Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEORI PENAWARAN UANG


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah fiskal dan moneter dalam islam

Disusun oleh : kelompok 3

Uswatun Hasanah : 3319376


Annisa Audia : 3319391
Lathi Fathul Ilmi : 3319405
Meisy Yolanda : 3319370

Dosen pengampu :

IVO SABRINA, SE.I,M.E.SY

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat, Taufik,
hidayah dan inayah-Nya, makalah Fiskal Dan Moneter Dalam Islam ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan Salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat Dan seluruh orang yang senantiasa mengikuti sunnah beliau.

Makalah Fiskal Dan Moneter Dalam Islam ini dibuat berdasarkan kepada panduan
dan Garis-garis Besar Program Pengajaran yang diberikan oleh Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi.

Juga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu di dalam
penyusunan materi kuliah ini kami ucapkan terima kasih, karena tanpa arahan, bimbingan dan
motivasi yang diberikan, tentunya belum bisa tersaji kepada para pembaca, walaupun tidak
bisa kami sebutkan namanya satu persatu.

Akhir kata, sebagai karya makalah Fiskal Dan Moneter Dalam Islam yang baik
tentunya memerlukan sebuah celah untuk menyempurnakan materi ke depan, untuk itu kami
dengan segala kerendahan hati menerima masukan demi maksud di atas demi peningkatan
dan penyempurnaan dalam makalah dan pembelajan ini.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penawaran Uang Tanpa Bank ..................................................................................... 4

2.2 Teori Penawaran Uang Modern .................................................................................. 5

2.3 Permintaan dan Penawaran Uang dalam Islam ........................................................... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 10

3.2 Saran .......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Padahakikatnya, penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu
perekonomian. Kita telah mengenal kebijakan moneter ,yaitu kebijakan yang bertujuan
untukmengatur penawaran uang atau mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi penawaran
uangmerupakan tugas pemerintah melalui banksentral (bank Indonesia).Sangat perlu
dipahami bahwa konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas. Suatu aset likuid adalah
aset yang dengan mudah dapat diliangkan dengan tanpa kehilangan risikorugi. Pada suatu sisi
ekstrem dari spektrum likuiditas, uang tunai adalah aset yang paling likuid dengan daya beli
penuh. Pada tingkat spektrum likuiditas moderat kita mengenal uang kuasi yangsecara
definitif tidak secara langsung berfungsi sebagai medium ofchange. Pada sisi ekstremlainnya
kita mengenal aset-aset yang sangat tidak likuid sebagai alat pertukaran sepertirumah, tanah,
obligasi, jangka panjang dan sebagainya. Uang beredar (moneysupply) tercipta melalui
interaksi pasar yaitu permintaan dan penawaran uang, jadi uang beredar dapat bertambah dan
berkurang tergantung tarik-menarik antara permintaan dan penawaran uang yang tercermin
pada perilaku utama dalam pasar uang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:

2. Bagaimana teori penawaran uang tanpa Bank ?


3. Bagaimana teori penawaran uang Modern ?
4. Bagaimana teori permintaan dan penawaran uang dalam Islam?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana teori penawaran uangtampa bank


2. Untuk mengetahui teori penawaran uang modern
3. Untuk mengetahui teori permintaan dan penawaran uang dalam islam.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penawaran Uang Tanpa Bank

Teori ini adalah gambaran ketika perekonomian masih menggunakan emas sebagai
alat pembayaran dan belum ada sistem perbankan yang mempengaruhi penggunaan alattukar
tersebut. Jumlah alat tukar ini di masyarakat berubah-ubah sesuai dengan tersedianyaemas di
masyarakat. Ciri penawaran uang pada teori ini, yaitu harga emas bisa naik dan bisaturun,
uang beredar secara otomatis berdasarkan mekanisme pasar, dan tanpa campur tangan
pemerintah.Jumlah uang (emas) dapat turun apabila emas dikirim keluar negeri untuk
menutupdefisit neraca pembayaran (impor), industri-industri yang menggunakan emas dalam
proses produksinya menyedot emas yang ada. Jumlah uang beredar (emas) naik apabila ada
surplusneraca pembayaran atau karena produksi emas meningkat.Uang beredar ditentukan
oleh proses pasar, sedangkan pemerintah bank sentral atau perbankan tidak mempunyai
pengaruh terhadap besarnya uang beredar. Contoh sederhana:Suatu perekonomian tertutup
yang menggunakan emas untuk alat pembayarannya. Dalamhal ini uang hanya akan
bertambah apabila orang memproduksi emas. Sedangkan produsenemas akan memproduksi
emas hanya apabila menguntungkan, yaitu apabila harga emas di pasaran lebih tinggi dari
pada biaya produksinya.Ciri penawaran/suplay emas pada zaman tersebut:

