Payback…..
Tahun Perkiraan NCF PV pada 10% NCF Komulatif
(setelah pajak)
0 (1.000.000) (1.000.000) (1.000.000)
1 500.000 454.500 454.500
2 400.000 330.400 784.900
3 300.000 225.300 1.010.200
4 100.000 68.200 1.078.500

Discounted PP = 2 + 1.000.000 – 784.900 = 2 + 215.100


1.010.200 – 784.900 225.300

Discounted PP = 2 + 0,95 = 2,95 tahun


Net Present Value
Net present value merupakan suatu metode yang
memperhitungkan pola cashflow keseluruhan (berkaitan dengan
waktu dan discount rate tertentu)
Metode NPV kadang-kadang disebut teknik discounted cash flow
(DCF). Cash flow proyek didiscounting dengan tingkat
pengembalian yang diinginkan perusahaan, yaitu cost of capital
(COC).
n n
NCFt
NPV    NI NPV   ( NCFt xPVIFk ,n )  NI
t 1 (1  i )
t
t 1

NCFt = net cash flow pada tahun ke-t


n = umur proyek
i = biaya modal (cost of capital atau COC)
NI = net investment (investasi bersih)
Kriteria = menolak investasi (NPV negatif) dan menerima
investasi (NPV positif)
Net….. …..
Proyek A dan B membutuhkan investasi sebesar Rp
800.000. Dengan discount rate 8%, proyek mana yang
lebih menguntungkan.
Berikut pola cashflow masing-masing proyek sbb :

Tahun Proyek A Proyek B


1 Rp 400.000,- Rp 100.000,-
2 Rp 400.000,- Rp 200.000,-
3 Rp 200.000,- Rp 200.000,-
4 Rp 100.000,- Rp 200.000,-
5 - Rp 300.000,-
6 - Rp 400.000,-
Net…..
Present value proyek A :
1. Rp 400.000 x 0,926 = Rp 370.400
2. Rp 400.000 x 0,857 = Rp 342.800
3. Rp 200.000 x 0,794 = Rp 158.800
4. Rp 100.000 x 0,735 = Rp 73.500 +
∑ Present Value = Rp 945.500
Net Investment = Rp 800.000 _
Net Present Value = Rp 145.500
Net…..
Present value proyek B :
1. Rp100.000 x 0,926 = Rp 92.600
2. Rp200.000 x 0,857 = Rp 171.400
3. Rp200.000 x 0,794 = Rp 158.800
4. Rp200.000 x 0,735 = Rp 147.000
5. Rp300.000 x 0,681 = Rp 204.300
6. Rp400.000 x 0,630 = Rp 252.000 +
∑ Present Value = Rp 1.026.100
Net Investment = Rp 800.000 _
Net Present Value = Rp 226.100
Net…..
Kesimpulan :
NPV A = Rp 145.500 dan NPV B = Rp 226.100
Sama-sama bernilai positif sehingga kedua proyek layak
untuk dilakukan, namun yang lebih menguntungkan
adalah proyek B karena nilai NPV lebih besar dari
proyek A
Internal Rate of Return
Internal Rate of Return adalah tingkat diskonto
(discount rate) yang menyamakan present value
cash inflow dengan present value cash outflow,
atau suatu tingkat diskonto yang membuat NPV
=0
IRR juga diartikan sebagai tingkat keuntungan
yang diprediksi akan dihasilkan suatu proyek
(expected rate of return)
Kriteria : IRR ≥ CoC, sebaiknya proyek
diterima dan bila IRR < CoC, maka
proyek ditolak
Internal…..
n n
NCFt NCFt

t 1 1  i 
t
 NI 
t 1 1  i 
t
 NI  0

NCF = net (operating) cash flow pada periode t


NI = net investment
i = internal rate of return
NPV
IRR  DFNPV    DFNPV   DFNPV  
NPV  NPV
DFNPV+ = Discount factor yang menghasilkan NPV positif
DFNPV- = Discount factor yang menghasilkan NPV negatif
NPV+ = Net Present Value positif
NPV- = Net Present Value negatif
Internal
Discount rate 18%
1. Rp 400.000 x 0,847 = Rp 338.800
2. Rp 400.000 x 0,718 = Rp 287.200
3. Rp 200.000 x 0,609 = Rp 121.800
4. Rp 100.000 x 0,516 = Rp 51.600 +
∑ Present Value = Rp 799.400
Net Investment = Rp 800.000 _
Net Present Value =(Rp 600)
Internal…..
Discount rate 17%
1. Rp 400.000 x 0,855 = Rp 342.000
2. Rp 400.000 x 0,731 = Rp 292.400
3. Rp 200.000 x 0,624 = Rp 124.800
4. Rp 100.000 x 0,534 = Rp 53.400 +
∑ Present Value = Rp 812.600
Net Investment = Rp 800.000 _
Net Present Value = Rp 12.600
Internal…..
IRR = 17% + 12.600 (18% - 17%)
12.600 – (600)
IRR = 17% + 12.600 (1%)
13.200
IRR = 17% + 0,95%

IRR = 17,95%
Kriteria : IRR lebih besar dari project of cost capital
(8%), maka sebaiknya proyek diterima
Internal…..
Kelemahan IRR, jika proyek memiliki
arus kas tidak normal maka
kemungkinan IRR tidak dapat
digunakan, karena dapat timbul
masalah multiple IRR.
Arus kas tidak normal adalah
serangkaian (satu atau lebih) arus kas
keluar diikuti arus kas masuk
Contoh IRR ganda
Sebuah proyek pertambangan sedang mempertimbangkan
sebuah investasi senilai $1,6 juta (proyek M).
Pertambangan tersebut diperkirakan akan menghasilkan
cash flow $10 juta pada akhir tahun 1. Pada akhir tahun
kedua, dilakukan biaya untuk memulihkan tanah bekas
pertambangan sebesar $10 juta.
IRR dicari dengan cara :
 $1,6 juta $10 juta  $10 juta
NPV    0
(1  IRR) 0
(1  IRR) 1
(1  IRR) 2

Bila NPV = 0, IRR = 25% dan 400%. Jadi IRR proyek M


ada dua yaitu 25% dan 400%.
Contoh…..
Masalah tidak timbul bila NPV digunakan. Bila
proyek mempunyai biaya modal 10%, NPV proyek
menjadi -$0,77 juta, akibatnya proyek ditolak.
Namun jika biaya modal diantara 25% dan 400%,
NPV proyek menjadi positif.
Ringkasnya, IRR ganda dapat timbul bila kriteria IRR
digunakan untuk mengevaluasi proyek yang
mempunyai cash flow tidak normal. Akibatnya
manajemen dapat mengambil kesimpulan yang salah
tentang diterima atau ditolaknya sebuah proyek
NPV (jutaan $)

1,5

1,0

0,5 IRR = 400%

Biaya modal (%)


100 200 300 400 500
-0,5

IRR = 25%

-1,0

-1,5
Kriteria Keputusan
Jumlah IRR Kriteria IRR Kriteria NPV

Cash flow pertama 1 Terima jika IRR > r Terima jika NPV > 0
negatif, sedangkan Tolak jika IRR < r Tolak jika NPV < 0
cash flow
selanjutnya positif
Cash flow pertama 1 Terima jika IRR < r Terima jika NPV > 0
positif, sedangkan Tolak jika IRR > r Tolak jika NPV < 0
cash flow
selanjutnya negatif
Beberapa cash flow Mungkin lebih IRR tidak valid Terima jika NPV > 0
setelah yang dari 1 Tolak jika NPV < 0
pertama adalah
positif dan beberapa
cash flow setelah
yang pertama
adalah negatif
Profitability Index
Profitability Index (PI) atau benefit cost ratio
adalah rasio nilai sekarang net cash flow
selama umur proyek dan net investment;
Profitability Index (PI) diinterpretasikan
sebagai nilai sekarang dari return untuk
setiap rupiah dari net investment.
Kriteria : PI ≥ 1, proyek diterima dan bila
PI < 1, proyek ditolak
Profitability…..
n

 NCF t /(1  i ) t
PI  t 1
NI

PI A = 945.500 = 1,18 PI B = 1.026.100 = 1,28


800.000 800.000

Kriteria : kedua proyek dapat diterima tetapi lebih baik


menerima proyek B yang menghasilkan PI lebih besar
Bila dua atau lebih proyek independen yang mempunyai cash
flow normal, maka PI, NPV dan IRR akan menghasilkan kriteria
keputusan yang sama. Untuk proyek-proyek mutually exclusive,
teknik PI dan NPV bisa bertentangan satu sama lain. Ini sangat
mungkin terjadi bila proyek alternatif memerlukan net investasi
yang sangat berbeda.
Modified IRR
Modified IRR adalah suatu tingkat
diskonto yang menyebabkan present
value biaya (pengeluaran) sama dengan
present value nilai terminal
Nilai terminal adalah future value dari
arus kas masuk yang digandakan
dengan biaya modal
Modified
Salah satu kelemahan metode IRR adalah adanya asumsi
bahwa cash inflow direinvestasi sebesar IRR, bukan
berdasarkan cost of capital (COC) proyek. Padahal reinvestasi
sebesar COC yang lebih benar. Akibatnya sering dijumpai konflik
keputusan antara NPV dan IRR.
Secara teoritis NPV lebih disukai, namun untuk keperluan
praktis para manajer lebih menyukai IRR dari pada NPV. Lebih
praktis menyebut keuntungan proyek dalam persentase
dibandingkan dengan sederetan angka.
Berdasarkan fakta ini, seharusnya IRR dimodifikasi sehingga
menjadi suatu indikator profitabilitas yang lebih baik. Indikator
baru ini disebut Modified Internal Rate of return (MIRR).
Modified…..
n

 CIFt 1  i 
n t
NilaiTer min al n
COFt
PV cos t 
(1  MIRR) n 
t  0 1  i 
t
 t 0

(1  MIRR ) n

CIFt = cash inflows pada periode t


n = usia proyek
i = biaya modal proyek
MIRR= modified IRR
Nilai terminal = FV dari CIF yang digandakan
dengan suku bunga sebesar
biaya modal
Contoh
Tahun Perkiraan NCF
(dikurang pajak)
0 (1.000.000)
1 500.000
2 400.000
3 300.000
4 100.000

