Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Permintaan Uang

Permintaan uang memegang peranan penting dalam perilaku kebijakan moneter di


setiap perekonomian. Banyak literatur yang telah memuat aspek teoritis maupun empiris dari
pennintaan uang bagi negara-negara yang sudah maju maupun negara-negara yang sedang
beikembang. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebijakan moneter telah banyak mencapai tujuan-
tujuan ekonomi. Friedman berpendapat bahwa kebijakan moneter dapat memberikan
kontribusi dalam mencapai stabilitas ekonomi dengan mengendalikan besaran-besaran
moneter yang bergerak tidak terkendali sehingga menjadi penyulut ketidakstabilan ekonomi,
serta membantu mengantisipasi ketidakstabilan yang disebabkan oleh besaran-besaran non
moneter (Sugiyanto,) 1995,

Dalam melihat peranan uang bagi perekonomian sebenarnya ada beberapa pandangan
yang berbeda oleh para ahli ekonomi. Golongan klasik berpendapat bahwa apabila telah
mencapai pengerjaan penuh (full employment) uang tidak berperan dalam perkembangan
ekonomi karena pertambahan uang hanya akan mengakibatkan peningkatan harga yang
proporsional dengan pertambahan uang tersebut. Golongan Keynes mengemukakan bahwa
pertambahan uang dalam keadaan perekonomian menghadapi pengangguran yang relatif
besar dapat menggalakkan perekonomian. Sedangkan golongan monetaris lebih yakin akan
peranan uang dalam perkembangan perekonomian, disamping menyadari adanya
kemungkinan berlakunya kenaikan harga (Sidiq, 2005:32)

2.2 Teori Kuantitas Uang : Irving Fisher

Teori permintaan uang Klasik bermula dari teori tentang jumlah uang beredar dalam
masyarakat (teori kuantitas uang). Teori kuantitas uang mengambarkan kerangka yang jelas
mengenai hubungan langsung yang sistematis antara pertumbuhan jumlah uang beredar dan
inflasi. Analisis Fisher dalam teori ini mengacu pada persamaan pertukaran (equation of
exchange) yang dirumuskan :
MV = PT (1.1)
Keterangan :
M = Jumlah uang beredar
V = Perputaran uang dari satu tangan ke tangan lain dalam satu periode
P = Harga Barang
T = Volume barang yang diperdagangkan/transaksi
Teori kuantitas menurut Fisher tersebut menyatakan bahwa jumlah uang dalam
peredaran dikalikan dengan velositas uang akan sama dengan nilai transaksi.
Berdasarkan kedua asumsi, dapat diperoleh Teori Kuantitas sebagai berikut:
Md = (1/V)PT (1.2)
Persamaan tersebut menyatakan bahwa dalam jangka pendek permintaan uang
merupakan proporsi yang tetap dari nilai transaksi/permintaan uang merupakan proporsi yang
konstan dari pendapatan.
Kondisi keseimbangan D=S
Ms = Md = (1/V)PT (1.3)
Perekonomian dalam keadaan full employment, V dan T dianggap tetap dalam jangka
pendek dan M merupakan variabel eksogen serta tingkat harga P merupakan variabel
endogen, yaitu perubahan tingkat harga bagian yang proporsional dari perubahan uang yang
beredar M.
Jika Persamaan (1.1) di reformulasi dengan cara menganti volume barang yang
diperdagangkan T dengan output riil O maka persamaan (1.1) dapat ditulis kembali sebagai:
MV = PO = Y (1.4)
Keterangan :
Y = PO = GNP nominal
V = tingkat perputaran uang ( income velicity of money )

Secara umum teori kuantitas dapat disimpulkan:

