Anda di halaman 1dari 16

PENAWARAN UANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Moneter yang di ampu oleh
Dr. Khairunnisa Musari, ST., M.MT

Oleh Kelompok :
Moch Fajri Imaduddin

: 083144200

Alfiatul Hasanah

: 083144203

Solehatun Nisak

: 083144205

Siti Komariah

: 083144207

Tamamas Syauqi Romadon : 083144204

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER
Oktober, 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ilahi robbi, karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Ekonomi Moneter dengan
pembahasan mengenai Penawaran Uang

yang diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi perkembangan keilmuan meskipun di dalamnya masih terdapat


banyak celah dan kekurangan yang merupakan indikasi keterbatasan kami semata.
Dalam penyusunan makalah ini, kami ucapkan terimakasih kepada semua
pihak khususnya ibu Khairunnisa Musari selaku dosen mata kuliah Ekonomi Moneter
yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan dengan tujuan agar dapat mereduksi kembali penulisan dalam makalah yang
dinilai tidak sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku. Tidak ada kata yang patut
diucap melainkan kata maaf atas kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan
makalah ini.

Jember, 2 November 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................
Kata Pengantar .................................................................................................................
Daftar Isi ...........................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................................
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Penawaran Uang ...................................................................................
B. Konsep Penawaran Uang ........................................................................................
C. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Uang.........................................
D. Teori Penawaran Uang Tanpa Bank .......................................................................
E. Teori Penawaran Uang Modern ..............................................................................
Bab III Penutup
Kesimpulan
Daftar pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Uang merupakan alat pertukaran yang sah dimana fungsi uang pada
jaman sekarang ini sangat berperan aktif baik dalam pertumbuhan ekonomi
suatu bangsa ataupun keluarga. Penawaran uang adalah jumlah uang yang ada
dan siap beredar untuk keperluan transaksi bagi masyarakat pada wilayah dan
waktu tertentu. Jumlah keseluruhan atau kuantitas uang yang beredar dalam
perekonomian (biasa disebut stok uang) memiliki pengaruh yang sangat besar
dalam berbagai variabel ekonomi.
Ada dua pengertian uang yang beredar, yaitu uang dalam arti sempit
(narrow mone atau M1) dan uang dalam arti luas (broad money atau M2).
Uang dalam arti sempit berarti semua kewajiban sistem moneter (bank sentral
dan bank-bank umum) kepada sektor domestik atau masyarakat. Aset yang
paling jelas dimasukkan ke dalam penghitungan ini adalah mata uang berupa
uang kertas dan yang logam. Mata uang merupakan alat pertukaran yang
secara luas diterima dalam perekonomian. Dengan demikian, mata uang
merupakan bagian dari stok uang. Selain mata uang, stok uang yang dihitung
dalam M1 adalah simpanan yang mudah ditarik, seperti rekening koran
(demand deposit).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Penawaran Uang ?
2. Apa Konsep Penawaran Uang?
3. Apasaja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang?
4. Bagaimana teori penawaran Uang non Bank ?
5. Bagaimana Teori Penawaran Uang Modern ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Penawaran Uang
2. Mengetahui Konsep Penawaran Uang
3. Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Uang
4. Mengetahui teori penawaran Uang Non Bank
5. Mengetahui Teori Penawaran Uang Modern

BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penawaran Uang
Penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu
perekonomian. Namun bila penawaran uang diartikan dalam teori moneter
mempunyai arti yang sama dengan jumlah uang beredar. Sedangkan
penawaran uang secara umum disebut sebagai jumlah uang yang beredar
yang diartikan sebagai semua uang kartal dan uang giral yang ada di tangan
masyarakat bukan bank, atau sebagai jumlah uang kartal dan uang giral di luar
system moneter ang dimiliki sector swasta domestic.
Sesuai dengan cakupan uang beredar yang beragam maka yang
dimaksud dengan jumlah uang beredar di Indonesia adalah nilai keseluruhan
uang yang berada ditangan masyarakat. Pengertian jumlah uang beredar
dibagi dua yaitu jumlah uang beredar dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Jumlah uang beredar dalam arti sempit (Narrowmoney atau M1) adalah
jumlah uang beredar yang terdiri dari uang kartal dan uang giral.
.
M1=C + DD
Dimana:
M = jumlah uang beredar dalam arti sempit
C = uang kartal (uang kertas dan uang logam)
DD = Demand Deposit (uang giral/ cek)

M2 = M1 + TD
Jumlah uang beredar dalam arti luas (Broadmoney atau M2) adalah
M1 ditambah deposito berjangka (Time deposit).
Dimana:
M2 = Jumlah uang beredar dalam arti luas
TD = Time Deposit (Deposito berjangka)

B. Konsep Penawaran Uang


Uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai dan diterima umum
untuk melakukan berbagai macam transaksi ekonomi/pembayaran seperti
pembelian barang dan jasa, pelunasan hutang, investasi, dan sebagainya.
Pembahasan umum yang terkait dengan teori uang dalam ilmu ekonomi
moneter biasanya mengenai dengan teori permintaan uang dan teori
penawaran uang. Teori permintaan uang sudah kita pelajari dalam modul 3,
sehingga pokok pembahasan kita kali ini mengenai teori penawaran uang.
Secara definisi, penawaran uang merupakan jumlah uang yang tersedia
dalam suatu perekonomian atau jumlah uang yang beredar (JUB) di
masyarakat. Konsep penawaran uang terkait dengan kebijakan moneter yaitu
kebijakan yang bertujuan untuk mengatur jumlah uang yang beredar. Dengan
demikian penawaran uang dikendalikan sepenuhnya oleh bank sentral.
Perubahan jumlah uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh uang
inti dan pelipat uang (multiplier). Besarnya uang inti sangat tergantung pada
kebijakan-kebijakan yang ditentukan oleh bank sentral. Pelipat uang, selain
dipengaruhi oleh perilaku bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agenagen ekonomi lainnya seperti bank umum dan masyarakat domestik.
Konsep uang sangat terkait pada konsep likuiditas. Suatu aset
dikatakan likuid jika aset tersebut dengan mudah diuangkan tanpa kehilangan
risiko rugi. Pada satu sisi ekstrim dari spektrum likuiditas, uang tunai adalah
aset yang paling likuid dengan daya beli penuh. Pada tingkat spektrum
likuiditas moderat terdapat uang kuasi yang secara definitif tidak secara
langsung berfungsi sebagai medium of exchange. Pada sisi ekstrim lainnya
terdapat aset-aset fisik yang sangat tidak likuid sebagai alat pertukaran seperti
rumah, tanah, obligasi jangka panjang dan sebagainya.

C. Faktor faktor yang mempengaruhi penawaran uang


Banyak faktor yang mempengruhi pergeseran kurva penawaran uang,
antara lain tingkat bunga, tingkat inflasi, pendapatan nasional serta nilai tukar.
1. Tingkat bunga.
Bunga merupakan imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini
merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan
dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Persentase dari pokok
utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode
tertentu disebut suku bunga. Suku bunga tetap adalah suku bunga pinjaman
yang tidak berubah sepanjang masa kredit. Suku bunga mengambang adalah
suku bunga yang berubah-ubah selama masa kredit berlangsung dengan
mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti misalnya LIBOR dimana cara
perhitungannya dengan menggunakan sistem penambahan marjin terhadap
kurs referensi. Tingkat bunga merupakan faktor utama yang mempengaruhi
jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Tingginya tingkat bunga
menyebabkan biaya produksi meningkat yang pada gilirannya menyebabkan
dunia usaha menjadi lesu.

2. Tingkat inflasi.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan
(kelebihan likuiditas/alat tukar) dan yang kedua adalah tekanan produksi dan
atau distribusi. Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) lebih
dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter yang dilakukan bank
sentral. Inflasi ini terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan yang
biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi
permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.
Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan
permintaan

terhadap

barang dan

permintaan

terhadap

faktor-faktor

jasa

mengakibatkan

produksi

tersebut.

bertambahnya
Meningkatnya

permintaan

terhadap

faktor

produksi

itu

menyebabkan

harga faktor

produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment dimana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume
likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga
disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank
sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank
sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Sementara itu

inflasi tekanan produksi (cost push inflation )

diakibatkan kurangnya produksi dan keterbatasan distribusi. Inflasi ini


dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini
dipegang oleh pemerintah seperti fiskal, perpajakan, kebijakan pembangunan
infrastruktur, regulasi, dan lain sebagainya. Inflasi ini terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi,
walaupun permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat
secara signifikan. Adanya ketidaklancaran aliran distribusi ini atau
berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat
memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaanpenawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru
terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.

3. Pendapatan Nasional.
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan
permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.
Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang
akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga,
sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan
penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaanperusahaan dengan tingkat harga tertentu. Konsumsi merupakan salah satu

faktor yang memengaruhi pendapatan nasional Jika terjadi perubahan


permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan
menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran
dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan
kenaikan tingkat harga dan pendapatan nasional, yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat
cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan pendapatan nasional dan
menambah pengangguran. Bila pendapatan nasional rendah, pemerintah
mungkin akan memperbanyak jumlah uang yang beredar dengan tujuan untuk
menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha (melalui peningkatan suku
bunga dan peningkatan harga).

4. Nilai tukar rupiah.


Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah
rupiah yang beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan
penawaran. Tingkat bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat. Nilai
tukar yang berdasarkan pada kekuatan pasar akan selalu berubah disetiap kali
nilai-nilai salah satu dari dua komponen mata uang berubah. Sebuah mata
uang akan cenderung menjadi lebih berharga bila permintaan menjadi lebih
besar dari pasokan yang tersedia. Nilai akan menjadi berkurang bila
permintaan kurang dari penawaran yang tersedia. Peningkatan permintaan
terhadap mata uang adalah yang terbaik karena dengan meningkatnya
permintaan untuk transaksi uang, atau mungkin adanya peningkatan
permintaan uang yang spekulatif.

D. Teori Penawaran Uang Tanpa Bank


Teori-teori lama tentang jumlah uang beredar sangat sederhana dan
menganggap seakan akan perbankan tidak ada. Teori yang sederhana adalah

gambaran dari sistem standar emas, yang salah satunya memiliki fungsi
sebagai alat pembayaran. Salah satu cara untuk menurunkan jumlah uang
beredar adalah mengirim emas keluar negeri untuk menutup defisit neraca
pembayaran. Emas digunakan untuk membayar barang-barang yang diimpor
yang jumlahnya lebih besar daripada nilai barang-barang yang diekspor atau
karena industri-industri yang menggunakan emas dalam proses produksinya.
Dengan demikian emas yang tersedia semakin berkurang karena digunakan
untuk alat pembayaran. Jumlah uang beredar akan naik jika ada surplus neraca
pembayaran

atau karena produksi emas meningkat, misalnya karena

ditemukan tambang emas yang baru.


Sistem moneter tersebut tidak memerlukan regulasi dari otoritas
moneter ataupun pemerintah karena jumlah uang beredar ditentukan oleh
mekanisme

pasar.

Dalam

perekonomian

tertutup

seperti

ini

yang

menggunakan emas sebagai alat pembayaran maka penawaran uang akan


bertambah apabila orang memproduksi emas. Penawaran uang tidak bisa
diubah sesuai kehendak pemerintah dan semua tergantung pada produsen
emas. Produksi emas memerlukan biaya untuk menambang, memurnikan,
mencetak dan sebagainya. Produsen emas hanya akan memproduksi emas jika
menguntungkan dirinya, artinya dia akan berproduksi apabila harga emas
dipasaran lebih tinggi dari biaya produksinya.
Karena emas adalah alat pembayaran umum maka jika harga emas
naik berarti harga barang-barang lain turun, demikian sebaliknya. Dengan
demikian produsen akan cenderung untuk menaikkan produksi emasnya.
Selanjutnya jika jumlah emas yang tersedia bertambah dan sesuai dengan
hukum pasar, maka hal ini akan cenderung menurunkan harga emas. Jika
harga emas turun dan harga barang-barang naik maka produksi emas
cenderung berkurang atau bahkan berhenti. Jadi dalam kondisi tersebut maka
penawaran uang secara otomatis akan menyesuaikan diri dengan permintaan

akan uang sehingga sehingga harga emas secara otomatis selalu mencapai
kestabilannya.
Selain uang emas, sejarah juga mencatat penggunaan kedua logam
emas secara bersamaan. Penggunaan dua mata uang tersebut juga menganut
mekanisme pasar sehingga kestabilannya akan terjaga. Salah satu dalil yang
menyoroti masalah ini adalah dalil Gresham atau Gresham law yang
menyatakan bahwa uang logam mulia yang dinilai terlalu tinggi dibanding
biaya produksi akan cenderung menggeser uang lainnya yang digunakan
sebagai alat pembayaran. Pernyataan ini dikenal dengan istilah bad money
drives out good money.
Perumusan teori kuantitas uang yang dikemukakan para ekonom
Klasik pada umumnya belum terbebas dari bayangan bekerjanya sistem
standar emas. Irving Fisher, dalam teori kuantitas uangnya tidak ada
penjelasan mengenai bagaimana proses dan terjadinya pertambahan jumlah
uang beredar. Alfred Marshal termasuk ekonom Klasik yang menyadari
bahwa proses bagaimana tambahan uang tersebut sampai ke tangan
masyarakat sangat menentukan macam mekanisme (proses) bagaimana harga
akhirnya naik. Apabila tambahan emas tersebut tersebar ke masyarakat lewat
pasar logam emas, maka menurut Marshall akibat pertama adalah tngkat
bunga turun dan selanjutnya akan meningkatkan kegiatan spekulasi yang
akhirnya akan meningkatkan harga. Apabila tambahan emas tersebut langsung
diberikan kepada masyarakat, maka harga-harga langsung naik tanpa melalui
penurunan tingat bunga.
Sementara Keynes dalam teorinya mengenai pasar uang menganggap
bahwa kenaikan jumlah uang beredar (penawaran uang) langsung terjadi di
pasar uang. Keynes lebih menekankan pada proses kebijakan fiskal berupa
defisit anggaran yang dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk
mengangkat perekonomian dalam keadaan depresi. Defisit anggaan belanja

tersebut dibiayai dengan pencetakan uang dan uang baru ini langsung
dibelanjakan oleh pemerintah hingga kemudian sampai ditangan masyarakat.

E. Teori Penawaran Uang Modern


Dalam perekonomia modern, sumber dari terciptanya uang beredar
adalah otoritas moneter (pemerintah dan bank sentral) serta lembaga
keuangan. Otoritas moneter merupakan pemasok uang inti dan uang primer,
sedangkan lembaga keuangan (perbankan) merupakan pemasok uang
sekunder masyarakat.
Pasar uang itu sendiri terdiri dari dua sub pasar yaitu sub pasar uang
primer dan sub pasar uang sekunder. Meskipun masing-masing mempunyai
permintaan dan penawarannya, namun kedua sub tersebut sangat erat
berhubungan satu sama lain. Sub pasar uang primer bersifat lebih fundamental
karena uang sekunder (giral) hanya bisa tumbuh apabila ada uang primer.
Proses terciptanya uang beredar merupakan proses pasar, artinya hasil
interaksi antara permintaan dan penawaran dan bukan sekedar pencetakan
uang atau suatu keputusan pemerintah semata. Apabila suatu waktu
permintaan akan uang inti tidak sesuai dengan penawaran uang inti maka
para pelaku dalam pasar uang masing akan melakukan penyesuaian berupa
tindakan-tindakan di sub pasar uang inti sehingga akhirnya terjadi
keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
Jika posisi keseimbangan belum tercapai maka akan terus terjadi
proses penyesuaian berupa tindakan-tindakan oleh para pelaku pasar uang.
Tindakan-tindakan tersebut berupa usaha dari para pelaku pasar untuk
mengubah struktur atau komposisi dari kekayaan yang ia pegang menuju ke
arah struktur dan komposisi yang ia inginkan. Tindakan tersebut akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran uang dan akan berhenti dilakukan
apabila semua pelaku dalam pasar uang telah puas dengan struktur dan
komposisi neraca (kekayaan) yang mereka punya. Proses penyesuaian

komposisi neraca dinamakan proses penyesuaian portofolio atau portfolio


adjustment.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oleh karena peranan uang yang sangat penting permintaan akan uang akan
bertambah seiring dengan kebutuhan pemakai yang tiap hari akan semakin bertambah
diiringi dengan perkembangan zaman yang semakin modern.
Kita dapat simpulkan bahwa Penawaran uang adalah jumlah uang yang ada
dan siap beredar untuk keperluan transaksi bagi masyarakat pada wilayah dan waktu
tertentu. Jumlah keseluruhan atau kuantitas uang yang beredar dalam perekonomian
(biasa disebut stok uang) memiliki pengaruh yang sangat besar dalam berbagai
variabel ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA
Pohan, Aulia. 2008, Potret Kebijakan Moneter Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Boediono, 2005. Ekonomi Makro, Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.
Putong, Iskandar.2002, Ekonomi Mikro, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nopirin.1986, Ekonomi Moneter, Yogyakarta: BPFE, Yogyakarta.
Ambarini Lestari, 2015, Ekonomi Moneter, Jakarta, In Media
https://manajement.info/2015/09/08/teori-penawaran-uang

Anda mungkin juga menyukai