1.000.000 = 500.000(1+0,1)3 + 400.000(1+0,1)2 + 300.000(1+0,1)1 + 100.000


(1 + MIRR)4
1.000.000 = 1.579.500
(1+MIRR)4
Contoh…..
1.000.000 = 1.579.500
(1+MIRR)4
(1+MIRR)4 = 1,5795
Log (1+MIRR)4 = log 1,5795
4 Log (1+MIRR) = 0,1985
Log (1+MIRR) = 0,0496
1+MIRR = antilog (0,0496)
1+MIRR = 1,12098
MIRR = 0,121 = 12,1%
Kelebihan MIRR dibanding IRR karena MIRR mengasumsikan arus kas
dari proyek diinvestasikan kembali (digandakan), juga dapat
menghindari multiple IRR
Apakah MIRR sebaik NPV pada
proyek mutually exclusive?
Jika dua proyek mempunyai ukuran yang sama dan umur
proyek juga sama, maka MIRR dan NPV selalu mengarah pada
kesimpulan yang sama. Jadi konflik yang dijumpai antara NPV
dan IRR tidak akan terjadi.
Jika ukuran/besar proyek sama, namun umurnya berbeda,
MIRR juga akan mengarah pada kriteria penerimaan atau
penolakan yang sama dengan NPV, jika MIRR dihitung dengan
menggunakan terminal value sebagai umur proyek yang lebih
panjang.
Namun, jika ukuran proyek berbeda, konflik masih dapat terjadi.
Misalnya bila kita memilih proyek mutually exclusive yang satu
besar, sedangkan lainnya kecil, kita akan mendapatkan NPVL >
NPVS, tapi MIRRS > MIRRL. Dalam hal ini metode NPV tetap
lebih baik
Perubahan Biaya Modal (CoC)
Selama ini asumsi biaya modal konstan dari waktu ke waktu,
seandainya perusahaan mengantisipasi perubahan biaya modal
maka perhitungan NPV harus termasuk fenomena ini.
Jika cost of capital 10% maka :
Tahun Cashflow proyek
0 (10.000.000)
1 4.100.000
2 4.100.000
3 4.100.000
NPV = -10.000.000 + 4.100.000 + 4.100.000 + 4.100.000 = 196.000
(1+0,1)1 (1+0,1)2 (1+0,1)3
Jika diperkirakan cost of capital 10% tahun-1, 12% tahun-2, dan
14% tahun-3 maka :
NPV = -10.000.000 + 4.100.000 + 4.100.000 + 4.100.000 = -26.000
(1+0,1)1 (1+0,12)2 (1+0,14)3
Jika menggunakan IRR akan bermasalah karena biaya modal
tidak tetap. Maka sebaiknya menggunakan NPV.
Kasus-kasus
1. Anda seorang analis keuangan PT.Kalah Kliring. Bos anda
meminta untuk menganalisis dua proposal investasi modal
(proyek X dan Y). Setiap proyek memerlukan biaya sebesar
10 juta rupiah dan biaya modal 12%. Arus kas bersih yang
diharapkan dari kedua proyek sbb :
Expected Net Cash Flow : Th Proyek X Proyek Y
0 (10 juta) (10 juta)
1 6,5 juta 3,5 juta
2 3 juta 3,5 juta
3 3 juta 3,5 juta
4 1 juta 3,5 juta
a) Hitung PP, NPV, IRR,MIRR dan PI untuk ke-2 proyek
b) Proyek mana yang dipilih jika proyek bersifat independen
c) Proyek mana yang dipilih jika proyek bersifat mutually
exclusive
2. PT. Joe Montana sedang mengevaluasi dua sistem
distribusi. Sistem A biaya awal besar tapi biaya
operasi tahunan kecil. Sistem B memerlukan biaya
awal kecil tetapi biaya operasi tahunan-nya besar.
Biaya modal perusahaan 8% dan expected net cost
proyek yang diharapkan adalah :
Tahun Sistem A Sistem B
0 (500.000) (200.000)
1 (120.000) (160.000)
2 (120.000) (160.000)
3 (120.000) (160.000)
4 (120.000) (160.000)
5 ( 20.000) (160.000)
a) Berapa IRR dan NPV untuk masing-masing sistem?
b) Sistem mana yang sebaiknya dipilih?
3. Empat tahun lalu dibeli mesin dengan harga Rp 100.000, usia
teknis 10 tahun. Diperkirakan mesin ini bila dijual sekarang
akan laku Rp 110.000, dengan capital gain tax rate 30% dan
normal tax rate 50%. Mesin baru bila dibeli akan diperoleh
dengan harga Rp 200.000, dengan biaya pemasangan Rp
50.000. Berapakah besarnya net investment?
4. Proyek S memiliki biaya 10 juta dan diharapkan menghasilkan
keuntungan sebesar 3 juta setiap tahun untuk lima tahun.
Proyek L memerlukan biaya 25 juta dan diharapkan
memberikan arus kas sebesar 7,4 juta per tahun selama lima
tahun pula. Tentukan NPV, IRR, MIRR, dan PI kedua proyek
jika biaya modal diasumsikan sebesar 12%. Proyek mana
yang dipilih jika kedua proyek bersifat mutually exclusive, dan
proyek mana yang benar-benar dipilih?

Anda mungkin juga menyukai