1. Bahwa adanaya tambahan JUB akan dibelanjakan semuanya tanpa dipikikan


kemungkinannya untuk ditabung.
2. Bahwa “V = velocity of money” dan “T” dianggap tetap dan hanya dipengaruhi oleh
faktor-faktor non-monoter.
3. Bahwa adanya tambahan JUB tidak akan mempengaruhi sector riil (classical dichotomy).
4. Bahwa tingakat harga umum akan selalu berubah mengikuti JUB.
Persamaan Cambridge (Marshall dan Pigou)
Permintaan uang Cambridge menekankan pada perilaku individu dalam
mengalokasikan kekayaannya dalam berbagai kemungkinan bentuk kekayaan (uang dan
bentuk kekayaan lain). Marshal memandang bahwa individu/masyarakat selalu menginginkan
sebagian (proporsi) tertentu dari pendapatannya diwujudkan dalam bentuk uang kas.
Selain motif transaksi, dianggap bahwa permintaan uang secara potensial dipengaruhi
oleh tingkat kekayaan riil, suku bunga dan harapan tentang kejadian di masa datang namun
dalam jangka pendek dianggap tetap, maka permintaan uang nominal dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut:

Md = k Py (1.5)
Keterangan :
P = tingkat harga
y = pendapatan riil
k = nisbah antara permintaan uang dengan pendapatan masyarakat

Marshall mengembangkan atau memperknalkan permintaan uang dengan fomulasi atau


rumusan sebagai berikut :

MV = kPO
= kY (1.6)
Keterangan :
K = 1/V

2.3 Teori Permintaan Uang : Keynes

Pada dasarnya teori Keynes merupakan pengembangan dari teori Klasik, dimana
melihat permintaan uang berdasarkan motif orang memegang uang. Dalam teorinya, Keynes
memperkenalkan tiga motif yang melandasi permintaan uang, yakni (1) motif transaksi, (2)
berjaga-jaga dan (3) spekulasi. Pandangan Cambridge inilah yang dikembangkan Keynes
bahwa motif orang memegang uang tidak hanya untuk transaksi saja melainkan untuk
berjaga-jaga dan spekulasi. Keynes menganggap bahwa permintaan uang kas untuk
memenuhi permintaan motif pertama dan kedua (transaksi dan berjaga-jaga) yang berubah
karena perubahan di dalam pengeluarannya, tetapi permintaan untuk kedua motif ini adalah
“interest inelastic” atau tidak dipengaruhi oleh berubahnya tingkat bunga.
Rumusan teori permintaan uang Keynes dikenal dengan teori Liquidity of Preference
yang diungkap dalam bukunya The General Theory of Employment, Interest, and Money.

1. Motif transaksi
Individu atau perusahaan memerlukan uang kas untuk melakukan transaksi.
Transaksi ini sering terjadi tidak bersamaan waktunya dengan penerimaan uang.
Pengeluaran ini sering kali tidak bisa diperkirakan terlebih dahulu, sehingga sangat
diperlukan adanya uang kas di tangan. Meskipun seandainya pengeluaran dan
penerimaan itu dapat diperkirakan dengan tepat, namun uang kas di tangan tetap
diperlukan. Sebab penerimaan yang diharapkan mungkin tidak jadi di terima, atau
pengeluaran untuk transaksi yang sangat penting untuk dilakukan sebelum waktu
penerimaan datang, atau mungkin suatu transaksi yang memberikan keuntungan besar
sangat menarik untuk dilakukan sebelum penerimaan datang dan sebagainya.

Uang diminta untuk kebutuhan transaksi, untuk Transaksi, Jumlah uang yang dibutuhkan
untuk transaksi (Lt) merupakan fungsi pendapatan
(Y) : Lt = f(Y).
Hubungan Lt dan Y = positif.
2. Motif jaga-jaga
Permintaan uang berkaitan orang untuk berjaga-jaga atau antisipasi menghadapi
kebutuhan tidak terduga.
Untuk Berjaga-jaga (tunai) Jumlah uang yang dibutuhkan untuk berjaga-jaga (Lj)
merupakan fungsi pendapatan
(Y) : Lj = f(Y).
Hubungan Lj dan Y = positif.
Permintaan L1 = Lt+Lj = f(Y) Permintaan uang tunai
3. Motif spekulasi
Sesuai dengan namanya, motif dari memegang uang ini adalah terutama untuk tujuan
memperoleh keuntungan yang bisa diperoleh dari seandainya si pemegang uang tersebut
meramal apa yang akan terjadi dengan benar. Pada teori Cambridge faktor
ketidaktentuan masa depan (uncertainly) dan faktor harapan (expectations) dari pemilik
kekayaan bisa mempengaruhi permintaan akan uang dari pemilik kekayaan tersebut.
Namun teori seperti itu tidak pernah membakukan faktor-faktor tersebut ke dalam
perumusan teori moneter mereka. Perumusan permintaan uang untuk motif spekulasi
dari Keynes merupakan langkah “formalisasi” dari faktor-faktor tertentu dalam teori
moneter.