• Jumlah emas/ alat tukar yang beredar berubah-ubah (bisa turun atau naik)
• Jumlah emas turun apabila terjadi defisit neraca pembayaran luar negeri untuk
pembayaran barang (dikirim keluar karena impor atau ekspor)
• Terjadi perubahan jumlah emas ini juga bisa dikarenakan adanya peningkatan
penggunaanemas untuk produksi lain (perhiasan).
• Jumlah emas juga akan naik jika surplus pembayaran luar negeri atau ditemukan
tambangemas baru.
• Uang beredar benar-benar ditentukan secara otomatis oleh proses pasar (tidak ada
campurtangan pemerintah/otoritas moneter yang melakukan kebijakan moneter).
• Penambahan produksi emas (di tambang dan di murnikan) oleh produsen emas
mengikutihukum perilaku produsen/penawaran (mengikuti pemerintah dan harga
emas tersebut) jikaharga emas tinggi dibandingkan barang yang dipertukarkan
maka produksi emas akan tinggi, namun kemudian jika penawaran emas berlebih
harga emas akan turun dan penawarannya akan berkurang.
Teori penawaran uang (sistem emas) belum berkembang dan masih dalam bentuk
yang sederhana , karena tidak banyak memerlukan campur tangan untuk mempengaruhi
jumlahnya.1

2.2 Teori Penawaran Uang Modern

Dalam perekonomian modern digunakan sistem standar kertas dan sebagaisumber


terciptanya uang beredar adalah otoritas moneter (pemerintah dan banksentral)dan lembaga
keuangan. Otoritas moneter sebagai sumber penawaran uang inti dan lembaga keuangan
sebagai sumber penawaran uang sekunder. Jumlah uang beredarmerupakan proses pasar,
artinya hasil interaksi antara permintaan dan penawaran, dan bukan hanya pencetakan uang
atau merupakan keputusan pemerintah saja. Apabila suatuwaktu permintaan uang inti tidak
sesuai dengan penawaran uang inti, maka para pelaku pasar untuk masing-masing akan
melakukan “penyesuaian” berupa tindakan-tindakan (mengubah struktur /komposisi dari
kekayaan) di sub pasar uang inti sehingga terjadikeseimbangan antara permintaan dan
penawaran. Demikian juga jika terjadiketidakseimbangan di pasar uang sekunder. Kedua sub
pasar ini harus mencapaikeseimbangan secara bersama-sama. Contoh:Ketika pasar dalam
posisi keseimbangan, pemerintah penambahan penawaran uang inti kepada masyarakat (ada
kenaikan gaji pegawai). Tambahan uang intiakan diterima masyarakat sebagai tambahan
uang tunai. Hal ini dapat mengganggukeseimbangan karena masyarakat akan merasa terlalu
banyak memegang uang tunai.

Jika tindakan penyesuaian yang dilakukan masyarakat adalah dengan menyimpan


kelebihanuang tersebut dalam rekening giro, maka berarti bahwa cadangan bank menjadi
lebih besar, dan bank mungkin akan menanamkan kelebihan uang tersebut dengan
membeliSBI. Dalam transaksi tersebut, bank menerima SBI dan BI menerima uang tunai.
Jadi,tambahan uang inti oleh pemerintah, kembali ke BI sebagai otoritas moneter. Uang
kartalyang dipegang masyarakat tetap, tetapi ada uang tambahan uang giral, sehingga MI
bertambah.Dalam dunia pertukaran modern, para produsen emas tidak mempunyai
perananmoneter lagi karena dalam standar uang kertas, sumber dari terciptanya uang
beredaradalah otoritas moneter (bank sentral sebagai supplier uang inti dan Lembaga
keuangan/perbankan sebagai supplier uang sekunder. Pasar uang itu terdiri dari 2 sub pasar

1
Adiwarman A.Karim Ekonomi Islam Suatu Kajian Ekonomi Makro Jakarta lllT Indonesia 2002
yaitusub pasar uang primer dan uang sekunder. Masing-masing mempunyai permintaan dan
penawarannya, namun kedua sub pasar tersebut sangat erat berhubungan satu sama lain.Sub
pasar uang primer lebih bersifat fundamental karena uang sekunder (giral) diciptakanoleh
bank berdasarkan uang primer yang dipegang bank. Tanpa ada uang primer tersebut jika
mungkin bank menciptakan uang sekunder. Jadi kedua sub pasar tersebut bisadibedakan
secara konsep tetapi jelas bahwa dalam kenyataan keduanya tidak terpisahkansatu sama
lain.Mengingatkan kedua sub pasar tersebut sangat erat terkait satu sama lain, maka para
pelaku pasar baru berhenti melakukan tindakan-tindakan penyesuaian hanya apabila
permintaan dan penawaran di masing-masing sub pasar mencapai keseimbangan secara
bersama sama. Apabila pada suatu saat, katakana, sub pasar uang inti mencapaikeseimbangan
tetapi sub pasar uang sekunder belum, maka keseimbangan tetapi sub pasar uang sekunder
belum, maka keseimbangan yang belum tercapai. Di sub pasar uangsekunder akan terjadi
tindakan tindakan penyesuaian yang mempengaruhi permintaandan penawarannya.
Perubahan pada permintaan dan penawaran uang sekunder (giral) pasti akan mempengruhi
permintaan dan oenawaran uang inti. Jadi sub pasar uang intiyang tadinya sudah seimbang
menjadi tidak seimbang, dan tentu kemudian akan adatindakan tindakan penyesuaian di sub
pasar ini.Proses penyesuaian ini akan terus terjadi (di kedua Sub pasar tersebut) sampaikedua
sub pasar tersebut mencapai keseimbangan secara bersama sama (simultan). Baruapabila
keadaan ini tercapai, maka pasar uang secara keseluruhan mencapaikeseimbangan yang
sesungguhnya (equilibrium). 2

1.Pengertian Jumlah Uang Beredar Zaman KlasikSebagian ekonomi klasik


mengartikan uang beredar sebagai uang kertas dan logamyang ada ditangan masyarakat
karena hanya uang inilah yang benar-benar merupakan daya beli yang langsung digunakan
atau dibelanjakan sertamempengaruhi harga barang-barang.

2.Pengertian Jumlah Uang Beredar Ketika Peranan Bank Makin


BerkembangPengertian jumlah uang beredar ketika peranan bank makin berkembang
dibagimenjadi tiga, yaitu:

a. Dalam Arti SempitJumlah uang yang beredar merupakan seluruh uang kartal
(uang tunai) yangdipegang masyarakat dan uang giral yang dimiliki
perseorangan pada bank- bank umum.

2 Eugene A, Diulio Uangdan Bank, Yogyakarta BPFE, 1977


b. Dalam Arti LuasJumlah uang yang beredar merupakan uang beredar selain
uang kartal dangiro yang dipegang masyarakat, juga termasuk deposito
berjangka dantabungan dan deposito berjangka ini dapat diubah menjadi uang
tunai samadengan uang kartal, bahkan pada perekonomian yang makin
banyaktransaksi yang dilakukan melalui bank.
c. Dalam Arti Paling LuasJumlah uang yang beredar juga termasuk uang yang
disimpan dilembagakeuangan lain bukan bank (bukan bank umum dan bank
tabungan) asalkanmemenuhi syarat sebagai uang, yaitu harganya tetap dan
dapat diterimamasyarakat secara umum (misalkan lembaga pembiayaan,
ansuransi, dan pegadaian)

2.3 Permintaan dan Penawaran Uang dalam Islam

Teori permintaan uang dan penawaran uang dalam ekonomi Islam, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
2.3.1 Permintaan Uang menurut Mazhab Iqtishduna
Menurut mazhab ini, permintaan uang hanya ditujukan untuk dua tujuan
pokok, yaitu: transaksi dan berjaga-jaga atau untuk investasi. Secara matematis
formula permintaan uang dapat dituliskan sebagai berikut :
Md = Mdtrans + Mdprec
Permintaan uang untuk transaksi merupakan fungsi dari tingkat pendapatan
yang dimiliki oleh seseorang. Di mana semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang,
maka permintaan uang untuk memfasilitasi transaksi barang dan jasa akan
meningkat.3
2.3.2 Permintaan Uang menurut Mazhab Mainstream
Permintaan uang dalam Islam menurut Metwally juga hanya dikategorikan
dalam dua hal, yaitu permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga. Perbedaan
baru terlihat di antara mazhab ini dengan melihat bagaimana perilaku permintaan
uang untuk motif berjaga-jaga dalam Islam dan variable apa yang mempengaruhi
motif berjaga-jaga ini. Landasan filosofis dari teori dasar permintaan ini adalah,
bahwa Islam mengarahkan sumber-sumber daya yang ada untuk alokasi secara
maksimum dan efisien. Pelarangan hoarding money atau penimbunan kekayaan
merupakan “kejahatan” penggunaan uang yang harus diperangi. Pengenaan pajak
terhadap asset produktif yang menganggur merupakan strategi utama yang digunakan
3 Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, (Jakarta: Graha Ilmu, 2005), hal. 206
oleh mazhab ini. Ini dilakukan untuk mengalokasikan setiap sumber daya yang ada
pada kegiatan usaha produktif.
Jumlah uang yang diperlukan dalam ekonomi Islam hanya memenuhi dua
motivasi (yaitu transaksi dan berjaga-jaga) merupakan fungsi dari tingkat pendapatan,
pada tingkat tertentu di atas yang telah ditentukan zakat atas aset yang kurang
produktif. Meningkatnya pendapatan akan meningkatakan permintaan atas uang oleh
masyarakat, untuk tingkat pendapatan tertentu yang terkena zakat.
Penawaran uang dalam ekonomi Islam dikontrol oleh negara sebagai
pemegang monopoli atas penerbitan mata uang sebagai alat tukar yang sah (legal
tender). Islam membuat suatu ketentuan yang jelas tentang suatu “Badan Keuangan
Nasional” (Central National Finance House) dengan cabang-cabang yang tersebar
diseluruh negeri. Badan ini, yang pada masa awal Islam disebut “Baitul Mal”,
merupakan prototype dari semua bank sentral modern milik negara, yang
melaksanakan seluruh fungsi seperti yang dilakukan oleh bank sentral, dengan
mengecualikan penerbitan mata uang (issue of currency) dan fungsi lain yang telah
dipercayakan Islam kepada Bendahara Negara. Negara melakukan sendiri kontrol
terhadap penerbitan uang dan kepemilikan atas semua bentuk uang baik uang logam,
uang kertas atau kredit. Negara melalui Badan Keuangan Nasional berserta
perwakilan cabang-cabangnya berkuasa penuh untuk mengontrol uang logam,
pencetakan uang kertas, dan pengadaaan bahan- bahan uang dengan proporsi yang
layak antara perunggu, nikel, perak, dan emas serta kertas, sesuai dipandang paling
praktis. Benda-benda ini akan mempunyai status penuh sebagai uang sesuai dengan
denominasinya dan pasti diterima sebagai alat tukar yang sah dalam bentuk transaksi,
tanpa terpengaruh oleh keadaan apakah ia diberikan secara terpisah atau bersama-
sama.4
2.3.3.Permintaan Uang menurut Mazhab Alternatif
Permintaan uang dalam mazhab ini sangat erat kaitannya dengan konsep
edogenous uang dalam islam. Teori edogenous dalam Islam secara sederhana dapat
diartikan sebagai berikut: “Keberadaan uang pada hakekatnya adalah representasi dari
volume transaksi yang ada dalam sektor riil”. Teori inilah yang kemudian
menjembatani dan tidak mendikotomikan antara pertumbuhan uang di sektor moneter
dan pertumbuhan nilai tambah uang di sektor riil.

4
Ibid, hal. 207-208
Islam menganggap bahwa perubahan nilai tambah ekonomi tidak dapat di
dasarkan semata-mata pada perubahan waktu. Nilai tambah uang terjadi jika dan
hanya jika ada pemanfaatan secara ekonomis selama uang tersebut dipergunakan.
Dengan demikian, tidak selalu nilai uang harus bertambah walau waktu terus
bertambah, akan tetapi nilai tambahnya akan bergantung dari hasil yang diisahakan
dari uang itu. Secara makroekonomi, nilai tambah uang dan jumlahnya hanyalah
representasi dari perubahan dan pertambahan di sektor riil. Konsep inilah yang
kemudian mejadikan landasan sistem moneter Islam selalu berpijak pada sektor
mikroekonomi.
Menurut Choudhury yang dikutip oleh Eko Suprayitno, permintaan uang
adalah representasi dari keseluruhan kebutuhan transaksi dalam sektor riil. Semakin
tinggi kapasitas dan volume sektor riil meningkat, maka permintaan uang akan
meningkat. Valriabel sosio ekonomi (î), kebijakan pemerintah dalam regulasi
ekonomi (ø) dan informasi objektif masyarakat akan kondisi riil perekonomian.
Permintaan uang dan penawaran uang dipengaruhi oleh besar profit-sharing atau
expected rate of profit. Tinggi rendahnya expected rate of profit ini merupakan
reprensentasi dari prospek pertumbuhan actual ekonomi.
Expected rate of profit merupakan harapan keuntungan yang bisa didapatkan
dari menginvestasikan uang di sektor riil. Ketika permintaan uang untuk kegiatan
investasi meningkat, maka akan berdampak pada penurunan nilai expected rate of
profit. Begitu juga sebaliknya, apabila permintaan uang menurun, maka nilai expected
rate of profit akan turun.
Permintaan uang sebagai manifestasi dari aktual kapasitas transaksi sektor riil
adalah penjumlahan dari total permintaan uang oleh individu atau lembaga keuangan:
ð mewakili tingkat keuntungan, 𝑦 adalah pendapatan riil, 𝑝 adalah tingkat harga atau
inflasi, 𝑟𝑏 menunjukkan ratio bagi hasil antara shahibul mal dan mudharib dalam
bank (b) atau lembaga keuangan (b). 𝑆 adalah total pengeluaran nasional. 𝑅 adalah
reerve requirement yang dikeluarkan oleh bank sentral kepada bank-bank umum.5

5
Ibid, hal. 209
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penawaran uang tanpa bank, teori ini adalah gambaran ketika perekonomian
masih menggunakan emas sebagai alat pembayaran dan belum ada sistem perbankan
yang mempengaruhi penggunaan alattukar tersebut. Jumlah alat tukar ini di
masyarakat berubah-ubah sesuai dengan tersedianyaemas di masyarakat. Ciri
penawaran uang pada teori ini, yaitu harga emas bisa naik dan bisaturun, uang beredar
secara otomatis berdasarkan mekanisme pasar, dan tanpa campur tangan
pemerintah.Jumlah uang (emas) dapat turun apabila emas dikirim keluar negeri untuk
menutupdefisit neraca pembayaran (impor), industri-industri yang menggunakan emas
dalam proses produksinya menyedot emas yang ada. Jumlah uang beredar (emas) naik
apabila ada surplusneraca pembayaran atau karena produksi emas meningkat.Uang
beredar ditentukan oleh proses pasar, sedangkan pemerintah bank sentral atau
perbankan tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya uang beredar.

Teori penawaran uang modern, dalam perekonomian modern digunakan


sistem standar kertas dan sebagaisumber terciptanya uang beredar adalah otoritas
moneter (pemerintah dan banksentral)dan lembaga keuangan. Otoritas moneter
sebagai sumber penawaran uang inti dan lembaga keuangan sebagai sumber
penawaran uang sekunder. Jumlah uang beredarmerupakan proses pasar, artinya hasil
interaksi antara permintaan dan penawaran, dan bukan hanya pencetakan uang atau
merupakan keputusan pemerintah saja.

3.2 Saran

setelah kita mempelajari makalah fiscal dan moneter dalam islam ini semoga
dapat menambah wawasan dalam ilmu khususnya pada mata kuliah fiscal dan
moneter dalam islam. Mohom maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terimaksih.
DAFTAR PUSTAKA

A.Karim, Adiwarman .2002. Ekonomi Islam Suatu Kajian Ekonomi Makro. Jakarta lllT Indonesia
Eugene A. 1977. Diulio Uangdan Bank, Yogyakarta BPFE -Yogyakarta
Suprayitno Eko. 2005.Ekonomi Islam, Jakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai