Anda di halaman 1dari 14

Citra Junita 3EA35 (1121 5521)

Herjuno Satrio 3EA35 (1721 5664)


Ice Nuroktaviani 3EA35 (1321 5215)
Ilham Al Buchory 3EA35 (1721 5470)
Maya Shifa 3EA35 (1421 5091)
Veny Aprilia Seviyanti 3EA35 (1721 5013)
Permintaan uang merupakan faktor atau variabel penting

yang sangat mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi

serta fluktuasinya. Sehingga dengan kondisi serta situasi

ekonomi dan moneter ditiap negara yang bersangkutan

tergantung perilaku permintaan uang oleh masyarakat

(Wijaya, 1981).
Teori permintaan akan uang Keynes adalah teori yang
bersumber pada teori Cambridge, tetapi Keynes memang
mengemukakan sesuatu yang betul-betul berbeda
dengan teori moneter tradisi klasik.
Pada hakekatnya perbedaan ini terletak pada penekanan
oleh Keynes pada fungsi uang yang lain, yaitu sebagai
store of value dan bukan hanya means of exchange.
Teori ini kemudian dikenal dengan nama teori Liquidity
Preference (Boediono,1994:27).
Keynes menjelaskan, masyarakat
meminta (memegang) uang untuk 3
tujuan:
Permintaan uang untuk transaksi
Permintaan uang untuk berjaga-jaga
Permintaan uang untuk spekulasi
A. Pengertian secara khusus
Penawaran uang adalah jumlah uang yang
tersedia dalam suatu perekonomian. Namun bila
penawaran uang diartikan dalam teori moneter
mempunyai arti yang sama dengan jumlah uang
beredar.
B. Pengertian secara umum
Penawaran uang disebut sebagai jumlah uang yang
beredar yang diartikan sebagai semua uang kartal
dan uang giral yang ada di tangan masyarakat
namun bukan di bank, atau sebagai jumlah uang
kartal dan uang giral di luar sistem moneter yang
dimiliki sektor swasta domestik.
Definisi uang beredar dibedakan menjadi 3 (tiga)
yaitu:
Uang beredar dalam arti sempit (narrow money)
Uang beredar dalam arti luas (broad money)
Uang beredar dalam arti lebih luas
A. Uang beredar dalam arti sempit (narrow money)yang di
simbolkan dengan M1 yaitu meliputi, uang kartal (kertas +
logam) yang ada dalam peredaran ditambah dengan uang giral
(uang bank) yaitu deposito yang disimpan dalam bank-bank
umum dan dapat ditarik dengan menggunakan cek.

M1 = C + DD

Dimana :
M1 = Jumlah uang beredar dalam arti sempit
C = Currency/Uang Kartal (uang kertas dan uang logam)
DD = Demand Deposits (uang giral/ cek)
B. Uang beredar dalam arti luas (broad money) yang
disimbolkan dengan M2, yaitu meliputi: M1 ditambah uang
kuasi (tabungan dan deposito berjangka) di bank-bank umum.

M2 = M1 + TD + SD

Dimana:
M2 = Jumlah uang beredar dalam arti luas
TD = Time Deposit (Deposito berjangka)
SD = Savings Deposit (Saldo Tabungan)
C. Uang beredar dalam arti lebih luas yang disimbolkan M3
yaitu meliputi, M2 ditambah deposito dan tabungan berjangka
di lembaga-lembaga keuangan lain di luar bank umum (Sukirno,
2000: 421).

M3 = M1 + QM

Dimana:
M3 = Jumlah uang beredar dalam arti lebih luas
M1 = Jumlah uang beredar dalam arti sempit
QM = Uang Kuasi
Banyak faktor yang mempengaruhi
pergeseran kurva penawaran uang
antara lain:
A. Tingkat bunga
B. Tingkat inflasi
C. Pendapatan nasional
D. nilai tukar rupiah.
A. Tingkat bunga
Bunga merupakan imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa
ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman
atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila
diinvestasikan.
Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal
jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu disebut suku bunga.
Tingkat bunga merupakan faktor utama yang mempengaruhi
jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Tingginya
tingkat bunga menyebabkan biaya produksi meningkat yang
pada gilirannya menyebabkan dunia usaha menjadi lesu
B. Tingkat inflasi.
Inflasi ini terjadi akibat adanya permintaan total yang
berlebihan yang biasanya dipicu oleh membanjirnya
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang
tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga.
Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang
terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap
faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya
permintaan terhadap faktor produksi itu menyebabkan
harga faktor produksi meningkat.
C. Pendapatan nasional.
Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung
mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan pendapatan
nasional, yang selanjutnya akan mengurangi tingkat
pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat
cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan
pendapatan nasional dan menambah pengangguran. Bila
pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan
memperbanyak jumlah uang yang beredar dengan tujuan untuk
menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha (melalui
peningkatan suku bunga dan peningkatan harga).
D. Nilai tukar rupiah.
Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan

menurunkan jumlah rupiah yang beredar, sehingga

sesuai hukum keseimbangan permintaan dan

penawaran. Sebuah mata uang akan cenderung menjadi

lebih berharga bila permintaan menjadi lebih besar dari

pasokan yang tersedia. Nilai akan menjadi berkurang

bila permintaan kurang dari penawaran yang tersedia.

Anda mungkin juga menyukai