Permintaan uang berkaitan dengan motif orang untuk melakukan spekulasi yang bisa
memberikan keuntungan. Disini masyarakat ada 2 pilihan dalam memegang
kekayaannya (2 alternatif) yaitu uang kas dan obligasi.
Untuk Spekulasi, jumlah uang yang dibutuhkan untuk spekulasi (L2) merupakan fungsi
suku bunga (r) :
L2 = f(r).
Hubungan L2 dan r = negatif

Model permintaan total dari Keynes dirumuskan sebagai berikut:


Md/p = [kY + (r,W)]
Keterangan : k = proporsi tertentu dari Y
Y = Pendapatan nasional
W = besarnya kekayaan
r = tingkat bunga
 = proporsi tertentu dari kekayaan dan tingkat bunga

Formulasi di atas menunjukkan bahwa permintaan uang secara riil ditentukan oleh
besarnya proporsi tertentu (k) terhadap pendapatan nasional (Y) untuk menunjukkan besarnya
permintaan uang untuk kepentingan transaksi, dan permintaan uang juga ditentukan secara
proporsional () oleh besarnya tingkat bunga (r) dan besarnya kekayaan (W).

Formulasi di atas di rubah secara nominal menjadi:


Md = [kY + (r,W)] P

 Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga


Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dipengaruhi oleh secara proporsional
oleh besarnya pendapatan nasional, ditunjukkan rumus sebagai berikut :
Lt + Lj = f(Y)
Artinya semakin tinggi tingkat pendapatan semakin besar kebutuhan uang oleh
masyarakat untuk transaksi dan berjaga-jaga.
Kurvanya ditunjukkan sebagai berikut :
Lt+ Lj Lt + Lj = f (Y)
Ltj = f (Y)

0 Y
 Permintaan uang untuk spekulasi
Spekulasi disini adalah spekulasi dalam surat-surat berharga khususnya obligasi. Para
spekulan membeli surat-surat berharga (obligasi) pada waktu obligasi murah, dan hubungan
antara tingkat bunga dengan surat obligasi adalah meningkatnya tingkat bunga bertendensi
mengakibatkan menurunnya harga obligasi (Pob) dan sebaliknya menurunnya tingkat bunga
bertendensi mengakibatkan meningkatnya harga obligasi. Permintaan untuk keperluan
spekulasi : LL = Li
Artinya permintaan uang untuk keperluan spekulasi tergantung pada tingkat bunga (i).
Kesimpulan teoritis tentang motif spekulasi dari Keynes adalah: pada waktu tingkat bunga
tinggi jumlah uang yang diminta masyarakat untuk motif spekulasi sedikit, sedangkan pada
waktu tingkat bunga rendah jumlah uang yang dibutuhkan masyarakat untuk motif spekulasi
besar. Berarti tingkat bunga dan motif memegang uang untuk spekulasi mempunyai
hubungan terbalik. Secara matematis jumlah permintaan uang untuk kepentingan spekulasi
dapat dirumuskan sebagai berikut : Ms = f (r)
Keterangan :
Ms = jumlah permintaan untuk kepentingan spekulasi
r = tingkat suku bunga
Secara grafik permintaan uang untuk motif atau kepentingan spekulasi dapat dilihat.
r

Ms = f (r)
1 y
2.4 Teori Permintaan Uang Monetarisme

Aliran monetaris pada prinsipnya menekankan bahwa perkembangan moneter


merupakan unsur penting dalam perkembangan produksi, kesempatan kerja dan harga –
harga. Kelompok monetaris berasumsi bahwa mekanisme pasar di dalam perekonomian
dapat berjalan secara otomatis sehingga harga – harga dapat segera menyesuaikan (naik atau
turun) apabila terjadi perbedaan (lebih besat atau lebih kecil) antara permintaan dan
penawaran pasar. Kelompok monetaris berpendapat bahwa uang hanya berpengaruh pada
tingkat inflasi dan tidak pada pertumbuhan ekonomi.

Tokoh aliran monetaris Milton Friedman menekankan bahwa perilaku dalam


pertumbuhan jumlah uang beredar sangat mempengaruhi aktivitas – aktivitas ekonomi. Stok
jumlah uang beredar dalam perekonomian akan menentukan laju inflasi dalam jangka
panjang. Ada keterkaitan antara perubahan dalam jumlah uang beredar dengan perubahan
tingkat aktivitas ekonomi.. Ketidakstabilan laju pertumbuhan jumlah uang beredar akan
tercermin pada berbagai aktivitas ekonomi.

Pemerintah perlu memperhatikan naik turunnya laju pertumbuhan uang beredar.


Karena pergerakan laju pertumbuhan uang beredar mempunyai pengaruh penting terhadap
jalannya perekonomian di masa depan. Secara umum laju pertumbuhan uang beredar yang
tinggi akan menyebabkan terjadinya boom inflasi. Sedangkan laju pertumbuhan jumlah uang
beredar yang rendah akan mendorong terjadinya resesi. Friedman menyarankan agar jumlah
uang beredar tidak boleh bertambah cepat dari seharusnya. Pedoman moneter yang
dianjurkan Friedman untuk mengatasi hal ini adalah bahwa jumlah uang beredar ditambah
setiap tahunnya sebesar laju pertumbuhan ekonomi.

Teori permintaan uang Friedman ini dikenal dengan restatement of the quantity theory
(penegasan kembali tentang teori kuantitas). Friedman menyatakan bahwa uang pada
prinsipnya merupakan salah satu bentuk kekayaan. Permintaan uang tergantung pada tiga hal,
yaitu: (a) total kekayaan yang dimiliki; (b) harga dan keuntungan {return) dari masing-
masing bentuk kekayaan; dan (c) selera dan preferensi pemilik kekayaan. Analisis Friedman
betitik tolak pada keuntungan marginal dari proses subtitusi antar bentuk kekayaan seperti
uang, obligasi, saham, surat berharga dan bentuk kekayaan yang lain (baik manusiawi
maupunnon manusiawi). Dari uraian di atas, fungsi permintaan Definisi kekayaan seseorang
adalah seluruh sumber "pendapatan" atau jasayang dapat dikonsumsi. Salah satu bentuk
kekayaan ini adalah kapasitas produktifdari manusia. Dengan demikian bentuk kekayaan
yang pertama yang dapat dimiliki seseorang adalah kapasitas produksi manusia (sumber daya
manusia). Hubungan antara seluruh aliran pendapatan (Y) dengan stok kekayaan (W), adalah
W= (Y/r), dimana r adalah tingkat bunga. Keuntungan dalam memegang uang berupa
kemudahan dalam melakukan transaksi. Secara nil, besamya keuntungan memegang uang ini
dipengamhi oleh volume barang yang ditransaksikan. Untuk per unit uang yang dipegang,
volume bafang yang dapat ditransaksikan ditentukan oleh harga barang, P. Dengan demikian
keuntungan memegang uang tergantung tingkat harga, P. Obligasi {Bond, B), misalnya
obligasi berperiode tidak terbatas {perpectual). Keuntungan memiliki obligasi dapat
berbentuk dua macam, yaitu: penerimaan perperiode yang nilai nominalnya tetap dan
pembahm harga obligasi. Dengan demikian besarnya keuntungan memegang senilai satu
mpiah obligasi dapat ditulis sebagai rb-(l/rb).(drb/dt). Seperti obligasi,saham {Equity, E)
dianggap sebagai hak memeperoleh aliran pendapatan riil yang konstan dalam Jangka waktu
yang tidak terbatas.

Dari uraian di atas, fungsi permintaan uang Friedman dapat ditulis sebagai berikut:

1d r b 1d P 1d r e 1dP Y
M = f(P,r b - ,r e + - , ; w ; ;u)
r bdt Pdt r e dt Pdt r

di mana: w = kecakapan

u = selera

Y
= kekayaan total
r

Keuntungan memiliki saham dapat berbentuk sejumlah uangnominal akibatperubahan


harga saham dan perubahan harga dari akibat bunga maupun hargadan yang lainseperti
devlden. secara matematik keuntungan memegang setiap satu rupiah saham dapat ditulis
menjadi r e + (l/P)(dP/dt) - (1/r e ¿ ¿ /dt). Bentuk kekayaan fislk memberikan aliran keuntungan
yang tidak berupa uang (nominal) namun berupa aliran barang atau jasa konsumsi. Secara
nominal, aliran barang dan jasa konsumsi ini dapat dinilai sesuai dengan perkembangan
harga. Dengan demikian keuntungan memegang setiap rupiah bentuk kekayaan fisik adalah
perubahan harga, (1/PXdP/dt). Selanjutnya, bentuk kekayaan yang Iain adalah kekayaan yang
bersifat manusiawi {human wealth). Salah satu cara untuk menentukan nilai kekayaan
manusia ini adalah dengan mengandaikan adanya kontrak penyerahan sejumlahaliranjasa dari
tenaga kerja pada periode terientu dengan imbalan pendapatan uang. Besar kecilnya nilai w
merupakan cerminan besar kecilnya kekayaan manusiawi yang perlu diperhitungkan di dalam
analisis pemiintaan uang. Preferensi seseorang dalam memegang berbagai bentuk kekayaan,
u, sama pengertiannya dengan preferensi seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang.
Dengan demikian u ini bisa langsung diterima sebagai salah satu variabel penentu besar
kecilnya jumlah uangyang diterima.

Model Monetarist

Pada konsep monetarist, pendapatan permanen dan kekayaan (W) memainkan peran
yang penting mempengaruhi permintaan uang dari pada tingkat bunga (R). Lagipula, peran
dari tingkat inflasi yang diharapkan (EP) juga dipertimbangkan. Dalam bentuk fimgsional,
permintaan uang dalam beberapa periode waktut adalah digambarkan sebagai berikut:

Md, = f(Wt,Rt,EPt,)

+ - +

Total kekayaan (TW) adalah dipisahkan secara umum dalam kekayaan yang bersifet
manusiawi dan non-manusiawi (human and non-human wealth). Dengan ' demikian, suatu
faktor yang esensial dari kekayaan yang bersifatnon-manusiawi adalah, bahwa nilai stok yaiig
ada (value of existing stok) dari modal riil yang tidak diketahui. Oleh karena itu, total
kekayaan diasumsikan terdiri dari kekayaan finansial (financial wealth, FW) dan kekayaan
non-fmansial (non-financial wealth, NFW).

TW = FW + NFW

Kekayaan nomfinasial (NFW) dapat diproksikan deiigan pendapatan pemianen


(permanent income). Kekayaan finansial (FW) sama dengan jumlah uang primer (monetery
base) dan nilai dari keuangan pemerintah (outstanding government securities). Ukuran ini
merupakan sebuah peikiraan dari'kekayaan finansial dari publik di Indonesia. Dengan
demikian .kita dapat menggunakan definisi ini selama non bank umum {public) memiliki
proporei besar terfiad^ slstem perbankan. jadi,kekayaan finansial dapat diekspresikan sebagai
berikut:

FW = (C P + S P) + ( R B+ S B )

FW = C P + R B + S P) + S B)

FW = B + S P) + S B)
di mana: C P = Uang yang dipegang oleh non-bwik umum

R B = Cadangan bank{bank reserves)

B = Monetary base

S P = Stok uang pemerintah yangdipegang oleh non-bank umum

S B= Stok uangyang dipegang oleh bankbank.

2.4 Perbedaan pandangan : Fredma vc Keynes

Keynesianisme, atau ekonomi ala Keynesian atau Teori Keynes, adalah suatu teori
ekonomi yang didasarkan pada ide ekonom Inggris abad ke-20, John Maynard Keynes. Teori
ini mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana baik negara maupun sektor swasta
memegang peranan penting. Teori ini menyatakan bahwa trend ekonomi makro dapat
memengaruhi perilaku individu ekonomi mikro. Keynes menekankan pentingnya permintaan
agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang
sedang lesu. Ia berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk
meningkatkan permintaan pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi.
Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan
bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan
permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan
meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi perekonomian
akan kembali ke tingkat normal.
Aspek psikologis, ketidakrasionalan yang menyebabkan ketidakstabilan. Itulah komponen
yang akan dibentuk oleh Keynes menjadi ekonomi makro yang dikemas dalam bukunya
general theory of employment interest, money dari teori tersebut banyak kritikan dan
sanggahan terutama mempertanyakan kapan full employment dapat tercapai. Yang ada
adalah mendekati kondisi full employment. Kemudian mekanisme pasar menurut Keynes,
tidak ada campur tangan pemerintah. Dalam pandangan Keynes, sebuah sumber daya akan
teralokasi, model manusia homoeconomicus.
o Ada gula ada semut (supply create its own human), penawaran akan mencapai
perminataan / hukum say.
o Mekanisme suku bunga merupakan mekanisme untuk memperbaiki kesamaan
tabungan dan investasi, untuk mengkonsumsi lebih banyak dimasa yang akan datang
industri yang dimaksud adalah kumpulan unit-unit usaha yang sama/kumpulan unit-
unit usaha yang menghasilkan output sejenis.
Kesimpulan utama dari teori ini adalah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis
untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full employment (lapangan
kerja penuh). Kesimpulan ini bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik seperti ekonomi
supply-side yang menganjurkan untuk tidak menambah peredaran uang di masyarakat untuk
menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal.

Kepakaran Friedman dalam bidang ekonomi tak ada yang meragukan. Ia disebut-
sebut sebagai orang kedua yang paling berpengaruh sepanjang sejarah ekonomi setelah Adam
Smith. Yang lain mengatakan, setelah John Maynard Keynes, tak ada lagi ekonom yang
sanggup mengubah cara berpikir dan bagaimana menggunakan perangkat ilmu ekonomi
selain Friedman. Dalam pernyataan ketika mengantar kemenangan Friedman, panitia Nobel
mengatakan, Friedman adalah “salah satu ekonom, komentator politik, dan esais yang paling
berpengaruh pada abad ini. Milton mungkin adalah ekonom yang diketahui hidup dengan
makmur.”
Dua tema pokok dalam karya Friedman adalah pentingnya arti uang dan kebebasan.
Tiga aspek pemikiran Friedman adalah:
 Study tentang fungsi konsumsi
 Argumennya tentang kesulitan dan permasalahan dalam penerapan kebijakanstabilitas
 Konstribusinya pada teori dan sejarah moneter

T eori konsumsi sederhana, yang dikemukakan Keynes, menyatakan bahwa pengeluaran


konsumsi terutama dipengaruhi oleh penghasilan saat sekarang. Sedangkan menurut
Friedman, yang dikemukakan dikenal dengan hipotesa pendapatan permanen, berpendapat
bahwa konsumsi menyesuaikan pengeluaran mereka dengan ekspektasinya tentang
pendapatan selama periode yang lebih lama.
Berlawanan dengan penekanan kebijakan fiscal yang dilakukan oleh ahli ekonomi
Keynesian, Friedman menyatakan bahwa uang dan kebijakan moneter berperan penting
dalam menentukan aktifitas ekonomi. Argumennya tentang pentingnya arti uang berasal dari
teori uang kuantitatif (MV=PQ), yang berarti bahwa jumlah uang dalam perekonomian (M)
dikalikan jumlah waktu yang digunakan tiap dolar dalam satu tahun untuk membeli barang
(V) harus sama dengan output ekonomi yang terjual tahun itu (PQ).
Friedman berpendapat bahwa kecepatan ini tergantung pada faktor ekonomi seperti
suku bunga dan perkiraan inflasi. Selain itu Friedman mengakui bahwa daripada membeli
barang orang-orang lebih suka memegang uang karena alas an lain yaitu karena keamanan
atau karena mereka berpikir bahwa harga persedian dan harga aset-aset yang lain mungkin
akn turun. Namun studi empiris yang dilakukan Friedman menemukan bahwa faktor-faktor
ekonomi ini hanya berdampak kecil pada kecepatan dan dampaknya ini cenderung menurun
dari waktu ke waktu. Karena kecepatan uang relative stabil, maka jumlah uanglah yang
terutama berdampak pada tingkat aktivitas ekonomi.
Friedman menyatakan bahwa ketika mungkin uang berpengaruh pada aktivitas
ekonomi dalam jangka pendek, dalam jangka panjang uang bisa nertal dan bisa tidak
memiliki dampak ekonomis. Friedman menyatakan bahwa semua inflasi berasal dari terlalu
banyaknya permintaan barang ketika terlalu banyak uang yang diciptakan. Karena inflasi
menurut Friedman adalah semata-mata fenomena moneter, satu-satunya solusi masalah
inflasi adalah harus mengendalikan pertumbuhan persediaan uang. Friedman menunjukan
bahwa otoritas moneter dapat menciptakan depresi, inflasi dan hasil-hasil ekonomi yang tidak
diharapkan melalui kesalahan mereka dalam mengelola persediaan uang. Menurut Friedman,
karena bank sentral tidak dapat dipercaya untuk mengambil kebijakan yang tepat, maka bank
sentral seharusnya dipaksa mengikuti aturan moneter daripada dibiarkan melakukan
mismanajemen dalam persediaan uang. Friedman menyatakan bahwa otoritas moneter terlalu
dipengaruhi oleh otoritas fiskal dan Departemen Keuangan Negara. Aliran monetaris pada
prinsipnya menekankan bahwa perkembangan moneter merupakan unsur penting dalam
perkembangan produksi, kesempatan kerja dan harga – harga.
Pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan unsur yang paling dapat diandalkan
dalam perkembangan moneter dan bahwa perilaku otoritas moneter menentukan jumlah uang
beredar. Kelompok monetaris berasumsi bahwa mekanisme pasar di dalam perekonomian
dapat berjalan secara otomatis sehingga harga – harga dapat segera menyesuaikan (naik atau
turun) apabila terjadi perbedaan (lebih besat atau lebih kecil) antara permintaan dan
penawaran pasar. Kelompok monetaris berpendapat bahwa uang hanya berpengaruuh pada
tingkat inflasi dan tidak pada pertumbuhan ekonomi. Implikasinya adalah bahwa kebijakan
moneter tersebut perlu dilakukan dengan rules yang dibakukan dan diarahkan untuk
mengendalikan inflasi. Kebijakan moneter tidak dapat dipergunakan secara aktif
mempengaruhi kegiatan ekonomi riil, dalam arti dapat dilonggarkakn apabila sektor riil
sedang lesu dan diketatkan apabila terjadi peningkatan kegiatan ekonomi secara berlebihan.
Tokoh aliran monetaris Milton Friedman menekankan bahwa perilaku dalam
pertumbuhan jumlah uang beredar sangat mempengaruhi aktivitas – aktivotas ekonomi. Stok
jumlah uang beredar dalam perekonomian akan menentukan laju inflasi dalam jangka
panjang. Ada keterkaitan antara perubahan dalam jumlah uang beredar dengan perubahan
tingkat aktivitas ekonomi. Secara umum laju pertumbuhan uang beredar yang tinggi akan
menyebabkan terjadinya boom inflasi. Sedangkan laju pertumbuhan jumlah uang beredar
yang rendah akan mendorong terjadinya resesi. Friedman menyarankan agar jumlah uang
beredar tidak boleh bertambah cepat dari seharusnya. Pedoman moneter yang dianjurkan
Friedman untuk mengatasi hal ini adalah bahwa jumlah uang beredar ditambah setiap
tahunnya sebesar laju pertumbuhan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai