EKONOMI MONETER
Dosen pengampu :
Dr. Fitrawaty, S.p M,Si
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kasih
dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ekonomi
Moneter dengan baik. Kami mengucapkan terimaksih kepada Ibu atas bimbingan dan
pengajarannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik .
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangunan dari
berbagai pihak. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
PENDAHULUAN
Dalam studi ekonomi, peran uang dalam perekonomian merupakan topik yang sangat penting dan
menarik. Uang adalah salah satu komponen pokok dalam faktor keuangan dan memegang peran utama
dalam pengaturan aktivitas ekonomi masyarakat. Bagaimana uang digunakan, disimpan, dan
diperdagangkan memiliki dampak yang signifikan pada kebijakan moneter, investasi, inflasi, dan
stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Teori permintaan uang adalah salah satu konsep sentral dalam ekonomi moneter yang membahas
mengapa individu, rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah memegang uang dalam portofolio
keuangan mereka. Permintaan terhadap uang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti tingkat
suku bunga, ekspektasi inflasi, preferensi risiko, dan perkiraan keuntungan investasi. Oleh karena itu,
memahami teori permintaan uang adalah kunci untuk meramalkan perilaku ekonomi dan merancang
kebijakan moneter yang efektif.
Dalam beberapa faktor terakhir, teori permintaan uang telah mengalami perkembangan yang
signifikan seiring dengan perubahan dalam faktor keuangan global, teknologi keuangan, dan
perkembangan lainnya dalam dunia ekonomi. Makalah ini akan menjelajahi konsep dasar dalam teori
permintaan uang, menguraikan berbagai faktor yang memengaruhi permintaan terhadap uang, serta
menggambarkan aplikasi teori ini dalam analisis kebijakan moneter dan pengambilan keputusan
investasi.
Selain itu, dalam konteks perekonomian yang semakin kompleks dan global, pemahaman teori
permintaan uang juga penting bagi individu, investor, dan pengambil kebijakan untuk mengambil
keputusan keuangan yang cerdas dan berkelanjutan. Makalah ini akan memberikan wawasan yang
mendalam tentang konsep ini, membantu pembaca memahami pentingnya peran uang dalam ekonomi
modern, dan memberikan landasan untuk analisis lebih lanjut dalam konteks yang berkembang.
Dengan demikian, makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif
tentang teori permintaan uang serta relevansinya dalam konteks ekonomi global saat ini.
PEMBAHASAN
Teori permintaan uang adalah suatu kerangka kerja konseptual dalam ekonomi yang mencoba
menjelaskan mengapa individu, rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah memegang uang dalam
portofolio keuangan mereka.
Nilai uang dapat diukur atas dasar harga barang di dalam negara tersebut maupun dengan mata uang
dari negara lain, sehingga nilai uang dibedakan menjadi :
Dimana :
P = Harga Barang-Barang
Teori kuantitas uang merupakan teori yang mengemukakan adanya hubungan langsunng antara
perubahan jumlah uang yang beredar dengan perubahan harga barang.
Teori kuantitas dalam permintaan uang adalah salah satu teori penting dalam ekonomi moneter
yang pertama kali dikemukakan oleh Irving Fisher, seorang ekonom terkenal, pada awal abad ke-20.
Teori ini menghubungkan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian dengan tingkat harga dan
produksi nasional. Teori ini didasarkan pada persamaan kuantitas uang, yang sering dirumuskan sebagai
berikut:
MxV=PxY
Di mana:
a. Jika jumlah uang dalam perekonomian (M) meningkat, dan kecepatan perputaran uang (V) serta
produksi nasional (Y) tetap konstan, maka akan ada peningkatan dalam tingkat harga umum
(P).
b. Sebaliknya, jika jumlah uang dalam perekonomian tetap konstan, sedangkan kecepatan
perputaran uang dan produksi nasional meningkat, maka tingkat harga umum akan cenderung
tetap.
Poin utama dalam teori kuantitas adalah bahwa ada hubungan langsung antara jumlah uang dalam
perekonomian dan tingkat harga. Jika jumlah uang meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan
produksi nasional, maka ini dapat menyebabkan inflasi (kenaikan tingkat harga umum). Sebaliknya,
jika jumlah uang meningkat lebih lambat daripada pertumbuhan produksi nasional, maka ini dapat
menyebabkan deflasi (penurunan tingkat harga umum).
Selain itu, teori kuantitas uang memandang kecepatan perputaran uang (V) sebagai suatu variabel yang
relatif konstan dalam jangka pendek. Namun, dalam praktiknya, kecepatan perputaran uang dapat
berfluktuasi seiring dengan perubahan dalam perilaku transaksi dan perkembangan teknologi keuangan.
Penting untuk diingat bahwa teori kuantitas uang adalah kerangka kerja teoretis yang sederhana dan
dapat digunakan sebagai dasar untuk pemahaman dasar tentang inflasi. Namun, dalam dunia nyata,
hubungan antara jumlah uang, tingkat harga, dan produksi nasional jauh lebih kompleks, dan ada faktor-
faktor lain seperti kebijakan moneter, perkembangan ekonomi, dan ekspektasi yang dapat memengaruhi
dinamika inflasi.
1. Bahwa dalam kenyataan "perubahan jumlah uang (M) tidak secara langsung menaikkan "money
spending"- penggunaan uangnya. Misalnya: Bank sentral menambah JUB melalui pembelian surat-surat
berhagra, dimana dalam pembelian ini akan menaikkan likuiditas Bank-bank umum tetapi naiknya
likuiditas ini belum tentu menaikkan "money spending", mungkin yang naik hanya "indlebalances"
saja2. "velocity circulation of money: V", tidak bersifat stabil pada masyarakat modern. Karena dalam
masyarakat modern uang sebagai alat pembayaran, penimbunan kekayaan, sehingga jika ada kelebihan
uang akan digunakan untuk berbagai alternative:
a. Menambah kas
Penjelasannya :
Adalah "harga barang berbanding lurus (proporsional) dengan jumlah uang". Salah satu factor yang
menentukan harga barang tersebut adalah jumlah uang yang beredar, dimana perbandingannya adalah
proporsional. P-f(M)
Dimana:
P = harga barang-barang
M = jumlah uang yang beredar (JUB) Maka apabila JUB naik 2x maka harga-harga akan naik
2 x pula
2. Transaction Equation
Fisher mengatakan bahwa setiap pembayaran oleh rumah tangga, pengusaha ataupun pemerintah pada
pihak lain dikatakan sebagai perkalian antara harga dan kuantitasnya:
P=Pi.t=P11+P212+...+Pnin
Dimana:
MV = PT
3. The Modern Quantity Theory Of Money Dimana dalam buku milton friedman bahwa
permintaan uang itu sejalan (identik) dengan permintaan untuk barang-barang tahan lama. Di
dalam analisis friedman menggunakan uang sebagai:
M: Kartal DD+ TD
Dimana:
DD = Demand deposit
TD = Time deposit
Pemilihan M: ini dikarenakan bahwa time deposit mempunyai substitusi yang erat dengan
uang.
2.2 Teori Permintaan Uang Keynes
Keynes menganggap bahwa permintaan uang kas untuk memenuhi permintaan motif pertama dan
kedua (transaksi dan berjaga-jaga) yang berubah karena perubahan di dalam pengeluarannya, tetapi
permintaan untuk kedua motif ini adalah "interest inelastic" atau tidak dipengaruhi oleh berubahnya
tingkat bunga.
Individu atau perusahaan memerlukan uang kas untuk melakukan transaksi. Transaksi ini sering
terjadi tidak bersamaan waktunya dengan penerimaan uang. Pengeluaran ini sering kali tidak bisa
diperkirakan terlebih dahulu, sehingga sangat diperlukan adanya uang kas di tangan. Meskipun
seandainya pengeluaran dan penerimaan itu dapat diperkirakan dengan tepat, namun uang kas di tangan
tetap diperlukan. Sebab penerimaan yang diharapkan mungkin tidak jadi di terima, atau pengeluaran
untuk transaksi yang sangat penting untuk dilakukan sebelum waktu penerimaan datang, atau mungkin
suatu transaksi yang memberikan keuntungan besar sangat menarik untuk dilakukan sebelum
penerimaan datang dan sebagainya.
Sesuai dengan namanya, motif dari memegang uang ini adalah terutama untuk tujuan memperoleh
keuntungan yang bisa diperoleh dari seandainya si pemegang uang tersebut meramal apa yang akan
terjadi dengan benar. Pada teori Cambridge faktor ketidaktentuan masa depan (uncertainly) dan faktor
harapan (expectations) dari pemilik kekayaan bisa mempengaruhi permintaan akan uang dari pemilik
kekayaan tersebut. Namun teori seperti itu tidak pernah membakukan faktor-faktor tersebut ke dalam
perumusan teori moneter mereka. Perumusan permintaan uang untuk motif spekulasi dari Keynes
merupakan langkah "formalisasi" dari faktor-faktor tertentu dalam teori moneter.
Faktor yang menentukan besarnya permintaan uang salah satunya adalah suku bunga, dividen, dan
surat-surat berharga. Sementara beberapa faktor lainnya meliputi jumlah uang yang beredar ditetapkan
oleh pemerintah atau otoritas moneter dan keseimbangan di pasar uang dipengaruhi oleh besarnya
pendapatan nasional dan tingkat bunga.
Teori permintaan uang Keynes mempunyai implikasi bahwa fungsi permintaan akan uang
(Liquidity Preference) adalah fungsi yang tidak stabil, dalam arti bahwa fungsi ini bisa bergeser dari
waktu ke waktu. Hal ini karena Keynes menekankan faktor uncertainly dan expectation dalam
menentukan posisi permintaan uang untuk tujuan spekulasi.
Dimana :
Dengan kata lain, fungsi permintaan uang menurut Keynes dipengaruhi oleh faktor-faktor
psikologis, ekspektasi, dan ketidakpastian yang dapat mengubah preferensi individu terhadap
memegang uang dalam portofolio keuangan mereka. Ini berarti bahwa permintaan uang tidak hanya
bergantung pada tingkat suku bunga, tetapi juga pada faktor-faktor subjektif yang dapat berubah seiring
dengan perubahan dalam persepsi dan situasi ekonomi.
Konsep ini memiliki implikasi penting dalam kebijakan moneter, karena mengindikasikan bahwa
bank sentral dan pemerintah harus memahami faktor-faktor psikologis dan ekspektasi di dalam
perekonomian untuk merancang kebijakan yang efektif. Selain itu, ketidakstabilan dalam fungsi
permintaan uang dapat berdampak pada pergerakan tingkat suku bunga dan aktivitas ekonomi secara
keseluruhan, sehingga harus diperhitungkan dalam analisis ekonomi dan perencanaan kebijakan.
2.3 Teori Permintaan Uang Monetarisme: Pengertian dan Implikasinya
Dalam monetarisme, permintaan uang dijelaskan sebagai keinginan individu dan perusahaan
untuk memegang uang tunai atau aset moneter yang dapat dengan mudah diubah menjadi uang tunai.
Teori ini berangkat dari asumsi bahwa uang adalah alat tukar yang paling cair dan memiliki tingkat
likuiditas tertinggi di antara semua aset. Oleh karena itu, permintaan uang muncul sebagai bentuk
keinginan untuk mempertahankan sejumlah uang tunai untuk tujuan transaksi sehari-hari, keamanan,
dan spekulasi.
Secara matematis, teori permintaan uang monetarisme dapat dijelaskan dengan persamaan
berikut:
M^d = L(Y, i)
Di mana:
- M^d adalah permintaan uang riil (jumlah uang yang diminta oleh individu dan perusahaan dalam
unit riil).
- L adalah fungsi permintaan uang, yang bergantung pada pendapatan riil Y dan tingkat suku bunga i.
Dalam persamaan ini, permintaan uang riil akan meningkat seiring dengan peningkatan
pendapatan riil dan menurun ketika tingkat suku bunga naik.
Teori permintaan uang monetarisme memiliki implikasi penting dalam pengambilan kebijakan
moneter. Pertama, hal ini menekankan pentingnya pengendalian jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian. Monetarisme mempercayai bahwa kenaikan jumlah uang yang melebihi pertumbuhan
ekonomi riil dapat menyebabkan inflasi, sementara penurunan jumlah uang yang ekspansif dapat
membawa pada deflasi.
Kedua, tingkat suku bunga memainkan peran penting dalam pengaruh permintaan uang. Ketika
otoritas moneter menaikkan suku bunga, hal ini cenderung mengurangi permintaan uang karena
mendorong orang untuk menyimpan uang dalam bentuk aset yang menghasilkan bunga. Sebaliknya,
penurunan suku bunga dapat mendorong individu untuk memegang lebih banyak uang tunai.
Teori permintaan uang dalam monetarisme memberikan pemahaman yang penting tentang
bagaimana individu dan perusahaan mengatur kebutuhan mereka akan uang tunai. Pengertian ini
memiliki implikasi yang signifikan dalam pengambilan kebijakan moneter, khususnya dalam
mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi. Dengan memahami permintaan uang, otoritas
moneter dapat merancang kebijakan yang tepat untuk mencapai tujuan ekonomi yang diinginkan.
Pandangan Friedman (Monetarisme):
1. Penekanan pada Jumlah Uang: Milton Friedman, seorang ekonom monetarisme terkemuka,
menekankan pentingnya jumlah uang dalam ekonomi. Baginya, perubahan dalam jumlah uang
yang beredar memiliki dampak langsung pada tingkat harga. Oleh karena itu, dalam pandangan
Friedman, permintaan uang berkorelasi langsung dengan jumlah uang beredar, dan tugas otoritas
moneter adalah menjaga pertumbuhan uang beredar yang stabil.
2. Tujuan Utama adalah Stabilitas Moneter: Friedman memandang stabilitas moneter sebagai tujuan
utama kebijakan ekonomi. Dia meyakini bahwa peningkatan stabilisasi nilai uang dan
pencegahan inflasi adalah kunci untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
3. Pengaruh Pendapatan Terbatas: Dalam pandangan Friedman, permintaan uang lebih dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti tingkat harga dan tingkat suku bunga daripada pendapatan. Pendapatan
dianggap memiliki pengaruh yang lebih terbatas pada permintaan uang.
1. Penekanan pada Motif Transaksi dan Spekulatif: Dalam teori permintaan uang menurut Keynes,
terdapat dua motif utama: motif transaksi (menggunakan uang untuk transaksi sehari-hari) dan
motif spekulatif (menggunakan uang sebagai alternatif investasi). Keynes menganggap bahwa
permintaan uang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pendapatan dan tingkat suku
bunga.
2. Tingkat Pendapatan yang Signifikan: Keynes menganggap tingkat pendapatan sebagai faktor
yang sangat signifikan dalam permintaan uang. Semakin tinggi pendapatan individu atau
perusahaan, semakin besar permintaan uangnya untuk tujuan transaksi sehari-hari.
3. Kebijakan Fiskal Lebih Penting: Pandangan Keynesianisme menekankan penggunaan kebijakan
fiskal (seperti perubahan dalam belanja pemerintah dan pajak) untuk mengendalikan ekonomi.
Dalam situasi ketika permintaan uang rendah dan tingkat pengangguran tinggi, Keynesianisme
mengusulkan peningkatan belanja pemerintah untuk menggerakkan ekonomi.
1. Penekanan pada Jumlah Uang: Milton Friedman, seorang ekonom monetarisme terkemuka,
menekankan pentingnya jumlah uang dalam ekonomi. Baginya, perubahan dalam jumlah uang
yang beredar memiliki dampak langsung pada tingkat harga. Oleh karena itu, dalam pandangan
Friedman, permintaan uang berkorelasi langsung dengan jumlah uang beredar, dan tugas otoritas
moneter adalah menjaga pertumbuhan uang beredar yang stabil.
2. Tujuan Utama adalah Stabilitas Moneter: Friedman memandang stabilitas moneter sebagai tujuan
utama kebijakan ekonomi. Dia meyakini bahwa peningkatan stabilisasi nilai uang dan
pencegahan inflasi adalah kunci untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
3. Pengaruh Pendapatan Terbatas: Dalam pandangan Friedman, permintaan uang lebih dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti tingkat harga dan tingkat suku bunga daripada pendapatan. Pendapatan
dianggap memiliki pengaruh yang lebih terbatas pada permintaan uang.
1. Penekanan pada Motif Transaksi dan Spekulatif: Dalam teori permintaan uang menurut Keynes,
terdapat dua motif utama: motif transaksi (menggunakan uang untuk transaksi sehari-hari) dan
motif spekulatif (menggunakan uang sebagai alternatif investasi). Keynes menganggap bahwa
permintaan uang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pendapatan dan tingkat suku
bunga.
2. Tingkat Pendapatan yang Signifikan: Keynes menganggap tingkat pendapatan sebagai faktor
yang sangat signifikan dalam permintaan uang. Semakin tinggi pendapatan individu atau
perusahaan, semakin besar permintaan uangnya untuk tujuan transaksi sehari-hari.
3. Kebijakan Fiskal Lebih Penting: Pandangan Keynesianisme menekankan penggunaan kebijakan
fiskal (seperti perubahan dalam belanja pemerintah dan pajak) untuk mengendalikan ekonomi.
Dalam situasi ketika permintaan uang rendah dan tingkat pengangguran tinggi, Keynesianisme
mengusulkan peningkatan belanja pemerintah untuk menggerakkan ekonomi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perbedaan antara teori permintaan uang menurut Keynes dan teori permintaan uang
monetarisme yang dianut oleh Friedman mencerminkan perbedaan dalam pandangan tentang peran
pemerintah dalam ekonomi dan pengaruh uang terhadap tingkat harga. Keynesianisme menekankan
perlunya campur tangan pemerintah dalam mengatasi ketidakstabilan ekonomi, sedangkan
monetarisme lebih mempromosikan pasar bebas dan kebijakan moneter yang stabil.
Pilihan antara kedua pendekatan ini memiliki dampak besar pada pengambilan kebijakan
ekonomi, dan kedua teori ini telah memainkan peran penting dalam perkembangan pemikiran ekonomi
modern. Bagi para pembuat kebijakan, memahami perbedaan ini adalah kunci untuk merancang strategi
yang efektif dalam menangani tantangan ekonomi seperti resesi dan inflasi.
Daftar pustaka
https://id.scribd.com/document/527273831/MAKALAH-TEORI-PERMINTAAN-UANG#
https://www.transfez.id/teori-kuantitas-uang/
https://e-journal.uajy.ac.id/8739/3/2EP17813.pdf
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/01/160428269/teori-permintaan-uang-keynes?page=all
https://finance.binus.ac.id/2022/12/keynesian-theories-of-money-demand-lecturenotes/
https://e-journal.uajy.ac.id/15655/3/EP184932.pdf
http://scholar.unand.ac.id/27752/2/BAB%20I.pdf