Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS LEVERAGE

PENGERTIAN
◼ Leverage diartikan sebagai penggunaan assets/dana
yang mengakibatkan adanya pengeluaran biaya tetap
◼ Operating leverage merupakan penggunaan aktiva
yang disertai dengan biaya tetap. Konsep ini
menganalisis sejauh mana sales revenue dapat
menutup biaya tetap dan biaya variabel
◼ Financial leverage merupakan penggunaan dana
yang disertai dengan beban tetap. Konsep ini
ditentukan oleh hubungan antara EBIT dan earning
per share.
Format Income Statement
(Full Costing)
Sales revenue xxx
Operating Cost of good sold xxx
Leverage Gross profit xxx
Operating expenses xxx
Earning before interest taxes xxx
Interest xxx
Financial Earning before taxes xxx
Leverage Taxes xxx
Earning after taxes xxx
Konsep Operating Leverage
◼ Operating leverage dapat menghasilkan
leverage yang menguntungkan bila sales
revenue setelah dikurangi dengan variable
cost akan lebih besar dari fixed cost.
◼ Operating leverage memberikan informasi
sejauh mana efek perubahan (pengaruh) dari
volume penjualan terhadap turun naiknya
EBIT.
◼ Operating leverage berhubungan erat dengan
analisis break even karena mempelajari
perimbangan antara sales dengan biaya.
Formula Degree of Operating
Leverage (DOL)
◼ DOL = % Δ EBIT
% Δ Sales
Atau pada berbagai level penjualan (Q)
◼ DOL = S – VC
S – VC – FC
S = Sales revenue
VC = Variable cost
FC = Fixed cost
Kasus DOL
◼ Suatu perusahaan menjual barangnya
dengan harga Rp100,- per unit. Variable
cost per unit Rp 50,-, dan fixed cost Rp
250.000,- per tahun. Penjualan saat ini
sebesar 10.000 unit. Bagaimana efek
dari perubahan penjualan terhadap
EBIT bila penjualan turun menjadi
5.000 unit atau naik menjadi 15.000
unit?
Kasus 1 Kasus 2

Sales (unit) 5.000 10.000 15.000


Sales revenue Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000
Variable cost Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 750.000
Fixed cost Rp 250.000 Rp 250.000 Rp 250.000
EBIT Rp 0 Rp 250.000 Rp 500.000
Dengan menghitung DOL maka pengaruh perubahan dapat
diketahui sebagai berikut :

DOL1 = -100% = 2
-50% Artinya bila perubahan penjualan sebesar
50% maka perubahan dalam EBIT 100%,
atau bila perubahan penjualan 10% maka
DOL2 = 100% = 2 maka EBIT berubah sebesar 20%
50%
Kasus DOL
◼ Perusahaan A, B, dan C menjual barang
pada level 80.000 unit yang
ditingkatkan menjadi 100.000 unit.
Income statement untuk masing-
masing perusahaan pada kedua level
tersebut diketahui sebagai berikut :
Perush Sales Total Cost EBIT Fixed Cost Price
(unit) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
A 80.000 136.000 24.000 40.000 2/unit
100.000 160.000 40.000
B 80.000 140.000 20.000 20.000 2/unit
100.000 170.000 30.000
C 80.000 140.000 20.000 60.000 2/unit
100.000 160.000 40.000
Dari data tersebut maka dapat dihitung degree
of operating leverage untuk masing-masing
perusahaan pada level 80.000 unit
◼DOL A = 160.000 – 96.000 = 2,67
160.000 – 96.000 – 40.000
◼DOL B = 160.000 – 120.000 = 2,00
160.000 – 120.000 – 20.000
◼DOL C = 160.000 – 80.000 = 4,00
160.000 – 80.000 – 60.000
Simpulan : semakin tinggi DOL semakin besar
pengaruh yang diberikan oleh perubahan out
put terhadap perubahan profit (EBIT)
Konsep Financial Leverage
◼ Financial leverage ditentukan oleh hubungan antara EBIT
dengan earning per share (EPS).
◼ EBIT yang menghasilkan EPS positif akan dipengaruhi
oleh explicit cost.
◼ Semakin besar dana luar yang digunakan maka semakin
besar pula explicit costnya, sehingga akan mempengaruhi
EPS.
◼ EPS juga dipengaruhi sistem pembelanjaan; kebutuhan
modal dapat dipenuhi dengan modal sendiri atau modal
asing atau kombinasi keduanya.
◼ Financial leverage disebut pula leverage factor
(perbandingan total hutang dengan seluruh dana/aktiva);
misal leverage factor 80% artinya perusahaan
menggunakan 80% hutang dan 20% modal sendiri.
Formula Degree of Financial
Leverage (DFL)
◼ DFL = % Δ EPS
% Δ EBIT
Atau pada berbagai level penjualan (Q)
◼ DFL = S – VC – FC
S – VC – FC – I
S = Sales revenue
VC = Variable cost
FC = Fixed cost
I = Interest
Kasus DFL
◼ Suatu perusahaan mengharapkan EBIT pada
tahun depan sebesar Rp 10.000,-. Modal
yang digunakan terdiri dari obligasi dengan
bunga 5% sebesar Rp 40.000,-. Prefered
stock dengan deviden Rp 4,- per share dari
500 lembar yang dimiliki, dan memiliki 1.000
lembar common stock. Diketahui income tax
yang harus dibayar 50%. Tentukan efek
terhadap earning per share bila EBIT yang
dihasilkan Rp 6.000,- ; Rp 10.000,- ; dan Rp
14.000,-.
Kasus 1 Kasus 2

