PENDAHULUAN
bangsa dan merupakan kejahatan yang luar biasa serta menggoyahkan sendi
agenda reformasi, tetapi hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang di
angka kemiskinan absolut. Apabila tidak ada perbaikan yang berarti, maka
Indonesia untuk memberantas korupsi hingga saat ini, baik dari sisi hukum
pelaku korupsi untuk melepaskan diri dari jerat hukum. Terlepas dari
dan sistem politik yang korup telah melahirkan apatisme dan sikap yang
cenderung toleran terhadap perilaku korupsi. Akibatnya sistem sosial yang
permisif dan menganggap korupsi sebagai suatu hal yang wajar dan normal.
dengan pejabat. Gratifikasi terdapat pada penjelasan Pasal 12B Ayat (1)
Tahun 2001, bahwa: “Yang dimaksud dengan Gratifikasi dalam ayat ini
adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang,
dosen. Pada saat penyusunan skripsi mahasiswa pasti berlomba lomba agar
skripsinya di ACC oleh pembimbing. Hal itu menjadi beban bagi mahasiswa
barang atau uang yang diterima oleh penyelenggara maupun pegawai negeri
sangat mengakar mulai dari level bawah seperti kelurahan higga level
aparat negara tersebut dipilih oleh rakyat dan sudah digaji lumayan besar
yang baru ini lebih diuraikan elemen-elemen dalam pasal-pasal kitab undang-
undang hukum pidana (KUHP) yang pada awalnya hanya disebutkan saja
hadiah adalah sesuatu yang bukan saja lumrah tetapi juga berperan
masyarakat.
dengan UU NO. 20 tahun 2001 yang diatur dalam pasal 12B. Di dalam pasal
ini dijelaskan bahwa gratifikasi adalah tindak pidana kurupsi yang akan
BAB II
PEMBAHASAN
Birokrasi Publik
maju, pemberian gratifikasi bagi kalangan birokrat dilarang keras. Karena hal
satu bentuk Tindak Pidana Korupsi bila dapat dibuktikan apakah ketika
dan fasilitas lainnya, yang diterima di dalam negeri maupun yang di luar
definisi gratifikasi, bahkan para pakar pun masih memperdebatkan hal ini
gratifikasi yang dianggap suap sebagai salah satu jenis tindak pidana.
pemberian hadiah dilakukan dengan niat yang tulus dari seseorang kepada
orang lain tanpa pamrih artinya pemberian dalam bentuk “tanda kasih” tanpa
misalnya dalam mengurus pajak, seseorang memberikan uang tips pada salah
Hal ini juga sangat merugikan bagi orang lain dan perpektif dan nilai-
nilai keadilan dalam hal ini terasa dikesampingkan hanya karena kepentingan
sesorang yang tidak taat pada tata cara yang dalam mengurus pajak,
seseorang memberikan uang tips pada salah satu petugas agar pengurusan
pajaknya dapat diurus dengan segera. Hal ini juga sangat merugikan bagi
orang lain dan perpektif dan nilai-nilai keadilan dalam hal ini terasa
gratifikasi kepada kalangan pejabat ini dilarang keras dan kepada pelaku
perkawinan anaknya
inilah yang menjadi landasan gratifikasi masuk dalam kategori delik suap
dan (2) UU. No. 31 Tahun 1999 JO UU. No. 20 Tahun 2001 tentang
dengan ketentuan:
umum.
(empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana
Pembuktian Gratifikasi :
Sesuai dengan ketentuan Pasal 12C UU. No. 31 Tahun 1999 jo UU. No.
20 Tahun 2001 laporan wajib dilakukan oleh penerima gratifikasi paling lambat
30 (tiga puluh) hari kerja disampaikan secara tertulis dengan mengisi formulir
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan memberikan uang tambahan atau uang terima kasih kepada petugas
hadiah yang dilakukan tanpa tujuan pamrih sedangkan gratifikasi negatif ialah
pun keputusan yang independen. Dan jika terbukti dan patut terduga maka
akan dikenakan pasal 12 B ayat 2 UU. No.31 tahun 1999 jo UU. No. 20 tahun
penjara seumur hidup atau penjara paling sedikit singkat 4 tahun dan paling
lama 20 tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000.- dan paling
banyak 1.000.000.000.-
B. Saran dan Kritik