Anda di halaman 1dari 17

Proses Penawaran Uang dan Managemen Moneter

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Dosen Pengampu :

Andzar Afdhalul Azmi, ME

Disusun oleh :

Chandra Gunawan NIM. 19.05.0208

Deni Irawan NIM. 19.05.0193

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
PERSATUAN ISLAM BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan dan
memberikan rahmat, nikmat, taufik serta karunia-Nya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini. Penulisan makalah yang berjudul Proses Penawaran Uang
dan Manajemen Moneter ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
dan Kebijakan Moneter. Disamping itu kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk


menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan
maupun kesalahan. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih
baik lagi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca pada umumnya dan kami khususnya.

Bandung, 30 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penawaran Uang ........................................................................ 3


B. Lembaga-lembaga yang Mengatur Penawaran Uang .................................. 3
C. Macam-Macam Penawaran Uang ................................................................ 3
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang ................................. 8
E. Pengertian Managemen Moneter dalam Ekonomi Islam ............................ 11
F. Instrumen-instrumen Utama Manajemen Moneter dalam Ekonomi Islam . 11
G. Tujuan Manajemen Moneter dalam Ekonomi Islam ................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak
kebijakan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakam laju pertumbuhan yang dibentuk dari
berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan
tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
Kuznets dan Sirojuzilam mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
“Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan
semakin banyak barang kepada penduduknya, kemampuan ini bertambah sesuai
dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang
di perlukan”.
Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi stabil
bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan, ini diibaratkan mata uang
dua sisi, kadang dicapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak stabil.
Untuk mencapai inilah diperlukan kebijakan moneter.
Kebijakan moneter bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke
kondisi yang lebih baik atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut diukur
dengan menggunakan indikator-indikator makro utama seperti terpeliharanya
pertumbuhan ekonomi yang baik, stabilitas harga umum yang terkendali, dan
menurunnya tingkat pengangguran.
Sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yang
kegiatannya bertumpu pada aset keuangan kredit perbankan, maka pemerintah
perlu melaksanakan kebijakan moneter melalui pengelolaan atau pengaturan
sistem perkreditan secara dinamis, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
struktur potensi ekonomi masyarakat daerah (resource base) yang akan
digerakkan.
Managemen moneter bertujuan untuk mencapai stabilisasi ekonomi.
Berhasil tidaknya tujuan dari kebijakan moneter tersebut dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu kuat tidaknya hubungan kebijakan moneter dengan kegiatan
ekonomi dan jangka waktu perubahan kebijakan moneter terhadap kegiatan
ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud penawaran uang?
2. Lembaga-lembaga apa saja yang mengatur penawaran uang?
3. Apa saja macam-macam penawaran uang itu?

1
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran uang?
5. Apa pengertian managemen moneter dalam ekonomi Islam?
6. Apa saja instrumen-instrumen utama manajemen moneter dalam ekonomi
Islam?
7. Apa tujuan manajemen moneter dalam ekonomi Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penawaran uang
2. Untuk mengetahui lembaga-lembaga apa saja yang mengatur penawaran
uang
3. Untuk mengetahui macam-macam penawaran uang
4. Untuk mengetahui pengertian managemen moneter dalam ekonomi Islam
5. Untuk mengetahui instrumen-instrumen utama manajemen moneter dalam
ekonomi Islam
6. Untuk mengetahui tujuan manajemen moneter dalam ekonomi Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penawaran Uang
Penawaran uang adalah jumlah uang beredar yang tersedia dalam suatu
perekonomian. Adapun kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan
untuk mengatur penawaran uang atau mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi
penawaran uang merupakan tugas bang indonesia untuk mengendalikanya.
B. Lembaga-lembaga yang Mengatur Penawaran Uang
Ada tiga lembaga yang menawarkan uang antara lain pemerintah, bank
sentral, dan bank umum. Setiap penawaran uang ke masyarakat dicatat dalam
neraca pemerintah. Bank sentral menawarkan uang dalam bentuk uang kartal
sedangkan bank umum menawarkan uang dalam bentuk uang giral.
1) Penawaran Uang Oleh Pemerintah
Dahulu pemerintah juga menawarkan uang kemasyarakat dalam bentuk
uang pecahan. Proses penawaran yang dilakukan pemerintah kepada
masyarakat besar kecilnya dicatat dalam neraca. Alasan pemerintah
mengeluarkan uang pecahan adalah sebagai uang transaksi kecil-kecil dan
sebagai pendapatan pemerintah.
2) Penawaran Uang Oleh Bank Sentral
Bank sentral merupakan bank sentral yang dapat mencetak uang dan
mengedarkan uang yang berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Pada masa
sekarang, penawaran uang kartal ke masyarakat melalui satu lembaga, yaitu
bank sentral.
3) Penawaran Uang Oleh Bank Umum
Bank umum dapat menawarkan uang karena bank umum dapat
mengeluarkan cek yang dimana cek itu dianggap atau berlaku sebagai alat
pembayaran alat transaksi yang pantas. Uang yang ditawarkan oleh bank
umum berbentuk uang giral.
C. Macam-Macam Penawaran Uang
1) Penawaran Uang Tanpa Bank

3
Teori ini adalah gambaran ketika perekonomian masih menggunakan
emas sebagai alat pembayaran dan belum ada sistem perbankan yang
mempengaruhi kegunaan alat tukar tersebut.
Ciri penawaran/supply emas pada zaman tersebut adalah sebagai berikut:
a. Jumlah emas/alat tukar yang beredar berubah-ubah (bisa naik turun).
b. Jumlah emas turun apabila terjadi defisit neraca pembayaran luar negeri
untuk pembayaran barang (dikirim keluar karena impor-ekspor).
c. Terjadi perubahan jumlah emas ini juga bisa dikarenakan adanya
peningkatan penggunaan emas untuk produksi lain (perhiasan).
d. Jumlah emas juga akan naik jika terjadi surplus pembayaran luar negeri atau
ditemukan ditambang emas baru.
e. Uang beredar benar-benar ditentukan secara optimis oleh proses pasar (tidak
ada campur tangan pemerintah atau otoritas moneter yang melakukan
kebijakan moneter).
f. Penambahan produksi emas (tambang dan dimurnikan) oleh
produsen/penawaran (pemerintah permintaan dan harga emas tersebut). Jika
harga emas tinggi dibandingkan barang yang dipertukarkan maka produksi
emas akan tinggi, namun jika penawaran berlebih maka harga emas akan
turun dan penawarannya akan berkurang.
g. Teori penawaran uang (sistem emas) belum berkembang dan masih dalam
bentuk yang sederhana, karena tidak banyak memerlukan campur tangan
untuk mempengaruhi jumlahnya.
2) Penawaran Uang Menurut Klasik
Penawaran uang dan harga menurut pandangan klasik dibedakan
menjadi 2 bentuk, yang pertama teori kuantitas dan kedua adalah teori sisa
tunai. Pandangan pokok teori tersebut sama, yaitu perubahan dalam
penawaran uang akan menimbulkan perubahan proposional dengan tingkat
harga. Kenaikan penawaran uang akan menaikkan harga pada tingkat yang
sama dan penurunan penawaran uang akan menurunkan harga juga pada
tingkat yang sama.
a. Teori Kuantitas Uang (The Quantity Theory of Money)

4
Irving Fisher menyatakan dalam teori kuantitas uang, bahwa adanya
saling keterkaitan antara jumlah uang beredar dengan total pengeluaran
dari barang dan jasa akhir yang diproduksi di dalam suatu perekonomian.
Menurut Fisher, teori ini mendorong orang untuk lebih condong
memegang uang dengan motif untuk melakukan transaksi. Kemudian
Persamaan Kuantitas ini muncul dimana Total Pengeluaran dipecah ke
dalam dua variabel yaitu Harga (P) dan Total Transaksi (T).
Uang x Perputaran = Harga x Transaksi
MV=PT
Dimana :
M : Jumlah uang beredar
V : Velocity / perputaran uang dalam satu periode
P : Harga barang dan jasa
T : Jumlah transaksi
Sisi kanan dari persamaan identitas tersebut mencerminkan transaksi
yang terjadi di dalam suatu perekonomian, dimana P adalah harga rata-
rata (average price) dan T adalah jumlah transaksi yang terjadi di dalam
perekonomian selama periode tertentu. Sisi kiri dari persamaan di atas
mencerminkan jumlah uang yang digunakan untuk melakukan transaksi
yang dilakukan di dalam suatu perekonomian selama periode tertentu. M
adalah kuntitas uang, sedangkan V adalah perputaran uang transaksi
(transaction velocity of money) untuk mengukur tingkat dimana uang
bersikulasi dalam perekonomian.
Menurut Mankiw (2007), persamaan kuantitas adalah sebuah
identitas definisi dari empat variabel membuatnya benar. Persamaan ini
berguna karena menunjukan bahwa jika satu dari variabel-variabel itu
berubah, satu atau lebih variabel juga harus berubah untuk menjaga
persamaan. Akan tetapi persamaan di atas mempunyai permasalahan,
yaitu bahwa transaksi sulit untuk diukur. Maka Mankiw berpendapat
bahwa untuk memecahkan permasalahan ini, jumlah transaksi T diganti
menjadi output total dari perekonomian Y. Transaksi dan output berkaitan

5
dikarenakan semakin banyak perekonomian berproduksi maka semakin
banyak pula barang/jasa dibeli atau dijual, namun keduanya tidaklah
sama.
Fisher menyadari bahwa Total Pengeluaran dapat berubah, kemudian
memisahkan Total Pengeluaran menjadi Kuantitas Barang yang dibeli
(Y), dan Harga dari barang tersebut (P). Sehingga persamaannya menjadi:
Uang x Perputaran = Harga x Output
MV=PY
Karena Y juga merupakan pendapatan total, maka V dalam persamaan
kuantitas versi ini menjadi perputaran pendapatan uang (income velocity
of money). Perputaran pendapatan uang menyatakan berapa kali uang
masuk ke dalam pendapatan seseorang dalam periode waktu tertentu.
b. Teori Sisa Tunai
Teori ini juga menerangkan sifat hubungan antara penawaran uang
dan tingkat harga. Teori sisa tunai diterangkan dengan persamaan sebagai
berikut :
M = kPT
Dimana M,P,T mempunyai arti yang sama dengan persamaan dari MV =
PT, k adalah bagian dari pendapatan masyarakat.
Adanya kritik-kritik atas teori kuantitas uang sebagai berikut :
1. Pemisalan bahwa T = tetap adalah kurang tepat.
2. Laju peredaran uang tidak selalu tetap dalam jangka pendek dan
jangka panjang.
3. Hubungan antara penawaran uang dan harga adalah lebih rumit dari
yang di terangkan oleh teori kuantitas.
4. Teori kuantitas hanya memperhatikan fungsi uang sebagai alat untuk
melicinkan kegiatan tukar-menukar dan transaksi dengan
menggunakan uang.
5. Teori kuantitas uang mengabaikan efek perubahan penawaran uang
atas suku bunga.

6
3) Teori Penawaran Uang Modern
Teori penawaran uang modern atau sistem standar kertas dikembangkan
oleh ekonom-ekonom setelah Keynes. Dalam sistem standar kertas, sumber
dari terciptanya uang beredar adalah otoritas moneter yang merupakan
penyalur uang inti atau uang primer, sedangkan lembaga keuangan
(perbankan) merupakan penyalur uang sekunder bagi masyarakat. Proses
terciptanya uang beredar merupakan proses pasar, yaitu hasil interaksi antara
permintaan dan penawaran, bukan sekedar pencetakan uang atau keputusan
pemerintah saja. Apabila pada suatu waktu permintaan akan uang inti tidak
sama dengan penawaran uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang
masing-masing akan melakukan penyesuaian berupa tindakan-tindakan di
sub-pasar uang inti sehingga akhirnya terjadi keseimbangan antara
permintaan dan penawaran.
Demikian juga, apabila terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan
penawaran di sub-pasar uang sekunder (uang giral). Pada saat pasar dalam
posisi keseimbangan, pemerintah penambah penawaran uang inti kepada
masyarakat. Tambahan uang inti akan diterima masyarakat sebagai tambahan
uang tunai (kartal). Hal ini dapat mengganggu keseimbangan karena
masyarakat akan merasa terlalu banyak memegang uang tunai. Jika tindakan
penyesuaian yang dilakukan masyarakat adalah dengan menyimpan kelebihan
uang tunai tersebut kedalam rekening giro, maka berarti cadangan bank
menjadi lebih besar, dan bank mungkin akan menanamkan kelebihan
cadangan tersebut dengan membeli SBI.
Dalam transaksi tersebut, bank menerima SBI dan BI menerima uang
tunai. Jadi, tambahan uang inti oleh pemerintah, kembali ke BI sebagai
otoritas moneter. Uang kartal yang dipegang masyarakat tetap, tetapi ada
tambahan uang giral sehingga menjadi bertambah.
Dalam dunia pertukaran modern, para produsen emas tidak mempunyai
peranan moneter lagi karena dalam standar uang kertas, sumber dari
terciptanya uang beredar adalah otoritas moneter (bank sentral) sebagai
supplier uang inti dan lembaga keuangan/perbankan sebagai supplier

7
sekunder. Pasar uang terdiri dari dua sub-pasar, yaitu sub-pasar uang primer
dan sub-pasar uang sekunder.
Masing-masing mempunyai permintaan dan penawarannya, namun kedua
sub-pasar pasar tersebut sangat erat berhubungan satu sama lain. Sub-pasar
uang primer lebih bersifat fundamental karena uang sekunder (giral) hanya
bisa tumbuh karena ada uang primer. Uang sekunder (giral) diciptakan oleh
bank berdasarkan uang primer yang dipegang bank (cadangan bank). Tanpa
ada uang primer tersebut tidak mungkin bank menciptakan uang sekunder.
Jadi sub-pasar tersebut bisa dibedakan secara konsep tetapi jelas bahwa dalam
kenyataan keduanya tidak terpisahkan satu sama lain.
Apabila suatu saat sub-pasar uang inti mencapai keseimbangan tetapi sub-
pasar uang sekunder belum, maka keseimbangan yang sebenarnya belum
tercapai. Di sub-pasar uang sekunder akan terjadi tindakan-tindakan
penyesuaian yang mempengaruhi permintaan dan penawarannya. Perubahan
pada permintaan dan penawaran uang sekunder (giral) pasti akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran uang inti. Jadi sub-pasar uang inti
yang tadinya sudah seimbang menjadi tidak seimbang, yang kemudian akan
ada tindakan-tindakan penyesuaian di sub-pasar ini. Proses penyesuaian ini
akan terus terjadi di kedua sub-pasar sampai kedua sub-pasar tersebut
mencapai keseimbangan secara bersama-sama (simultan). Bila keadaan ini
tercapai, maka pasar uang akan secara keseluruhan mencapai keseimbangan
yang sesungguhnya 1(equilibrium).
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang
1) Bank Sentral
Bank sentral (BI) dapat mempengaruhi penawaran uang karena bank
sentral mempunyai hak oktroi untuk mencetak dan mengedarkan uang
kartal. Selain memiliki hak oktroi, Bank Sentral juga dapat mempengaruhi
jumlah uang beredar melalui kebijakan moneter, berupa :
a. Politik diskonto (menaikkan atau menurunkan suku bunga)

1
Didik Susteyo dan Rina consela, Perubahan Uang Inti dan penawaran uang/https://lib.ui.ac.id/

8
b. Politik pasar terbuka (memperjual belikan surat berharga)
c. Politik cash ratio (Menaikkan dan menurunkan cadangan kas untuk
bank umum)
d. Politik kredit selektif (Pengaturan pemberian kredit)
2) Pemerintah
Pemerintah melalui menteri keuangan atas persetujuan Gubernur
Bank Indonesia dapat meminta perum peruri untuk mencetak uang berupa
uang kertas dan uang logam pemerintah (uang yang nominalnya kecil).
3) Bank Umum
Bank umum dapat menciptakan uang giral (uang bank) melalui
pembelian saham/surat berharga dari masyarakat. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar
yaitu :
a. Kebijakan Bank Sentral melalui hak oktroinya.
b. Pemerintah melalui hak mencetak uang dengan nominal terkecil.
c. Bank umum melalui pembelian surat-surat berharga dari masyarakat.
Selain ketiga lembaga diatas, faktor yang lain yang mempengaruhi
penawaran uang/jumlah uang beredar yaitu :
1) Tingkat Bunga
Jika tingkat bunga yang ditentukan bank sentral maupun bank umum
tinggi, akan mendorong masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank dan
penciptaan kredit baru terhambat sehingga jumlah uang beredar akan
berkurang. Demikian pula sebaliknya jika suku bunga di bank-bank rendah,
akan menyebabkan masyarakat enggan menabung dan akan mendorong
terciptanya kredit baru, sehingga jumlah uang beredar akan bertambah.
Semakin tinggi tingkat bunga, semakin sedikit jumlah uang yang
beredar. Semakin rendah tingkat bunga, semakin banyak jumlah uang yang
beredar.
2) Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat adalah sejumlah uang yang diterima
masyarakat pada jangka waktu tertentu. Semakin tinggi pendapatan

9
masyarakat, semakin banyak uang yang beredar karena semakin sering
melakukan transaksi, begitu juga sebaliknya.
3) Harga Barang
Harga barang merupakan faktor sensitif terhadap jumlah uang
beredar. Jika harga barang mahal, masyarakat dituntut untuk memiliki
jumlah uang lebih banyak sehingga akan menyebabkan jumlah uang beredar
semakin banyak. Akan tetapi sebaliknya, jika harga barang murah jumlah
uang beredar akan berkurang, karena masyarakat akan menyimpan
kelebihan uangnya di bank.
4) Selera Masyarakat terhadap Barang
Jika selera masyarakat terhadap suatu jenis barang meningkat, akan
mendorong naiknya permintaan. Jika permintaan naik maka harga barang
akan naik, sehingga jumlah uang beredar akan naik, begitu juga sebaliknya.
5) Jumlah Penduduk
Semakin banyak (padat) jumlah penduduk, semakin banyak dan
semakin cepat uang beredar.
6) Geografis
Keadaan geografis di perkotaan lebih cepat sehingga lebih banyak
jumlah uang yang beredar dibanding di pedesaan.
7) Struktur Perekonomian
Struktur ekonomi negara agraris berbeda dengan negara industri,
peredaran uang di negara industri lebih cepat dan lebih banyak.
8) Teknologi dan Ilmu Pengetahuan
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara yang lebih
maju menjadi faktor lebih cepatnya uang beredar dibandingkan dengan
negara yang menerapkan teknologi yang sederhana.
9) Globalisasi Industri di Lingkungan Dunia Usaha

10
Semakin global arus modal ekonomi antarnegara, semakin meningkat
uang yang beredar. Karena dipengaruhi oleh transaksi-transaksi
internasional, dalam hal ini kurs uang mempengaruhi peredaran2.

E. Pengertian Managemen Moneter dalam Ekonomi Islam


Dasar pemikiran manajemen moneter dalam konsep ekonomi islam adalah
terciptanya stabilitas permintaan dan terarahnya permintaan uang kepada
tujuan yang penting dalam produktif. Dengan demikian, setiap instrumen yang
mengarah kepada instabilitas dan pengalokasian sumber dana secara tidak
produktif akan ditinggalkan.
Pada sistem ekonomi islam, managemen moneter yang efisien dan adil tidak
berdasarkan mekanisme suku bunga, melainkan dengan menggunakan strategi
yang berdasarkan tiga instrumen utama.3
F. Instrumen-instrumen Utama Manajemen Moneter dalam Ekonomi
Islam
1) Value Judgments, dapat menciptakan suasana yang memungkinkan alokasi
dan distribusi resources yang sesuai dengan ajaran islam. Pada dasarnya
resources merupakan amanah dari Allah yang pemanfaatannya harus efisien
dan adil berdasarkan nilai-nilai islam. Money demand harus dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan dasar dan investasi yang produktif, sama sekali
bukan untuk comspicuous consumptiom, pengeluaran-pengeluaran non
produktif dan spekulatif.
2) Institutional, yang berkaitan dengan kegiaatan sosial, ekonomi dan politik
yang salah satunya adalah mekanisme harga yang dapat meningkatkan
efisien dalam pemanfaatan resources. Walaupun mekanisme harga tidak
menjamin pencapaian tujuan-tujuan ekonomi suatu negara, namun disadari
sepenuhnya bahwa mekanisme harga yang disertai dengan nilai-nilai sistem
yang ada dapat memudahkan pencapaian tujuan.

2
https://id.scribd.com dikutip pada 31 maret 2022 pukul 13.02
3
https:///www.dkampus.com/2017/01/manajemen-moneter-dalam-ekonomi-islam/ dikutip pada 31
maret 2022 jam 13.52

11
3) Vinancial Intermediation, yang berdasarkan sistem provit-and-losse
sharing. Dalam sistem ini, money demand dialokasikan dengan sarat hanya
untuk proyek-proyek yang bermanfaat dan hanya kepada debitur yang
mampu mengelola proyek secara efisien. Dengan persyaratan seperti itu,
diharapkan dapat meminimalisasi money demand unuk pemanfaatan yang
tidak berguna, non produktif dan spekulatif. Selain itu, persyaratan tersebut
dapat menciptakan masyarakat yang memiliki enterpreneurship sekalipun
diantara golongan miskin. Sedangkan golongan kaya dapat berkontribusi
sehingga para enterpreneur tersebut dapat menghasilkan output, perluasan
kesempatan kerja dan pemenuhan kebutuhan dasar.
G. Tujuan Manajemen Moneter dalam Ekonomi Islam
Managemen moneter alternatif yang berasarkan nilai-nilai islam akan
menciptakan stabilitas harga dan perekonomian yang lebih stabil dan kondusif
sehingga dapat berkontribusi terhadap pencapaian tujuan-tujuan ekonomi
suatu negara. Pembahasan managemen moneter alternatif ini meliputi money
demand, money supply dan isntrumen kebijakan moneter yang berdasarkan
nilai-nilai islam.

12
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Penawaran uang adalah jumlah uang beredar yang tersedia dalam suatu
perekonomian. Adanya kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan
untuk mengatur penawaran uang atau mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi
penawaran uang merupakan tugas Bank Indonesia untuk mengendalikanya. da
tiga lembaga yang menawarkan uang antara lain; pemerintah, bank sentral, dan
bank umum. Setiap penawaran uang ke masyarakat dicatat dalam neraca
pemerintah. Bank sentral menawarkan uang dalam bentuk uang kartal.dan bank
umum menawarkan uang dalam bentuk uang giral
Dasar pemikiran manajemen moneter kedalam konsep ekonomi islam
adalah terciptanya stabilitas permintaan dan terarahnya permintaan akan uang
kepada tujuan yang penting dalam produktif. Dengan demikian, setiap
instrumen yang mengarah kepada instabilitas dan pengalokasian sumber dana
secara tidak produktif akan ditinggalkan.
Pada sistem ekonomi islam, managemen moneter yang efisien dan adil
tidak berdasarkan mekanisme suku bunga, melainkan dengan menggunakan
strategi yang berdasarkan tiga instrumen utama.
Bank sentral (BI) dapat mempengaruhi penawaran uang karena bank
sentral mempunyai hak oktroi untuk mencetak dan mengedarkan uang kartal.
Selain memiliki hak oktroi, Bank Sentral juga dapat mempengaruhi jumlah
uang beredar melalui kebijakan moneter.

13
DAFTAR PUSTAKA
Didik Susteyo dan Rina consela, Perubahan Uang Inti dan penawaran
uang/https://lib.ui.ac.id

https:///www.dkampus.com/2017/01/manajemen-moneter-dalam-ekonomi-islam/
https://id.scribd.com

14

Anda mungkin juga menyukai