EBIT Rp 6.000 Rp 10.000 Rp 14.000


Interest (5%) Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000
EBT Rp 4.000 Rp 8.000 Rp 12.000
Income tax (50%) Rp 2.000 Rp 4.000 Rp 6.000
EAT Rp 2.000 Rp 4.000 Rp 6.000
Deviden/share Rp 2.000 Rp 2.000 Rp 2.000
Earning investor Rp 0 Rp 2.000 Rp 4.000
EPS Rp 0 Rp 2.000 Rp 4.000
1000 lbr 1000 lbr 1000 lbr
= Rp 0,- = Rp 2,- = Rp 4,-

DFL1 = -100% = 2,5


-40% Artinya penurunan/kenaikan laba sebesar
40% menyebabkan turun/naiknya EPS
100% atau bila EBIT naik 10% maka EPS
DFL2 = 100% = 2,5 akan bertambah sebesar 25%
40%
Indifference Point
◼ Dalam pemilihan alternatif pembelanjaan
perlu dipertimbangkan EBIT yang
memperoleh EPS yang sama
◼ Perimbangan pembelanjaan pada leverage
factor berapapun, akan menghasilkan EPS
yang sama, yang disebut indifference point.
◼ Indifference point bermanfaat untuk
mengetahui tingkat perimbangan mana yang
paling menguntungkan
Formula Indifference Point
◼ Saham biasa vs obligasi
x (1 – t) = (x – c) (1 – t)
S1 S2
X = EBIT pada indifference point
T = pajak perseroan
C = bunga obligasi (Rp)
S1 = lembar saham biasa beredar jika menjual
seluruh saham biasa
S2 = lembar saham biasa beredar jika menjual
saham biasa dan obligasi
◼Bila sudah memiliki obligasi
(x – c1) (1 – t) = (x – c2) (1 – t)
S1 S2
C1 = bunga obligasi yang sudah ada
C2 = jumlah seluruh bunga yang ada
Kasus DFL
◼ Suatu perusahaan bekerja dengan modal sebesar Rp
40.000.000,- yang terdiri dari 800.000 lembar saham
biasa. Tahun akan datang diharapkan EBIT diperoleh
sebesar Rp 8.000.000,- sehingga diperlukan
tambahan modal sebesar Rp 10.000.000,-. Income
tax yang harus diperhitungkan adalah 50%.
◼ Alternatif pembelanjaan yang mungkin dilakukan :
- mengeluarkan obligasi dengan bunga 8%
- emisi saham baru dengan harga Rp 50,-/lbr.
◼ Bagaimana efek policy pembelanjaan berdasarkan
kedua alternatif tersebut?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai