Anda di halaman 1dari 6

IV.

UANG, AKTIVITAS EKONOMI DAN HARGA


..........................................................................................................................
a. Memahami hubungan antara jumlah uang, aktivitas ekonomi dan harga.
b. Memahami teori-teori nilai dan harga
..........................................................................................................................
TEORI KUANTITATIF
Teori mengenai nilai uang dalam pemikiran ekonomi konvensional
dimulai pada abad ke XVI, melalui bukunya Jean Bodin, ekonom Perncis,
yang berjudul “ Reponse aux Paradoxes de M de Molestroit “, tahun 1568.
Bodin membahas tentang teori uang dan harga. Dalam teorinya Bodin
menyajikan unsur-unsur pokok teori kuantitatif tentang uang; yang kemudian
dikembangkan oleh Irving Fisher 1911 melqlui bukunya “ The Purchasing
Power of Money “
Dalam uraian teorinya Bodin menyebutkan bahwa kenaikan harga
disebabkan oleh lima factor, yaitu : Pertama : Bertambahnya logam mulia
emas dan perak; Kedua : Praktek monopoli yang dilakukan oleh swasta mau
pun peran Negara; Ketiga : Jumlah barang di dalam negeri menjadi langka
karena sebagian besar produksi diekspor; Keempat : pola hidup mewah di
kalangan raja dan bangsawan sekitarnya; Kelima : Menurunnya mata uang
logam karena isi karat yang terkandung di dalamnya dikurangi atau
dipermainkan.
Di masanya Bodin memang perdagangan luar negeri sedang meningkat.
Negara-negara pengekspor kebanjiran emas. Jumlah emas bertambah,
sehingga terjadi ketimpangan jumlah uang dan emas; emas turun harganya.
Namun tidaklah demikian dengan barang-barang lain di luar emas. Harganya
terus naik bersejajaran dengan semakin meningkatnya jumlah emas yang
masuk ke dalam negeri sebagai hasil kegiatan ekspor. Pasok uang semakin
banyak, karena emas sebagai bahan baku uang terus bertambah. Namun

UANG, AKTIVITAS EKONOMI DAN HARGA 1


bersamaan dengan itu pula, orang banyak yang mencetak uang logam
( termasuk melebur uang logam dan mencetak kembali uang logam ) dengan
menurunkan kadar atau karatnya. Gejala penurunan karat uang logam bagi
Bodin merupakan dpresiasi nilai uang. Dalam hal ini Bodin menyarankan agar
menyimpan emas sebagai cadangan untuk mengendalikan inflasi. Praktek
monopoli baik oleh swasta mau pun pemerintah akan merupakan salah satu
sebab yang mendorong meningkatnya harga barang. Pasok uang bertambah
pula dengan sikap kosnumtif di kalangan raja dan para bangsawan
disekitarnya; mengandung dampak inflatoir.
Sayang ada garis pemikiran ekonomi yang hilang antara Abu Ubaid
dan Iman Al-Ghazali dengan Jean Bodin, yang secara hipotetis sebenarnya
berada dalam satu garis. Bodin menyebut turunnya kadar emas dalam uang
logam merupakan depresiaisi nilai. Dan nilai uang ada menurut Abu Ubaid
karena fungsinya yang kemudian dikuantifikasi oleh Imam al-Ghazali bahwa
nilai uang ditentukan oleh tingkat produktivitas masyarakatanya. Missing link
ini mungkin terjadi ketika buku-buku Islam di Perpustakaan Mesjid Aya
Sofya di Jabal Tarik ( Gibraltar ) di bakar.
Pemikir-pemikir ekonomi konvesional lainnya yang mengembangkan
teori kuantitatif adalah David Ricardo, D.H. Robertson, Marshall dan Irving
Fisher.
a. Teori kuantitas David Ricardo. David Ricardo adalah seorang Ekonom
Mashab Klasik yang paling menonjol setelah Adam Smith. Bukunya :
The Principles of Political Economy and Taxation “ ( 1821). Ada empat
permasalahan pokok yang menjadi bahasan Ricardo, yaitu : (1). Teori
tentang nilai dan harga barang; (2). Teori distribusi pendapatan saebagai
pembagian hasil dari seluruh produksi yang disajikan sebagai teori upah,
teori sewa tanah, teori bunga dan laba; (3). Teori tentang perdagangan
internasional dan (4). Teori tentang akumulasi dan perkembangan

UANG, AKTIVITAS EKONOMI DAN HARGA 2


ekonomi. Khusus mengenai teori nilai dan harga barang; bagi Ricardo
barang yang nilainya dipersoalkan harus berguna dalam arti mebgandung
faedah nyata ( memiliki nilai guna ); jika tidak barang tersebut tidak akan
ditukar untuk memperoleh barang lain. Dalam hubungan ini Ricardo
mulai mempersoalkan pengaruh antara banyak dan langkanya jumlah
barang terhadap harga barang. Persoalan inilah yang menjadi benih
pemikiran yang berkaitan dengan perimbangan antara penawaran dan
permintaan. Nilai uang bagi Ricardo berhubungan dengan jumlah uang.
Bila jumllah uang naik dua kali lipat, maka nilai uang turun setengah dari
semula. Atau berbanding terbalik. Toeri Ricardo biasa dirumuskan
dengan M = k P. M jumlah uang uang, P adalah tingkat harga dan k
adalah factor konstanta bila keadaan lainnya ceteris paribus ( tidak
berubah ).
b. Teori kuantitatif H.D. Robertson; Teori H.D. Robertson sebenarnya
sebenarnya hampir sama dengan teori Irving Fisher. Bahkan rumus yang
dipergunakan oleh Robertson merupakan modifikasi dari Rumus Irving
Fisher MV = PT . Robertson mengubahnya menjadi M = KTP. V-nya
Irving Fisher diubah menjadi K –nya Robertson yang berarti Cash
Balance. Disebut juga Cash Balance Approach atau Cambrigde
Equation sesuai dengan Institusi tempat Robberson bekerja, Cambridge
University.
c. Teori Kuantitatif Marshall. Alfred Marshall adalah seorang ekonom dari
Cambridge University. Melalui bukunya “ Princioples of Economics “
( 1891 ). Marshall berpendapat bahwa nilai dan harga barang ditentukan
oleh pihak peminta ( pembeli )dan pihak pemasok. Pembeli memiliki
penilaian subyektif berdasar faedah marginal dari barang akan dibelinya,
sebaliknya pemasok ditentukan oleh biaya riel ( real costs ) dalam proses
pembuuatannya yang di dalamnya mengandung pengorbanan pihak

UANG, AKTIVITAS EKONOMI DAN HARGA 3


pekerja dan pemilik modal yang telah menyediakan modalnya untuk
berproduksi. Marshal mmerumuskannya dalam hubungan sebagai
berikut : M = kY. M adalah jumlah uang yang beredar, k adalah koefisien
penyeimbang kedua sisi persamaan ini berupa pendapatan riel yang ingin
diperoleh orang dalam bentuk uang; sedang Y adalah produksi atau
pendapatan nasional. Y-nya Marshall adalah pendapatan nasional yang
sama dengan jumlah produksi kali harga. Bila dihubungkan dengan
Rumus Irving Fisher k-nya Masrhall sama dengan 1/V –nya Irving Fisher.
d. Teori Kuantitatif Irving Fisher. Irving Fisher adalah ekonom Amerika
Serikat yang mengajar di Yale Universitay. Ia adalah salah seorang
pelopor metode kuantitatif dan teknik matematika dalam mengkaji dan
menganalisa masalah-masalah ekonomi. Penggunaan bahan-bahan
statistic empiris yang intens dalam setiap penelitiannya Irving Fisher telah
mengangkat bidang kegiatan statistic sebagai bidang ilmu pengetahuan
tersendiri. Dalam bukunya “ The Purchasing Power of Money “, Irving
Fisher melalui teori indek telah mengungkapkan perkira-perkiraannya
mengenai laju peredaran uang dan volume perdagangan. Dasar teori
kuantitatif Irving Fisher adalah bahwa tingkat harga barang adalah
sepadan dengan perkembangan terhadap jumlah pasok uang.
Perkembangan harga dianggap proporsional dengan perkembangan
jumlah uang yang beredar: bila jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat duakali lipat harga akan naik duakali lipat pula. Irving Fisher
merumuskan teorinya kuantitatifnya dalam rumusan : MV = PT. M
menunjukan jumlah uang yang beredar, V adalah kecepatan uang beredar,
P adalah harga barang dan T adalah volume perdagangan. Rumus ini
memang merupakan gambaran dari jumlah uang yang beredar dikalikan
dengan kecepatan uang beredar dalam suatu waktu tertentu yang
menunjukkan jumlah total permintaan ( demand ) akan barang-barang.

UANG, AKTIVITAS EKONOMI DAN HARGA 4


Nilai ini sama dengan jumlah total pasok ( supply ) barang-barang kali
harga barang pada waktu yang sama. Teori kuantitatif ini berpijak pada
sumsi bahwa kecepatan uang beredar ( V ) adalah tetap, realtif satbil
dalam jangka waktu pendek, demikian juga T dianggap sesuai dengan
kapasitas terpasang.
Disesuai dengan perkembangan ekonomi mutakhir, rumus teori
kuantitatif Irving Fisher ini ditulis sebagai berikut : PT = MV + M’V’ ;
dengan P menunjukkan harga, T jumlah transaksi yang menunjukan
aktivitas ekonomi; M adalah jumlah uang chartal yang beredar; V adalah
kecepatan beredar uang chartal ; M’ adalah jumlahuang giral yang
beredar dan V’ adalah kecepatan beredar uang giral.
Dari uraianteori-teori kuantitatif tadi, secara esensial sebenarnya tidak
jauh berbeda, teori ini berkisar pada hubungan antara jumlah uang yang
beredar dengan jumlah barang-barang yang diperdagangkan. Jumlah uang
yang beredar menunjukkan permintaan akan barang ( demand ), dan jumlah
barang – barang yang diperdagangan menunjukkan supply barang ke pasar
Titik temu antara permintaan dasn penawaran ini menghasilkan harga. Harga
memnjadi titik imbang antara nilai uang dengan jumlah barang yang bisa
diperoleh di pasar. Jadi harga menunjukkan nilai uang pada suatu waktu
ttertentu dan sekaligus menggambarkan berapa banyak barang-barang bisa
diperoleh setiap satuan nilai uang.
Melalui teori kuantitatif ini, ilmu ekonomi memperoleh gambaran
teoritis bagaimana cara mempertahankan keseimbangan antara jumlah uang
yang beredar dengan jumlah barang-barang yang diperdagangkan. Cara ini
dikenal dengan Kebijaksanaan Moneter dan Kebijaksanaan Fiskal.
Kebijaksanaan Moneter berkaitan dengan cara bagaimana mengendalikan
pasok uang untuk memenuhi kebutuhan ( permintaan ) akan barang. Dan
sebaliknya Kebijaksanaan Fiskal berkaitan dengan kebijaksanaan penyusunan

UANG, AKTIVITAS EKONOMI DAN HARGA 5


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara seperti apa yang dapat mendorong
peningkatan produktivitas masyarakat

UANG, AKTIVITAS EKONOMI DAN HARGA 6

Anda mungkin juga menyukai